Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK LAPANGAN

ACARA PENGOLAHAN BIODIESEL

Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728

MINAT SARJANA TEKNOLOGI INDUSTRI PERKEBUNAN


DAN PANGAN
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2022

1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN

ACARA PENGOLAHAN BIODIESEL

Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728

Laporan Pelaksanaan Praktek Lapangan ini diajukan kepada Fakultas


Teknologi Pertanian Institut Pertanian Stiper Yogyakarta sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan nilai mata kuliah Praktik Lapangan di Minat Teknologi Hasil
Pertanian dan telah dipertahankan di hadapan dewan penguji pada tanggal 29
November 2022

Yogyakarta, 29 November 2022

Mengetahui dan Menyetujui


Dosen Pembimbing, Penulis,

( Ir. Sunardi, Msi) (Risky Bima Purnawan)

ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
I. Pendahuluan........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...........................................................................................2
II. Tinjauan Pustaka.................................................................................................3
A. Biodiesel.......................................................................................................3
B. Proses Transesterifikasi................................................................................3
C. Standar Biodiesel Menurut SNI...................................................................8
III. Alat, Bahan Dan Prosedur Kerja.......................................................................9
A. Alat Dan Bahan..........................................................................................9
B. Prosedur Kerja.............................................................................................9
IV. Hasil Dan Pembahasan....................................................................................11
A. Hasil Pengamatan..................................................................................... 11
B. Pembahasan...............................................................................................12
V. Kesimpulan.....................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
Lampiran................................................................................................................16

iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
diesel/solar, yaitu bebas sulfur (free sulphur), bilangan asap (smoke number)
yang rendah; memiliki cetane number yang lebih tinggi sehingga pembakaran
lebih sempurna (clear burning); memiliki sifat pelumasan terhadap piston
mesin; dan dapat terurai (biodegradab e) sehingga tidak menghasilkan racun
(non toxic). (Shintawaty, 2006)
Menurut hasil penelitian BBPT, biodiesel bisa langsung digunakan 100%
sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin dieselnya
atau dalam bentuk campuran dengan solar pada berbagai konsentrasi mulai dari
5%. l Pengembangan biodiesel membutuhkan bahan baku minyak nabati yang
dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa
sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Jatropha Curcas), kelapa, sirsak,
srikaya dan kapuk. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Kelapa sawit merupakan salah
satu sumber bahan baku minyak nabati yang prospektif dikembangkan sebagai
bahan baku biodiesel di Indonesia, mengingat produksi CPO Indonesia cukup
besar dan meningkat tiap tahunnya.(Shintawaty, 2006)
Kebutuhan bahan bakar minyak nasional semakin meningkat seiring
dengan peningkatan populasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
(Bangun, 2014). Peningkatan kebutuhan minyak nasional tidak sebanding
dengan produksi sehingga pemerintah melakukan impor bahan bakar dari luar
negeri. Solusi yang dibutuhkan dalam mengurangi proporsi bahan bakar adalah
eksplorasi sumber energi terbarukan dengan mengandalkan sumber daya lokal.
Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya lokal
adalah biodiesel berbasis minyak sawit.(Sembiring et al., 2015)
Sumber daya lokal yang sangat potensial menjadi bahan baku biodiesel di
Indonesia berasal dari minyak sawit. Sejak tahun 2006 Indonesia menjadi

1
2

produsen minyak sawit terbesar dunia. Produksi minyak sawit di Indonesai


akan semakin meningkat. Berdasarkan publikasi Oil World data minyak sawit
Indonesia untuk periode 2013 sampai dengan September 2014 sebesar 30 juta
ton, ekspor sebesar 20,9 juta ton dan penggunaan dalam negeri sebesar 9,10
juta ton (Oil World, 2014).
A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa mampu merencanakan produksi boidiesel.
2. Mahasiswa mampu menghitung kebutuhan metanol dan basa / asam yang
dibutuhkan.
3. Mahasiswa mampu melakukan proses esterifikasi dan transesterifikasi.
4. Mahasiswa mampu melakukan analisa sifat – sifat biodiesel yang
dihasilkan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang terdiri dari campuran mono alkil
ester dari rantai panjang asam lemak yang dipakai sebagai alternatif bagi bahan
bakar dari mesin diesel dan terbuat dari sumber terbaharui sepetri minyak
nabati atau lemak hewan.(Sutrisno, 2012)
Biodiesel merupakan bahan bakar dari proses transesterifikasi lipid untuk
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang lemak
bebas. Biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel dari
minyak bumi dan dapat menggantikan minyak bumi dalam banyak kasus.
Namun biodiesel lebih sering digunakan sebagai bahan tambahan untuk diesel
petroleum. (Zaky Kurniawan, 2013)
Secara sederhana biodiesel didefinisikan sebagai bentuk bahan bakar
diesel yang menyebabkan lebih sedikit kerusakan lingkungan dibandingkan
bahan bakar diesel standar. (Gita Desmafianti, 2013)

