BAB I
PENDAHULUAN
Biodiesel merupakan salah satu energi terbarukan jenis bahan bakar nabati
(BBN) yang dapat menggantikan bahan bakar minyak (BBM) jenis minyak solar
tanpa memerlukan modifikasi pada mesin dan menghasilkan emisi yang lebih
bersih. Karakteristik biodiesel adalah memiliki angka yang lebih tinggi dari
minyak solar, dapat terdegradasi dengan mudah (biodegradable),tidak
mengandung sulfur dan senyawa aromatic sehingga emisi pembakaran yang
dihasilkan lebih ramah lingkungan daripada bahan bakar minyak jenis minyak
solar. (Buchori, 2015)
Pemilihan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif berbasis pada
ketersediaan bahan baku. Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar kedua
setelah Malaysia, dengan mempertimbangkan aspek kelimpahan bahan baku,
teknologi pembuatan, dan independensi Indonesia terhadap energi diesel, maka
selayaknya potensi pengembangan biodiesel merupakan potensi pengembangan
biodiesel sebagai suatu alternatif yang dapat dengan cepat diimplementasikan.
industri di Sumatera. Untuk tenaga kerja atau tenaga ahli kualitas tertentu
dapat dengan mudah diperoleh dari instansi pendidikan dengan melakukan
kerjasama pelatihan internal dan intensif meski tidak dari daerah setempat.
Sedangkan untuk tenaga buruh diambil dari daerah setempat atau dari
pendatang pencari kerja.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biodiesel
Biodiesel / fatty acid methyl ester (FAME) merupakan bioenergi atau
bahan bakar alternatif pengganti minyak diesel (minyak fosil) yang dibuat dari
minyak nabati maupun hewani. Minyak nabati sebagai sumber utama biodiesel
dapat dipenuhi oleh berbagai macam jenis tumbuhan tergantung pada sumber
daya utama yang banyak terdapat di suatu tempat atau negara. Azam et al. (2005)
mengompilasi berbagai hasil riset di India tentang Bahan Bakar Nabati (BBN)
biodiesel dan menemukan 75 spesies tanaman yang bisa menghasilkan biodiesel,
26 spesies di antaranya, termasuk Jathropa curcas (Jarak pagar), yang memenuhi
standar kualitas USA, Jerman, dan Eropa. Soerawidjaja (2005) menyebut adanya
50 spesies tanaman di Indonesia yang bisa menghasilkan biodiesel, contoh yang
populer adalah sawit, kelapa, jarak pagar, kapuk atau randu. Vicente et al. (2006).
Spesifikasi Nilai
2.2 Gliserol
Gliserol ialah suatu trihidroksi alkohol yang terdiri atas 3 atom karbon.
Jadi tiap atom karbon mempunyai gugus –OH. Satu molekul gliserol dapat
mengikat satu, dua, tiga molekul asam lemak dalam bentuk ester, yang disebut
monogliserida, digliserida dan trigliserida.
Tabel 2.2 sifat fisik dan kimia gliserol
Spesifikasi Nilai
Massa molekul, kg/kmol 92,09
Titik didih, oC 290
Viskositas , cp 2,68
Densitas pada , kg/m3 1,261
Specific gravity -
Flash point oC 160
∆Hof , kj/mol -582,8
∆G .kj/mol -445,49
2.3 Metanol
Metanol adalah cairan yang mudah menguap tidak berwarna dengan bau
yang menyengat samar manis mirip dengan etil alkohol. Senyawa ini sepenuhnya
larut dalam air. Uap metanol sedikit lebih berat daripada udara dan bisa bergerak
atau berpindah dengan jarak tertentu ke sumber api. Akumulasi uap di ruang
terbatas seperti gedung atau saluran pembuangan dapat meledak jika dinyalakan.
Metanol secara luas telah digunakan sebagai pelarut atau agen esterifikasi maupun
transesterifikasi dalam pembuatan biodiesel dibawah kondisi supercritical karena
sifatnya yang memiliki titik didih rendah dan tekanan yang rendah pula. Metanol
merupakan sebuah reaktan yang dipakai untuk pembuatan biodiesel dalam skala
komersial, karena sifatnya yang murah secara umum.
Tabel 2.3 Sifat Fisik dan Kimia Metanol
Spesifikasi Nilai
Massa molekul, kg/kmol 32
Titik didih, oC 64,7
Viskositas , cp 26
Densitas , kg/m3 792
Specific gravity -
Flash point oC -
∆Hof , kj/mol -201
∆G .kj/mol -162,51
kilang untuk diproses dan dimurnikan secara lebih lanjut. CPO secara
konvensional biasanya digunakan sebagai bahan baku untuk produksi biodiesel.
Spesifikasi Nilai
Massa molekul, kg/kmol 847,28
Titik didih, oC 300
Viskositas , cp 26,4
Densitas , kg/m3 890,275
Specific gravity 0,87
Flash point oC -
∆Hof , kj/mol -671,78
∆G .kj/mol -162,51
dalam proses pembuatan biodiesel. Katalis basa heterogen dapat dengan mudah
dipisahkan dari campuran reaksi sehingga dapat digunakan kembali, mengurangi
biaya pengadaan dan pengoperasian peralatan pemisahan yang mahal serta
meminimasi persoalan limbah yang dapat berdampak negatif terhadap lingkungan.
