Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

BIOFUEL TANAMAN

Oleh
M ABIANSYAH
220310116

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa
yang diberikan kepada seluruh makhluk hidup tanpa terkecuali. Untuk itu lingkungan
yang baik dan sehat merupakan suatu hak mutlak yang dikaruniakan bagi makhluk hidup.
Dengan demikian, hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat adalah
sama bagi semua manusia bahkan mahluk hidup yang ada di dunia.
Lingkungan yang baik dan sehat merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
menunjang kelangsungan hidup manusia. Selain setiap orang berhak atas lingkungan
hidup yang baik dan sehat, juga memiliki kewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup. Seperti yang telah dijelaskan di atas, lingkungan hidup
yang baik dan sehat bukan saja merupakan suatu hak, tapi didalamnya juga harus
memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melindungi serta mengelola atau
melestarikan agar semakin hari semakin baik dan sehat. Oleh karena itu jelaslah bahwa
lingkungan merupakan suatu hal yang penting yang patut dijaga, dilindungi, dikelolah,
dan dilestarikan.

Komponen lingkungan Biotik, Abiotik dan Sosial Budaya saling mempengaruhi


dan dapat menentukan kualitas suatu lingkungan hidup seperti halnya aktifitas
transportasi, industry, bahkan aktivitas rumah tangga dari kegiatan manusia
memerlukan energi yang semakin hari semakin meningkat mempengaruhi lingkungan
abiotic baik itu udara air, tanah dan lingkungan fisik lainnya yang selanjutnya akan
berdampak pula terhadap lingkungan biotik.
Penggunaan energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (non renewable energy)
seperti minyak bumi dan batubara memberikan dampak negative terhadap lingkungan
karena emisi yang dilepaskan diyakini sebagai salah satu sumber terbesar terjadi
pemanasan global yang telah menjadi isu dunia
Berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil
diantaranya dengan penggunaan Biofuel yang merupakan bahan bakar yang dapat
perbaharui (renewable energy) yang terbuat dari bahan-bahan organik berasal dari
tanaman yang memiliki kadar nabati tinggi seperti kelapa sawit, alga, dan tanaman yang
mengandung gula seperti tebu dan sorgum, serta tanaman yang mengandung pati
seperti jagung kedelai
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka didapatkan beberapa pertanyaan yang


perlu dijawab.
1. Apa pengertian Biofuel?

2. Bagaimana Biofuel sebagai energi baru dan terbarukan dalam upaya proteksi
lingkungan?

1.3. Tujuan dan Manfaat

Penulisan makalah ini memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui definisi Biofuel.

2. Untuk mengetahui manfaat Biofuel sebagai energi baru dan terbarukan dalam
upaya proteksi lingkungan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Biofuel

Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan organik yang dapat
berasal dari tanaman yang memiliki kadar nabati tinggi seperti kelapa sawit, alga, dan
kedelai. Biofuel dapat pula berasal dari tanaman yang mengandung gula seperti tebu
dan sorgum, serta tanaman yang mengandung pati seperti jagung. Selain dapat
diproduksi langsung dari olehan hasil tanaman, biofuel juga dapat diproduksi dari
proses dekomposisi limbah organik seperti limbah pabrik kelapa sawit, kotoran
hewan, limbah rumah tangga, dan limbah organik lainnya. Biofuel dapat digunakan
sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar yang berasal dari fosil terdiri
dari berbagai jenis diantaranya biogas, minyak sayur, biodiesel, dan bioethanol.
Potensi produksi Biofuel di Indonesia sangat besar dengan ketersediaan bahan baku
yang memadai, berdasarkan data dari Palm Oil Analytics, tahun
2016 Indonesia sudah berada pada urutan pertama dunia dengan produksi

CPO mencapai 34,520 juta ton. Disusul Malaysia dengan produksi CPO

17,320 juta ton, urutan selanjutnya adalah Thailand dengan produksi CPO

sebanyak 2,3 juta ton.