B. Proses Transesterifikasi
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari
minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya
metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) atau biodiesel.
Teknologi yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode transesterifikasi
sederhana (Gita Desmafianti, 2013).
Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel
No Parameter SNI Biodiesel
1 Komposisi Metil ester
2 Densitas 40◦C 0,86-0,89 gr/ml
3 Viskositas kinematic 2,3-6,0 mm/d(cst)
4 Titik nyala Minimal 100◦C
5 Titik kabut Maksimal 18◦C
6 Gliserol bebas Maksimal 0,02%
7 Angka setana Minimal 51

3
4

Reaksi pembuatan biodisel (reaksi trans-esterifikasi) yaitu sebagai berikut:

(Sumber: Sutrisno, 2012)


Untuk mendapatkan hasil yang baik maka diperlukan perhitungan secara
teoritis, dimana jika volume minyak nabati yang digunakan sebanyak 100 ml
ternyata dapat menghasilkan biodiesel sebanyak 107,84 ml jika reaksi
berlangsung sempurna, namun pada praktikum untuk membuat kesalahan
sangatlah besar sehingga biodiesel yang dihasilkan dari minyak nabati dengan
volume yang sama akan menghasilkan biodiesel dengan volume yang berbeda
maka dari itu biodiesel yang dihasilkan harus dilakukan perbandingan dengan
melakukan persentase rendemen. Rendemen itu sendiri adalah perbandingan
produk yang kita hasilkan dibanding dengan produk secara teoritis sedang kan
untuk persentase rendemen di fraksionalkan dengan 100%. Adapun rumus yang
digunakan dalam perhitungan rendemen :
Adapun bahan yang digunakan pada pembuatan Biodiesel:
1. Minyak Nabati
Minyak nabati berasal dari tumbuhan seperti kelapa, kedelai, kacang dan
sawit. Minyak nabati adalah minyak yang diekstrak dari berbagai bagian
tumbuhan. Minyak ini digunakan sebagai makanan, menggoreng, pelumas,
bahan bakar, bahan pewangi (parfum), pengobatan, dan berbagai penggunaan
industri lainnya. Bukan hanya minyak zaitun yang berinovasi, minyak yang
terbuat dari biji-bijian pun kini mudah ditemui di pasaran. Sama seperti
minyak zaitun, minyak dari biji-bijian ini ternyata juga teman yang baik bagi
kesehatan tubuh. Pada minyak biji-bijian terkandung banyak asam lemak
tidak jenuh, seperti omega 3 dan omega 6. Minyak dengan asam lemak tidak
jenuh ini mudah dicerna oleh tubuh dan tidak mudah menggumpal dalam
darah. Pada pembuatan biodiesel minyak nabati merupakan bahan baku
5

utama yang akan direaksikan menjadi methyl ester. Minyak nabati yang
digunakan pada proses pembuatan biodiesel ini berasal dari kelapa sawit
(Zaky Kurniawan, 2013).
Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Nabati
No Parameter Nilai
1 Densitas relative 50o C/air suhu 25 o C 0.8927 gr/ml
2 Indeks refraktif n D 50 C 1.4533 n D 50 C
3 Bilangan penyabunan 195.7 mg KOH/g
4 Materi tak tersabunkan 0.51 %
(Sumber : Febriani Purba, 2012)

2. Methanol
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan
cairan yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan
mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida atau karbon dioksida.
Sejarahnya, dia dibuat dari destilasi kayu, makanya disebut juga alkohol
kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material
pembuatan berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat,
metakrilat, etilen glikol, dll. Metanol juga banyak dipakai sebagai cairan
pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi,
dan bahan bakar. Methanol berfungsi sebagai pelarut sintetis yang akan
direaksikan dengan trigliserida yang akan menghasilkan methyl ester
(Zulia,2010).
Methanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, adapun sifat-
sifat dari methanol terdapat pada Tabel 3.
6