Meskipun katalis basa memiliki kemampuan katalisator yang tinggi serta
harganya yang relatif lebih murah dibandingkan dengan katalis asam, untuk
mendapatkan performa proses yang baik, penggunaan katalis basa dalam reaksi
transesterifikasi memiliki beberapa persyaratan penting, diantaranya alkohol yang
digunakan harus dalam keadaan anhidrous dengan kandungan air <0.1 - 0.5 %-
berat serta minyak yang digunakan harus memiliki kandungan asam lemak bebas
< 2% (Lotero et al., 2005). Keberadaan air dalam reaksi transesterifikasi sangat
penting untuk diperhatikan karena dengan adanya air, alkil ester yang terbentuk
akan terhidrolisis menjadi asam lemak bebas. Lebih lanjut, kehadiran asam lemak
bebas dalam sistem reaksi dapat menyebabkan reaksi penyabunan yang sangat
menggangu dalam proses pembuatan biodiesel.
yang cukup maka reaksi akan berlangsung hingga terbentuk air dalam jumlah
tertentu. Kadar asam lemak bebas dalam bahan baku minyak nyamplung kurang
lebih 20%, dengan demikian kadar trigliserida berkisar antara 80%. Kedua jenis
bahan sesungguhnya merupakan bahan baku yang dapat dikonversi menjadi
biodiesel (methyl ester). Pada reaksi esterifikasi, asam lemak direaksikan dengan
metanol menghasilkan methyl ester sesuai dengan persamaan reaksi sebagai
berikut :
Kekurangan
Jenis Proses Kelebihan
Produk samping
Interesterifikasi Mekanisme reaksi
menghasilkan triasetil
lebih kompleks karena
griserol yang
ada kaitanya dengan
mempunyai nilai jual reaksi trigesilida
lebih tinggi dari pada menjadi produk
Biaya operasi dan
gliserol
investasi cenderung
Penggunaan biokatalis lebih mahal
bisa mampu Biaya biokatalis lebih
mahal dibanding
mengarahkan reaksi
dengan katalis alkali
secara spesifik tanpa
adanya reaksi samping
BAB III
DESKRIPSI PROSES
Alkohol yang
digunakan sebagai
pengemulsi cukup
Mikro emulsifikasi - besar, sehingga dapat
menaikkan volatilitas
dan menurunkan titik
nyala
Tidak dapat
Konversi trigliserida
menggunakan katalis
sempurna
asam
Waktu operasi cepat
Bisa terjadi saponikasi
Transterefikasi Mekanisme reaksi lebih
atau pembentukan
sederhana
sabun
Penggunaan katalis
lebih ekonomis
Mekanisme reaksi
Pada proses ini bisa
lebih kompleks
menguarangi kadar karena ada tahap
asam lemak bebas yang reaksi
Es-trans Biaya operasi dan
mana bisa
investasi cenderung
mempengaruhi produk lebih mahal
biodiesel
samping
3.2 Proses Produksi Biodiesel dari Bahan Baku CPO (Crude Palm Oil)
Untuk pembuatan biodiesel Ada 3 kategori proses berdasarkan
klasifikasi kompleks atau kerumitan pengolahannya yaitu :
4. Proses Transesterifikasi
Proses ini digunakan apabila kadar FFA dari refined oil ≤ 2% dengan
katalis alkali
5. Proses Esterifikasi-Transesterifikasi
Proses ini digunakan apabila kadar asam lemak bebas berkisar antara 10-
20%
6. Proses interesterifikasi
Proses ini digunakan apabila kadar asam lemak bebas ≤ 2% dengan
biokatalis
menetralkan katalis NaOH menjadi NaCl dan H2O. Dari netraliser produk
masuk ke dalam Vaporizer (E-103) untuk merubah fasa dari metanol dan air.
Keluaran dari vaporizer dialirkan menuju Flash Drum (FD-101) untuk
memisahkan antara metanol dan air sebagai hasil atas dan dialirkan menuju
kondensor (E-104) sehingga merubah fasa menjadi fasa cair dan dialirkan ke
tangki penyimpan metanol (TP-107) yang nantinya akan bisa digunakan
kembali sebagai bahan baku atau dijual kembali, dengan hasil bawah Flash
Drum (FD-01) yaitu gliserol dan NaCl sebagai produk samping yang
kemudian dialirkan masuk ke dalam tangki penyimpanan gliserol (TP-108).
