Abstract
Jatropha Curcas oil as non edible oil is one alternative part of solution for
subsitution fosilfuel becoming a great potential biofuel raw material wich recently
very popular and seems to be very promising as a future fuel. The plant can be
grown on very poor soils and gives a high everage yield of seeds. The Jatropha
Curcas.L plantations can be developed to remote area (villages) as a monoculture
or tumpangsari (multiple crops). Energi Technology Center (B2TE), BPPT and
Ministry of Research and Technology has design and built an 3 x 6 tonnes
sheeds/day Jatropha Curcas pilot plant in Ogan Komering Timur (OKUT), South
Sumatera. The plant can be processing 18 ton/day seeds, to be coverred 1500 Ha
Jatropha curcas plantitions and Pure Jatropha Oil production (PJO) is around 5900
– 6200 liters/day or 2.094.500 – 2.165.500 litters/year.
___________________________________________________________________________________
Pengembangan Teknologi Proses Pengolahan...............(Bambang Heruhadi) 189
kelapa sawit, kelapa, jarak pagar dan sedikitnya penanaman jarak pagar skala perkebunan
ada 40 jenis minyak lainnya. tanaman rakyat, dilengkapi dengan fasilitas
Peluang pemanfaatan jarak pagar sebagai pengolahan untuk menampung hasil biji jarak
Bahan Bakar Nabati (BBN) lebih besar karena sebesar 18 ton/hari dan menghasilkan minyak
minyak jarak pagar tidak termasuk dalam kategori jarak sebesar 6 ton/hari atau sekitar 1800
minyak makan (edible oil) dan dapat secara ton/tahun.
mudah ditanam oleh masyarakat di daerah
pedesaan baik sebagai monokultur maupun 2. BAHAN DAN METODE
sebagai tanaman tumpangsari. Industri minyak
jarak pagar perlu dikembangkan di Indonesia Secara umum metodologi yang digunakan dalam
melalui pembangunan pabrik minyak jarak skala pelaksanaan kegiatan uji coba pengoperasian ini
perkebunan rakyat yang dapat dibangun di setiap dapat dibagi beberapa tahapan pelaksanaan
kelurahan atau kecamatan penghasil biji jarak serta batasan teknologi proses pengolahan biji
tanaman rakyat. jarak yang terintegrasi sampai dengan
Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek) menghasilkan PJO dengan kapasitas 6 ton biji
dengan Balai Besar Teknologi, BPPT telah perhari sebagai berikut.
menjalin kerjasama dengan Pemerintah Daerah
(Pemda) Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) 2.1. Produksi Minyak Jarak PJO
Timur, Sumatera Selatan, untuk membangun
suatu sentra penanaman jarak pagar yang Hasil produk yang dihasilkan oleh pengolah biji
diperlengkapi dengan 3 unit pengolahan minyak jarak adalah berupa minyak jarak yang dapat
jarak pagar di kabupaten tersebut dengan dimanfaatkan sebagai subsitusi bahan bakar
kapasitas 6 ton biji /hari minyak solar. Produk ini merupakan hasil
ekstraksi biji jarak dengan menjadikan produk
1.2. Permasalahan Minyak Jarak Murni (Pure Jatropha Oil). Untuk
mengolah biji jarak dengan kapasitas 3 X 6
Pengembangan minyak nabati di Indonesia ton/hari biji jarak akan dihasilkan MJM sebesar
dilakukan untuk mengantispasi bahan bakar 5900–6200 Liter/hari atau sekitar 2.094.500–
minyak berbasis fosil yang makin langka dan 2.165.500 liter/tahun. Produksi pengolah biji Jarak
harga makin mahal sehingga mempengaruhi kapasitas 3X6 ton/hari berdasarkan asumsi
kesejahteraan masyarakat. Disamping itu perhitungan sebagai berikut:
pengembangan tanaman jarak diseluruh
indonesia khususnya pada lahan marjinal sebesar Tabel 2. Kondisi Operasi Proses
1.5 juta ha dilakukan dalam rangka mencapai No Uraian Satuan Nilai
sasaran kebijakan energi nasional bahwa porsi
bahan bakar nabati (biofuel) sebesar 5 % dari 1 Waktu Kerja/hari jam 20
energi mix pada tahun 2025. Penggunaan jarak 2 Waktu hari 300
pagar diharapkan dapat menggantikan biodiesel Kerja/tahun
yang berasal dari bahan pangan (edible oil)
3 Kapasitas Pabrik Ton/hari 18
seperti CPO yang akan mempengaruhi tarik
(berdasarkan biji
menarik kepentingan suplai dan permintaan masuk)
bahan pangan dan minyak nabati yang saat ini