Tabel 3. Sifat Fisika dan Kimia Methanol


No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Cairan tidak berwarna, berbau Rumus molekul:
tajam CH3OH
2 Kelarutan dalam air, pada suhu Beracun, mudah
20°C terbakar
3 Densitas 0,792 gr/ml3(20 °C) Sangat mudah
terbakar
4 Titik nyala 11 °C Mudah
Menguap
5 Titik lebur-98°C Angka
Evaporasi 5,3
6 Titik didih64,5°C
(Sumber: MSDS Metanol, No.106008/2012)

3. NaOH
NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia (Hasugian Veranixon, 2012)
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran atau pun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap
cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini
lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut
non-polar lainnya (Hasugian Veranixon, 2012)
7

NaOH pada proses pembuatan biodiesel berfungsi sebagai untuk


mempercepat proses esterifikasi atau yang biasa disebut dengan katalis. Katalis
adalah suatu zat yang difungsikan untuk menurunkan energiaktivasi dimana

Energiaktivasi itu adalah energi minimum yang dibutuhkan untuk


terjadinya sebuah reaksi.

Tabel 4. Sifat Fisika dan Kimia NaOH.


No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Padatan, berwarna putih, berbau tajam Rumus molekul: NaOH
2 Kelarutan larut dalam air, pada suhu Higroskopis
20°C
3 Berat Molekul: 40 g/mol Tidak mudah terbakar
4 pH 12,7 Korosif, beracun
5 Densitas: 1 gr/cm3
6 Titik lebur 323°C
7 Titik didih 1388°C
       (Sumber MSDS NaOH, No.106498/2012)
4. CaCl2
Kalsium klorida (CaCl2) adalah senyawa ionik yang terdiri dari unsur
kalsium (logam alkali tanah) dan klorin. Ia tidak berbau, tidak berwarna, solusi
tidak beracun, yang digunakan secara ekstensif di berbagai industri dan
aplikasi di seluruh dunia. Berlaku sebagai ion khalida yang khas dan padat
pada suhu kamar. (Alliansusmay, 2011)
Kemampuan klorida kalsium untuk menyerap banyak cairan merupakan
salah satu kualitas yang membuatnya difungsikan sebagai absorben air pada
pembuatan biodiesel sehingga kadar air biodiesel berkurang (Esensial, 2010)
8

Tabel 5. Sifat Fisika dan Kimia CaCl2


No Sifat Fisika Sifat Kimia
1 Padatan, berwarna putih, tidak berbau Rumus molekul CaCl2.
2 Kelarutan dalam air, pada suhu 20°C Tidak mudah terbakar
3 Berat Molekul: 40 g/mol Higroskopis
4 pH 8-10 Beracun
5 Densitas: 2,15 gr/cm3
Dalam pembuatan biodiesel untuk memastikan apakah biodiesel
tersebut dapat digunakan secara umum perlu pengujian dan membandingkan
hasil pengujian dengan SNI biodesel. Salah satu pengujian tersebut yang dapat
dilakukan adalah pengujian densitas dimana pada SNI range densitas biodiesel
yang dihasilkan yaitu 0,86 gr/ml - 0,89 gr/ml. Densitas itu sendiri adalah Massa
jenis adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi
massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.
Densitas juga merupakan parameter yang menentukan kualitas dari biodiesel
yang dihasilkan dari praktikum tersebut dimana jika densitas mendekati angka
satu dapat dikatan bahwa biodiesel yang dihasilkan masih terdapat kandungan
air (Alliansusmay, 2011)

C. Standar Biodiesel Menurut SNI


Menurut SNI 04-7182-2006 Biodiesel adalah ester alkil dari asam-asam
lemak. Standar ini digunakan untuk bahan baker substitusi motor diesel yaitu
sebagai campuran (blening) dengan bahan baker diesel pada kendaraan
bermotor atau motor diesel lainnya. Bahan bakar diesel yang dicampurkan
meliputi antara lain minyak solar, minyak diesel dan minyak bakar yang
memenuhi persyaratan spesifikasi yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang. (Alliansusmay, 2011)
9