BAB IV
DIAGRAM ALIR PROSES
NaCl - - - - - - - - - -
BAB V
SPESIFIKASI ALAT
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Reaktor Transesterifikasi
Kode R-101, R-102 dan R-103
Mereaksikan trigliserida dengan
Fungsi menambahkan Metanol sebagai
reaktan dan NaOH sebagai Katalis
Jumlah 3 buah
Jenis Reaktor Continous Stirrer Tank Reaktor
Jenis Pengaduk Turbin Vertical Blade
Jumlah Baffle 4 baffle
Jumlah Impeller 1 impeller
Jumlah Blade 6 blade
DATA DESAIN
Suhu Desain 60oC
Tekanan Desain 22,872 psia
Volume 10,76 m3
Diameter 2,89 m
Tinggi 5,29 m
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
Kecepatan Pengaduk 90 rpm
Daya Motor 16,65 hp
Tebal Jaket 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade 3
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Vessel Pencampuran
Kode V-101
Mencampurkan Metanol dengan
Fungsi
katalis NaOH
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 1 atm
Volume 2,95 m3
Diameter 1,36 m
Tinggi 2,04 m
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade 3
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,15
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Washing Tank
Kode WT-101
Mencuci campuran Metil Ester,
Gliserol, NaOH dan Trigliserida
Fungsi
dengan Air untuk mencegah terjadinya
Saponifikasi
Jumlah 1 buah
Jenis Tangki Tangki Berpengaduk
Jenis Pengaduk Turbin Vertical Blade
Jumlah Baffle 4 baffle
Jumlah Impeller 1 impeller
Jumlah Blade 6 blade
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 16,767 psia
Volume 5,83 m3
Diameter 2,70 m
Tinggi 3,60 m
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
Kecepatan Pengaduk 90 rpm
Daya Motor 17,05 hp
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade 3
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki Netralisasi
Kode N-101
Menetralkan campuran NaOH, Metil
Fungsi Ester, Gliserol dan Trigliserida dengan
HCl
Jumlah 1 buah
Jenis Tangki Tangki Berpengaduk
Jenis Pengaduk Turbin Vertical Blade
Jumlah Baffle 4 baffle
Jumlah Impeller 1 impeller
Jumlah Blade 6 blade
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 19,09 psia
Volume 7,48 m3
Diameter 1,85 m
Tinggi 2,78 m
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
Kecepatan Pengaduk 229 rpm
Daya Motor 19,00 hp
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Stainless Steel 204 Grade 3
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 18.750
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Flash Drum
Kode FD-101
Memisahkan Metanol dan Air sebagai
Fungsi fluida berfasa gas dengan Gliserol dan
NaCl sebagai fluida berfasa cair
Jumlah 1 buah
Silinder vertical dengan tutup
Bentuk
ellipsoidal
DATA DESAIN
Suhu Desain 70oC
Tekanan Desain 2 atm
Diameter 1,2 m
Tinggi 2,88 m
Tebal Dinding 1 in
Tebal Tutup 1 in
Kecepatan Pengaduk 90 rpm
Daya Motor 16,65 hp
Tebal Jaket 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 13.800
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Dekanter
Kode DK-101
Memisahkan Metil Ester dari gliserol
Fungsi
dan campuran keluaran reaktor lainnya
Jumlah 1 buah
Bentuk Silinder Horizontal
Waktu Pemisahan 57,6 menit
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 1,2 atm
Diameter 5,4 m
Tinggi 10,8 m
Volume 29,694 m3
Tebal Dinding 1 in
Tebal Tutup 1 in
Tinggi Cairan 4,32 m
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 13.800
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Dekanter
Kode DK-102
Memisahkan Metil Ester dari gliserol
Fungsi dan campuran keluaran tangki pencuci
lainnya
Jumlah 1 buah
Bentuk Silinder Horizontal
Waktu Pemisahan 44,8 menit
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 1,2 atm
Diameter 1,21 m
Tinggi 2,42 m
Volume 6,658 m3
Tebal Dinding 1 in
Tebal Tutup 1 in
Tinggi Cairan 0,97 m
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-285 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 13.800
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki Metanol
Kode TP-101
Tempat untuk menyimpan bahan baku
Fungsi yaitu metanol untuk keperluan proses
selama 30 hari
Jumlah 5 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 35,740 psia
Diameter 9,336 m
Tinggi 16,337 m
Volume 1.063 m3
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki NaOH
Kode TP-102
Tempat untuk menyimpan bahan baku
Fungsi yaitu NaOH untuk keperluan proses
selama 30 hari
Jumlah 5 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 38,078 psia
Diameter 1,759 m
Tinggi 6,115 m
Volume 56,897 m3
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki Crude Palm Oil
Kode TP-103
Tempat untuk menyimpan bahan baku
Fungsi yaitu CPO untuk keperluan proses
selama 30 hari
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 47,310 psia
Diameter 13,547 m
Tinggi 23,549 m
Volume 3.186,09 m3
Tebal Dinding 2,5 in
Tebal Tutup 2,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki HCl
Kode TP-104
Tempat untuk menyimpan bahan baku
Fungsi yaitu HCl untuk keperluan proses
selama 30 hari
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 35,351 psia
Diameter 6,7 m
Tinggi 11,656 m
Volume 386,37 m3
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki H2O
Kode TP-105
Tempat untuk menyimpan air dari
Fungsi utilitas untuk keperluan proses selama
30 hari
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 33,02 psia
Diameter 6m
Tinggi 10,51m
Volume 283,45 m3
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki Metil Ester
Kode TP-106
Tempat untuk menyimpan produk
Fungsi yaitu Metil Ester sebagai produk
utama
Jumlah 5 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 46,692 psia
Diameter 13,625 m
Tinggi 23,844 m
Volume 3.307,03 m3
Tebal Dinding 1,5 in
Tebal Tutup 1,5 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
Nama Tangki Metanol
Kode TP-107
Tempat untuk menyimpan produk
Fungsi
yaitu Metanol sebagai produk samping
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Suhu Desain 30oC
Tekanan Desain 45,322 psia
Diameter 13,568 m
Tinggi 23,745 m
Volume 3.266,14 m3
Tebal Dinding 2 in
Tebal Tutup 2 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Carbon Steel SA-283 Grade C
Efisiensi Pengelasan 0,85
Faktor Korosi 0,125 in/tahun
Umur Alat 10 tahun
Allowable Working Stress 12.700
Faktor Keamanan 0,1
LEMBAR SPESIFIKASI
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-101
Mengalirkan metanol dari tangki
Fungsi penyimpanan menuju vessel
pencampuran
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 1,383 kg/s
Power 177,9 watt
Ukuran Pipa Nominal 2 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 2,07 in
Diameter Luar (OD) 2,38 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-102
Mengalirkan metanol dari tangki
