Anda di halaman 1dari 10

MAJALAH BIAM Vol. 10, No.

2 Desember 2014, Hal 50-59

PEMANFAATAN BIOETANOL SEBAGAI SUMBER ENERGI


ALTERNATIF PENGGANTI MINYAK TANAH

UTILIZATION OF BIOETANOL AS A ALTERNATE ENERGY SOURCE


GASOLINE SUBTITUTION

Voulda D. Loupatty
Balai Riset dan Standardisasi Industri Ambon Jl. Kebun Cengkeh, Ambon 97128
Email : voulda_loupatty@yahoo.co.id

ABSTRACT

Needs tend to increase instead of petroleum oil reserves are depleting. For that bioethanol utilization as alternative
energy sources, need serious attention in addressing the problem of fuel oil at the moment and for the future.
The factors of serious attention is raw materials, production technology, bioethanol application as kerosene
substitution and feasibility of bioethanol. This research uses secondary data approach as its data source. The
results showed that the source of the raw material of bioethanol is quite diverse and available in sufficient quantities
in Indonesia however much that needs serious attention is seaweed. Seaweed cultivation technology is easy and
inexpensive to harvest a short amount of time (about 45 days). Volume production of bioethanol seaweed quite
large compared with other raw materials. Feasibility of bioethanol has a double advantage because it can create
jobs in the field of cultivation of raw materials, as well as the production of bioethanol industries bioethanol stove

Keywords: Bioethanol, Kerosene, Seaweed

ABSTRAK

Kebutuhan minyak bumi cenderung meningkat sebaliknya cadangan minyak bumi makin menipis. Untuk
itu pemanfaatan bioetanol sebagai sumber energy alternative, perlu mendapat perhatian serius dalam
mengatasi masalah bahan bakar minyak di saat ini maupun untuk waktu yang akan datang. Faktor-faktor
yang perlu mendapat perhatian adalah ketersediaan bahan baku , teknologi produksi, aplikasi bioetanol
sebagai substitusi minyak tanah dan kelayakan usaha bioetanol. Penelitian ini menggunakan pendekatan data
sekunder sebagai sumber datanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumber bahan baku bioetanol cukup
beragam dan tersedia dalam jumlah yang cukup banyak di Inbonesia Namun yang perlu mendapat perhatian
serius adalah rumput laut. Teknologi budidaya rumput laut mudah dan murah dengan waktu panen yang
cukup singkat (sekitar 45 hari). Volume produksi bioetanol rumput laut cukup besar dibandingkan dengan
bahan baku lainnya. Kelayakan usaha bioetanol mempunyai keuntungan ganda karena dapat menciptakan
lapangan pekerjaan dalam bidang budidaya bahan baku, indutri bioetanol maupun produksi kompor bioetanol.

Kata Kunci: Bioetanol , Minyak tanah, Rumput laut

50
Pemanfaatan Bioetanol Sebagai..... ( Voulda Loupatty)

PENDAHULUAN

Produksi minyak Indonesia sebesar 845


ribu bph. , konsumsi minyak mencapai 1,5 juta
bph. Sehingga kekurangannya harus dipenuhi
melalui impor minyak dan diperkirakan
impor minyak akan menyedot APBN sebesar
36 milyar dolar AS. ( Anonymous, 2014 )
Harga minyak dunia di NYMEX
(New York Mercantile Exchange) berada
di kisaran $120 per barrelnya. 1 barrel Gambar 1: Konsumsi Energi Indonesia
adalah setara dengan 117.35 liter dibulatkan 2005-2011 (Sumber data: Statistik
menjadi 117 liter . Jika Kurs 1$ = Rp Minyak Bumi 2011 dalam Astuti,2012)
9200,- maka itu artinya setara dengan Rp.
1.104.000. Artinya di pasaran internasional Hal ini disebabkan karena adanya
harga 1 liter minyak mentah adalah sekitar program konversi minyak tanah ke LPG,
Rp. 9436,- per liternya.( Astuti, 2012 ) dilain pihak subsidi minyak tanah mulai
Dengan mengabaikan biaya pemros- dikurangi sedikit demi sedikit, sehingga harga
esan minyak mentah menjadi bensin dan juga minyak tanah meningkat. Meningkatnya
biaya angkut ke SPBU terkait yang notabene harga minyak tanah ini disebabkan karena
akan membuat harga per liternya menjadi terbatasnya produksi minyak tanah yang
jauh lebih mahal, kita bisa melihat bahwa dihasilkan kilang-kilang dalam negeri, maka
pemerintah mensubsidi sekitar Rp 4935 per sebagian minyak tanah yang dikonsumsi
liter premium yang dikonsumsi rakyatnya. dalam negeri didatangkan dari luar, antara
BBM terdiri dari tujuh jenis yaitu avtur lain dari Singapura, India, dan Timur Tengah.
gasoline (avgas), avtur, mogas (motor Sebagian besar energi yang
gasoline), minyak tanah (mitan), minyak digunakan oleh rumah tangga di Indonesia
solar, minyak diesel dan minyak bakar. saat ini adalah minyak tanah. Penggunaan
Avtur gasoline dan avtur adalah bahan bakar minyak tanah sebagai sumber energi untuk
pesawat terbang. Sementara mogas atau rumah tangga atau industri kecil, yang masih
motor gasoline sering kita kenal dengan perlu mendapatkan subsidi, lebih kurang
bensin. Minyak tanah, dulu sebelum konversi 12 juta kiloliter per tahun ( Faizal, 2004 ).
minyak tanah ke LPG banyak digunakan Menurut Dewan Energi
sebagai bahan bakar memasak oleh rumah Dunia konsumsi energi cenderung
tangga. Sebagian lagi digunakan oleh naik sampai 50% pada tahun 2020.
industri. Sedangkan minyak solar dan minyak Oleh karena itu perlu dikembangkan sumber
diesel digunakan juga untuk kendaraan yang energi lain selain minyak sebagai sumber
bermesin diesel. Adapun minyak bakar energi alternatif yang terbarukan (renewable)
lebih digunakan oleh industri-industri besar diantaranya adalah bahan bakar nabati.
yang sering kali juga digunakan sebagai Bahan bakar nabati (BBN) adalah semua
energi alternatif bagi industri menengah. bahan bakar yang berasal dari minyak
Dari gambar di bawah terlihat nabati, dan dapat berupa biodiesel, bioetanol,
perubahan signifikan terjadi pada minyak bio-oil (minyak nabati murni). Bioetanol
tanah ( mitan) dari tahun 2005 – 2011 merupakan anhydrous alkohol yang
mengalami penurunan dari 67.395 berasal dari fermentasi jagung, sorgum,
menjadi 12.724 atau sebesar 18,88% sagu atau nira tebu dan tanaman lainnya.
. Sebaliknya mogas dari 101.867 Indonesia memiliki sumber daya alam
menjadi 165.308 atau sebesar 162,28% .
51
MAJALAH BIAM Vol. 10, No. 2 Desember 2014, Hal 50-59