Tabel 6. Syarat mutu biodiesel ester alkil menurut SNI 04-7182-2006


III. ALAT, BAHAN DAN PROSEDUR KERJA
A. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum lapangan ini adalah: satu unit
peralatan pengolah biodiesel, timbangan, dan gelas ukur 1 liter. Bahan yang
digunakan antara lain minyak goreng curah/olein, metanol dengan kemurnian 99,5
%, katalis basa (NaOH).
B. Prosedur Kegiatan
1. Dilakukan perhitungan jumlah metanol yang dibutuhkan untuk transesterifikasi
10 kg minyak (10000gram).
a. Jumlah metanol yang dibutuhkan adalah 1,5 kali steoikiometri atau rasio
mol minyak : methanol = 1:4,5 mol
b. Jumlah mol minyak (sebagai triolein , BM 885,46 gram/mol) = 10000
10.000 g
c. Mol minyak = = 11,3 mol.
885,46 g /mol
d. Jumlah mol metanol yang dibutuhkan = 50,85 mol.
e. Jumlah gram metanol (BM 32 gram/mol) yang dibutuhkan = 50,85 mol x 32
g/mol = 1627,2gram atau 1,63 kg.
2. Dihitung kebutuhan katalis atau NaOH (1 % dari berat minyak).
a. Jumlah NaOH yang dibutuhkan = 1 % x 10000 g minyak = 100 gram.
3. Dilakukan Proses transesterifikasi :
a. Dilakukan pencampuran antara metanol dengan basa / larutan metoksida
yang sudah dibuat.
b. Dibuat tahap awal biodiesel pada tangki pencampur dengan mereaksikan
minyak nabati dengan senyawa metoksi untuk membentuk senyawa
transesterifikasi. Proses dilakukan pada suhu 60 oC selama 2,5 jam. Dengan
kecepatan pengadukan 26 RPM
4. Dilakukan pemisahan biodiesel pada gliserin dan garam atau sabun dengan
cara 1 campuran biodiesel dipompa kedalam settling tank, selanjutnya
mendiamkan selama 1 jam supaya gliserin dan garam mengendap dan
terbentuk 2 lapisan. Lapisan atas (biodiesel) selanjutnya dipisahkan dengan

9
10

lapisan bawah dengan cara diambil lewat kran yang tersedia di bagian bawah
tangki.
5. Dipindahkan Biodiesel ketangki pencucian. Pada tangki ini ditambahkan air
banyak sebanyak 10L untuk membersihkan sisa-sisa sabun, gliserin, dan
metanol.
6. Biodiesel setelah dicuci ketangki evaporasi untuk menguapkan air yang tersisa.
7. Biodiesel yang sudah murni dianalisa sifat-sifatnya.
8. Dilakukan analisa :
a. Berat biodiesel (methyl oleat) yang didapatkan.
b. Rendemen (% yield) biodiesel (sebagian methyl oleat, BM 296,5 g/mol.
mol methyl oleat
% yield = x 100 %
mol minyak
c. Sifat-sifat biodiesel :
1) Densitas atau berat jenis
2) Viskositas
3) Melakukan analisa ekonomi atau harga jual biodiesel yang dibuat

10
11

11
IV. .HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil Praktek Lapangan, mengenai pengolahan pengolahan biodiesel dapat
dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Pengamatan Pengolahan Biodiesel
Kegiatan Hasil
Menghitung kebutuhan methanol a. Berat minyak : 10 kg
a) Perhitungan jumlah metanol
10000 g
b) Mol minyak = = 11,3
885,46 g /mol
mol

b. Berat metano : 4,5 x 11,3 mol = 50,85


mol
Menghitung kebutuhan katalis a. Perhitungan : NaOH (1 % dari berat
minyak) Jumlah NaOH yang dibutuhkan
= 1,2 % x 10000 gram minyak = 120
gram = 0,12 kg
b. Berat NaOH : 0,12 kg

Melakukan proses transesterifi a. Suhu Reaksi : 60 °


kasi b. Waktu Reaksi : 2,5 jam = 165 menit
c. Kecepatan pengadukan : 26 rpm

Melakukan proses pemisahan a. Waktu pengenapan : 1 jam


(pengenapan, pencucian dan b. Proses yang terjadi selama pengenapan :
Pemisahan menjadi 3 lapis yang terdiri
evaporasi)
dari lapisan yaitu
- Gliserol ( paling bawah)
- Air (tengah)
- Biodisel (atas)
c. Suhu air panas : 100 °C
d. Jumlah air panas : 10 L