Fungsi penyimpanan menuju vessel
pencampuran
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 0,04 kg/s
Power 5,8 watt
Ukuran Pipa Nominal 0,5 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 0,62 in
Diameter Luar (OD) 0,085 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-103
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-104
Mengalirkan HCl dari tangki
Fungsi
penyimpanan menuju Netralizer
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 0,1347 kg/s
Power 20,8 watt
Ukuran Pipa Nominal 0,5 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 0,62 in
Diameter Luar (OD) 0,085 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-105
Fungsi Mengalirkan Metanol dan NaOH dari
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-106
Mengalirkan fluida keluaran reaktor
Fungsi
(R-101) menuju reaktor (R-102)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 6,145 kg/s
Power 616,1 watt
Ukuran Pipa Nominal 4 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 4,03 in
Diameter Luar (OD) 4,50 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-107
Mengalirkan fluida keluaran reaktor
Fungsi
(R-102) menuju reaktor (R-103)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 6,145 kg/s
Power 613,7 watt
Ukuran Pipa Nominal 4 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 4,03 in
Diameter Luar (OD) 4,50 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-108
Mengalirkan fluida keluaran reaktor
Fungsi
(R-103) menuju dekanter (DK-101)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 6,145 kg/s
Power 613,7 watt
Ukuran Pipa Nominal 3 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 3,07 in
Diameter Luar (OD) 3,50 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-109
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi (DK-101) menuju tangki penyimpanan
(TP-106)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 4,276 kg/s
Power 579,2 watt
Ukuran Pipa Nominal 3 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 3,07 in
Diameter Luar (OD) 3,50 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-110
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi (DK-101) menuju tangki pencuci
(WT-101)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 1,87 kg/s
Power 194,3 watt
Ukuran Pipa Nominal 2 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 2,07 in
Diameter Luar (OD) 2,38 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-111
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi (DK-101) menuju tangki pencuci
(WT-101)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 0,095 kg/s
Power 15,5 watt
Ukuran Pipa Nominal 0,5 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 0,62 in
Diameter Luar (OD) 0,84 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-112
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi (DK-102) menuju tangki penyimpanan
(TP-106)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 0,475 kg/s
Power 39 watt
Ukuran Pipa Nominal 1,5 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 1,61 in
Diameter Luar (OD) 1,90 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-113
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi
(DK-102) menuju Netralizer
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-114
Mengalirkan fluida keluaran dekanter
Fungsi
(DK-102) menuju Netralizer
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Kapasitas 1,62 kg/s
Power 195,3 watt
Ukuran Pipa Nominal 2 in
Schedule Pipe 40
Diameter Dalam (ID) 2,07 in
Diameter Luar (OD) 2,38 in
DATA MEKANIK
Bahan Kontruksi Commercial Steel
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode P-115
Mengalirkan fluida keluaran Flash
Fungsi Drum (FD-101) menuju tangki
penyimpanan (TP-108)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode E-101
Menaikan temperatur trigiserida dari
Fungsi
sebelum memasuki reaktor (R-101)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode E-102
Menaikan temperatur metanol dan
Fungsi NaOH dari tangki pencampuran
sebelum memasuki reaktor (R-101)
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Keterangan Anulus Inner Pipe
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode E-103
Merubah fasa dari Metanol dan Air
Fungsi
keluaran Netralizer
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Keterangan Shell Side Tube Side
Fluida Steam Aliran Proses
LEMBAR SPESIFIKASI
Kode E-104
Merubah fasa dari Metanol dan Air
Fungsi
keluaran Flash Drum
Jumlah 1 buah
DATA DESAIN
Keterangan Shell Side Tube Side
Fluida Fluida dingin Aliran Proses
BAB VI
UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
over head tank untuk digunakan sebagai air pendingin. Aliran kedua menuju ke
gravity sand filter yang berfungsi untuk menyaring kotoran atau endapan yang
terapung. Air yang keluar dari gravity sand filter akan ditampung di filter water
tank. (Sedangkan air yang sudah terpisah dari flok akan dialirkan menuju sand
filter.
4. Pemisahan dengan sand filter
Filtrasi dalam pemurnian air merupakan operasi yang sangat umum dengan
tujuan menyingkirkan Suspended Solid (SS), termasuk partikulat BOD dalam air
(Metcalf, 1991). Material yang digunakan dalam medium filtrasi dapat bermacam-
macam: pasir silika, antrasit (crushed anthracite coal), karbon aktif granular
(Granular Carbon Active atau GAC), karbon aktif serbuk (Powdered Carbon
Active atau PAC) dan batu garnet. Penggunaan yang paling umum dipakai di
Afrika dan Asia adalah pasir silika. Unit filtrasi dalam pabrik Aseton
menggunakan media filtrasi granular (Granular medium filtration) sebagai
berikut:
1. Lapisan berupa pasir untuk memisahkan flok dan koagulan yang masih
terbawa bersama air.
2. Untuk menghasilkan penyaringan yang efektif, perlu digunakan medium
berpori misalnya atrasit atau marmer. Untuk beberapa pengolahan dua tahap
atau tiga tahap pada pengolahan effluent pabrik, perlu menggunakan bahan
dengan luar permukaan pori yang besar dan daya adsorpsi yang lebih besar,
seperti Biolite, pozzuolana ataupun Granular Active Carbon/GAC)
(Degremont, 1991).
3. Lapisan bawah menggunakan batu krikil/gravel.
Bagian bawah alat penyaring dilengkapi dengan strainer sebagai penahan.
Selama pemakaian, daya saring sand filter akan menurun. Untuk itu diperlukan
regenerasi secara berkala dengan cara pencucian balik (back washing). Dari sand
filter, air dipompakan ke menara air sebelum didistribusikan untuk berbagai
kebutuhan.
Pengolahan Air Proses
Air yang digunakan untuk keperluan proses dan umpan boiler harus murni
dan bebas dari zat pengotor maupun zat yang dapat membuat jelaga. Untuk itu
Kebutuhan air pendingin untuk proses, selain dipenuhi oleh cooling water.
