Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Stoikiometri ialah cabang kimia yang berhubungan dengan suatu hubungan kuantitatif yang dapat diantara
reaktan dan juga produk dalam reaksi kimia.Reaktan ialah suatu zat yang berpartisipasi di dalam reaksi
kimia.Reaktan ialah suatu zat yang berpartisipasi dalam reaksi kimia,dan juga produk ialah suatu zat yang
diperoleh sebagai hasil dari reaksi kimia.Stoikiometri tersebut bergantung pada kenyataan ialah bahwa
unsur-unsur berperilaku dengan cara yang bisa atau dapat diprediksi,dan juga materi yang tidak dapat
diciptakan atau juga dihancurkan.Pada saat unsur digabungkan kemudian menghasilkan reaksi
kimia,sesutau yang dikenal dan juga spesifik yang akan terjadi serta hasil reaksi bisa untuk diprediksi
dengan berdasarkan unsur-unsur dan juga jumlah yang terlibat.
Stoikiometri ialah matematika di balik ilmu kimia.Perhitungan stoikiometri tersebut bisa menemukan
bagaimana unsur-unsur dan juga komponen yang diencerkan dalam suatu larutan yang konsentrasinya
diketahui,bereaksi,didalam kondisi eksperimental.Kata “stoikiometri” tersebut berasal dari kata
“stoicheiron” Yunani,berarti “unsur” dan juga “metron” berarti ukuran.Stoikiometri tersebut bersandar
pada hokum perbandingan tetap,perbandingan ganda,dan juga hukum kekekalan masa.Dengan
berdasarkan hukum-hukum di atas tersebut,reaksi kimia tersebut dapat digunakan umtuk dapat
menghitung jumlah produk yang dapat diproduksi apabila diberikan reaktan dan juga persentase reaktan
yang dibuat menjadi suatu produk.Jenis-jenis stoikiometri yaitu stoikiometri reaksi,stoikiometri
komposisi,dan stoikiometri gas.Dalam suatu permasalahan stoikiometri perlu menentukan reaktan mana
yang terbatas untuk mengetahui jumlah produk yang dihasilkan.Percobaan ini dilakukan untuk
mengetahui perbedaan suhu larutan sebelum dan sesudah di campurkan sehingga dapat diketahui letak
titik maksimum dan minimum suatu larutan.
Oleh karena itu,penelitian stoikiometri ini dilakukan dan di harapkan kita dapat mengetahui dan mengerti
tentang ilmu kimia,dan reaksi perubahan suhu pada larutan yang dicampur salah satunya adalah ilmu
stoikiometri.
1.2 Tujuan Percobaan
a. Untuk mengetahui titik maksimum dan minimum NaOH-HCl dan NaOH dan H2SO4.
b. Untuk mengetahui reaksi pembatas NaOH-HCl dan NaOH-H2SO4.
c. Untuk mengetahui perubahan suhu berpengaruh terhadap reaksi stoikiometri.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Dalam ilmu kimia,stoikiometri(kadang disebut stoikiometri reaksi untuk membedakannya dari stoikiometri
komposisi) adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk
dalam reaksi kimia(persamaan kimia).Kata ini berasal dari bahasa Yunani stoikheion (elemen) dan metria
(ukuran).Stoikiometri reaksi adalah penentuan perbandingan massa unsur-unsur dalam pembentukan
senyawanya.Pada perhitungan kimia secara stoikiometri,biasanya diperlukan hukum-hukum dasar ilmu
kimia(Suyanto,2007).

Hukum kimia adalah hukum alam yang relevan dalam bidang kimia.Konsep yang fundamental dalam kimia
adalah hukum konsenvarsi masa yang menyatakan bahwa tidak terjadi perubahan kuantitas materi sewaktu
reaksi kimia basa.Fisika modern yang menunjukkan bahwa sebenarnya yang terjadi adalah konservasi energy
dari bahwa energy dan massa saling berhubungan suatu konsep yang menjadi penting dalam kimia nuklir
konservasi energy menuntun ke suatu konsep-konsep penting mengenai kesetimbangan termodinamika dan
kinetika(Suyanto,2007).

