Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Krisis energi merupakan isu dunia yang terus digulirkan akhir-akhir ini, ketidak
seimbangan antara laju produksi dan kebutuhan yang didorong laju pertambahan
penduduk menyebabkan harga energi pun semakin tinggi. Hal tersebut tentunya juga
menguras cadangan energi dunia yang semakin lama semakin berkurang.
Di Indonesia, menurut kementrian ESDM, Cadangan minyak bumi terbukti saat ini
diperkirakan 9 milyar barel, dengan tingkat produksi rata-rata 0,5 milyar barel per
tahun.Diperkirakan cadangan minyak akan habis dalam waktu 18 tahun. Cadangan gas
diperkirakan 170 TSCF (trilion standart cubic feed) sedangkan kapasitas produksi
mencapai 8,35 BSCF (billion standart cubic feed). Cadangan batubara diperkirakan 57
miliar ton dengan kapasitas produksi 131,72 juta ton per tahun. Fakta ini tentunya sangat
kontradiktif dengan asumsi-asumsi yang selalu kita banggakan bahwa Indonesia adalah
negeri yang kaya minyak bumi dan sumber energi lainya. Jika kita hanya bergantung pada
sumber-sumber energi tersebut maka dapat dipastikan Indonesia benar-benar akan
mencapai kontra titik kulminasi dari sebuah peradaban modern.
Motor diesel yang ada saat ini sebagian besar menggunakan bahan bakar dari
minyak bumi, yaitu solar atau diesel. Beberapa tahun lalu harga solar di Indonesia terpaut
sangat jauhlebih murah dibanding harga bensin, namun dengan perubahan kebijakan
pemerintah yang berusaha melepaskan diri dari jerat subsidi, maka harga solarpun
melambung tinggi. Oleh sebab itu sewajarnya jika kita mencari bahan bakar alternatif
yang dapat digunakan oleh motor diesel. Salah satunya adalah bahan bakar yang
dihasilkan dari tanaman atau hewan yang dikenal dengan biofuel (Baharta, 2007).
Biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan ataupun gas yang dihasilkan
dari bahan-bahan organik.Biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair
dari pengolahan tumbuhan). Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel dapat
dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumber daya utama yang
banyak terdapat di suatu tempat/ negara. Indonesia mempunyai banyak sumber daya untuk
bahan baku biodiesel.
Biofuel saat ini telah berkembang menjadi salah satu energi alternatif dari bahan
bakar fosil. Sebagai salah satu sumber energi terbarukan, biofuel adalah alternatif yang

1
tepat untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tak terbarukan dan mulai menipis
persediaannya. Selain karena ketersediaannya, perolehan dan penggunaan bahan bakar
fosil yang tidak ramah lingkungan juga menjadi alasan dijadikannya biofuel sebagai salah
satu sumber energi yang paling dicari dan diteliti saat ini. Bomani dkk. (2009) berpendapat
bahwa penggunaan biofuel mulai menjadi populer karena kemampuannya untuk
mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar fosil.
Di Indonesia sendiri, industri biofuel secara formal telah dimulai sejak tahun 2006
(Silviati, 2008; Slette dan Wiyono, 2013). Akan tetapi, Indonesia telah menjadi pengimpor
minyak sawit (Crude Palm Oil/CPO) untuk biodiesel pada tahun-tahun sebelumnya
(Haryanto, 2002). Menurut Silviati (2008), di Indonesia ada 60 tanaman yang dapat
digunakan sebagai bahan baku biofuel termasuk kelapa sawit, jarak pagar, tebu, sorgum,
dan ketela. Oleh karena itu, potensi Indonesia dalam industri biofuel sesungguhnya cukup
besar.

1.2 Rumusan Masalah


Biofuel saat ini telah berkembang menjadi salah satu energi alternatif dari bahan
bakar fosil, sebagai salah satu sumber energi terbarukan, biofuel adalah alternatif yang
tepat untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tak terbarukan dan mulai menipis
persediaannya. Berdasarkan uraian tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai
berikut :
1. Apakah yang dimaksud energi baru terbarukan biofuel dan jelaskan bagian-bagian dari
energy biofuel tersebut !
2. Apa sajakah dampak positif dan negative yang ditimbulkan dengan penggunaan energi
biofuel ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka tujuan penulisan
makalah ini yang hendak dicapai, yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui yang dimaksud dengan biofuel dan mengetahui apa sajakah yang
termasuk energi biofuel tersebut.
2. Mengetahui dampak yang ditimbulkan dari penggunaan energi biofuel dan jenis-
jenisnya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Biofuel

Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara
langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial,
domestik atau pertanian. Ada tiga cara untuk pembuatan biofuel: pembakaran limbah
organik kering (seperti buangan rumah tangga, limbah industri dan pertanian); fermentasi
limbah basah (seperti kotoran hewan) tanpa oksigen untuk menghasilkan biogas
(mengandung hingga 60 persen metana), atau fermentasi tebu atau jagung untuk
menghasilkan alkohol dan ester; dan energi dari hutan (menghasilkan kayu dari tanaman
yang cepat tumbuh sebagai bahan bakar).
Proses fermentasi menghasilkan dua tipe biofuel: alkohol dan ester. Bahan-bahan
ini secara teori dapat digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil tetapi karena
kadang-kadang diperlukan perubahan besar pada mesin, biofuel biasanya dicampur
dengan bahan bakar fosil. Uni Eropa merencanakan 5,75 persen etanol yang dihasilkan
dari gandum, bit, kentang atau jagung ditambahkan pada bahan bakar fosil pada tahun
2010 dan 20 persen pada 2020. Sekitar seperempat bahan bakar transportasi di Brazil
tahun 2002 adalah etanol.
Biofuel menawarkan kemungkinan memproduksi energi tanpa meningkatkan
kadar karbon di atmosfer karena berbagai tanaman yang digunakan untuk memproduksi
biofuel mengurangi kadar karbondioksida di atmosfer, tidak seperti bahan bakar fosil
yang mengembalikan karbon yang tersimpan di bawah permukaan tanah selama jutaan
tahun ke udara. Dengan begitu biofuel lebih bersifat carbon neutral dan sedikit
meningkatkan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer (meski timbul keraguan