yang cukup melimpah, dan tersebar di Ubi kayu atau singkong (Mannihot
berbagai daerah yang dapat digunakan esculenta) berasal dari Brazil, Amerika
sebagai sumber energi alternative sehingga Selatan, menyebar ke Asia pada awal abad
dapat diwujudkan desa mandiri energi . ke-17 dibawa oleh pedagang Spanyol dari
Dengan demikian tujuan dari penelitian ini Mexico ke Philipina. Kemudian menyebar
adalah : ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Ubi
1. Mengkaji sumber bahan baku kayu merupakan makanan pokok di beberapa
bioetanol yang pros negara Afrika. Di samping sebagai bahan
pektif di Indonesia makanan, ubi kayu juga dapat digunakan
2. Mengkaji proses produksi bioetanol sebagai bahan baku industri dan pakan ternak.
3. Mengkaji aplikasi bioeta Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-
nol sebagai substitusi minyak tanah 35%, serta protein, mineral, serat, kalsium,
4. Mengkaji kelayakan usaha bioetanol dan fosfat. Ubi kayu merupakan sumber energi
yang lebih tinggi dibanding padi, jagung,
METODE PENELITIAN ubi jalar, dan sorgum ( Ismawati, 20011 ).
Singkong sangat mungkin
Penelitian ini menggunakan pendeka- dikembangkan secara besar-besaran di
tan data sekunder sebagai sumber datanya. Indonesia untuk mendukung produksi
Data sekunder yang digunakan dibagi 2 bioetanol. Singkong memiliki kadar
(dua) yaitu data internal dan data eksternal. karbohidrat sekitar 32 – 35% dan kadar
Data internal adalah data yang berasal dari pati sekitar 83,8% setelah diproses menjadi
hasil penelitian yang pernah dilakukan pen- tepung (Hambali dkk. 2007), nilai kalorinya
ulis. Sedangkan data eksternal adalah data 250 x 103 (Yakinudin, 2014). Singkong
yang diperoleh dari kajian literature lainnya. dapat tumbuh di tanah yang kurang subur,
memiliki daya tahan yang tinggi terhadap
HASIL DAN PEMBAHASAN penyakit dan dapat diatur waktu panennya,
dengan umur panen 8 bulan. Singkong
A. Sumber Bahan Baku Penghasil mampu menghasilkan 30 – 60 ton per hektar.
Bioetanol
Bioetanol merupakan etanol yang 2. Ubi Jalar
dibuat dengan cara fermentasi biomassa Potensi pengembangan ubi jalar
yang mengandung pati, gula, dan tanaman di Indonesia sangatlah besar. Areal panen
berselulosa. Biomassa yang mengandung setiap tahun seluas 229.000 hektar, tersebar
pati misalnya singkong , ubi jalar , biji di seluruh propinsi , baik di lahan sawah
jagung, biji sorgum sagu dan kentang. maupun tegalan dengan tingkat produksi
Biomassa yang menghasilkan gula rata-rata nasional 10 ton/ha (Prihandana dan
yaitu nira tebu , tetes tebu (molases), nira Hendroko, 2007). Ubi jalar bisa ditanam
kelapa, sorgum manis , nira aren, nira sepanjang tahun , jenis tanah apa saja dan di
nipah dan nira lontar. Biomassa berselulosa mana saja. Keunggulan lain , umur panen ubi
meliputi limbah pertanian, ampas tebu , jalar hanya 4 bulan dibandingkan singkong
tongkol jagung, rumput laut , dan lain- yang mencapai 8 bulan. Aryani dkk(2004)
lain (Gusmailina, 2010 dan Wawan,2007) , tanaman ubi jalar merupakan tanaman
Sumber bahan baku yang paling yang mengandung karbohidrat tinggi.
prospektif di Indonesia adalah Singkong (ubi
kayu) , ubi jalar , tetes tebu , sagu , nira kelapa , 3. Sagu
nira aren , nira lontar , sorgum dan rumput laut : Tanaman sagu sangat potensial
untuk dikembangkan sebagai bahan baku
1. Singkong (ubi Kayu) penghasil energi alternative , karena mampu
52
Pemanfaatan Bioetanol Sebagai..... ( Voulda Loupatty)