4 Rendemen % 28 - 30
untuk kebutuhan pangan harganya makin mahal
dari harga tertinggi tahun 2006 -2007 sebesar Minyak (expeller)
US$ 511 per ton (Elisabeth,2006)
Dengan berkembangnya tanaman jarak yang
dihasilkan akan menjadi masalah baru apabila 2.2. Platform Teknologi
tidak didukung oleh fasilitas pengolahan sesuai
Teknologi yang digunakan dalam mengolah biji
dengan hasil biji jarak yang dihasilkan oleh
jarak merupakan teknologi yang telah banyak
masyarakat/petani. Untuk itu dalam rangka
digunakan pabrik pengolah minyak nabati seperti
meningkatkan kemampuan nasional dalam
kelapa sawit, jagung dsb. Fasilitas berupa mesin
teknologi penyediaan minyak bakar nabati yang
expeller, tangki, mekanikal/electrical dan kontrol
ramah lingkungan serta kemampuan proses
terdapat dipasaran pada umumnya. Pengendalian
pengolahan biji jarak untuk menghasilkan minyak
proses dilakukan secara manual untuk operasi
jarak murni/netral (Pure Jatropha Oil / PJO),
pompa, conveyor dan diesel penggerak,
Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
sedangkan pengendalian temperatur dan volume
(OKUT) telah menyediakan lahan seluas 1500
diatur secara otomatis. Proses kendali dilakukan
hektar untuk dikembangkan sebagai lahan
___________________________________________________________________________________
190 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Hlm. 189-196
pada panel kontrol utama. 2.2.2. Degumming
___________________________________________________________________________________
Pengembangan Teknologi Proses Pengolahan...............(Bambang Heruhadi) 191
Biji jarak
Screw press
Ampas/b
(sistem
Ungkil
kontinyu)
Crude
Jatropha Oil
(CJO)
Gambar.1. Diagram alir ekstraksi minyak jarak dengan metode pengepresan berulir dan Konfigurasi unit
ekstraksi minyak jarak kapasitas 300 kg/jam
Motor pengaduk
Valve Pengaman
Coil pemanas
steinless steel Tangki Pemanas
Pengaduk Steinless Steel +Jacket
thermostat
Elemen Pemanas
___________________________________________________________________________________
192 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Hlm. 189-196
2.3. Proses Pemurnian
Proses netralisasi pada pabrik ini
Untuk membuat minyak jarak sebagai minyak menggunakan alkali yaitu larutan NaOH karena
jarak netral/murni (MJM) perlu dilakukan bahan tersebut sering dipakai di industri minyak
pemurnian lebih dahulu. Pemurnian minyak sehubungan dengan harganya yang lebih
bertujuan untuk memperbaiki kualitas minyak murah dan pemakaiannya yang lebih efesien.
dengan cara menghilangkan bahan pengotor Reaksi netralisasi adalah sebagai berikut:
dalam minyak yang tidak diinginkan, agar
diperoleh minyak dengan karakteristik yang RCOOH + NaOH RCOONa + H2O
sesuai dengan keinginan konsumen. Permunian asam lemak alkali
juga bermanfaat untuk memperpanjang masa sabun air
simpan minyak sebelum digunakan atau diproses
lebih lanjut untuk menjadikan Bio Diesel. Tahapan prosesnya sebagai berikut : minyak
o
Bahan pengotor yang terdapat dalam minyak dipanaskan pada suhu 80 C sambil dilakukan
dapat digolongkan dalam tiga macam, yaitu pengadukan dengan kecepatan 30 – 40 rpm,
komponen yang tidak larut dalam minyak, kemudian ditambahkan larutan NaOH 95% sekitar
komponen berbentuk suspensi koloid dalam 0,87% tergantung dari banyaknya kandungan
o
minyak, dan komponen yang larut dalam minyak. asam lemak bebas. Temperatur 80 C dicapai
Tahapan umum yang biasa dilakukan pada dengan penambahan uap-air ke dalam larutan.
proses pemurnian minyak untuk memperoleh Tujuan penambahan uap-air selain sebagai media
minyak jarak murni/netral (Pure Jatropha Oil) pemanas juga sebagai pelarut sabun yang
adalah sampai dengan proses netralisasi dan terbentuk pada proses netralisasi ini. Pemisahan
pencucian air sabun ini dapat dilakukan dengan cara
sentrifusi. Berhasil tidaknya proses netralisasi
2.3.1. Netralisasi tergantung pada pemilihan konsentrasi alkali,
temperatur, pengadukan dan pencucian.