3
apakah keuntungan ini bisa dicapai di dalam prakteknya). Penggunaan biofuel
mengurangi pula ketergantungan pada minyak bumi serta meningkatkan keamanan
energy. Ada dua strategi umum untuk memproduksi biofuel. Strategi pertama adalah
menanam tanaman yang mengandung gula (tebu, bit gula, dan sorgum manis atau
tanaman yang mengandung pati/polisakarida (jagung), lalu menggunakan fermentasi ragi
untuk memproduksi etil alkohol. Strategi kedua adalah menanam berbagai tanaman yang
kadar minyak sayur/nabatinya tinggi seperti kelapa sawit, kedelai, alga, atau jathropa.
Saat dipanaskan, maka keviskositasan minyak nabati akan berkurang dan bisa langsung
dibakar di dalam mesin diesel, atau minyak nabati bisa diproses secara kimia untuk
menghasilkan bahan bakar seperti biodiesel. Kayu dan produk-produk sampingannya bisa
dikonversi menjadi biofuel seperti gas kayu, metanol atau bahan bakar etanol. Berikut ini
sumber daya alam yang berpotensi sebagai bahan dasar pembuatan biofuel :
Nama Lokal Nama Latin Sumber Isi P / NP
Minyak % Berat Kering

Jarak Pagar Jatropha Curcas Inti biji 40-60 NP


Jarak Kaliki Riccinus Communis Biji 45-50 NP
Kacang Suuk Arachis Hypogea Biji 35-55 P
Kapok / Ceiba Pantandra Biji 24-40 NP
Randu
Karet Hevea Brasiliensis Biji 40-50 P
Kecipir Psophocarpus Tetrag Biji 15-20 P
Kelapa Cocos Nucifera Inti biji 60-70 P
Kelor Moringa Oleifera Biji 30-49 P
Kemiri Aleurites Moluccana Inti biji 57-69 NP
Kusambi Sleichera Trijuga Sabut 55-70 NP
Nimba Azadiruchta Indica Inti biji 40-50 NP
Saga Utan Adenanthera Pavonina Inti biji 14-28 P
Sawit Elais Suincencis Sabut dan biji 45-70 + 46-54 P
Nyamplung Callophyllum Lanceatum Inti biji 40-73 P
Randu Alas Bombax Malabaricum Biji 18-26 NP
Sirsak Annona Muricata Inti biji 20-30 NP
Srikaya Annona Squosa Biji 15-20 NP

4
5
2.2 Jenis-jenis Biofuel
1. Energi Bahan Bio dari Limbah
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi
berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Uni Eropa telah
mempublikasikan sebuah laporan yang menyoroti potensi energi bio yang berasal dari
limbah untuk memberikan kontribusi bagi pengurangan pemanasan global. Laporan itu
menyimpulkan bahwa pada tahun 2020 nanti 19 juta ton minyak tersedia dari
biomassa, 46% dari limbah bio: limbah padat perkotaan, residu pertanian, limbah
peternakan, dan aliran limbah terbiodegradasi yang lain.
Tempat penampungan akhir sampah menghasilkan sejumlah gas karena limbah
yang dipendam di dalamnya mengalami pencernaan anaerobik. Secara kolektif gas-gas
ini dikenal sebagai landfill gas (LFG) atau gas tempat pembuangan akhir sampah.
Landfill gas bisa dibakar baik secara langsung untuk menghasilkan panas atau
menghasilkan listrik bagi konsumsi publik. Landfill gas mengandung sekitar 50%
metana, gas yang juga terdapat di dalam gas alam.
Biomassa bisa berasal dari limbah materi tanaman. Gas dari tempat
penampungan kotoran manusia dan hewan yang memasuki atmosfer merupakan hal
yang tidak diinginkan karena metana adalah salah satu gas rumah kaca yang potensil
pemanasan globalnya melebihi karbondioksida. Frank Keppler dan Thomas Rockmann
menemukan bahwa tanaman hidup juga memproduksi metana CH4.
 Proses pembuatan baku limbah buah papaya
 Peralatan yang dibutuhkan:
1. Mesin parut untuk menghancurkan buah. Kalau mesin parut susah didapat, bisa
juga pakai manual dengan cara ditumbuk.
2. Drum atau bak untuk menampung bahan baku.
3. Drum atau bak fermentasi
4. Timbangan kecil. Bisa pakai timbangan kue.
5. Ethanol meter. Kalau alat ini perlu dibeli di kota. Biasanya ada di toko-toko yang
menjual alat-alat laboratorium.
6. Distilator. Alat ini harus dipesan ke produsennya. Sesuaikan kapasitas distilator
dengan kapasitas produksi ethanolnya.
7. Peralatan pendukunh lainnya, seperti: ember, gayung, parang, dan lain-lain.

6
 Bahan-bahan
1. Limbah buah, jelas ini adalah bahan baku utamanya.
2. Ragi roti. Bisa pakai ragi roti yang banyak dijual di toko yang menjual
bahan baku kue/roti.
3. Urea dan NPK (15-15-15), untuk nutrisi tambahan ragi.
 Resep Bahan
Ragi = 0.5% x kadar gula x volume sari buah Urea = 0.5% x kadar gula x
volume sari buah NPK = 0.2% x kadar gula x volume sari buah
Sebagai contoh kadar gula sari buah adalah 10%, maka untuk setiap 1 drum
volume 200 liter penambahan bahan-bahannya adalah:
– 100 gr Ragi
– 100 gr Urea
– 40 gr NPK
 Cara pembuatan

1. Buah dihancurkan terlebih dahulu dengan menngunakan parutan atau


ditumbuk.

2. Masukkan Urea & NPK ke dalam drum dan dicampur hingga merata.

7
3. Encerkan yeast dengan air hangat-hangat kuku, diaduk sampai muncul
buihnya.
4. Masukkan ragi ke dalam sari buah dan diaduk sampai tercampir merata.
5. Campuran ragi roti dan NPK harus diaduk sampai tercampur merata.
6. Sari buah difermentasi minimal selama 72 jam atau 3 hari, sampai tidak
muncul buihnya lagi.
7. Sari buah diperas dan diambil airnya.