menghasilkan pati kering hingga 25 ton per Assam, Pakistan dan Sepanjang pesisir Timur
hektar dengan komposisi pati mencapai India . Di Indonesia aren ditemukan hampir di
85,9%. Sagu cocok dikembangkan di seluruh wilayah terutama di 14 propinsi Papua,
daerah-daerah marginal , seperti daerah Maluku, Maluku Utara, Sumatera Utara,
rawa dan gambut . Usia produktif tanaman Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah,
sagu sekitar 7 – 10 tahun. Indonesia dikenal Banten, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan,
sebagai sentra penanaman sagu di dunia , Sulawesi Tenggara, Bengkulu, Kalimantan
selain Papua Nugini. Lebih dari 50% area Selatan dan Nangroe Aceh Darussalam. Total
sagu dunia berada di Indonesia (Hambali luas areal di 14 propinsi sekitar 70.000 ha.
dkk.,2007). kadar bietanol dari sagu tidak (Maliangkay, 2008 dalam Hariyanto, 2010).
berduri lebih tinggi (51-53 %) dibanding Badan Pengkajian dan Penerapan
dengan sagu berduri (32-35 %). Untuk Teknologi melaporkan , produktifitas
optimalnya pemanfaatan sagu, sebaiknya bioetanol dari pohon aren dapat mencapai
pati yang berasal dari sagu berduri diarahkan 40.000liter per hektar per tahun. Ini lebih
untuk penyediaan pangan karbohidrat, tinggi dari produktivitas ubi kayu dan
sedangkan pati sagu tidak berduri lebih sesuai jagung (Prihandana dan Hendroko, 2007).
sebagai bahan baku bioetanol (Laya,2012) Nira selain dihasilkan dari aren juga
dihasilkan dari tanaman nipah dan kelapa
4. Tetes Tebu (Molase) sebagai sumber bahan pemanis yang bisa
Tetes tebu (molase) adalah hasil diolah menjadi bioetanol (Kusumanto, 2008).
samping proses pembuatan gula tebu . Tetes
tebu berwujud cairan kental yang diperoleh 6. Rumput Laut ( Eucheuma sp )
dari tahap pemisahan Kristal gula . Tetes Laut Indonesia memiliki luas lebih
tebu masih mengandung gula dengan kadar kurang 5,8 juta km2 dengan garis pantai
tinggi (50 – 60%). Molase atau tetes tebu sepanjang 81.000 km. potensi sumberdaya
mengandung kurang lebih 60% selulosa cukup besar, terutama sumberdaya
dan 35,5% hemiselulosa. Kedua bahan perikanan laut, baik dari segi kuantitas
polisakarida ini dapat dihidrolisis menjadi maupun diversitas (Anonymous, 2005).
gula sederhana yang selanjutnya dapat Di perairan Indonesia terdapat sekitar
difermentasi menjadi etanol (Juwita, 2012). 782 jenis rumput laut, dan hanya 18 jenis
Dalam Komarayati dan Gusmailina(2010) dari 5 genus yang sudah diperdagangkan.
disebutkan bahwa Di Indonesia potensi Dari ke 5 genus tersebut hanya genus
produksi molase ini per ha kurang lebih Eucheuma dan Gracilaria yang sudah
10–15 ton, Jika seluruh molase per ha ini dibudidayakan. Genus Eucheuma sp mulai
diolah menjadi ethanol fuel grade ethanol dibudidayakan secara masal pada tahun
(FGE), maka potensi produksinya kurang 1984 di Nusa Dua, Nusa Perida, Nusa
lebih 766 hingga 1.148 liter/ha FGE. Lembongan, Nusa Ceningan, Bali, serta
Lombok Timur (Nusa Tenggara Barat).
5. Aren ( Nira ) Wilayah sebaran budidaya Jenis rumput laut
Aren (Arenga pinnata Merr) ini berada di Sumatera Barat ( Kabupaten
menghasilkan nira yang merupakan salah pesisir selatan dan Mentawai ) , Sumatera
satu sumber bioetanol yang sudah dikenal Selatan ( Lampung Selatan ) , Bangka
secara tradisional dalam bentuk minuman Belitung , Kepulauan Riau , Banten (Pulau
beralkohol. Tanaman ini sebarannya terbatas Panjang, Ujung Kulon dan Teluk Banten ),
hanya di wilayah Asia Tenggara yang meliputi DKI Jakarta ( Pulau Seribu ), Jawa Tengah
Indonesia, Serawak, Filipina, Vietnam, ( Karimun Jawa ) , Jawa Timur ( Madura ,
Kamboja, Laos, Thailand, dan Burma serta Situbondo , dan Banyuwangi Selatan ), Bali
sebagian wilayah Asia Selatan meliputi ( Nusa Dua / Katub / Gunung Panjang , Nusa
53
MAJALAH BIAM Vol. 10, No. 2 Desember 2014, Hal 50-59