Netralisasi merupakan salah satu tahapan proses
pemurnian dengan tujuan untuk menurunkan 2.3.2. Pencucian
kadar asam lemak bebas (FFA) dan mengurangi
jumlah gum yang masih tertinggal. Netralisasi Pada proses ini air dalam minyak akan
dapat dilakukan dengan beberapa cara antara mengalami proses evaporasi, temperatur proses
o
lain dengan penetralan dengan menggunakan yaitu 90 C, dengan tekanan kurang dari 1 atm.
alkali, natrium karbonat, amonia ataupun Tujuan proses ini untuk menghilangkan sisa air
menggunakan uap air. yang terbawa dalam minyak jarak pagar. Flow
diagram pembuatan minyak jarak murni dapat
dilihat pada gambar di bawah ini.
Pemurnian
Biji jarak Ekstraksi
Chemical Air
Chemical Panas
Degumming
Soap
Expeller
Ampas Filter I
J k I Minyak
Jarak
Murni
___________________________________________________________________________________
Pengembangan Teknologi Proses Pengolahan...............(Bambang Heruhadi) 193
Seperti pada skema proses produksi pengolah biji Pengaruh kualitas biji terhadap ekstraksi biji jarak
jarak yang telah digambarkan di atas, terlihat dapat dilihat pada gambar 5 berikut ini.
bahwa disamping hasil pengolahan minyak jarak
tentunya terdapat pula limbah hasil pengolahan
yaitu berupa limbah padat (kulit, cangkang dan
60
ampas biji jarak) dan limbah cair (sludge, air
pencucian). Limbah padat akan dimanfaatkan 50
padatan (% berat)
kembali sebagai energi untuk penyediaan steam 40
yang selanjutnya untuk keperluan proses.
30
Sedangkan limbah cair dan sludge akan diolah
20
sebagai pupuk tanaman perkebunan jarak
maupun tanaman lainnya. fasilitas pemanfaatan 10
limbah jarak akan dibangun di OKUT
0
direncanakan pada tahun berikutnya. 15 30 45 60 75 90 115 130 145 160 175 190
waktu (mnt)
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
biji basah 1 biji basah 2 biji kering 1
Berdasarkan hasil uji performance peralatan
proses pengolahan biji jarak pagar kapasitas 6 ton
Gambar 5. Pengaruh kualitas biji terhadap hasil
biji per hari dapat dilaksanakan dengan baik.
secara keseluruhan terdapat beberapa hal ekstraksi
temuan yang perlu diperhatikan dalam
3.1.2. Pengempaan pengepresan
peningkatan kontinuitas dan kualitas proses
pengolahan adalah sebagai berikut. Sesuai dengan prinsip kerja mesin press
3.1. Proses Ekstraksi dengan sistim ulir adalah tergantung dari waktu
tinggal dan tekaan bahan yang akan diekstraksi.
Kemampuan mesin ektraksi minyak jarak akan Waktu tinggal bahan akan dipengaruhi oleh
jumlah putaran ulir, makin rendah jumlah putaran
dipengaruhi beberapa parameter yang terpenting
makin lama bahan tersebut berada dalam ruang
antara lain adalah
pengepresan sehingga tekanan yang diterima
3.1.1. Kualitas biji jarak bahan makin besar. Hasil percobaan
memperlihatkan bahwa pengaruh jumlah putaran
Basah keringnya biji jarak sebagai umpan screw dengan hasil ampas jarak dapat dilihat
ekstraksi mempunyai peranan penting pada hasil pada gambar 6.