Adapun 2 cara pengolahan air pendingin sesuai dengan media pendingin yang
dipakai, yaitu sebagai berikut.
a. Cooling Water, merupakan air dengan media cooling tower menggunakan
udara. Mampu mendinginkan sampai temperatur 20°C.
b. Brine Chiller, merupakan chiller dengan media chill water menggunakan
NaOH atau LiBr 38% atau selain air. Mampu mendinginkan dengan
temperatur bervariasi 2-25°C sesuai yang diinginkan oleh proses.
Diperkirakan air yang hilang sebesar 20% sehingga kebutuhan make up air
umpan boiler, sebesar 3704,51 kg/jam. Total kebutuhan air umpan boiler sebesar
22.227,06 kg/jam. Densitas air pada 25oC = 997,08 kg/m3 (Gean Koplis, Apendix
A.2-3 hal.962).
22.227,06 kg/jam
Kebutuhan air umpan boiler = 3
=22,291 m 3 /jam
997,08 kg/ m
3
Kebutuhan air umpan boiler = 535,011 m /hari
Maka Total kebutuhan air yang diperlukan untuk kebutuhan pabrik Biodiesel ini
disajikan pada Tabel 6.4.
Tabel 6.4 Total Kebutuhan Air Pabrik Biosedel
No Kebutuhan
Nama Unit
. (kg/jam) (m3/hari)
36.349,1
1 Air pendingin dan Proses 874,934
6
22.227,0
2 Air umpan Reboiler 535,011
6
3 Air sanitasi 1302,428 31,34
59.878,6
Total 1.441,29
5
Kebutuhan tenaga listrik di pabrik Aseton ini dipenuhi oleh PLN dan
generator pabrik. Hal ini bertujuan agar pasokan tenaga listrik dapat berlangsung
kontinyu, meskipun ada gangguan pasokan dari PLN. Generator yang digunakan
adalah generator arus bolak-balik dengan pertimbangan antara lain:
1. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
2. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai kebutuhan
Adapun kebutuhan listrik di pabrik untuk kantor 30 kWh dengan asumsi
untuk menghidupkan peralatan elektronik yang digunakan dalam kantor selama
24 jam. Kebutuhan listrik untuk alat laboratorium 20 kWh yang digunakan selama
24 jam. Kebutuhan listrik untuk proses control sebesar 25 kWh selama 24 jam.
Sehingga kebutuhan listrik total sebagai berikut. Untuk proses
Tabel 6.5 Kebutuhan listrik total
No. Kebutuhan Kebutuhan listrik (kWh)
1 Proses 40,15
2 Penerangan 327
3 Control alat 125
4 Peralatan perkantoran 30
5 Peralatan laboratorium 20
Total 542,15
(Sumber : Badan Standardisasi Nasional, Konservasi Energi Pada Sistem
Pencahayaan, SNI6197:2011)
6.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar
Unit pengadaan bahan bakar mempunyai tugas untuk memenuhi kebutuhan
bahan bakar boiler dan generator. Jenis bahan bakar yang digunakan pada boiler
yaitu gas alam dan untuk generator yaitu Diesel Oil yang diperoleh dari
Pertamina. Pemilihan gas alam sebagai bahan bakar didasarkan pada alasan
sebagai berikut :
a. Mudah didapat
b. Lebih ekonomis
c. Tingkat polusi lebih rendah
Kebutuhan bahan bakar untuk boiler dihitung berdasarkan banyaknya
jumlah steam yang diperlukan selama berlangsungnya proses pembuatan
Biodiesel.
a. Kebutuhan bahan bakar Boiler (Steam) dihitung sebagai berikut:
BAB VII
SISTEM PERPIPAAN DAN INSTRUMENTASI
Keterangan : Material Pipa yang digunakan dari satu alat ke alat lainnya pada
Pabrik Sikloheksanon ini semuanya menggunakan material sama yaitu
Commercial Steel.
7.2 Instrumentasi
Instrumen adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu proses kontrol
untuk mengatur jalannya proses agar diperoleh hasil sesuai dengan yang
diharapkan. Dalam suatu pabrik kimia, pemakaian instrumen merupakan suatu hal
yang sangat penting karena dengan adanya rangkaian instrumen tersebut maka
operasi semua peralatan yang ada di dalam pabrik dapat dimonitor dan dikontrol
dengan cermat, mudah, dan efisien, sehingga kondisi operasi selalu berada dalam
kondisi yang diharapkan. Namun pada dasarnya, tujuan pengendalian tersebut
adalah agar kondisi proses di pabrik mencapai tingkat kesalahan (error) yang
paling minimum sehingga produk dapat dihasilkan secara optimal (Perry, 1999).
Instrumentasi biasanya bekerja dengan tenaga mekanik atau tenaga listrik
dan pengontrolannya dapat dilakukan secara manual atau otomatis. Penggunaan
instrumen pada suatu peralatan proses tergantung pada pertimbangan ekonomi dan
sistem peralatan itu sendiri. Pada pemakaian alat-alat instrumen juga perlu
ditentukan apakah alat-alat tersebut dipasang di atas papan instrumen dekat
peralatan proses dan dikendalikan secara manual atau disatukan dalam suatu
ruang pengendali yang dikendalikan secara otomatis.
a. Tujuan Pengendalian
Tujuan perancangan sistem pengendalian dari pabrik pembuatan Biodiesel
dengan transesterifikasi CPO adalah sebagai keamanan operasi pabrik yang
mencakup :
1. Menjamin kestabilan proses. Variabel-variabel proses seperti temperatur dan
tekanan dipertahankan tetap berada dalam rentang operasi yang aman dengan
harga toleransi yang kecil.