Penida, Nusa Jembrana , dan Nusa Ceningan Tabel 1. Potensi beberapa tanaman bahan
), Nusa Tenggara Timur ( Maumerre , baku bioetanol
Larantuka, Kupang dan Rote ) Sulawesi Jenis Tanaman Hasil Panen Bioetanol L per
Selatan ( Jeneponto , Takalar , Bantaeng , Ton per tahun tahun / Ha
Sinjai , dan Pangkajene) Sulawesi Tengah / Ha
( Pulau Samaringa ), Sulawesi tenggara , Ubi Kayu 10 – 50 2.000 – 7.000
(singkong)
Sulawesi Utara , Gorontalo ( Gorontalo dan
Ubi Jalar 10 – 40 1.200 – 5.000
Bualemo ) Kalimantan Selatan, Maluku Sagu 6,8 4.133
( Pulau Seram , Pulau Ori , Kepulauan Tebu 40 – 120 3.000 - 8.500
Aru dan Halmahera ),serta Papua ( Biak, Aren (Nira) - 40.000
Sorong ), (Anggadiredja, dkk. 2006). Kelapa (Nira) 19 12.900
Nipah (Nira) 27 2.500
Potensi lahan / perairan pengembangan
Rumput Laut* 45 – 60 13.500 - 30.000
budidaya rumput laut di Indonesia sekitar
1.110.900 ha. Di mana potensi pengembangan Sumber: Anonymous, 2007
rumput laut khususnya Maluku dan Maluku ;Hambali,dkk.2008 ; Prihandana dan
Utara sekitar 206.600 ha. , merupakan Hendroko,2007.
daerah nomor 2 terluas setelah Irian *Hasil Penelitian
Jaya ( 501.900 ha. ), (Kusnendar, 2002).
Saat ini di Maluku sedang digalakkan B. Proses Produksi Bioetanol
budidaya rumput laut di beberapa daerah
yaitu diperairan Ambon, Seram Bagian Teknologi produksi etanol sudah
Barat (SBB), Seram Bagian Timur (SBT), ada sejak jaman dahulu kala. Teknologi ini
Buru, Maluku Tenggara, Maluku Tenggara terus berkembang dan berevolusi sejalan
Barat (MTB) serta Aru (Dinas Kelautan dengan perkembangan jaman. Produksi
dan Perikanan Provinsi Maluku, 2010). bioetanol dimulai dari fermentasi sederhana
Siklus produksi rumput laut jenis ini bahan-bahan yang mengandung gula/
cukup pendek, pemanenan dapat dilakukan nira, bahan-bahan yang mengandung pati/
pada umur 45 hari. Sedangkan penjemuran polisakarida hingga bahan-bahan berkayu.
membutuhkan waktu sekitar 3 hari. Bila Proses produksi bioetanol dari bahan-
diasumsikan rumput laut siap dipasarkan bahan yang mengandung berbagai jenis
setelah 50 hari dengan kondisi cuaca yang karbohidrat dapat dilihat pada gambar .
cocok, maka dalam setahun pembudidaya Dalam Hambali, dkk. 2008
rumput laut dapat memanen maksimal mengatakan bahwa tahap inti produksi
tujuh kali. Memiliki beberapa keunggulan bioetanol adalah fermentasi gula, baik yang
dari segi ekonomis, lingkungan, dan berupa glukosa , sukrosa maupun fruktosa
sosial. Segi ekonomis, antara lain budidaya oleh ragi ( yeast ) terutama Saccharomyces
rumput laut cukup menggunakan teknologi sp atau bakteri Zymomonas mobilis.
yang sederhana dan tidak membutuhkan Pada proses ini gula akan dikonversi
modal kerja awal yang besar. Rumput laut menjadi etanol dan gas karbondioksida.
juga dapat dijadikan bisnis keluarga dan
mempunyai nilai ekonomis tinggi. Dari segi C6H12O6 > 2C2H5OH + 2CO2
lingkungan, rumput laut dapat membantu
menjaga lingkungan kelautan, dan dari Secara umum produksi
segi sosial, budidaya rumput laut membuka bioetanol mencakup tiga rangkaian
lapangan usaha dan mengurangi urbanisasi. proses yaitu persiapan bahan baku,
Potensi beberapa tanaman bahan baku fermentasi dan pemurnian ( destilasi ).
bioetanol dapat dilihat pada tabel 1. Pada tahap persiapan, bahan baku berupa