8. Air perasan ini kemudian didistilasi untuk mendapatkan ethanol.

 Keunggulan Energi Biomassa


1. Biomassa merupakan sumber energi terbarukan karena berasal dari tanaman yang
dapat tumbuh kembali pada lahan yang sama.
2. Biomassa dapat membantu mengurangi impor bahan bakar asing dan membantu
meningkatkan kemandirian energi negara.
3. Peningkatan penggunaan biomassa dari limbah dapat mengurangi tingkat polusi di
dunia dengan mengkonversi sampah menjadi sumber energi yang berguna.
4. Dengan menggunakan biomassa ialah pilihan yang lebih ramah lingkungan bila
dibandingkan dengan menggunakan bahan bakar fosil, sekaligus dapat membantu

8
mengurangi tingkat total emisi gas rumah kaca jika tanaman tidak dibakar secara
langsung.
5. Merupakan teknologi energi terbarukan yang mampu memberikan hasil instan.
6. Sumber biomassa dapat ditemukan di semua negara di dunia.
7. Banyak teknologi berbeda yang dapat digunakan untuk mengkonversi biomassa
menjadi bentuk energi yang berguna.

 Kelemahan Energi Biomassa


1. Kayu masih merupakan sumber biomassa utama di dunia, namun terlalu banyak yang
menggunakan kayu sebagai bahan bakar bisa mengakibatkan efek yang lebih buruk
untuk iklim daripada bertahan dengan bahan bakar fosil. Sebagai solusinya dapat
menggunakan limbah kayu saja dan dengan memberlakukan peraturan yang sangat
ketat mengenai berapa banyak kayu yang digunakan dan bagaimana kayu itu dibakar
dengan baik dan benar.
2. Banyak lahan yang harus digunakan untuk menanam tanaman yang diperlukan untuk
menghasilkan energi biomassa. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya lahan untuk
menanam tanaman pangan sehingga bisa meningkatkan kelaparan di dunia.
3. Banyaknya teknologi yang digunakan untuk mengkonversi energi biomassa menjadi
bentuk energi yang berguna masih tidak cukup efisien dan membutuhkan biaya yang
signifikan.
4. Apabila tanaman dibakar langsung, maka energi biomassa justru dapat menyebabkan
tingkat polusi yang sama seperti bahan bakar fosil.
5. Ketergantungannya masih sangat tinggi pada kayu.

2. Minyak sayur
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas
dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat
digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak
langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat). Dalam banyak kasus, minyak sayur
dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan
mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional. MAN B&W
Diesel, Wartsila dan Deutz AG menawarkan mesin yang dapat digunakan langsung
dengan minyak sayur. Minyak sayur bekas yang diproses menjadi biodiesel mengalami

9
peningkatan, dan dalam skala kecil, dibersihkan dari air dan partikel dan digunakan
sebagai bahan bakar.

Alat untuk pembuat biofuel

Siklus pengolahan minyak bekas/jelantah menjadi biodiesel

 Keuntungan Menggunakan Minyak Nabati sebagai Bahan Bakar


1. Salah satu keuntungan terbesar menggunakan minyak nabati adalah fakta bahwa
minyak ini merupakan sumber energi terbarukan.
2. Terdapat banyak sumber minyak nabati baik SVO maupun WVO. Sumber terbarukan
berarti kita tidak perlu khawatir akan terjadinya krisis di masa depan.
3. Minyak nabati merupakan sumber energi bersih karena menghasilkan tingkat polusi
lebih kecil dibandingkan bensin dan diesel. Itu sebab, penggunaan minyak nabati
banyak mendapatkan dukungan dari aktivis lingkungan.

10
4. Kendaraan dengan bahan bakar minyak nabati memiliki jarak tempuh lebih jauh
dibandingkan yang bekerja dengan bahan bakar minyak. Jarak tempuh lebih jauh
berarti lebih hemat bahan bakar sekaligus menekan biaya.
5. Minyak nabati bisa diproduksi secara lokal sehingga mengurangi ketergantungan pada
minyak dari negara asing.
6. Minyak nabati lebih aman digunakan karena lebih sulit terbakar saat kendaraan
mengalami kecelakaan.
7. Minyak nabati melumasi mesin jauh lebih efektif yang pada gilirannya membantu
menekan biaya pemeliharaan.

 Kekurangan Menggunakan Minyak Nabati sebagai Bahan Bakar


1. Tantangan terbesar menggunakan minyak nabati sebagai bahan bakar adalah biaya
modifikasi mesin yang besar.
2. Sebagaimana diketahui, mesin konvensional harus dimodifikasi agar bisa
menggunakan bahan bakar minyak nabati.
3. Minyak nabati dapat mempengaruhi kinerja mesin jika tidak dilakukan konversi secara
benar. Kinerja mesin yang turun berarti memerlukan biaya pemeliharaan tinggi.
4. Saat ini, pabrikan kendaraan bermotor umumnya hanya memberikan garansi mesin
hanya jika BBM yang digunakan sebagai bahan bakar. Kondisi ini akan menyulitkan
konsumen karena hasil modifikasi tidak lagi dijamin oleh garansi pabrik.
5. Mesin yang menggunakan minyak nabati dikenal sulit dihidupkan saat cuaca terlalu
dingin. Ini tentu menyulitkan bagi orang-orang yang tinggal di daerah dengan empat
musim.