Indonesia telah menjalankan program B20 dengan mewajibkan pencampuran 20%


Biodiesel dengan 80% bahan bakar minyak jenis Solar. Regulasi yang mengatur
tentang pentahapan mandatori program B20 adalah Peraturan Menteri Energi dan
Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 32 tahun 2008 tentang Penyediaan,
Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar
Lain.Dalam peraturan ini ditetapkan target pentahapan pencampuran biodiesel untuk
semua sektor terkait.
Indonesia adalah negara pertama yang berhasil mengimplementasikan B20 dengan
bahan baku utama bersumber dari kelapa sawit. Negara lain yang juga telah berhasil
mengimplementasikan B20 adalah Minnesota, Amerika
Serikat mulai sejak Mei 2018. Kolombia baru mengimplementasikan B10 pada
tahun 2011 dan Malaysia juga pada tahap B10 pada tahun 2019.
Tujuan penggunaan Biofuel di Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar

29% dari BAU pada 2030.

2. Meningkatkan ketahanan dan kemandirian energi.

3. Stabilisasi harga CPO.

4. Meningkatkan nilai tambah melalui hilirisasi industri kelapa sawit.

5. Memenuhi target 23% kontribusi EBT dalam total energi mix pada 2025.

6. Mengurangi konsumsi dan impor BBM.

7. Mengurangi emisi GRK.

8. Memperbaiki defisit neraca perdagangan. (Peraturan Menteri ESDM No. 12 Tahun


2015)

2.2 Biofuel sebagai upaya proteksi lingkungan

Biofuel sebagai sumber energi terbarukan (renewable), dapat menyeimbangkan


keamanan energi dan lebih ramah terhadap lingkungan karena penggunaan Biofuel
menghasilkan karbondioksida (CO2) lebih rendah dari bahan bakar fosil, hal ini
dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan kandungan oksigen, menurut
Bhatia S., dkk dalam penelitian Nazarudin dkk tentang Aktivasi, Karakterisasi Arang
Dari Ketel Uap PTPN VI Sungai Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya Pada
Perengkahan CPO Menjadi Bensin menyatakan bahwa merupakan sumber bahan
bakar yang bebas kandungan nitrogen dan sulfur.
Penggunaan biodiesel dapat meningkatkan kualitas lingkungan karena bersifat
degradable (mudah terurai). Berdasarkan hasil Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan
Biodiesel 20% (B20) yang dilakukan oleh Ditjen EBTKE bersama beberapa
stakeholder terkait pada tahun 2014, diperoleh hasil uji emisi sebagai berikut :
1. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi CO yang lebih rendah
dibandingkan kendaraan B0. Hal ini dipengaruhi oleh lebih tingginya angka cetane dan
kandungan oksigen dalam B20 sehingga mendorong terjadinya pembakaran yang lebih
sempurna.
2. Kendaraan berbahan bakar B20 menghasilkan emisi Total Hydrocarbon (THC)
yang lebih rendah dibandingkan kendaraan B0. Hal ini disebabkan pembakaran yang
lebih baik pada kendaraan B20, sehingga dapat menekan emisi THC yang dihasilkan.
Indonesia pada tahun 2018 pemanfaatan Biodiesel mencapai 3,75 juta KL,
dan dapat menurunkan impor solar sebesar 466.902 KL serta mendapatkan
penghematan devisa sebesar US$1,89 Miliar USD atau sejumlah Rp 26,27 Triliun.
Pemanfaatan biodiesel tahun 2018 juga telah berhasil menurunkan emisi GRK dan
meningkatkan kualitas lingkungan sebesar 5,61 juta ton CO2, dengna ini membantu
memenuhi komitmen Pemerintah untuk mengurangi emisi GRK sebesar 29% dari BAU
pada 2030 sebagai upaya mitigasi pemanasan global