Pada umumnya reaksi berlangsung dalam bentuk larutan.Stoikiometri larutan adalah suatu kesetimbangan
kuantitas zat-zat dalam berbagai reaksi kimia yang berlangsung dalam bentuk larutan.Perbandingan kuantitas
zat dalam reaksi kimia itu didasarkan perbandingan jumlah mol zat-zat tersebut.Persamaan reaksi setimbang
adalah persamaan reaksi yang mempunyai koefisien yang benar.Pada reaksi antar atom atau antar
molekul,koefisien persamaan rekasi kimia sudah benar jika pada persamaan reaksi tersebut,jumlah atom unsur
di ruas kiri dan ruas kanan persamaan reaksi adalah sama.Jika reaksi melibatkan ion,selain jumlah atom diruas
kiri dan kanan sama,maka jumlah muatannya juga harus sama(Parning,2006).

Reaksi dalam larutan melibatkan zat nonelektrolit atau zat elektrolit dalam larutan terdapat dalam bentuk ion-
ion yang bergerak bebas.Dari suatu persamaan reaksi yang melibatkan zat elektrolit,kita dapat membentuk
persamaan ion itu,zat elektrolit kuat kita dalam bentuk ion lengkap.Dalam persamaan ion terdapat ion yang
tidak mengalami reaksi.Ion tersebut berada di ruas kiri dan ruas kanan persamaan ion.Ion-ion itu disebut
penonton.Selanjutnya,ion penonton ini dihilangkan dari persamaan ion lengkap sehingga diperoleh persamaan
ion bersih(Parning,2005).

Menurut Timberlake,ilmu kimia merupakan ilmu yang mempunyai tentang komposisi,struktur,sifat dan reaksi
suatu materi.Oleh karena itu,konsep merupakan bagian penting dalam mempelajari ilmu kimia.Ciri-ciri ilmu
kimia menurut Sean dan Middlecamp salah satu diantaranya adalah sebagian besar konsep-konsep dalam ilmu
kimia bersifat abstrak,berurutan dan berkembang dengan cepat.Sehingga diperlukan pemahaman yang benar
terhadap konsep-konsep dalam kimia yang lebih kompleks.Konsep yang lebih mendasar merupakan
pembangunan berfikir bagi terciptanya gagasan yang lebih tinggi untuk merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi-generalisasi(Maghfiroh,2016).
Ilmu kimia selalu berhubungan dengan reaksi-reaksi kimia.Pada dasarnya reaksi kimia yang terjadi
bermacam-macam jenisnya diantaranya reaksi penggabungan(kombinasi),penguraian,pembakaran,pendesakan
dan metatesis.Persamaan rekasi kimia dapat digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri jenis reaksi kimia
tersebut.Persamaan reaksi merupakan gambaran singkat yang digunakan untuk menunjukkan proses
terjadinya reaksi stoikiometri merupakan ilmu yang mempelajari kuantitas dari reaktan dan produk dalam
reaksi kimia(Hartaya,2014).

Reaksi kimia secara umum dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu reaksi asam basa dan reaksi redoks.Secara
garis besar terdapat perbedaan yang mendasar antara kedua jenis reaksi tersebut aitu pada reaksi redoks terjadi
perubahan biloks sedangkan pada reaksi asam basa tidak ada perubahan biloks.Kedua kelompok reaksi kimia
ini terdapat 4 tipe reaksi yaitu sintesis,dekomposisi,penggantian tunggal dan penggantian ganda(Yusuf,2011).