2. Menekan pengaruh gangguan dari lingkungan
3. Mengoptinasikan kinerja proses.
4. Mendeteksi situasi berbahaya kemungkinan terjadinya kebocoran alat, karena
komponen zat yang digunakan pada pabrik sangat mudah terbakar.
Pendeteksian dilakukan dengan menyediakan alarm dan sistem penghentian
operasi secara otomatis (automatic shut down sistems).
5. Mengontrol setiap penyimpangan operasi agar tidak terjadi kecelakaan kerja
maupun kerusakan pada alat proses.
b. Elemen-Elemen Sistem Pengendalian Proses
Pada dasarnya sistem pengendalian terdiri dari :
1. Sensing Element / Elemen Perasa (Primary Element)
Elemen yang merasakan (menunjukkan) adanya perubahan dari harga
yang diukur.
2. Elemen Pengukur (measuring element)
Elemen pengukur adalah suatu elemen yang sensitif terhadap adanya
perubahan temperatur, tekanan, laju alir, maupun tinggi fluida. Perubahan ini
merupakan sinyal dari proses dan disampaikan oleh elemen pengukur ke elemen
pengendali.
3. Elemen Pengendali (controlling element)
Tabel 7.2 Data Instrumen Pengendali pada Pra Rancangan Biodiesel dari Proses
Transesterifikasi CPO
No Nama Alat Instrumen Kegunaan
1 Mixing Tank TI Mengamati temperatur dalam alat
Mengontrol ketinggian cairan dalam
LC
alat
2 Reaktor PI Mengamati tekanan dalam reaktor
FC Mengontrol laju alir dalam reaktor
TI Mengamati temperatur dalam reaktor
3 Flash Drum PI Mengamati tekanan dalam alat
PC Mengontrol tekanan dalam alat
TC Mengontrol temperatur dalam alat
4 Tangki Penyimpanan LI Mengamati ketinggian cairan dalam
Cairan tangki
5 Heater, Kondensor, TC Mengontrol temperatur dalam alat
dan Vaporizer PI Mengamati tekanan dalam alat
Mengontrol laju alir fluida dalam
6 Pompa FC
pipa
Mengontrol ketinggian cairan dalam
LC
7 Dekanter alat
FC Mengontrol laju alir dalam dekanter
BAB VIII
ORGANISASI DAN MANAJEMEN PERUSAHAAN
a. Direktur Utama
Direktur utama merupakan orang yang bertanggung jawab langsung
kepada dewan komisaris dan secara garis jabatan membawahi direktur umum,
direktur produksi, direktur teknik, dan direktur keuangan. Adapun tugas dan
wewenang direktur utama diantaranya:
bersama-sama direktur yang lain merumuskan program kerja perusahaan
untuk diajukan kepada dewan komisaris,
menyetujui program kerja perusahaan yang telah dirumuskan oleh direktur
bersama staf-stafnya,
memberikan pengesahan terhadap peraturan-peraturan yang berlaku di
perusahaan,
mengangkat dan memberhentikan karyawan,
menentukan target produksi secara kualitatif dan kuantitatif.
b. Direktur Umum
Direktur umum merupakan orang yang bertanggung jawab kepada
direktur utama dan menangani segala urusan, terutama yang berkaitan dengan
peraturan kerja, keselamatan dan kesehatan karyawan, penerimaan dan
pemutusan hubungan kerja dan membawahi 6 (enam) kepala bagian, yaitu:
bagian administrasi, bertugas mengkoordinasi semua hal yang berhubungan
dengan administrasi perusahaan,
bagian personalia, yaitu orang yang bertugas mengawasi kepagawaian
seperti penerimaan pegawai,
bagian logistik, yang bertugas menyediakan barang-barang yang dibutuhkan
oleh perusahaan,
bagian humas, bertugas sebagai wakil perusahaan yang langsung
berhubungan dengan pihak luar,
bagian sumber daya manusia (SDM), bertugas mengatur kepegawaian
dalam hal peningkatan kualitas pegawai dengan mengadakan pendidikan
dan latihan peningkatan keterampilan karyawan,
pimpinan perusahaan. Kepala bagian dapat juga bertindak sebagai staf direktur
bersama-sama dengan staf ahli. Kepala bagian ini bertanggung jawab kepada
direktur utama (Zamani,1998).
Kepala Bagian terdiri dari :
1. Kepala Bagian Produksi
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang mutu dan
kelancaran produksi. Kepala Bagian Produksi membawahi:
a. Seksi Proses
Tugas Seksi Proses antara lain:
- Mengawasi jalannya proses dan produksi
- Menjalankan tindakan seperlunya pada peralatan produksi yang
mengalami kerusakan, sebelum diperbaiki oleh seksi yang berwenang.
