PENDAHULUAN
1
tepat untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tak terbarukan dan mulai menipis
persediaannya. Selain karena ketersediaannya, perolehan dan penggunaan bahan bakar
fosil yang tidak ramah lingkungan juga menjadi alasan dijadikannya biofuel sebagai salah
satu sumber energi yang paling dicari dan diteliti saat ini. Bomani dkk. (2009) berpendapat
bahwa penggunaan biofuel mulai menjadi populer karena kemampuannya untuk
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Di Indonesia sendiri, industri biofuel secara formal telah dimulai sejak tahun 2006
(Silviati, 2008; Slette dan Wiyono, 2013). Akan tetapi, Indonesia telah menjadi pengimpor
minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk biodiesel pada tahun-tahun sebelumnya
(Haryanto, 2002). Menurut Silviati (2008), di Indonesia ada 60 tanaman yang dapat
digunakan sebagai bahan baku biofuel termasuk kelapa sawit, jarak pagar, tebu, sorgum,
dan ketela. Oleh karena itu, potensi Indonesia dalam industri biofuel sesungguhnya cukup
besar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara
langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial,
domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah
organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi
limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas
(mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk
menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman
yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan
ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena
kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur
dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan
dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun
2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil
tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan
kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi
biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil
yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan
tahun ke udara. Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit
meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan
3
apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel
mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan
energy. Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah
menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis atau
tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi
untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang
kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Saat dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung
dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk
menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa
dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol. Berikut ini
sumber daya alam yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan biofuel :
Nama Lokal Nama Latin Sumber Isi P / NP
Minyak % Berat Kering
4
5
2.2 Jenis-jenis Biofuel
1. Energi Bahan Bio dari Limbah
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi
berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah
mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari
limbah untuk memberikan kontribusi bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu
menyimpulkan bahwa pada tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari
biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah
peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah
yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik. Secara kolektif gas-gas
ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah.
Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau
menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50%
metana, gas yang juga terdapat di dalam gas alam.
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat
penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal
yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil
pemanasan globalnya melebihi karbondioksida. Frank Keppler dan Thomas Rockmann
menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana CH4.
Proses pembuatan baku limbah buah papaya
Peralatan yang dibutuhkan:
1. Mesin parut untuk menghancurkan buah. Kalau mesin parut susah didapat, bisa
juga pakai manual dengan cara ditumbuk.
2. Drum atau bak untuk menampung bahan baku.
3. Drum atau bak fermentasi
4. Timbangan kecil. Bisa pakai timbangan kue.
5. Ethanol meter. Kalau alat ini perlu dibeli di kota. Biasanya ada di toko-toko yang
menjual alat-alat laboratorium.
6. Distilator. Alat ini harus dipesan ke produsennya. Sesuaikan kapasitas distilator
dengan kapasitas produksi ethanolnya.
7. Peralatan pendukunh lainnya, seperti: ember, gayung, parang, dan lain-lain.
6
Bahan-bahan
1. Limbah buah, jelas ini adalah bahan baku utamanya.
2. Ragi roti. Bisa pakai ragi roti yang banyak dijual di toko yang menjual
bahan baku kue/roti.
3. Urea dan NPK (15-15-15), untuk nutrisi tambahan ragi.
Resep Bahan
Ragi = 0.5% x kadar gula x volume sari buah Urea = 0.5% x kadar gula x
volume sari buah NPK = 0.2% x kadar gula x volume sari buah
Sebagai contoh kadar gula sari buah adalah 10%, maka untuk setiap 1 drum
volume 200 liter penambahan bahan-bahannya adalah:
– 100 gr Ragi
– 100 gr Urea
– 40 gr NPK
Cara pembuatan
2. Masukkan Urea & NPK ke dalam drum dan dicampur hingga merata.
7
3. Encerkan yeast dengan air hangat-hangat kuku, diaduk sampai muncul
buihnya.
4. Masukkan ragi ke dalam sari buah dan diaduk sampai tercampir merata.
5. Campuran ragi roti dan NPK harus diaduk sampai tercampur merata.
6. Sari buah difermentasi minimal selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak
muncul buihnya lagi.
7. Sari buah diperas dan diambil airnya.
8
mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca jika tanaman tidak dibakar secara
langsung.
5. Merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil instan.
6. Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia.
7. Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna.
2. Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas
dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat
digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak
langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat). Dalam banyak kasus, minyak sayur
dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan
mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional. MAN B&W
Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung
dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami
9
peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan
sebagai bahan bakar.
10
4. Kendaraan dengan bahan bakar minyak nabati memiliki jarak tempuh lebih jauh
dibandingkan yang bekerja dengan bahan bakar minyak. Jarak tempuh lebih jauh
berarti lebih hemat bahan bakar sekaligus menekan biaya.
5. Minyak nabati bisa diproduksi secara lokal sehingga mengurangi ketergantungan pada
minyak dari negara asing.
6. Minyak nabati lebih aman digunakan karena lebih sulit terbakar saat kendaraan
mengalami kecelakaan.
7. Minyak nabati melumasi mesin jauh lebih efektif yang pada gilirannya membantu
menekan biaya pemeliharaan.
3. Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi
dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang
komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak
(atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol
(atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1
bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel
mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100%
biodiesel.
11
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk
penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di
kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia
di banyak stasiun bahan bakar. Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota
beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh
cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal
2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat
menjadi 1 miliar galon.
Proses pembuatan biodesel mempunyai Senyawa utamanya adalah ester. Ester
mempunyai rumus bangun sebagai berikut :
12
Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus
mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik
yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat
dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi
persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel. Perbandingan sifat fisik dan
kimia biodiesel dengan minyak solar disajikan pada Tabel dibawah :
13
- Bahan bakunya terbaharukan
- Angka setana tinggi
Trigliserid
Minyak atau lemak adalah substansi yang bersifat non soluble di air
(hidrofobik) terbuat dari satu mol gliserol dan tiga mol asam lemak. Minyak atau
lemak juga biasa dikenal sebagai trigliserida (Sonntag, 1979). Struktur kimia
trigliserida disajikan pada Gambar di bawah ini :
R1, R2, dan R3 merupakan rantai hidrokarbon yang berupa asam lemak dengan
jumlah atom C lebih besar dari sepuluh. Senyawa inilah yang akan dikonversi menjadi
ester melalui reaksi transesterifikasi.
Indonesia memiliki banyak sekali tumbuhan penghasil minyak lemak nabati
bahan baku produksi biodiesel. Kekayaan alam ini masih belum banyak
dikembangkan. Kandungan dan komposisi asam lemak dari berbagai tumbuhan di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.4 :
14
Keunggulan Biodiesel :
1. Biodiesel tidak beracun.
2. Biodiesel adalah bahan bakar biodegradable.
3. Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.
4. Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat
digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk
biodiesel B100 murni.
5. Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil,
dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi.
6. Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya USA yang
memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon biodiesel per tahun.
7. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan
dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel
konvensional.
8. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik
daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa
pakai mesin.
9. Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan dengan diesel
konvensional.
10. Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak memberikan kontribusi
terhadap pembentukan hujan asam.
Kelemahan Biodiesel:
1. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat menyebabkan
kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini bisa memicu
meningkatnya kelaparan di dunia.
2. Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel
konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.
3. Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
4. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel konvensional.
5. Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar
diesel konvensional.
15
6. Biodiesel dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah pada
pembentukan kabut asap.
7. Biodiesel, meskipun memancarkan emisi karbon yang secara signifikan lebih aman
dibandingkan dengan diesel konvensional, masih berkontribusi terhadap pemanasan
global dan perubahan iklim.
4. Bioethanol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang
kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme
dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa.
Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena
dapat digunakan langsung dalam mesin bensin. Butanol terbentuk dari fermentasi
ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut
memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai
produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar
"langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).Dan lebih
tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol,
dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont dan BP bekerja
sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan
bakar etanol di Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula
yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum
yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi
etanol menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari amilum, fermentasi
gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk
pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa
yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal
dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan
menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa (gula).
Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan
untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat
bahan bakar ethanol.
16
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan
teknik genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang
dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak
sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada
akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri
produksi oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol
dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin
dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin
dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat
terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan
lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam
mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan
pembakaran lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking). Ethanol
sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminium, dan
ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung
alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau
100%, mesin perlu dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin,
oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan
konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar
fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai
dengan 100% bioethanol. Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan
bakar etanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap
kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi,
menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan
mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).
17
menjadi gula (glukosa) larut air. Konversi bahan baku tanaman yang mengandung pati
atau karbohydrat dan tetes menjadi bioethanol ditunjukkan pada Tabel dibawah :
Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan
selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan
mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d
32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob).
19
Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak terkontaminasi
oleh mikroba lainnya.
Dengan kata lain,dari persiapan baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus
pada kondisi bebas kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan
etanol/alkohol dan CO2.Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung
alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer).
Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol
akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.
Distilasi.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada
suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih
dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam
distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan
ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan bagian terpenting dari keseluruhan
proses produksi bioethanol. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang
sudah menguasai teknik penyulingan ethanol. Selain operator, untuk mendapatkan
hasil penyulingan ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik
fermentasi dan peralatan distillator yang berkualitas.
Penyulingan ethanol dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
1. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional (konvensional). Dengan
cara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara 20 s/d 30 %.
20
2. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator model kolom reflux (bertingkat).
Dengan cara dan distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan mampu mencapai 90-95
% melalui 2 (dua) tahap penyulingan.
Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan bakar
bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan proses dehidrasi (distilasi
absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : 1. Cara Kimia dengan
menggunakan batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan
menggunakan Zeolit Sintetis. Hasil dehidrasi berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 %
sehingga dapat dikatagorikan sebagai Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak
digunakan sebagai bahan bakar motor sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan
pada proses pemurnian ini disebut Dehidrator.
21
Hasil samping penyulingan ethanol.