3. Biodiesel
Biodiesel merupakan biofuel yang paling umum di Eropa. Biodiesel diproduksi
dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi dan merupakan cairan yang
komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama kimianya adalah methyl asam lemak
(atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur dengan sodium hidroksida dan methanol
(atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan biodiesel (FAME) dan glycerol. 1
bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian biodiesel.
Biodiesel dapat digunakan di setiap mesin diesel kalau dicampur dengan diesel
mineral. Di beberapa negara produsen memberikan garansi untuk penggunaan 100%
biodiesel.
11
Kebanyakan produsen kendaraan membatasi rekomendasi mereka untuk
penggunaan biodiesel sebanyak 15% yang dicampur dengan diesel mineral. Di
kebanyakan negara Eropa, campuran biodiesel 5% banyak digunakan luas dan tersedia
di banyak stasiun bahan bakar. Di AS, lebih dari 80% truk komersial dan bis kota
beroperasi menggunakan diesel. Oleh karena itu penggunaan biodiesel AS bertumbuh
cepat dari sekitar 25 juta galon per tahun pada 2004 menjadi 78 juta galon pada awal
2005. Pada akhir 2006, produksi biodiesel diperkirakan meningkat empat kali lipat
menjadi 1 miliar galon.
Proses pembuatan biodesel mempunyai Senyawa utamanya adalah ester. Ester
mempunyai rumus bangun sebagai berikut :

Rumus bangun ester


Biodiesel dapat dibuat dari transesterifikasi asam lemak. Asam lemak dari
minyak lemak nabati direaksikan dengan alkohol menghasilkan ester dan produk
samping berupa gliserin yang juga bernilai ekonomis cukup tinggi.
Biodiesel telah banyak digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar. Bahan
baku biodiesel yang dikembangkan bergantung pada sumber daya alam yang dimiliki
suatu negara, minyak kanola di Jerman dan Austria, minyak kedelei di Amerika
Serikat, minyak sawit di Malaysia, dan minyak kelapa di Filipina Indonesia
mempunyai banyak sekali tanaman penghasil minyak lemak nabati, diantaranya adalah
kelapa sawit, kelapa, jarak pagar, jarak, nyamplung, dan lain-lain. Beberapa tanaman
yang potensial untuk bahan baku biodiesel dapat dilihat pada Tabel di bawah.

12
Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus
mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah satu sifat fisik
yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak nabati sendiri dapat
dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu tinggi sehingga tidak memenuhi
persyaratan untuk dijadikan bahan bakar mesin diesel. Perbandingan sifat fisik dan
kimia biodiesel dengan minyak solar disajikan pada Tabel dibawah :

perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dan solar

Dibandingkan dengan minyak solar, biodiesel mempunyai beberapa


keunggulan. Keunggulan utamanya adalah emisi pembakarannya yang ramah
lingkungan karena mudah diserap kembali oleh tumbuhan dan tidak mengandung SOx.
Perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan minyak solar disajikan dalam Tabel
di bawah :

perbandingan emisi pembakaran biodiesel dengan solar

Selain itu, beberapa keunggulan biodiesel yang lain adalah :


- Lebih aman dalam penyimpanan karena titik kilatnya lebih tinggi

13
- Bahan bakunya terbaharukan
- Angka setana tinggi

Trigliserid
Minyak atau lemak adalah substansi yang bersifat non soluble di air
(hidrofobik) terbuat dari satu mol gliserol dan tiga mol asam lemak. Minyak atau
lemak juga biasa dikenal sebagai trigliserida (Sonntag, 1979). Struktur kimia
trigliserida disajikan pada Gambar di bawah ini :

R1, R2, dan R3 merupakan rantai hidrokarbon yang berupa asam lemak dengan
jumlah atom C lebih besar dari sepuluh. Senyawa inilah yang akan dikonversi menjadi
ester melalui reaksi transesterifikasi.
Indonesia memiliki banyak sekali tumbuhan penghasil minyak lemak nabati
bahan baku produksi biodiesel. Kekayaan alam ini masih belum banyak
dikembangkan. Kandungan dan komposisi asam lemak dari berbagai tumbuhan di
Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.4 :

Kandungan dan Komposisi minyak nabati beberapa tumbuhan

14
 Keunggulan Biodiesel :
1. Biodiesel tidak beracun.
2. Biodiesel adalah bahan bakar biodegradable.
3. Biodiesel lebih aman dipakai dibandingkan dengan diesel konvensional.
4. Biodiesel dapat dengan mudah dicampur dengan diesel konvensional, dan dapat
digunakan di sebagian besar jenis kendaraan saat ini, bahkan dalam bentuk
biodiesel B100 murni.
5. Biodiesel dapat membantu mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil,
dan meningkatkan keamanan dan kemandirian energi.
6. Biodiesel dapat diproduksi secara massal di banyak negara, contohnya USA yang
memiliki kapasitas untuk memproduksi lebih dari 50 juta galon biodiesel per tahun.
7. Produksi dan penggunaan biodiesel melepaskan lebih sedikit emisi dibandingkan
dengan diesel konvensional, sekitar 78% lebih sedikit dibandingkan dengan diesel
konvensional.
8. Biodiesel memiliki sifat pelumas yang sangat baik, secara signifikan lebih baik
daripada bahan bakar diesel konvensional, sehingga dapat memperpanjang masa
pakai mesin.
9. Biodiesel memiliki delay pengapian lebih pendek dibandingkan dengan diesel
konvensional.
10. Biodiesel tidak memiliki kandungan sulfur, sehingga tidak memberikan kontribusi
terhadap pembentukan hujan asam.

 Kelemahan Biodiesel:
1. Biodiesel saat ini sebagian besar diproduksi dari jagung yang dapat menyebabkan
kekurangan pangan dan meningkatnya harga pangan. Hal ini bisa memicu
meningkatnya kelaparan di dunia.
2. Biodiesel 20 kali lebih rentan terhadap kontaminasi air dibandingkan dengan diesel
konvensional, hal ini bisa menyebabkan korosi, filter rusak, pitting di piston, dll.
3. Biodiesel murni memiliki masalah signifikan terhadap suhu rendah.
4. Biodiesel secara signifikan lebih mahal dibandingkan dengan diesel konvensional.
5. Biodiesel memiliki kandungan energi yang jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
diesel konvensional, sekitar 11% lebih sedikit dibandingkan dengan bahan bakar
diesel konvensional.