54
Pemanfaatan Bioetanol Sebagai..... ( Voulda Loupatty)

padatan harus dikonversi terlebih dahulu dilakukan sampai mendidih, dimana rumput
menjadi larutan gula sebelum akhirnya di- laut larut menjadi bubur rumput laut. Tujuan
fermentasi untuk menghasilkan etanol. dari penambahan air sebanyak 50 kali dari
Sedangkan bahan–bahan yang sudah dalam berat rumput laut yang digunakan adalah
bentuk gula dapat langsung difermentasi. untuk membantu pemecahan polisakarida
Bahan padatan dibuat perlakuan yang terkandung rumput laut menjadi
pengecilan ukuran dan tahap pemasakan. monosakarida – monosakarida lainnya.
Proses produksi bioetanol berbahan baku nira Menurut Sastrohamidjojo (2009),
aren : nira yang diekstraksi / disadap langsung dan Gaman dan Sherrington (1994).
difermentasikan . Pada tahap ini terjadi Polisakarida merupakan hasil
pemecahan gula sederhana menjadi alcohol. penggabungan atau polimer hasil
Alkohol yang diperoleh didestilasikan
untuk memperoleh alcohol dengan kadar
yang lebih tinggi , yang dapat digunakan
sebagai substitusi minyak tanah. Setelah
destilasi, dilanjutkan dengan dehidrasi untuk
mendapatkan alcohol dengan kemurnian
tinggi sampai 99,5% (Anonymous,2009
dan Tangkuman dkk. 2010).
Proses produksi bioetanol berbahan
baku pati diawali dengan tahap pemasakan
bahan meliputi proses liquifikasi dan
sakarifikasi. Pada tahap ini , tepung
dikonversi menjadi gula melalui proses
pemecahan menjadi gula kompleks. Pada
tahap liquifikasi dilakukan penambahan air
dan enzim alpha amylase. Proses dilakukan
pada suhu 80 - 900 C. Selanjutnya tahap
sakarifikasi dilakukan pada suhu 50 – 60
0C. Enzim yang ditambahkan pada tahap
ini adalah enzim glukoamilase. Pada tahap
ini akan terjadi pemecahan gula kompleks Gambar. Diagram alir proses pembuatan
menjadi gila sederhana. (Andriyanto,2012) bioetanol
Tahap fermentasi merupakan Sumber: Anonymous,2013; Hambali
tahap pemecahan gula-gula sederhana dkk,2008 ; Prihandana dkk,2008 ;
menjadi etanol dengan melibatkan enzim Sunada,2012
dan ragi. Fermentasi dilakukan pada
kisaran suhu 27 – 320C, pada tahap ini kondensasi dari monosakarida dan tersusun
dihasilkan gas CO2 sebagai by product . dari banyak molekul monosakarida
Tahap berikutnya adalah pemurnian etanol. yang berikatan satu sama lain, dengan
Tahap ini dilakukan melalui metode destilasi. melepaskan sebuah molekul air
Destilasi dilakukan pada suhu ± 780C. Pada untuk setiap ikatan yang terbentuk.
tahap ini diperoleh etanol berkadar 90%. Selanjutnya ditambahkan sari tauge dan gula,
Proses produksi Bioetanol rumput untuk mengkondisikan suasana yang nyaman
laut Eucheuma cottonii diawali dengan untuk perkembangbiakan Saccharomyces sp
proses pemasakan, dengan penambahan air selama berlangsungnya proses fermentasi .
sebanyak 50 kali dari berat rumput laut dan Pada tahap fermentasi terjadi proses pemecahan
tambahkan sedikit asam cuka. Pemasakan gula sederhana menjadi etanol dengan
55
MAJALAH BIAM Vol. 10, No. 2 Desember 2014, Hal 50-59