Akhir proses penyulingan (distilasi) ethanol menghasilkan limbah padat (sludge) dan
cair (vinase). Untuk meminimalisir efek terhadap pencemaran lingkungan, limbah
padat dengan proses tertentu dirubah menjadi pupuk kalium,bahan pembuatan
biogas,kompos,bahan dasar obat nyamuk bakar dan pakan ternak. Sedangkan limbah
cair diproses menjadi pupuk cair. Dengan demikian produsen bioethanol tidak perlu
khawatir tentang isu berkaitan dengan dampak lingkungan.
22
Beberapa keunggulan yang dapat diperoleh dari bioethanol adalah sebagai
berikut:
1. Nilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada
waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomena knocking
2. Emisi gas buang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan salah satunya gas CO2 yang
dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk proses fotosintesa serta emisi NO
yang rendah
3. Efisiensi tinggi dibanding bensin
Selain memiliki keunggulan yang begitu banyak bioethanol ini pun terdapat
kelemahan,kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:
1. Memerlukan modifikasi mesin jika ingin menggunakan bioethanol murni pada
kendaraan.
2. Bisa terjadi kemungkinan ethanol mengeluarkan emisi polutan beracun.
kelebihan bioetanol dibanding minyak tanah adalah api berwarna biru sehingga tidak
menghanguskan alat masak. Bahan bakar dari bioetanol juga tidak berbau dan mudah
dipadamkan dengan air
23
udara dikompresi ke dalam piston, yang kemudian diinjeksi dengan bahan bakar
kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu campuran bahan bakar
dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran seperti ini pada
kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil
dari 50 %. Namun apabila dibandingkan dengan mesin bensin (otto), mesin diesel
pada kapasitas daya yang besar masih memiliki efisiensi yang lebih tinggi, hal ini
dikarenakan rasio kompresi pada mesin diesel jauh lebih besar daripada mesin bensin.
Mesin Diesel
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak atau
sering disebut dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih
tersediannya bahan bakar. Keandalan pembangkit ini tinggi karena dalam operasinya
tidak bergantung pada alam seperti halnya PLTA. Mengingat waktu start-nya yang
cepat namun ongkos bahan bakarnya tergolong mahal dan bergantung dengan
perubahan harga minyak dunia yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, PLTD
disarankan hanya dipakai untuk melayani konsumen pada saat beban puncak.
24
Dengan digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan
pembangkit ini akan sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi
dunia yang semakin menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi
pertimbangan utama dalam menggunakan pembangkit ini. Harga minyak yang mahal
diakibatkan karena pasar minyak dunia yang tidak stabil dan ongkos transportasi untuk
membawa minyak tersebut ke daerah yang dituju. Padahal di sisi beban, PLN dipaksa
menjual dengan harga murah. Inilah yang menyebabkan PLN rugi besar
Komponen PLTD
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pusat Listrik Tenaga Diesel,
yaitu :
- Tangki penyimpanan bahan baker.
- Penyaring bahan bakar.
- Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
- Pengabut.
- Mesin diesel.
- Turbo charger.
- Penyaring gas pembuangan.
- Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
- Generator.
- Trafo.
25
- Saluran transmisi.
26
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Poros engkol
mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh generator
energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya geral listrik
(ggl)
b. Pembangkit Listrik Bioetanol
Pada dasarnya pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar bioethanol
sama dengan pembangkit listrik yang mengguanakan biodiesel, disini kita akan
mengambil contoh pada genset yang menggunakan bahan bakar biofuel yaitu
bioethanol.
Agar bioethanol (dengan kadar ethanol 85%) dapat digunakan untuk
menggerakkan mesin (awalnya bahan bakar bensin) diperlukan alat yang disebut
Konverter Kit Bioethanol. Alat konversi ini dipasang pada mesin berbahan bakar
bensin sehingga bisa menggunakan bahan bakar bioethanol. Konverter Kit Bioethanol
terdiri dari tangki bioethanol dan sebuat reaktor bioethanol. Konverter Kit Bioethanol
ini dapat dipasang pada banyak mesin dengan bahan bakar bensin atau pertamax.
Misalnya pada Genset (generator listrik), Pompa air, mesin tempel (perahu),
mobil, sepeda motor, mesin parut kelapa, padi, jagung dan banyak lagi. Di bawah ini
adalah salah satu contoh pengaplikasian Konverter Kit Bioethanol pada sebuat genset
Honda GX 390 (generator listrik) dengan daya 5000 Watt.
27
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara
langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial,
domestik atau pertanian.
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi
berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Biomassa bisa berasal dari
limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan
yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah
salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi
karbondioksida.
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas
dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat
digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak
langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat). Dalam banyak kasus, minyak sayur
dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan
mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional.
Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi
dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama
kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur
dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan
biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian
biodiesel.
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, Bahan
bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar etanol di
Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan
dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat dibuat
minuman beralkohol. Produksi etanol menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan
28
gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
3.2 Saran
1. Sosialisasi tentang bahan bakar alternative ini perlu dikembangkan dalam rangka
mempercepat kemajuan teknologi secara merata sekaligus mempercepat penggunaan
bahan bakar secara eficien.
2. Di bidang pendidikan hendaknya disalurkan dalam bentuk praktek sederhana
pembuatan biodiesel di sekolah karena biodiesel bisa dibuat dalam skala kecil dan
menengah.
29
30