15
6. Biodiesel dapat melepaskan oksida nitrogen yang dapat mengarah pada
pembentukan kabut asap.
7. Biodiesel, meskipun memancarkan emisi karbon yang secara signifikan lebih aman
dibandingkan dengan diesel konvensional, masih berkontribusi terhadap pemanasan
global dan perubahan iklim.
4. Bioethanol
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, dan yang
kurang umum adalah propanol dan butanol, diproduksi dengan aksi mikroorganisme
dan enzym melalui fermentasi gula atau starch, atau selulosa.
Biobutanol seringkali dianggap sebagai pengganti langsung bensin, karena
dapat digunakan langsung dalam mesin bensin. Butanol terbentuk dari fermentasi
ABE (aseton, butanol, etanol) dan eksperimen modifikasi dari proses tersebut
memperlihatkan potensi yang menghasilkan energi yang tinggi dengan butanol sebagai
produk cair. Butanol dapat menghasilkan energi yang lebih banyak dan dapat terbakar
"langsung" dalam mesin bensin yang sudah ada (tanpa modifikasi mesin).Dan lebih
tidak menyebabkan korosi dan kurang dapat tercampur dengan air dibanding ethanol,
dan dapat didistribusi melalui infrastruktur yang telah ada. Dupont dan BP bekerja
sama untuk menghasilkan butanol.
Bahan bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan
bakar etanol di Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula
yang dihasilkan dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum
yang dapat dibuat minuman beralkohol (seperti kentang dan sisa buah, dll). Produksi
etanol menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan gula dari amilum, fermentasi
gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan banyak energi untuk
pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).
Produksi etanol selulosa menggunakan tanaman non-pangan atau produk sisa
yang tak bisa dikonsumsi, yang tidak mengakibatkan dampak pada siklus makanan.
Memproduksi etanol dari selulosa merupakan langkah-tambahan yang sulit dan mahal
dan masih menunggu penyelesaian masalah teknis. Ternak yang memakan rumput dan
menggunakan proses digestif yang lamban untuk memecahnya menjadi glukosa (gula).
Dalam laboratorium ethanol selulosik, banyak proses eksperimental sedang dilakukan
untuk melakukan hal yang sama, dan menggunakan cara tersebut untuk membuat
bahan bakar ethanol.

16
Beberapa ilmuwan telah mengemukakan rasa prihatin terhadap percobaan
teknik genetika DNA rekombinan yang mencoba untuk mengembangkan enzym yang
dapat memecah kayu lebih cepat dari alam, makhluk mikroskopik tersebut dapat tidak
sengaja terlepas ke alam, tumbuh secara eksponensial, disebarkan oleh angin, dan pada
akhirnya menyebabkan kerusakan struktur seluruh tanaman, yang dapat mengakhiri
produksi oksigen yang dilepaskan oleh proses fotosintesis tumbuhan.
Ethanol dapat digunakan dalam mesin bensin sebagai pengganti bensin; ethanol
dapat dicampur dengan bensin dengan persentase tertentu. Kebanyakan mesin bensin
dapat beroperasi menggunakan campuran ethanol sampai 15% dengan bensin. Bensin
dengan ethanol memiliki angka oktan yang lebih tinggi, yang berarti mesin dapat
terbakar lebih panas dan lebih efisien.
Bahan bakar etanol memiliki BTU yang lebih rendah, yang berarti memerlukan
lebih banyak bahan bakar untuk melakukan perjalan dengan jarak yang sama. Dalam
mesin kompresi-tinggi, dibutuhkan bahan bakar dengan sedikit ethanol dan
pembakaran lambat untuk mencegah pra-ignisi yang merusak (knocking). Ethanol
sangat korosif terhadap sistem pembakaran, selang dan gasket karet, aluminium, dan
ruang pembakaran. Oleh karena itu penggunaan bahan bakar yang mengandung
alkohol ilegal bila digunakan pesawat. Untuk campuran ethanol konsentrasi tinggi atau
100%, mesin perlu dimodifikasi.
Ethanol yang meyebabkan korosif tidak dapat disalurkan melalui pipa bensin,
oleh karena itu diperlukan truk tangki stainless-steel yang lebih mahal, meningkatkan
konsumsi biaya dan energi yang dibutuhkan untuk mengantar ethanol ke konsumen.
Banyak produsen kendaraan sekarang ini memproduksi kendaraan bahan bakar
fleksibel, yang dapat beroperasi dengan kombinasi bioethanol dan bensin, sampai
dengan 100% bioethanol. Alkohol dapat bercampur dengan bensin dan air, jadi bahan
bakar etanol dapat tercampur setelah proses pembersihan dengan menyerap
kelembaban dari atmosfer. Air dalam bahan bakar ethanol dapat mengurangi efisiensi,
menyebabkan mesin susah dihidupkan, menyebabkan gangguan operasi, dan
mengoksidasi aluminum (karat pada karburator dan komponen dari besi).

 Proses pembuatan bioethanol


Produksi ethanol/bioethanol (atau alkohol) dengan bahan baku tanaman yang
mengandung pati atau karbohydrat, dilakukan melalui proses konversi karbohidrat

17
menjadi gula (glukosa) larut air. Konversi bahan baku tanaman yang mengandung pati
atau karbohydrat dan tetes menjadi bioethanol ditunjukkan pada Tabel dibawah :

Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, proses pembuatannya dapat dibedakan


berdasarkan zat pembantu yang dipergunakan, yaitu Hydrolisa asam dan Hydrolisa
enzyme. Berdasarkan kedua jenis hydrolisa tersebut, saat ini hydrolisa enzyme lebih
banyak dikembangkan, sedangkan hydrolisa asam (misalnya dengan asam
sulfat)kurang dapat berkembang, sehingga proses pembuatan glukosa dari pati-patian
sekarang ini dipergunakan dengan hydrolisa enzyme.
Dalam proses konversi karbohidrat menjadi gula (glukosa) larut air dilakukan
dengan penambahan air dan enzyme; kemudian dilakukan proses peragian atau
fermentasi gula menjadi ethanol dengan menambahkan yeast atau ragi. Reaksi yang
terjadi pada proses produksi ethanol/bio-ethanol secara sederhana ditujukkan pada
reaksi 1 dan 2.
H2O
(C6H10O5)n ----------------------------N C6H12O6 (1)
enzyme
(pati) ------------------------------------ (glukosa)
(C6H12O6)n ----------------------------2 C2H5OH + 2 CO2. (2)
yeast (ragi)
(glukosa) -------------------------------- (ethanol)