b. Seksi Pengendalian
Tugas Seksi Pengendalian:
- Menangani hal-hal yang dapat mengancam keselamatan pekerja dan
mengurangi potensi bahaya yang ada
c. Seksi Laboratorium
Tugas Seksi Laboratorium:
- Mengawasi dan menganalisa mutu bahan baku dan bahan pembantu
- Mengawasi hal-hal yang berhubungan dengan buangan pabrik
- Mengawasi dan menganalisa mutu produksi
- Membuat laporan berakala kepada Kepala Bagian Produksi
2. Kepala Bagian Teknik
Tugas kepala bagian Teknik Antara lain :
Bertanggung jawab kepada Direktur Produksi dalam bidang peralatan,
proses dalam utilitas dan mengkoordinir kepala-kepalayang menjadi
bawahannya. Kepala Bagian Teknik membawahi:
a. Seksi Pemeliharaan
- Melaksanakan pemeliharaan fasilitas gedung dan peralatan pabrik
- Memperbaiki kerusakan peralatan pabrik
b. Seksi Utilitas
a. Seksi Personalia
Seksi Personalia bertugas :
- Merekrut dan membina tenaga kerja dan menciptakan suasana kerja
sebaik mungkin antara pekerja, pekerjaannya serta lingkungan agar
tidak terjadi pemborosan waktu dan biaya
- Mengusahakan disiplin kerja yang tinggi dalam menciptakan kondisi
kerja yang tenang dan dinamis
- Membina karier para karyawan dan melaksanakan hal-hal yang
berhubungan dengan kesejahteraan karyawan
b. Seksi Humas
Seksi Humas bertugas :
- Mengatur hubungan antara perusahaan dengan masyarakat di luar
lingkungan masyarakat
c. Seksi Keamanan
Seksi Keamananbertugas :
- Menjaga semua bangunan pabrik dan fasilitas perusahaan
- Mengawasi keluar masuknya orang-orang, baik karyawan maupun
bukan karyawan di lingkungan pabrik
- Menjaga dan memelihara kerahasiaan yang berhubungan dengan intern
perusahaan
1. Karyawan Non-Shift
Karyawan non-shift adalah karyawan yang tidak menangani proses produksi
secara langsung yang termasuk para karyawan ini adalah Direktur, Staf Ahli, Kepala
Bagian, Kepala Seksi serta bawahan yang berada di kantor. Jam kerja karyawan non-
shift ditetapkan selama lima hari per minggu dan jam kerja selebihnya dianggap
lembur. Perincian jam kerja non-shift adalah :
Senin-Kamis
- Pukul 07.00 – 12.00 WIB (Waktu Kerja)
- Pukul 12.00 – 13.00 WIB (Waktu Istirahat)
- Pukul 13.00 – 16.00 WIB (Waktu Kerja)
Jum’at
- Pukul 07.00 – 11.00 WIB (Waktu Kerja)
- Pukul 11.00 – 13.00 WIB (Waktu Istirahat)
- Pukul 13.00 – 15.00 WIB (Waktu Kerja)
2. Karyawan Shift
Karyawan shift adalah karyawan yang berhubungan langsung menangani
proses produksi atau mengatur bagian-bagian tertentu dari pabrik yang
mempunyai hubungan dengan masalah keamanan dan kelancaran produksi, yang
memerlukan pengawasan secara terus menerus selama 24 jam. Karyawan yang
termasuk karyawan shift adalah operator produksi, sebagian dari bagian teknik,
bagian gudang, dan bagian-bagian lain yang harus selalu siaga untuk menjaga
keselamatan serta keamanan pabrik.
Perincian karyawan shift dibagi dalam tiga shift dalam pengaturan sebagai
berikut:
a. Shift I (pagi) : Pukul 07.00-15.00 WIB, istirahat Pukul 12.00-13.00
b. Shift II (siang) : Pukul 15.00-23.00 WIB, istirahat Pukul 19.00-20.00
c. Shift (III) malam : Pukul 23.00-07.00 WIB, istirahat Pukul 03.00-04.00
Untuk memenuhi kebutuhan pabrik, karyawan tiap shift ini dibagi menjadi
empat regu, dimana tiga regu bekerja dan satu regu istirahat dan dikenakan secara
bergantian. Tiap regu mendapat giliran tiga hari kerja dan satu hari libur. Untuk
hari libur atau hari besar yang ditetapkan pemerintah, maka regu yang masuk tetap
masuk. Jadwal kerja masing-masing regu ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 8.1. Jadwal kerja masing-masing regu
Hari Kerja
Regu
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 - I I I II II II - - III
2 I II II II - - III III III -
3 II - - III III III - I I I
4 III II III - I I I II II II
I
8.7 Tenaga Kerja Karyawan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan di pabrik PET ini dibutuhkan
susunan tenaga kerja seperti pada susunan struktur organisasi. Adapun jumlah
tenaga kerja beserta tingkat pendidikan yang disyaratkan dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 8.2. Jumlah tenaga kerja beserta tingkat pendidikannya
JUMLA
JABATAN PENDIDIKAN
H
Direktur Utama 1 Umum (S-1)
Direktur Produksi 1 Teknik Kimia (S-1)
Direktur Keuangan dan Umum 1 Ekonomi Managemen (S-1)
Sekretaris 3 Managemen (S-1)
Staf Ahli, R & D 2 Ekonomi (S-1)
Kepala Bagian Pemasaran 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Bagian Umum 1 Hukum/Ekonomi (S-1)
Kepala Bagian Keuangan 1 Hukum/Ekonomi (S-1)