Menganalisa sifat-sifat biodiesel a. Berat biodiesel : 7,8L


b. Densitas alcohol : 0,82g/cm3
c. Viskositas : 1. 3 cp

11
12

B. Pembahasan
Pada peroses percobaan mengolah biodiesel dari bahan minyak RBDPO atau
minyak olein. Dalam mengolah produk biodiesel dibutuhkan waktu selama kurang
lebih 4 jam. Pada saat kegiatan, terdapat dua alat untuk mengolah biodiesel, alat
yang satu digunakan untuk mencampur bahan dan dilakukan pengadukan selama
2,5 jam dengan kecepatan adukan sebesar 26 rpm. Fungsinya agar pengadukan
homogen dan hasil biodiesel dapat diperoleh benyak. Sedangkan alat yang lain
digunakan untuk mengendapkan dan pencucian hasil dari pengadukan. Dalam
peroses pengendapan dilakukan selama 1 jam. Semakin lama pengendapan, maka
kualitas biodiesel yang dihasil semakin bagus.
Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman memiliki kasus yang berbeda-beda
sesuai dengan kandungan FFA. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan
asam lemak bebas tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan
transesterifikasi, sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak
rendah dilakukan proses transesterifikasi. Proses esterifikasi dan transesterifikasi
bertujuan untuk mengubah asam lemak bebas dan trigliserida dalam minyak
menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol. Transesterifikasi merupakan reaksi
organik dimana suatu senyawa ester diubah menjadi senyawa ester lain melalui
pertukaran gugus alcohol dari ester dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain.
Dalam pengolahan biodiesel digunakan bahan baku minyak goreng seberat 10
kg, dengan penambahan methanol sebanyak 1,63 kg, dalam proses pengolahan
methanol ini dilakukan dengan cara proses transesterifikasi yaitu pada proses
transesterifikasi ini dilakukan pengadukan dengan suhu 60 oC. Pada suhu ini
mrupakan suhu terbaik untuk mengurangi kadar FFA karena jika melebihi 60-70
o
C maka methanol akan menguap karena sifat metanol yang mudah menguap pada
suhu tinggi, lama waktu reaksi 2,5 jam/165 mnit, dengan kecepatan pengandukan
±26 rpm.
Setelah proses transterifikasi selesai dilanjutkan dengan proses pemisahan
biodiesel (pengendapan, pencucian, dan evaporasi), pada proses ini ditujukan agar
13

setelah proses transesterifikasi tadi dihasilkan produk metil ester dan gliserin yang
masih tercampur ( homogen) dan ditujukan agar pada saat pengendapan metil
ester dan gliserin terpisah dan gliserin berada dibawah cairan biodiesel, karena
disini terjadi pemisahan metil ester dan gliserin berdasarkan berat jenis.
V. KESIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan dari
kegiatan pengolahan biodiesel antara lain :
1. Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak
nabati, baik minyak yang belum digunakan maupun minyak bekas dari
penggorengan.
2. Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar.
3. Faktor-faktor yang dapat mempegaruhi kualitas dan jumlah metil ester
(biodiesel) yang dihasilkan yaitu rasio minyak dan metanol, lama waktu
reaksi, temperatur, kecepatan pengadukan, dan alb yang terkandung pada
minyak.
4. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan asam lemak bebas tinggi
dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan transesterifikasi, sedangkan
untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak rendah dilakukan
proses transesterifikasi
5. Menurut SNI 04-7182-2006 Biodiesel adalah ester alkil dari asam-asam
lemak. Standar ini digunakan untuk bahan baker substitusi motor diesel
yaitu sebagai campuran (blening) dengan bahan baker diesel pada kendaraan
bermotor atau motor diesel lainnya

14
DAFTAR PUSTAKA
Alliansusmay. 2011. “Densitas”. http://allinsusmay.wordpress.com
Anonim, 2019. Buku Petunjuk Praktek Lapangan. Institut Pertanian STIPER.
Yogyakarta.
Hasugian, Veranixon, 2012,“Definisi NaOH”, http://tolong-hutarea.blogspot.com.
Sembiring, M. T., Sukardi, S., Suryani, A., & Romli, M. (2015). Model Biaya
Produksi Biodiesel Berbasis Minyak Sawit. Jurnal Litbang Industri, 5(1),
23. https://doi.org/10.24960/jli.v5i1.663.23-36
Shintawaty, A. (2006). Prospek Pengembangan Biodiesel dan Bioetanol sebagai
Bahan Bakar Alternatif di Indonesia. Academia, 1–9.
Zulia, 2010 “Methanol”. http://zulliesikawati.wordpress.com

LAMPIRAN

15
A. Foto Kegiatan
Gambar 1. Penimbangan Minyak Gambar 2. Penimbangan Katalis

Gambar 3. Pemasuk Minyak Gambar 4. Peroses Pemisahan

Gambar 5. Pengukuran Densitas Gambar 6. Pengukuran Vikositas

16
17

Anda mungkin juga menyukai