Persiapan Bahan Baku


Bahan baku untuk produksi biethanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik
yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal Tebu (sugarcane), gandum
manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan tepung seperti jagung (corn),
singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum) disamping bahan lainnya. Persiapan
bahan baku beragam bergantung pada jenis bahan bakunya, sebagai contoh kami
menggunakan bahan baku Singkong (ubi kayu). Singkong yang telah dikupas dan
18
dibersihkan dihancurkan untuk memecahkan susunan tepungnya agar bisa berinteraksi
dengan air secara baik.
Liquifikasi dan Sakarifikasi
Kandungan karbohidrat berupa tepung atau pati pada bahan baku singkong dikonversi
menjadi gula komplex menggunakan Enzym Alfa Amylase melalui proses pemanasan
(pemasakan) pada suhu 90 derajat celcius (hidrolisis). Pada kondisi ini tepung akan
mengalami gelatinasi (mengental seperti Jelly). Pada kondisi optimum Enzym Alfa
Amylase bekerja memecahkan struktur tepung secara kimia menjadi gula komplex
(dextrin). Proses Liquifikasi selesai ditandai dengan parameter dimana bubur yang
diproses berubah menjadi lebih cair seperti sup. Sedangkan proses Sakarifikasi
(pemecahan gula kompleks menjadi gula sederhana) melibatkan tahapan sebagai
berikut :
- Pendinginan bubur sampai mencapai suhu optimum Enzym Glukosa Amylase
bekerja.
- Pengaturan pH optimum enzim.
- Penambahan Enzym Glukosa Amilase secara tepat dan mempertahankan pH
serta temperatur pada suhu 60 derajat celcius hingga proses Sakarifikasi selesai
(dilakukan dengan melakukan pengetesan kadar gula sederhana yang
dihasilkan) .

Fermentasi
Pada tahap ini, tepung telah telah berubah menjadi gula sederhana (glukosa dan
sebagian fruktosa) dengan kadar gula berkisar antara 5 hingga 12 %. Tahapan
selanjutnya adalah mencampurkan ragi (yeast) pada cairan bahan baku tersebut dan
mendiamkannya dalam wadah tertutup (fermentor) pada kisaran suhu optimum 27 s/d
32 derajat celcius selama kurun waktu 5 hingga 7 hari (fermentasi secara anaerob).

19
Keseluruhan proses membutuhkan ketelitian agar bahan baku tidak terkontaminasi
oleh mikroba lainnya.
Dengan kata lain,dari persiapan baku,liquifikasi,sakarifikasi,hingga fermentasi harus
pada kondisi bebas kontaminan. Selama proses fermentasi akan menghasilkan cairan
etanol/alkohol dan CO2.Hasil dari fermentasi berupa cairan mengandung
alkohol/ethanol berkadar rendah antara 7 hingga 10 % (biasa disebut cairan Beer).
Pada kadar ethanol max 10 % ragi menjadi tidak aktif lagi,karena kelebihan alkohol
akan beakibat racun bagi ragi itu sendiri dan mematikan aktifitasnya.

Distilasi.
Distilasi atau lebih umum dikenal dengan istilah penyulingan dilakukan untuk
memisahkan alkohol dalam cairan beer hasil fermentasi. Dalam proses distilasi, pada
suhu 78 derajat celcius (setara dengan titik didih alkohol) ethanol akan menguap lebih
dulu ketimbang air yang bertitik didih 95 derajat celcius. Uap ethanol didalam
distillator akan dialirkan kebagian kondensor sehingga terkondensasi menjadi cairan
ethanol. Kegiatan penyulingan ethanol merupakan bagian terpenting dari keseluruhan
proses produksi bioethanol. Dalam pelaksanaannya dibutuhkan tenaga operator yang
sudah menguasai teknik penyulingan ethanol. Selain operator, untuk mendapatkan
hasil penyulingan ethanol yang optimal dibutuhkan pemahaman tentang teknik
fermentasi dan peralatan distillator yang berkualitas.
Penyulingan ethanol dapat dilakukan dengan 2 (dua) cara :
1. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator tradisional (konvensional). Dengan
cara ini kadar ethanol yang dihasilkan hanya berkisar antara antara 20 s/d 30 %.

20
2. Penyulingan menggunakan teknik dan distillator model kolom reflux (bertingkat).
Dengan cara dan distillator ini kadar ethanol yang dihasilkan mampu mencapai 90-95
% melalui 2 (dua) tahap penyulingan.

Dehidrasi
Hasil penyulingan berupa ethanol berkadar 95 % belum dapat larut dalam bahan bakar
bensin. Untuk substitusi BBM diperlukan ethanol berkadar 99,6-99,8 % atau disebut
ethanol kering. Untuk pemurnian ethanol 95 % diperlukan proses dehidrasi (distilasi
absorbent) menggunakan beberapa cara,antara lain : 1. Cara Kimia dengan
menggunakan batu gamping 2. Cara Fisika ditempuh melalui proses penyerapan
menggunakan Zeolit Sintetis. Hasil dehidrasi berupa ethanol berkadar 99,6-99,8 %
sehingga dapat dikatagorikan sebagai Full Grade Ethanol (FGE),barulah layak
digunakan sebagai bahan bakar motor sesuai standar Pertamina. Alat yang digunakan
pada proses pemurnian ini disebut Dehidrator.

21
Hasil samping penyulingan ethanol.
Akhir proses penyulingan (distilasi) ethanol menghasilkan limbah padat (sludge) dan
cair (vinase). Untuk meminimalisir efek terhadap pencemaran lingkungan, limbah
padat dengan proses tertentu dirubah menjadi pupuk kalium,bahan pembuatan
biogas,kompos,bahan dasar obat nyamuk bakar dan pakan ternak. Sedangkan limbah
cair diproses menjadi pupuk cair. Dengan demikian produsen bioethanol tidak perlu
khawatir tentang isu berkaitan dengan dampak lingkungan.