Kepala Bagian Teknik 1 Teknik Mesin/Elektro (S-1)
Kepala Bagian Utilitas 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Bagian Produksi 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Proses 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Utilitas 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Pemeliharaan Alat 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Pengendalian Alat 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Pembelian 1 Ekonomi (S-1)
Kepala Seksi Pemasaran 1 Ekonomi (S-1)
Kepala Seksi Kas 1 Ekonomi (S-1)
Kepala Seksi Administrasi 1 Ekonomi (S-1)
Kepala Seksi Personalia 1 Teknik Kimia (S-1)
Kepala Seksi Humas 1 Teknik Industri (S-1)
Kepala Seksi Keamanan 1 Teknik Kimia/Kimia (S-1)
Kepala Seksi Laboratorium 1 Ahli Madya Teknik Kimia
Kepala Seksi Safety & 1 Teknik Kimia (S-1)
Lingkungan
Kepala Seksi Penjualan 1 Ekonomi (S-1)
Karyawan Proses 40 Ahli Madya Teknik
Karyawan Non Proses 50 SMU/SMK
Dokter 2 Kedokteran (S-1)
Perawat 2 Ahli Madya Perawat
Sopir 5 SMU/SMK
Keamanan 4 SMU/SMK
Total 132
BAB X
ANALISA EKONOMI
Indeks Rasio
Jumla Harga Harga Harga Alat
No Jenis Alat standar index
h Alat Standar Sekarang
2014 2025 Dalam USD Dalam IDR
1044,62
22 Pompa P-101 10 941,1 1 $ 8.900 $ 9.879 $98.790 Rp1.380.096.300
1044,62
23 Pompa P-102 2 941,1 1 $ 5.800 $ 6.438 $12.876 Rp179.877.720
1044,62
24 Pompa P-103 10 941,1 1 $ 11.400 $ 12.654 $126.540 Rp1.767.763.800
1044,62
25 Pompa P-104 1 941,1 1 $ 5.800 $ 6.438 $6.438 Rp89.938.860
1044,62
26 Pompa P-105 2 941,1 1 $ 8.900 $ 9.879 $19.758 Rp276.019.260
1044,62
27 Pompa P-106 2 941,1 1 $ 13.600 $ 15.096 $30.192 Rp421.782.240
1044,62
28 Pompa P-107 2 941,1 1 $ 13.600 $ 15.096 $30.192 Rp421.782.240
1044,62
29 Pompa P-108 2 941,1 1 $ 11.400 $ 12.654 $25.308 Rp353.552.760
1044,62
30 Pompa P-109 2 941,1 1 $ 11.400 $ 12.654 $25.308 Rp353.552.760
1044,62
31 Pompa P-110 2 941,1 1 $ 8.900 $ 9.879 $19.758 Rp276.019.260
1044,62
32 Pompa P-111 2 941,1 1 $ 5.800 $ 6.438 $12.876 Rp179.877.720
1044,62
33 Pompa P-112 2 941,1 1 $ 5.800 $ 6.438 $12.876 Rp179.877.720
34 Pompa P-113 2 941,1 1044,62 $ 8.900 $ 9.879 $19.758 Rp276.019.260
1
1044,62
35 Pompa P-114 2 941,1 1 $ 8.900 $ 9.879 $19.758 Rp276.019.260
1044,62
36 Pompa P-115 2 941,1 1 $ 8.900 $ 9.879 $19.758 Rp276.019.260
TOTAL $4.773.555 Rp66.686.563.350
4 Investasi Rp - Rp - Rp - Rp - Rp - Rp -
Biaya
5 Rp1.126.664.481.248 Rp1.126.664.481.248 Rp1.126.664.481.248 Rp1.126.664.481.248 Rp1.126.664.481.248 Rp1.126.664.481.248
Operasi
Pajak
6 Rp12.402.071.907 Rp12.958.566.910 Rp13.515.061.914 Rp14.071.556.917 Rp14.628.051.920 Rp15.184.546.924
Penghasilan
7 Depresiasi Rp24.345.597.115 Rp24.345.597.115 Rp24.345.597.115 Rp24.345.597.115 Rp24.345.597.115 Rp24.345.597.115
Total Cash Out
Rp1.163.412.150.269 Rp1.163.968.645.273 Rp1.164.525.140.276 Rp1.165.081.635.280 Rp1.165.638.130.283 Rp1.166.194.625.287
Flow
Net Cash Flow
Rp66.303.137.731 Rp65.746.642.727 Rp65.190.147.724 Rp64.633.652.720 Rp64.077.157.717 Rp63.520.662.713
(NCF)
Cummulative
Rp26.536.551.927 Rp92.283.194.654 Rp157.473.342.378 Rp222.106.995.098 Rp286.184.152.815 Rp349.704.815.528
NCF
Secara Perhitungan:
Payback Period :
(kum NCF thn ke 5)
¿ tahun ke 4 + ( 5−4 ) x
(kum NCF thn ke 5−kum NCF thn ke 4)
IRR=0,3+ ( 0,3−0,2 ) ×
( −Rp(103.109 .659.905)
−Rp (103.109 .659 .905 ) +−Rp 24.020.432 .938 )
IRR = 38,11 %
No
Uraian Biaya (Rp/tahun)
.
1 Bahan Baku Rp979.548.797.640
2 Utilitas Rp8.414.042.577
3 Distribution and sales Rp28.327.131.000
4 Research and Development Rp18.884.754.000
5 Laboratorium Rp2.670.000.000
6 penyuplaian barang Rp841.404.258
7 Hak paten dan royalti Rp18.884.754.000
8 administrasi Rp28.327.131.000
9 pengepakan Rp18.884.754.000
Total Rp1.104.782.768.475
Biaya Berubah Satuan Rp7.178
Harga Jual Satuan Rp22.000
Berikut ditampilkan grafik Break Event Point (BEP) pada Gambar 10.2
Nilai titik impas pabrik berada pada saat memproduksi Biodiesel dan
Gliserol
ini sebanyak 3.061,961 ton/tahun ton/tahun atau dapat dikatakan pabrik saat
memproduksi Biodisel dan gliserol 40,3 % dari kapasitas yang
direncanakan.Nilai BEP dikatakan baik karena standar BEP industri adalah 40-
60%. Jika BEP dibawah 40% menunjukan harga jual produk dipasar terlalu tinggi
yang mengakibatkan produk tidak dapat merebut pasar, sehingga perusahaan tidak
dapat bertahan karena efisiensi proses tinggi sehingga biaya produksi rendah
(Peters & Timmerhaus, 1991).
BAB XI
KESIMPULAN