Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan dibidang teknologi terus mengalami peningkatan dari tahun


ke tahun. Seiring perkembangan ini terkhusus dalam dunia transportasi, semakin
banyak kendaraan yang diproduksi oleh industri otomotif. Kendaraan pribadi,
umum, maupun kendaraan untuk industri-industri terus diproduksi. Ragam
kendaraan yang diproduksi umumnya masih menggunakan bahan bakar minyak
bumi. Peningkatan yang terjadi antara produksi dan permintaan akan kendaraan
ini tak sebanding dengan cadangan bahan bakar fosil yang terus mengalami
penyusutan. Di Indonesia konsumsi energi bahan bakar terus meningkat sehingga
mengurangi cadangan bahan bakar yang semakin menipis.
Berdasarkan data Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
bahwa total konsumsi energi per kapita Indonesia meningkat setiap tahunnya
dengan pertumbuhan rata-rata di atas 5% (Indonesia Energy Statistic, 2010).
Penggunaan bahan bakar minyak adalah sumber energi dengan tingkat konsumsi
paling tinggi dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Selain itu, untuk
kebutuhan minyak di Indonesia diprediksi 2,4 juta bpd tahun 2020, sedangkan
produksi diperkirakan 400.000 bpd dan akan terjadi kekurangan minyak yang
sangat tinggi (H.L.Ong, 2013) sehingga stabilitas energi di Indonesia akan dapat
terganggu dan mempengaruhi perekonomian Indonesia.
Berbagai upaya pemerintah dalam menanggulangi krisis ini seperti
menggalakkan penggunaan bahan bakar gas dan impor bahan bakar minyak.
Upaya lainnya adalah dengan menggalakkan energi baru dan terbarukan. Salah
satu energi terbarukan seperti minyak nabati yang diolah menjadi bahan bakar
mesin diesel, yang dikenal sebagai Biodisel. Biodisel dapat dibuat dari minyak
nabati seperti minyak sawit, minyak kelapa, minyak jarak, dan lainnya. Biodiesel
adalah bahan bakar alternatif yang cukup menjanjikan yang dapat diperoleh dari
minyak tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui transesterifikasi
dengan alkohol. (Mardiah, 2006).

1
2

Biodiesel memberikan sedikit polusi dibandingkan bahan bakar petroleum.


Biodiesel ini mempunyai sifat fisis yang mirip dengan minyak diesel mineral
sehingga langsung dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti minyak diesel
(Widodo, dkk, 2008). Selain itu juga, biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi
ulang mesin diesel. Pembuatan biodisel umumnya menggunakan proses trans-
esterifikasi. Pada penelitian ini digunakan bahan baku yaitu Crude Palm Oil
(CPO) yang merupakan produk Pasar Kuto Palembang, minyak curah ini tidak
perlu di esterifikasi karena memiliki kandungan Free Fatty Acid (FFA) 1%.
Umumnya proses esterifikasi ini ditujukan untuk menurunkan kadar FFA, untuk
proses trans-esterifikasi dalam pembuatan biodisel kandungan FFA tidak lebih
dari 5% sehingga proses dapat dilakukan percobaan.
Pemilihan dan penentuan katalis pada proses trans-esterifikasi merupakan
hal yang sangat penting. Penggunaan katalis dapat berpengaruh terhadap hasil
yang didapatkan. Jika ditinjau dari segi waktu dan suhu reaksi, karakteristik
masing-masing katalis sangat mempengaruhi proses trans-esterifikasi. Salah satu
penelitian yang menggunakan katalis NaOH yaitu homogen katalis basa dapat
terbentuk biodiesel sebesar 98% pada 264 Watt dan suhu operasi rata-rata 50,5 0C
selama 2 menit (Santoso dan Wijaya, 2009). Pada penelitian ini, digunakan katalis
padat (NaOH) dengan sebesar 1% untuk melakukan reaksi trans-esterifikasi pada
Crude Palm Oil (CPO).
Pada proses pembuatan biodisel ini, digunakan microwave oven sebagai
pengganti proses pemanasan konvensional pada umumnya. Gelombang mikro
yang memiliki panjang gelombang 12,2 cm dan frekuensi 2,45 GHz digunakan
untuk memanaskan sampel zat. Pemanasan dengan gelombang mikro mempunyai
karakteristik yang berbeda dengan pemanasan konvensional. Panas dibangkitkan
secara internal akibat getaran-getaran molekul bahan yang akan dipanaskan oleh
gelombang mikro. Pemilihan wadah sampel sangat berpengaruh dalam proses
pemanasan ini, sehingga dipilih bahan yang dapat ditembus oleh gelombang
mikro. Sehingga gelombang mikro dapat meneruskan dan langsung memanaskan
bahan sampel tanpa terlebih dahulu memanaskan wadahnya sehingga reaksi akan
berlangsung lebih cepat dan waktu proses pembuatan akan semakin singkat.
3