22
 Beberapa keunggulan yang dapat diperoleh dari bioethanol adalah sebagai
berikut:
1. Nilai oktan yang tinggi menyebabkan campuran bahan bakar terbakar tepat pada
waktunya sehingga tidak menyebabkan fenomena     knocking
2. Emisi gas buang tidak begitu berbahaya bagi lingkungan salah satunya gas CO2 yang
dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan untuk proses fotosintesa serta emisi NO
yang rendah
3. Efisiensi tinggi dibanding bensin

 Selain memiliki keunggulan yang begitu banyak bioethanol ini pun terdapat
kelemahan,kelemahan-kelemahan tersebut diantaranya:
1. Memerlukan modifikasi mesin jika ingin menggunakan bioethanol murni pada
kendaraan.
2. Bisa terjadi kemungkinan ethanol mengeluarkan emisi polutan beracun.

kelebihan bioetanol dibanding minyak tanah adalah api berwarna biru sehingga tidak
menghanguskan alat masak. Bahan bakar dari bioetanol juga tidak berbau dan mudah
dipadamkan dengan air

2.3 Contoh Pembangkit Biofuel


a. Pembangkit listrik Biodiesel

Terminologi pembangkit listrik berbahan bakar minyak pada umumnya


diidentikkan dengan Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). Walau pada
kenyataannya bahan bakar minyak juga terkadang digunakan pada PLTG. Prinsip
kerja PLTD adalah dengan menggunakan mesin diesel yang berbahan bakar High
Speed Diesel Oil (HSDO). Mesin diesel bekerja berdasarkan siklus diesel. Mulanya

23
udara dikompresi ke dalam piston, yang kemudian diinjeksi dengan bahan bakar
kedalam tempat yang sama. Kemudian pada tekanan tertentu campuran bahan bakar
dan udara akan terbakar dengan sendirinya. Proses pembakaran seperti ini pada
kenyataannya terkadang tidak menghasilkan pembakaran yang sempurna.
Hal inilah yang menyebabkan efisiensi pembangkit jenis ini rendah, lebih kecil
dari 50 %. Namun apabila dibandingkan dengan mesin bensin (otto), mesin diesel
pada kapasitas daya yang besar masih memiliki efisiensi yang lebih tinggi, hal ini
dikarenakan rasio kompresi pada mesin diesel jauh lebih besar daripada mesin bensin.

Mesin Diesel
Keuntungan utama penggunaan pembangkit listrik berbahan bakar minyak atau
sering disebut dengan PLTD adalah dapat beroperasi sepanjang waktu selama masih
tersediannya bahan bakar. Keandalan pembangkit ini tinggi karena dalam operasinya
tidak bergantung pada alam seperti halnya PLTA. Mengingat waktu start-nya yang
cepat namun ongkos bahan bakarnya tergolong mahal dan bergantung dengan
perubahan harga minyak dunia yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun, PLTD
disarankan hanya dipakai untuk melayani konsumen pada saat beban puncak.

Investasi awal pembangunan PLTD yang relatif murah, kebutuhan energi di


daerah-daerah terisolasi yang mendesak dan kebutuhan energi daerah-daerah yang
belum terlalu besar, pemerintah Indonesia berinisiatif membangun PLTD yang
berfungsi sebagai base-supply untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah ini,
untuk mengurangi biaya transmisi dan rugi-rugi jaringan dalam menyalurkan energi
listrik dari kota terdekat.

24
Dengan digunakannya bahan bakar konvensional maka adanya kemungkinan
pembangkit ini akan sulit dioperasikan di masa depan karena persediaan minyak bumi
dunia yang semakin menipis. Harga minyak yang terus meningkat menjadi
pertimbangan utama dalam menggunakan pembangkit ini. Harga minyak yang mahal
diakibatkan karena pasar minyak dunia yang tidak stabil dan ongkos transportasi untuk
membawa minyak tersebut ke daerah yang dituju. Padahal di sisi beban, PLN dipaksa
menjual dengan harga murah. Inilah yang menyebabkan PLN rugi besar

Komponen PLTD
Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD) ialah Pembangkit listrik yang
menggunakan mesin diesel sebagai penggerak mula (prime mover). Prime mover
merupakan peralatan yang mempunyai fungsi menghasilkan energi mekanis yang
diperlukan untuk memutar rotor generator. Mesin diesel sebagai penggerak mula
PLTD berfungsi menghasilkan tenaga mekanis yang dipergunakan untuk memutar
rotor generator.
Dari gambar di atas dapat kita lihat bagian-bagian dari Pusat Listrik Tenaga Diesel,
yaitu :
- Tangki penyimpanan bahan baker.
- Penyaring bahan bakar.
- Tangki penyimpanan bahan bakar sementara (bahan bakar yang disaring).
- Pengabut.
- Mesin diesel.
- Turbo charger.
- Penyaring gas pembuangan.
- Tempat pembuangan gas (bahan bakar yang disaring).
- Generator.
- Trafo.

25
- Saluran transmisi.

Prinsip Kerja PLTD


Bahan bakar di dalam tangki penyimpanan bahan bakar dipompakan ke dalam
tanki penyimpanan sementara namun sebelumnya disaring terlebih dahulu. Kemudian
disimpan di dalam tangki penyimpanan sementara (daily tank). Jika bahan bakar
adalah bahan bakar minyak (BBM) maka bahan bakar dari daily tank dipompakan ke
Pengabut (nozzel), di sini bahan bakar dinaikan temperaturnya hingga manjadi kabut.
Sedangkan jika bahan bakar adalah bahan bakar gas (BBG) maka dari daily tank
dipompakan ke convertion kit (pengatur tekanan gas) untuk diatur tekanannya.
Menggunakan kompresor udara bersih dimasukan ke dalam tangki udara start melalui
saluran masuk (intake manifold) kemudian dialirkan ke turbocharger. Di dalam
turbocharger tekanan dan temperatur udara dinaikan terlebih dahulu. Udara yang
dialirkan pada umumnya sebesar 500 psi dengan suhu mencapai ±600°C.
Udara yang bertekanan dan bertemperatur tinggi dimasukan ke dalam ruang
bakar (combustion chamber). Bahan bakar dari convertion kit (untuk BBG) atau
nozzel (untuk BBM) kemudian diinjeksikan ke dalam ruang bakar (combustion
chamber).