melibatkan Saccharomyces sp. Pada tahap ini bensin. Selanjutnya dikatakan industri
dihasilkan gas CO2. Etanol yang diperoleh pendukung bioetanol adalah kompor
pada tahap ini adalah etanol berkadar sekitar bioetanol. Prospek pengembangan kompor
3 %. Selanjutnya dilakukan proses destilasi bioetanol perlu dipertimbangkan karena :
hingga memperoleh etanol berkadar 90%. a. Teknologi produksi sederhana dan
mudah dikembangkan (inovasi)
C. Aplikasi Bioetanol Sebagai Substitusi b. Tidak membutuhkan alat pendu
Minyak Tanah Pada Kompor kung seperti tabung gas elpiji
Penggunaan alkohol sebagai bahan c. Nilai efisiensi dan ekonomis san
bakar mulai diteliti dan diimplementasikan gat tinggi
di USA dan Brazil sejak terjadinya krisis • satu liter bioetanol sama dengan
bahan bakar fosil di kedua negara tersebut dua setengah liter minyak tanah
pada tahun 1970-an. Brazil tercatat sebagai • proses pemasakan tidak ber-jela
salah satu negara yang memiliki keseriusan ga (bercak hitam) pada wadah
tinggi dalam implementasi bahan bakar memasak
alkohol untuk keperluan kendaraan bermotor • proses peng-api-an sangat aman
dengan tingkat penggunaan bahan bakar • kualitas peng-api-an lebih baik
ethanol saat ini mencapai 40 secara nasional dibandingkan gas
. Di USA, bahan bakar relatif murah, E85, d. Peluang pasar yang besar dan lebar
yang mengandung ethanol 85% semakin Penelitian pemanfaatan bioetanol
populer di masyarakat .(Berita Iptek ,2005). untuk konsumsi rumah tangga dalam hal ini
Dalam Info Iptek 2010, telah kompor bioetanol telah dilakukan beberapa
dilakukan uji coba penggunaan alcohol peneliti sebelumnya, diantaranya Budiyanto
dengan kadar 30% dapat digunakan untuk (2009) , yang melakukan penelitian tentang
kompor rumah tangga. Penggunaan alcohol uji unjuk kerja kompor bioetanol kadar rendah.
dengan kadar 80% pada sepeda motor dua Variasi yang digunakan pada penelitian ini
tak dengan beban 2 orang teruji mampu adalah diameter burner 0,6 mm dan 1 mm,
dijalankan dengan menempuh jarak 35 km/l. ketinggian saluran keluar bahan bakar etanol
Sedangkan untuk sepeda motor empat tak , terhadap ujung burner yaitu 0 cm dan 5
mampu menempuh jarak 40 km/l dengan cm, dan tekanan udara yaitu 0,1 MPa, 0,2
beban yang sama. Untuk genset kapasitas MPa, 0,3 MPa dan 0,4 MPa. Dari penelitian
1000 watt menggunakan alcohol 85% diperoleh hasil bahwa efisiensi kompor
teruji mampu menyala selama 50 menit/l, etanol paling tinggi sebesar 53,43%. Kondisi
dengan beban pemakaian listrik 500 watt. efisiensi tertinggi ini diperoleh pada saat
Dalam Anonymous ( 2009 ) , me- variasi diameter burner 0,6 mm, ketinggian
nyatakan bahwa pemanfaatan produk ujung keluar bahan bakar etanol 5 cm dari
bioetanol adalah sebagai berikut : ujung burner dan tekanan udara 0,2 MPa.
1. Kadar 60% s/d 70%, sebagai sub Selanjutnya penelitian yang dilakukan
stitusi Bahan Bakar Minyak jenis Utomo (2011) , analisis matematis dan
minyak tanah ekonomis penggunaan metanol dan etanol
2. Kadar 70% s/d 80%, sebagai sub pada kompor “HD”. Untuk menguji efisiensi
stitusi produk alkohol (industri bahan bakar dibutuhkan kompor yang sesuai.
farmasi) Pada penelitian ini digunakan alat pemanas
3. Kadar 70% s/d 90%, sebagai yang bernama kompor “HD”. Metode
bahan pendukung produksi yang digunakan untuk mengetahui tingkat
makanan & minuman efisiensi penggunaan bahan bakar metanol
4. Kadar 99,5% , sebagai sub dan etanol adalah metode air mendidih.
stitusi Bahan Bakar Minyak jenis Berdasarkan hasil analisis matematis,
56
Pemanfaatan Bioetanol Sebagai..... ( Voulda Loupatty)

