Anda di halaman 1dari 3

Nama : Bella Rinda Saputri

Nim : 1909066033
Matkul : Teknologi Minyak Lemak Nabati

Soal
1. Jenis bahan bakar nabati yang ada di dunia
2. Jenis bahan bakar nabati yang ada di Indonesia
3. Pemanfaatan bahan bakar nabati digunakan untuk apa
4. Proses-proses yang dilakukan untuk mendapatkan bahan bakar nabati
tersebut

Jawaban
1. Minyak nabati merupakan dasar dari biodiesel yang dapat digunakan
seperti solar konvensional. Ada penelitian yang signifikan dalam metode
algaculture untuk membuat biofuel dari alga. Beberapa spesies alga
mengandung minyak nabati sebanyak 50%. Alga memiliki tingkat
pertumbuhan yang sangat tinggi dibandingkan tanaman yang biasanya
digunakan untuk menghasilkan minyak nabati.

2. Di Indonesia sendiri banyak sumber energi baru dan terbarukan yang


bisa dimanfaatkan. Sumber-sumber energi tersebut adalah panas bumi,
bahan bakar nabati (BBN). Jenis BBN yang akan dikembangkan di
Indonesia adalah biodiesel, bioethanol, dan bio oil (Biokerosene atau
Pure Plant Oil untuk pembangkit listrik). Jenis tumbuhan yang
digunakan untuk BBN tersebut adalah Sawit, Jarak,dan Singkong.

3. Pemanfaatan BBN (Bahan Bakar Nabati) yang ada di Indonesia berbasis


sawit untuk biodiesel dan bahan bakar hidrokarbon. Selain pertimbangan
pengurangan impor, pengembangan BBN berbasis sawit juga untuk
menyediakan bahan bakar baru terbarukan yang lebih ramah lingkungan
serta berpengaruh positif terhadap penyerapan produk sawit dan
turunannya di dalam negeri. Potensi energi biomassa berbasis sawit,
tidak hanya dari hasil produk minyaknya saja namun juga dari limbah
biomassanya seperti tandan kosong, pelepah dan batang pohon. Bahkan
limbah cair dari pengolahan kelapa sawit atau sering disebut dengan
Palm Oil Mill Effluent dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan biogas
yang dapat digunakan untuk bahan bakar boiler ataupun pembangkit
listrik. BPPT melalui PTSEIK secara konsisten melakukan penelitian dan
pengembangan teknologi produksi Bioenergi berbasis sawit, mulai dari
pemanfaatan limbah biomassa untuk menghasilkan Bio Crude Oil
(BCO), Gas Sintesa, Metanol, Biodiesel, Green Petroleum, dan juga
pemanfaatan POME untuk menghasilkan Biogas dan Listrik.

4. Produk biodiesel yang ada di Indonesia merupakan produk campuran


antara biodiesel murni dan minyak solar. Biodiesel dihasilkan dari proses
transesterifikasi dengan bahan baku minyak nabati atau lemak hewan
yang direaksikan dengan senyawa alkohol seperti metanol. Bahan baku
tersebut mengandung rantai trigliserida yang dapat disederhanakan
menjadi rantai methyl esters monogliserida dengan bantuan katalis.
Senyawa methyl esters tersebutlah yang dikenal dengan biodiesel murni
atau biasa disebut dengan Fatty Acid Methyl Esters (FAME). Trigliserida
merupakan senyawa yang terkandung dalam minyak nabati. Selain dari
sawit, minyak nabati juga dapat dihasilkan dari bunga matahari, kedelai,
rapeseed, kacang tanah, kelapa dan kapas. Namun minyak yang
dihasilkan berbeda-beda bergantung pada bahan bakunya. Di Indonesia
produktivitas minyak nabati dari sawit yang biasa disebut dengan crude
palm oil (CPO) baru berkisar 3,65 Ton/Ha/Tahun. Selain bahan baku
yang telah disebutkan di atas, ada juga bahan baku lain yang dapat
dikembangkan menjadi minyak nabati bahan baku biodiesel seperti
minyak jelantah atau used cooking oil (UCO) dan mikroalga. Pada
dasarnya, UCO dapat menjadi bahan baku biodiesel karena UCO sendiri
berasal dari minyak nabati, sehingga dapat diproses lebih lanjut menjadi
biodiesel. Sedangkan mikroalga memiliki potensi besar untuk mikroalga
dapat mencapai 75% dari berat kering massa. Namun proses pemurnian
minyak nabati dari mikroalga masih terbilang cukup mahal sehingga
bahan baku ini masih dalam tahap pengembangan. Bahan baku yang
berasal dari sawit melewati berbagai proses sampai menjadi CPO. Untuk
mendapatkan CPO dari tandan buah segar (TBS), diawali dengan proses
perebusan yang bertujuan untuk membuat tandan buah segar menjadi
layu dan mudah ditekan agar menghasilkan minyak. Setelah tandan buah
segar sudah layu, maka dilumatkan dengan mesin digester dan kemudian
ditekan agar menghasilkan CPO kotor. CPO kotor kemudian dimurnikan
melalui beberapa proses untuk mendapatkan CPO murni. Selain
menghasilkan CPO, tandan buah segar juga akan menghasilkan beberapa
produk samping seperti tandan buah kosong, palm oil mill effluent
(POME), serat dan minyak kernel. Dalam produksi dengan bahan baku
tandan buah segar sebanyak 1 ton akan menghasilkan CPO murni
sebanyak 240 kg. CPO yang akan dihasilkan akan menjadi bahan baku
untuk proses pembuatan biodiesel. Proses yang umum digunakan adalah
proses transesterifikasi. Pada dasarnya proses ini memisahkan gliserin
pada rantai trigliserida sehingga menghasilkan methyl esters dan gliserol.
Proses ini membutuhkan alkohol dan katalis beruoa senyawa basa kuat.
Alkohol yang digunakan seperti methanol, etanol, isopropanol, dan lain-
lain. Perlu diperhatikan, kandungan air yang terdapat pada alkohol yang
digunakan karena akan mempengaruhi kualitas biodiesel yang
dihasilkan. Jika kandungan air pada alkohol tinggi maka kualitas
biodiesel yang dihasilkan akan rendah. Selain alkohol, terdapat katalis
yang digunakan pada proses ini. Fungsi dari katalis adalah meningkatkan
daya larut saat reaksi berlangsung. Katalis yang digunakan merupakan
senyawa basa kuat seperti NaOH atau KOH atau Natrium Metoksida.
Katalis ini bersifat higroskopis sehingga kinerjanya akan terganggu jika
banyak air yang diserap. Setelah reaksi transesterifikasi, senyawa basa
dinetralkan dengan menambah senyawa asam dan akan menghasilkan
senyawa garam ionik. Produk FAME atau biodiesel yang dihasilkan dari
proses transesterifikasi harus memenuhi standar mutu yang sudah
ditetapkan oleh pemerintah, khususnya Dirjen Energi Baru Terbarukan
dan Konservasi Energi.

Anda mungkin juga menyukai