Di dalam mesin diesel terjadi penyalaan sendiri, karena proses kerjanya


berdasarkan udara murni yang dimanfaatkan di dalam silinder pada tekanan yang
tinggi (35 – 50 atm), sehingga temperatur di dalam silinder naik. Dan pada saat itu
bahan bakar disemprotkan dalam silinder yang bertemperatur dan bertekanan tinggi
melebihi titik nyala bahan bakar sehingga akan menyala secara otomatis yang
menimbulkan ledakan bahan bakar. Ledakan pada ruang bakar tersebut menggerak
torak/piston yang kemudian pada poros engkol dirubah menjadi energi mekanis.
Tekanan gas hasil pembakaran bahan bakar dan udara akan mendorong torak yang

26
dihubungkan dengan poros engkol menggunakan batang torak, sehingga torak dapat
bergerak bolak-balik (reciprocating). Gerak bolak-balik torak akan diubah menjadi
gerak rotasi oleh poros engkol (crank shaft). Dan sebaliknya gerak rotasi poros engkol
juga diubah menjadi gerak bolak-balik torak pada langkah kompresi. Poros engkol
mesin diesel digunakan untuk menggerakan poros rotor generator. Oleh generator
energi mekanis ini dirubah menjadi energi listrik sehingga terjadi gaya geral listrik
(ggl)
b. Pembangkit Listrik Bioetanol
Pada dasarnya pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar bioethanol
sama dengan pembangkit listrik yang mengguanakan biodiesel, disini kita akan
mengambil contoh pada genset yang menggunakan bahan bakar biofuel yaitu
bioethanol.
Agar bioethanol (dengan kadar ethanol 85%) dapat digunakan untuk
menggerakkan mesin (awalnya bahan bakar bensin) diperlukan alat yang disebut
Konverter Kit Bioethanol. Alat konversi ini dipasang pada mesin berbahan bakar
bensin sehingga bisa menggunakan bahan bakar bioethanol. Konverter Kit Bioethanol
terdiri dari tangki bioethanol dan sebuat reaktor bioethanol. Konverter Kit Bioethanol
ini dapat dipasang pada banyak mesin dengan bahan bakar bensin atau pertamax.
Misalnya pada Genset (generator listrik), Pompa air, mesin tempel (perahu),
mobil, sepeda motor, mesin parut kelapa, padi, jagung dan banyak lagi. Di bawah ini
adalah salah satu contoh pengaplikasian Konverter Kit Bioethanol pada sebuat genset
Honda GX 390 (generator listrik) dengan daya 5000 Watt.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dirumuskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa :
1. Bahan bakar hayati atau biofuel adalah setiap bahan bakar baik padatan, cairan
ataupun gas yang dihasilkan dari bahan-bahan organik. Biofuel dapat dihasilkan secara
langsung dari tanaman atau secara tidak langsung dari limbah industri, komersial,
domestik atau pertanian.
Penggunaan limbah biomassa untuk memproduksi energi mampu mengurangi
berbagai permasalahan manajemen polusi dan pembuangan, mengurangi penggunaan
bahan bakar fosil, serta mengurangi emisi gas rumah kaca. Biomassa bisa berasal dari
limbah materi tanaman. Gas dari tempat penampungan kotoran manusia dan hewan
yang memasuki atmosfer merupakan hal yang tidak diinginkan karena metana adalah
salah satu gas rumah kaca yang potensil pemanasan globalnya melebihi
karbondioksida.
Minyak sayur dapat digunakan sebagai makanan atau bahan bakar; kualitas
dari minyak dapat lebih rendah untuk kegunaan bahan bakar. Minyak sayur dapat
digunakan dalam mesin diesel yang tua (yang dilengkapi dengan sistem injeksi tidak
langsung, tapi hanya dalam iklim yang hangat). Dalam banyak kasus, minyak sayur
dapat digunakan untuk memproduksi biodiesel, yang dapat digunakan kebanyakan
mesin diesel bila dicampur dengan bahan bakar diesel konvensional.
Biodiesel diproduksi dari minyak atau lemak menggunakan transesterifikasi
dan merupakan cairan yang komposisinya mirip dengan diesel mineral. Nama
kimianya adalah methyl asam lemak (atau ethyl) ester (FAME). Minyak dicampur
dengan sodium hidroksida dan methanol (atau ethanol_ dan reaksi kimia menghasilkan
biodiesel (FAME) dan glycerol. 1 bagian glycerol dihasilkan untuk setiap 10 bagian
biodiesel.
Alkohol yang diproduksi secarai biologi, yang umum adalah ethanol, Bahan
bakar etanol merupakan biofuel paling umum di dunia, terutama bahan bakar etanol di
Brasil. Bahan bakar alkohol diproduksi dengan cara fermentasi gula yang dihasilkan
dari gandum, jagung, bit gula, tebu, molasses dan gula atau amilum yang dapat dibuat
minuman beralkohol. Produksi etanol menggunakan digesti enzim untuk menghasilkan
28
gula dari amilum, fermentasi gula, distilasi dan pengeringan. Proses ini membutuhkan
banyak energi untuk pemanasan (seringkali menggunakan gas alam).

3.2 Saran
1. Sosialisasi tentang bahan bakar alternative ini perlu dikembangkan dalam rangka
mempercepat kemajuan teknologi secara merata sekaligus mempercepat penggunaan
bahan bakar secara eficien.
2. Di bidang pendidikan hendaknya disalurkan dalam bentuk praktek sederhana
pembuatan biodiesel di sekolah karena biodiesel bisa dibuat dalam skala kecil dan
menengah.

29
30

Anda mungkin juga menyukai