Stoikiometri beberapa reaksi dapat dipelajari dengan mudah,salah satunya dengan metode JOB atau metode
variasi kontinu,yang mekanismenya yaitu dengan dilakukannya pengamatan terhadap kuantitas molar pereaksi
yang berubah namun molar totalnya sama.Sifat fisika tertentu,masa,volume,suhu,dan daya serap diperiksa dan
perubahannya digunakan untuk meramal stoikiometri sistem.Dari grafik aliran sifat fisik terhadap kuantitas
pereaksi,akan diperoleh titik maksimal atau titik minimal yang sesuai titik stoikiometri siste yang menyatakan
perbandingan pereaksi-pereaksi dalam senyawa perubahan kalor pada reaksi kimia bergantung pada jumlah
perekasinya.Jika mol yang berekasi diubah dengan volume tetap.Stoikiometri dapat ditentukan dari titik
perubahan kalaor maksimal dengan mengalirkan kenaikan temperature(Sutrisno,1986).
BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan


3.1.1 Alat-alat
a. Gelas kimia 100 ml
b. Gelas ukur 25 ml
c. Termometer
d. Corong
3.1.2 Bahan
a. Larutan NaOH 1M
b. Larutan HCl 1M
c. Larutan H2SO4
d. Akuades
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Stoikiometri Sistem NaOH-HCl
a. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml secara bergantian berturut-turut larutan NaOH 1 M volume
2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, dan 12,5 ml.
b. Diukur masing-masing suhunya.
c. Dimasukkan larutan HCl ke dalam gelas kimia berturut-turut dengan volume 12,5 ml,
10 ml, 7,5 ml, dan 2,5 ml.
d. Diukur masing-masing suhunya.
e. Dicampurkan larutan HCl ke dalam NaOH sehingga volume campurannya
menjadi 15 ml.
f. Diukur suhu campuran larutan tersebut.

3.2.1 Stoikiometri Sistem NaOH-H2SO4


a. Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 ml secara bergantian berturut-turut larutan NaOH 1 M volume
2,5 ml, 5 ml, 7,5 ml, 10 ml, dan 12,5 ml.
b. Diukur masing-masing suhunya.
c. Dimasukkan larutan H2SO4 ke dalam gelas kimia berturut-turut dengan volume 12,5 ml, 10 ml, 7,5
ml, dan 2,5 ml.
d. Diukur masing-masing suhunya.
e. Dicampurkan larutan H2SO4 ke dalam NaOH sehingga volume campurannya menjadi 15 ml.
f. Diukur suhu campuran larutan tersebut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
4.4.1 Sistem NaOH-HCl
Tabel 4.1 Sistem NaOH-HCl
ml
No. ml HCl Suhu NaOH Suhu HCl Suhu Campuran
NaOH
1 2,5 12,5 29 30 30
2 5 10 30 30 31
3 7,5 7,5 31 31 31
4 10 5 30,5 30 30
5 12,5 2,5 30 30 30

4.1.2 Sistem NaOH-H2SO4


Tabel 4.2 Sistem NaOH-H2SO4
ml ml Suhu Suhu
No. Suhu Campuran
NaOH H2SO4 NaOH H2SO4
1 2,5 12,5 30 30 31
2 5 10 30 30 30
3 7,5 7,5 30 31 31
4 10 5 30 31 31
5 12,5 2,5 31 30 31

4.2 Reaksi
4.2.1 Sistem NaOH-HCl
NaOH + HCl → NaCl + H2O
4.2.1 Sistem NaOH-H2SO4
NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + H2O
2NaOH + H2SO4 → Na2SO4 + 2H2O
4.3 Perhitungan
4.3.1 Sistem NaOH-HCl
1. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 2,5 x 1
= 2,5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 12,5 x 1
= 12,5 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 2,5 12,5 - -
r : 2,5 2,5 2,5 2,5
s : - 10 2,5 2,5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
Jenis reaksi = non stoikiometri
2. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
=5x1
= 5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 10 x 1
= 10 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 5 10 - -
r : 5 5 5 5
s : - 5 5 5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = HCl
Jenis reaksi = non stoikiometri
3. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 7,5 x 1
= 7,5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 7,5 x 1
= 7,5 mmol