disimpulkan bahwa penggunaan bahan • BEP : 20 bulan


bakar etanol memiliki kecepatan pendidihan Penelitian yang dilakukan oleh Heyko
lebih tinggi dibandingkan metanol. (2013) tentang Strategi pengembangan
Penggunaan bahan bakar metanol kadar energi terbarukan: studi pada biodiesel,
85% pada kompor HD lebih ekonomis bioetanol, biomassa dan biogas di Indonesia.
karena terjadi penghematan Rp 544.984,00 Penelitian ini didasarkan pada pengolahan
untuk peternakan ayam potong per 1000 data sekunder tahun 2000-2010 dan analisis
ekor dalam satu periode usaha 40 hari. proyeksi kebutuhan energi hingga tahun
Penelitian “Pengembangan bioetanol 2050,dengan melakukan peramalan deret
sebagai bahan bakar utama rumah tangga” waktu berdasarkan metode trend analisis
yang dilakukan Loupatty, dkk.(2013) , plot , smoothing plot dan decomposition
memperlihatkan kadar etanol 60%,70%, 80% plot. Perangkat lunak yang digunakan untuk
dan 90% dapat digunakan untuk konsumsi melakukan peramalan adalah Minitab versi
rumah tangga dalam hal ini untuk kompor 15(2007). Hasil penelitian menunjukan
sebagai substitusi minyak tanah. Hasil uji bahwa diprediksikan pada tahun 2050
coba pada kompor bioetanol rekayasa Balai penduduk Indonesia mencapai 359,37 juta
Riset dan Standardisasi Industri Ambon jiwa. Konsumsi energi pada tahun 2010
menunjukkan bahwa tingkat kemurnian sebesar 1.082,33 juta SBM (Satuan Barel
(kadar) etanol mempengaruhi efisiensi waktu Minyak) menjadi 3.289,44 juta SBM.
pemasakan, di mana etanol dengan kadar Disini terlihat bahwa telah terjadi kenaikan
tinggi (90%) lebih efisien dibandingkan kebutuhan energi sebesar 3 kali lipat pada
dengan etanol dengan kadar rendah (60%). tahun 2050. Jika kebutuhan energi ini
dipenuhi dengan cara pengembangan biofuel
D. Kelayakan Usaha Bioetanol maka diperlukan lahan seluas 4,34 - 7,56
Untuk keberhasilan usaha bioetanol juta hektar untuk perkebunan singkong dan
perlu ditunjang dengan analisis kelayakan tebu dalam memproduksi bioetanol dengan
usaha . Kelayakan usaha yang dibuat kebutuhan tenaga kerja sebesar 4,34-15,12
oleh Pengembangan Desa Mandiri Energi juta orang. Sedangkan disektor industri
(2013) , diperlihatkan sebagai berikut : energi, diperlukan sekitar 60.556 - 60.727 unit
• Investasi yang diperlukan adalah : pabrik penghasil bioetanol dengan jumlah
Rp 7.120.000,. tenaga kerja sebanyak 605.560 – 607.270
• Harga Pokok Produksi : orang. Biaya produksi bioetanol dari tebu
Rp 5.539.140,./bln sebesar Rp 6,214/l sudah layak menggantikan
• Harga Jual : premium bersubsidi yang harganya Rp
Rp 7.125.000,./bln 6500/l dengan margin keuntungan sebesar
• Keuntungan : 4,6%. Sedangkan harga pokok produksi
Rp 1.585.860,./bln bioetanoldari singkong sebesar Rp 6.963/l
Selanjutnya analisa usaha bioetanol masih belum layak menggantikan premium
rumput laut yang dilakukan Loupatty bersubsidi. Walaupun demikian biofuel
,dkk.(2014) adalah sebagai berikut ; ini layak menggantikan minyak fosil yang
• Investasi yang diperlukan adalah : tak bersubsidi dengan harga Rp 9.800/l.
Rp 68.000.000,.
• Harga pokok produksi : KESIMPULAN
Rp 8.620.000,
• Harga jual : Bioetanol sebagai sumber energi
Rp 12.500.000,. alternative pengganti minyak tanah perlu
• Keuntungan : mendapat perhatian yang serius . Hal ini
Rp 3. 875.000,. didukung oleh sumber bahan baku yang
57
MAJALAH BIAM Vol. 10, No. 2 Desember 2014, Hal 50-59

melimpah dan tersebar diberbagai daerah di Produksi Nasional. Berita Daerah


Indonesia. Bahan baku yang perlu mendapat .co.id di akses 6 November 2014
perhatian serius adalah rumput laut, karena
budidayanya cukup singkat hanya sekitar 45 Andriyanto Dwi, 2012. Pembuatan Bioethanol
hari dan volume produksi bioetanolnya cukup Berbahan Dasar Singkong . Pelatihan
besar dibandingkan bahan baku lainnya . Teknik . Tristar Politeknik . Surabaya .
Teknologi produksi bioetanol cukup
sederhana dan mudah dilakukan Aryani D , Tj. Purwoko, R Setyaningsih
dalam industri rumah tangga. , 2004. Fermentasi Etanol Dari
Bioetanol dengan kadar 60%,70%, 80% Ubi Jalar (Ipomoea batatas) Oleh
dan 90% dapat digunakan untuk konsumsi Kultur Campuran Rhyzopus
rumah tangga dalam hal ini untuk oryzae dan Saccharomyces cere-
kompor sebagai substitusi minyak tanah. viseae . Bioteknologi 1 (1) : 13-18
Kelayakan Wirausaha bioetanol mempunyai
keuntungan ganda karena dapat menciptakan Astuti P. S , 2012. Siapakah Konsumen
lapangan pekerjaan dalam bidang BBM Terbanyak di Indonesia?
budidaya bahan baku, industi bioetanolnya Firefox HTML Document .
maupun produksi kompor bioetanol. Diakses tanggal 8 November 2012.

DAFTAR PUSTAKA Berita Iptek 2005 . Bioetanol , Alternatif


Energi Terbarukan : Kajian
Anggadiredja, J.T.,A. Zatnika., H. Purwanto Prestasi Mesin Dan Implementasi
dan Sri Istini. 2006. Rumput Laut, di Lapangan . file ; /// E:/aplikasi .
Pembudidayaan, Pengelolaan dan
Pemasaran Komoditas Perikanan Budiyanto w . 2009. Uji Unjuk Kerja Kompor
Potensial. Penebar Swadaya. Jakarta Etanol Kadar Rendah . Skripsi . Jurusan
Teknik Mesin . Fakultas Teknik .
Anonymous ,2005. Revitalisasi Universitas Sebelas Maret . Surakarta .
Perikanan Budidaya. Sekretaris
Jenderal DKP. Jakarta. Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi
Maluku, 2010. Buku Tahunan Statistik
_________ ,2009.Aren Bioethanol. Perikanan Provinsi Maluku tahun
http://nneenergi.wordpress. 2010. DKP Provinsi Maluku. Ambon.
com/ di akses 12 Mei 2012
Faizal A, 2004. Saatnya Beralih ke Elpiji
_________ ,2009.Aren . Sumber Energi Untuk Menghemat BBM. Artikel-
Alternatif. Warta Penelitian artikel Populer. TGJ. LIPI. Di
Dan Pengembangan Pertani akses tanggal 8 November 2012
an. Vol.31 No. 2.
Pusat Penelitian dan Pengembangan Gaman P.M , K.B Sherrington , 1994.
Tanaman Perkabunan . Bogor Ilmu Pangan. Pengantar Ilmu
Pangan Nutrisi Dan Mikrobiologi.
_________ ,2013. Evolusi Teknologi Produksi Gadjah Mada Universitas Press.
Bioetanol. Balai Penelitian Bioteknologi
Perkebunan Indonesia . Bogor Gusmailina , 2010 . Prospek Bioetanol
Sebagai Pengganti Minyak Tanah.
_________ ,2014. Kebutuhan Minyak Pusat Litbang Hasil Hutan, Bogor
Bumi Dalam Negeri Melebihi Jumlah . http://www indobioethanol.
58
Pemanfaatan Bioetanol Sebagai..... ( Voulda Loupatty)

com Di akses 5 September 2014 Adobe Acrobat Document

Hambali E, S. Mujdalipah, Loupatty V. D; R.V Tehubijuluw ; S


A.H.Tambunan,A.W.Pattiwiri dan R. Hadinoto ; F. Engko ; R Suitella
Hendroko , 2008 . Teknologi Bioenergi ; Y Bakker,2013. Pengembangan
. PT. Agromedia Pustaka . Jakarta . Bioetanol Sebagai Bahan Bakar
Utama Rumah Tangga .Balai Riset
Heyko Eduardo,2013. Strategi Pengembangan dan Standardisasi Industri Ambon .
Energi Terbarukan:Studi Pada Biodiesel
Bioethanol,Biomassa dan Biogas di Loupatty V. D ; R. V Tehubijuluw ; S Hadinoto
Indonesia. Fakultas Ekonomi dan , 2014. Aplikasi Bioetanol Rumput Laut
Bisnis.Universitas Brawijaya Malang Sebagai Substitusi Minyak Tanah Untuk
Kompor. Proceeding Seminar Nasional
Info Iptek , 2010 . Multimanfaat Alkohol Teknologi Industri Hijau I . Bagian 3.
dari Kompor sampai Motor . file Badan Penerbit Unnes Press Semarang.
: /// E : / Multimanfaat Alkohol
dari kompor sampai motor . htm . Prihandana R, K. Noerwjati, P.G
Adinurani, D. Setyaningsih,
Ismawati , 2011. Energi Alternatif S.Setiadi, R. Hendroko,2008.
Ubi Kayu Menjadi Bioetanol Bioetanol Ubi Kayu Bahan Bakar
. Di akses 8 November 2012 Masa Depan. Agromedia Pustaka .

Juwita Ratna, 2012. Studi Produksi Sunada Ketut , 2012 . Potensi Pengembangan
Alkohol Dari Tetes Tebu (Saccharum Bioethanol Di Indonesia. Jurusan Teknik
offinarum L) Selama Proses Kimia , Universitas Pembangunan
Fermentasi . Fakultas Pertanian Nasional (UPN) “Veteran” Jawa Timur .
Universitas Hasanuddin Makassar .
Timnas Pengembangan BBN, 2008 . BBN
Komarayati S dan Gusmailina, 2010. Bahan Bakar Nabati . Bahan Bakar
Prospek Bioetanol Sebagai Pengganti alternative dari tumbuhan sebagai
Minyak Tanah.Pusat Penelitian dan pengganti minyak bumi & gas .eka
Pengembangan Hasil Hutan . Bogor tjipta foundation . Penebar Swadaya .

Kusnander, E. 2002. Strategi Pengembangan Tangkuman H.D ; J.A Rorong ; D. Pandara dan
Budidaya Rumput Laut. Pusat Riset G. Tamuntuan , 2010. Produksi Bioetanol
Pengolahan Produk dan Sosial Ekonomi Dari Nira Aren Menggunakan Energi
Kelautan dan Perikanan Jakarta. Geothermal . Chem. Prog. Vol. 3 No.1
. Universitas Samratulangi Manado.
Kusumanto Dian ,2008 . Memilih Aren Sebagai
Bahan Baku Bioetanol . kebunaren. Utomo P . D., 2011 . Analisis Matematis Dan
blogspot.com Diakses 8 November 2012 Ekonomi Penggunaan Metanol dan
Etanol Pada Kompor HD . Jurnal Teknik
Laya Abner , 2012 . Teknologi Bioetanol Industri , Vol. 11 , No. 1 , Hal. 50 – 55.
Dari Pati Sagu . Info Teknologi
Perkebunan Vol.4 , No. 2. 2012 Wawan Dhewanto , 2007 . Bioetanol
dan Swasembada Energi.
Lembaga Pengembangan Desa Mandiri Di akses 5 September 2014
Energi,2013. Bioetanol Kelayakan.
59

Anda mungkin juga menyukai