Biodisel yang didapatkan dalam penelitian ini kemudian dibandingkan


dengan standar kualitas biodiesel dari Standar Nasional Indonesia (SNI 04-7182-
2006). Sehingga dapat diketahui kualitas biodiesel yang diperoleh telah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Uji tersebut meliputi densitas, viskositas, dan
yield methyl ester atau biodiesel. Diharapkan penelitian ini memberikan kontribusi
khususnya ilmu pengetahuan di bidang energi sehingga dapat dikembangkan oleh
Pemerintah dalam upaya mengatasi krisis energi yang akan dihadapi di masa
depan.

1.2. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan penelitian ini meliputi :
1. Dapat mengetahui pengaruh gelombang mikro terhadap pembentukan
biodiesel dari Crude Palm Oil ( CPO ).
2. Dapat mengetahui pengaruh persentase metanol dan waktu reaksi dalam
proses pembuatan biodiesel dengan radiasi gelombang mikro menggunakan
katalis NaOH.
3. Dapat mengetahui kesesuaian kualitas biodiesel yang dihasilkan terhadap
standar biodiesel (SNI).

1.3. Perumusan masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dari
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah proses pembuatan biodiesel dengan menggunakan microwave
dengan menggunakan bahan minyak nabati yakni bahan baku Crude Palm Oil
(CPO) untuk dapat menghasilkan biodiesel ?
2. Bagaimana dengan ke ekonomisan dari proses pembuatan biodiesel atau
methyl ester dengan memanfaatkan radiasi gelombang mikro pada microwave
oven ?
3. Berapakah waktu yang optimum agar didapat persentase yield methyl ester
atau biodiesel tinggi dan sesuai dengan kualitas biodisel Standar Nasional
Indonesia (SNI-04-7182-2006) ?
4

4. Berapakah volume dari metanol yang digunakan sebagai reaktan yang sesuai
untuk mendapatkan persentase yield methyl ester atau biodiesel optimum ?
1.4. Batasan Masalah
Pada penelitian ini masalah dibatasi pada hal-hal berikut :
1. Penggunaan bahan baku dari Crude Palm Oil (CPO) Pasar Kuto Palembang.
2. Katalis yang digunakan dalam proses pembuatan biodiesel dari Crude Palm
Oil yaitu Natrium Hidroksida ( NaOH)
3. Alat yang digunakan yaitu microwave oven Crisbow dengan spesifikasi daya
output maksimal 1200 Watt.
4. Dalam penentuan kelayakan mutu dari biodiesel yang diperoleh yaitu dengan
cara membandingkan dengan standar biodisel sesuai Standar Nasional
Indonesia (SNI). Parameter pengujian yaitu viskositas, densitas, dan angka
asam.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian ini meliputi :
1. Dari hasil penelitian ini, diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
salah satu alternatif proses dalam pembuatan biodiesel yang lebih mudah,
cepat dan ekonomis.
2. Sebagai salah satu bahan informasi dan bahan pertimbangan ke masyarakat
luas serta pihak-pihak yang terkait dengan pendayagunaan minyak nabati dan
mengurangi eksploitasi terhadap minyak bumi yang dapat menimbulkan dampak
bagi lingkungan.
3. Sebagai suatu bahan referensi pada peneliti lainnya untuk dapat mengkaji dan
meneliti lebih lanjut mengenai proses pembuatan biodiesel terutama yang
menggunakan minyak pagar jarak sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.

Anda mungkin juga menyukai