NaOH + HCl → NaCl + H2O


m : 7,5 7,5 - -
r : 7,5 7,5 7,5 7,5
s : - - 7,5 7,5
Pereaksi pembatas = -
Pereaksi sisa =-
Jenis reaksi = stoikiometri
4. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 10 x 1
= 10 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
=5x1
= 5 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 10 5 - -
r : 5 5 5 5
s : 5 - 5 5
Pereaksi pembatas = HCl
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = non stoikiometri
5. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 12,5 x 1
= 12,5 mmol
Mol HCl = V HCl x MHCl
= 2,5 x 1
= 2,5 mmol
NaOH + HCl → NaCl + H2O
m : 12,5 2,5 - -
r : 2,5 2,5 2,5 2,5
s : 10 - 2,5 2,5
Pereaksi pembatas = HCl
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = non stoikiometri
4.3.2 Sistem NaOH-H2SO4
1. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 2,5 x 1
= 2,5 mmol
Mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4
= 12,5 x 1
= 12,5 mmol
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O
m : 2,5 12,5 -
r : 2,5 2,5 2,5
s : - 10 2,5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = H2SO4
Jenis reaksi = non stoikiometri
2. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
=5x1
= 5 mmol
Mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4
= 10 x 1
= 10 mmol
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O
m : 5 10 -
r : 5 5 5
s : - 5 5
Pereaksi pembatas = NaOH
Pereaksi sisa = H2SO4
Jenis reaksi = non stoikiometri
3. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 7,5 x 1
= 7,5 mmol

Mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4


= 7,5 x 1
= 7,5 mmol
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O
m : 7,5 7,5 -
r : 7,5 7,5 7,5
s : - - 7,5
Pereaksi pembatas = -
Pereaksi sisa =-
Jenis reaksi = stoikiometri
4. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 10 x 1
= 10 mmol
Mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4
=5x1
= 5 mmol
2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O
m : 10 5 -
r : 5 5 5
s : 5 - 5
Pereaksi pembatas = H2SO4
Perekasi sisa =NaOH
Jenis reaksi = non stoikiometri
5. Mol NaOH = V NaOH x M NaOH
= 12,5 x 1
= 12,5 mmol
Mol H2SO4 = V H2SO4 x M H2SO4
= 2,5 x 1
= 2,5 mmol

2NaOH + H2SO4→ Na2SO4 + 2H2O


m : 12,5 2,5 -
r : 12,5 2,5 2,5
s : 10 - 2,5
Pereaksi pembatas = H2SO4
Pereaksi sisa = NaOH
Jenis reaksi = non stoikiometri

4.4 Grafik
4.4.1 Grafik NaOH-HCl

Grafik Sistem NaOH - HCl


31.2
31
30.8
30.6
30.4
30.2
30
29.8
29.6
29.4
4.4.2 Grafik NaOH-H2SO4

Grafik Sistem NaOH - H2SO4


31.2
31
30.8
30.6
30.4
30.2
30
29.8
29.6
29.4
.. .. ... ... ...
HC. HC. )L H )L H )L H
L) L) m m m
m m ,5 0 ,5
,5 (5 (7 (1 2
(2 (1
OH OH OH
OH Na Na Na OH
Na Na