Pemanfaatan Biofuel yang terbukti menimbulkan emisi lebih rendah dari bahan
bakar fosil, juga diharapkan juga mampu mengurangi potensi pencamaran dan
kerusakan lingkungan dari aktifitas produksi bahan bakar fosil yang selama ini berjalan
secara massif untuk memenuhi kebutuhan energi manusia yang semakin hari semakin
meningkat. Upaya memaksimalkan produksi energi baru dan terbarukan terus
dilakukan dengan konsep waste to energy untuk menjawab tantangan dalam
menciptakan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) seperti dalam
penelitian Nazarudin dkk pada tahun 2016 berjudul Studi Sintesis Katalis Cr/Sio2 Dari
Limbah Arang Pabrik Kelapa Sawit Serta Uji Aktivitasnya Pada Proses Perengkahan
Katalitik Crude Palm Oil (CPO) dengan kesimpulan sebagai berikut :
1. Limbah pabrik kelapa sawit dapat dijadikan sumber silika dan bisa disintesis
menjadi katalis amorphous Cr/SiO2.
2. Aktivitas katalis Cr/SiO2 untuk menghasilkan cairan hasil perengkahan cukup
signifikan bila dibandingkan dengan perengkahan termal, namun tingkat konversi yang
dihasilkan masih san
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Lingkungan hidup adalah semua yang ada di sekitar manusia baik itu biotik
maupun abiotik yang mendukung pemenuhan keperluan hidup manusia. Kerusakan
lingkungan hidup disebabkan oleh dua faktor yaitu akibat peristiwa alam dan akibat
perbuatan manusia. Upaya untuk melestarikan lingkungan hidup yaitu dengan cara
menjaga kelestarian air, kelestarian tanah, kelestarian udara, kelestarian hutan, dan
kelestarian flora dan fauna yang ada di lingkungan hidup.
Biofuel adalah bahan bakar yang berasal dari bahan-bahan organik yang dapat
berasal dari tanaman yang memiliki kadar nabati tinggi seperti kelapa sawit, alga, dan
kedelai. Biofuel dapat pula berasal dari tanaman yang mengandung gula seperti tebu dan
sorgum, serta tanaman yang mengandung pati seperti jagung. Selain dapat diproduksi
langsung dari olehan hasil tanaman, biofuel juga dapat diproduksi dari proses
dekomposisi limbah organik seperti limbah pabrik kelapa sawit, kotoran hewan, limbah
rumah tangga, dan limbah organik lainnya.
Biofuel sebagai sumber energi terbarukan (renewable), dapat menyeimbangkan
keamanan energi dan lebih ramah terhadap lingkungan karena penggunaan Biofuel
menghasilkan karbondioksida (CO2) lebih rendah
dari bahan bakar fosil,.

3.2. Saran

Dengan mengetahui definisi Biofuel dan manfaat Biofuel sebagai


energi baru dan terbarukan dalam upaya proteksi lingkungan, diharapkan kita
pemanfaatan Biofuel terus ditingkatkan dan dikembangkan agar tercipta kelestarian
fungsi lingkungan hidup
DAFTAR PUSTAKA

Nazarudin dkk tahun 2007 telah melakukan penelitian berjudul The Effect Of The
Addition Of Alkaline Metals (K,Li,Na) To Ni-Charcoal Catalyst In The Convertion
Of Crude Palm Oil (CPO) Into Gasoline Through Catalytic Niacking
Nazarudin dkk. 2006 Aktivasi, Karakterisasi Arang Dari Ketel Uap PTPN VI Sungai
Bahar Jambi Dan Uji Aktiviatasnya Pada Perengkahan CPO Menjadi Bensin
Nazarudin, dkk. 2006, Optimasi Dengan Respone Surface Methodology Pada
Kondisi Reaksi perengkahan Crude Palm Oil (CPO) Menggunakan Katalis Cr-Carbon
dan Ni-Carbon, Laporan Penelitian Hibah Pekerti, LPPM Unja
Nazarudin, dkk. 2007. Optimasi Dengan Respone Surface Methodology Pada Kondisi
Reaksi Perengkahan Crude Palm Oil (CPO) Menggunakan Katalis Cr-Carbon.
Lampung. Jurnal Sains MIPA.
Nazarudin, dkk. 2016. Studi Sintesis Katalis Cr/Sio2 Dari Limbah Arang Pabrik Kelapa
Sawit Serta Uji Aktivitasnya Pada Proses Perengkahan Katalitik Crude Palm Oil
(CPO) Laporan Penelitian Hibah Pekerti, LPPM Unja
Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 12 tahun 2015 tentang
Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No.
32 tahun 2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan dan Tata Niaga Bahan Bakar
Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain
Undang-undang 32. 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidu

Anda mungkin juga menyukai