minyak cjo yang dihasilkan, dari hasil percobaan
terlihat bahwa dengan umpan biji jarak dengan 25
jarak (%)
___________________________________________________________________________________
194 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Hlm. 189-196
Tabel 3. Sifat kimia dan fisik minyak jarak 160
140
Temperatur (Celsius)
120
Nilai
Karakteristik Screw ASTM D90
100
80
Bilangan asam 0.851 2.0 60
Kejernihan Agak jernih Jernih
40
Bilangan hidroksil 163.36 160-168
o 20
Refraktif indeks 25 C 1.466 1.4764-1.4778
0
Bilangan Penyabunan 178.31 176-184 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91
Kelarutan dalam alkohol Larut Larut
waktu (mnt)
Spesifik gravity - 0.957-0.961
2
Viscositas mm (=cSt) - 6.50-8.00 Temp Degumming Temp Heater
Bilangan iod 71.08 84-88
O
Gambar 8. Setting heater oil diset 140 C
3.2. Proses Pemurnian
4. KESIMPULAN
Beberapa hasil dan pembahasan yang cukup
penting pada tahapan proses permurnian yang
• Teknologi pengolahan jarak pagar telah
diawali dari tahap degumming, filtrasi, netralisasi
dapat dikuasai oleh bangsa Indonesia
dan proses pencucian minyak jarak antara lain
yang saat ini telah dikembangkan sampai
sebagai berikut:
dengan kapasitas 3 x 6 ton biji/hari
Pada tahap degumming dilakukan apabila gum
yang terkandung dalam CJO lebih besar dari 50 • Kemampuan peralatan pengolah biji jarak
ppm. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam dapat berjalan dengan baik sesuai
proses degumming adalah pengkondisian dengan desain yang dibuat, namun
O terdapat hal-hal yang perlu dicermati
temperatur minyak hingga 60-70 C untuk
terjadinya efektifitas alkali akan mengikat gum antara lain kualitas biji yang masih
yang terkandung dalam minyak kasar. Hasil bervariasi dan pasokan biji belum
percobaan memperlihatkan bahwa pemanasan kontinyu. Hal ini akan mempengaruhi
minyak kasar dalam tangki degumming volume proses pengolahan dan kualitas minyak
200 liter dengan menggunakan thermal oil heater yang dihasilkan.
yang dilengkapi 2 buah elemen heater 2 kW dapat • Jarak pagar merupakan salah satu
memanaskan minyak kasar sampai temperatur 60 peluang yang perlu dikembangkan lebih
O lanjut sebagai Bahan Bakar Nabati (BBN)
C dibutuhkan waktu selama sekitar 60 menit.
Waktu ini merupakan batas maksimal yang harus karena minyak jarak pagar tidak termasuk
dilakukan untuk menjaga kontinuitas proses dalam kategori minyak makan (edible oil)
berjalan dengan baik. Pengkondisian proses dan dapat secara mudah ditanam oleh
O masyarakat di daerah pedesaan baik
pemanasan thermal oil diset sebesar 110 C,
sedangkan untuk thermal oil yang diset 140 C
O sebagai monokultur maupun sebagai
tanaman tumpangsari. Sehingga akan
akan memakan waktu 40 menit. Hasil percobaan
dapat dilihat pada gambar 7 dan gambar 8 berikut mejadi tambahan pendapatan bagai
ini. masyarakat.
• Pengembangan tanaman jarak pagar
O sebaiknya diimbangi dengan fasilitas
Gambar 7. Setting heater oil diset 110
pengolahan dan pasokan bahan baku
yang memadai serta pemasaran yang
120
dijamin oleh pemerintah dalam rangka
Temperatur (Celsius)
100
80
mengembangkan sumber-sumber energi
60 terbarukan diluar sumber energi fosil.
40
20
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 91
W aktu (mnt)
___________________________________________________________________________________
Pengembangan Teknologi Proses Pengolahan...............(Bambang Heruhadi) 195
DAFTAR PUSTAKA Hambali, E, dkk,2006, “Jarak Pagar Penghasil
Biodiesel”
Badan Standar Nasional, 2006, “ Standar
Nasional Indonesia Biodiesel No.04-7182- Knothe, G, Gerpen, J.V and Krahl, J, 2005, “The
2006” Biodiesel Handbook”, AOCS Press, Illinois
Departemen Pertanian, 2004, “Statistik
Perkebunan Indonesia, Dirjen Bina Produksi BPPT, Balai Besar Teknologi Energi, 2007,
Perkebunan. “ Desain Engginering Pabrik Pengolah Biji
Direktorat Jendral Industri Logam Mesin Tekstil Jarak kapasitas 3 x 6 ton biji/hari di Kab
dan Aneka, 2006, “Direktori Industri Mesin OKUT, Sumatra Selatan
Biofuel”
___________________________________________________________________________________
196 Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia Vol. 10 No. 3 Desember 2008 Hlm. 189-196