4.5 Pembahasan
Pada percobaan satu dan dua dilakukan percobaan pada sistem NaOH-HCl.Pertama dituangkan 2,5 ml,5
ml,7,5ml,10 ml,dan 12,5 ml NaOH ke dalam gelas kimia.Kemudian dimasukkan berturut-turut HCl lalu
dicampurkan sehingga volume totalnya berjumlah masing-masing 15 ml.Setelah itu diukur suhu
campuran dari larutan.Larutan NaOH,HCl,H2SO4 setelah diukur dan didapat berbagai suhu kemudian
NaOH dicampur HCl dan NaOH dicampur H 2SO4.Melalui pengukuran maka didapat pula suhu yang
bervariasi.Pengaruh volume terhadap suhu jika perbandingan volume asam-basa sama,maka reaksi akan
mencapai titik maksimum.
Pada percobaan ini terdapat dua reaksi,yaitu reaksi stoikiometri dan non stoikiometri.Reaksi ini
berpengaruh pada ada atau tidaknya reaksi pembatas dan reaksi sisa.Reaksi sisa merupakan reaktan yang
tidak habis bereaksi.Sedangkan reaksi pembatas adalah reaktan yang habis bereaksi.Pada percobaan
ini,reaksi stoikiometri terjadi pada saat campuran NaOH 7,5 ml dan HCl 7,5 ml juga pada NaOH 10 ml
dan H2SO4 0,5 ml.Reaksi non stoikiometri adalah reaksi yang salah satu reaktannya masih tersisa.Pada
percobaan ini yang merupakan reaksi non stoikiometri adalah semua larutan tanpa terkecuali larutan
NaOH 7,5 ml,HCl 7,5 ml,NaOH 10 ml dan H2SO4 5 ml.
Prinsip dari percobaan ini yaitu hokum proust.Artinya pada setiap reaksi,zat yang bereaksi dengan
sejumlah zat tertentu yang selalu tetap.Perbandingan mol dari unsur-unsur dalam reaksi selalu sesuai
dengan koefisien pada persamaan reaksinya dapat digunakan untuk menghitung perbadingan jumlah mol
masing-masing unsurnya terlibat dalam reaksi tersebut.
Fungsi dari gelas kimia pada percobaan ini adalah untuk mengukur volume larutan yang tidak
memerlukan tingkat ketelitian yang tinggu,Fungsi dari corong kaca pada percobaan ini adalah untuk
memindahkan larutan agar tidak tumpah.Fungsi dari gelas ukur adalah mengukur volume larutan yang
tidak memerlukan tingkat ketelitian yang tinggi dalam jumlah tertentu.Fungsi dari termometer adalah
untuk mengukur perubahan suhu larutan.
Faktor kesalahan dalam percobaan ini yaitu dalam mengukur suhu,thermometer menyenth dinding gelas
kimia dan terpegang oleh tangan praktikan sehingga sukar dalam menentukan suhu

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Titik maksimum dari NaOH-HCl adalah 31oc,sedangkan titik minimumnya adalah 30oc.Titik
maksimum NaOH-H2SO4 adalah 31oc, sedangkan titik minimumnya adalah 30oc.
b. Reaksi pembatas dalam percobaan NaOH-HCl adalah pada percobaan ketiga sedangkan reaksi
pembatas pada NaOH-H2SO4 adalah pada percobaan keempat.
c. Perubahan suhu yang terjadi pada stoikiometri disebabkan adanya tumbukan efektif antarpartikel
yang bergerak pada peningkatan suhu.Pada sistem NaOH-HCl dari percobaan pertama hingga
kelima yaitu dihasilkan non stoikiometri,non stoikiometri,stoikiometri,non stoikiometri dan non
stoikiometri.Pada sistem NaOH-H2SO4 percobaan pertama hingga kelima dihasilkan non
stoikiometri,non stoikiometri,stoikiometri,non stoikiometri,non stoikiometri dan non stoikiometri.
5.2 Saran
Sebaiknya pada percobaan selanjutnya dapat menggunakan bahan-bahan lain seperti asam oksalat
dengan NaOH dan KCl agar didapat hasil yang lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmad,Hiskia.1991.Kimia Dasar(modul 1-5).Jakarta:UT.
Hartaya,dkk.2014.Penentuan kandungan oksidator berdasarkan reaksi stoikiometri dan struktur
Kristal dalam rangka adopsi formulasi propetan HCP.Pusat Teknologi Dirgantara Terapan(Diakses
pada 3 November 2019).
Maghrifoh,dkk.2016.Identifikasi Tingkat Pemahaman Konsep Stoikiometri Pada Pereaksi Pembatas
dalam Jenis-jenis Reaksi Kimia.Surabaya(Diakses pada 3 November 2019).
Parning,dkk.2006.Kimia Edisi Kedua.Jakarta:UT
Sutrisno.1986.Materi Pokok Fisika.Jakarta:Karvaika.
Suyanto.2007.Kimia Dasar.Jakarta:Masmedia Buana.
Yusuf,2011.Stoikiometri.Jakarta:PT.Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai