PRAKTIK LAPANGAN
Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728
1
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN
PRAKTIK LAPANGAN
Disusun Oleh :
Risky Bima Purnawan
21728
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Halaman Pengesahan...............................................................................................ii
I. Pendahuluan........................................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan Kegiatan...........................................................................................2
II. Tinjauan Pustaka.................................................................................................3
A. Biodiesel.......................................................................................................3
B. Proses Transesterifikasi................................................................................3
C. Standar Biodiesel Menurut SNI...................................................................8
III. Alat, Bahan Dan Prosedur Kerja.......................................................................9
A. Alat Dan Bahan..........................................................................................9
B. Prosedur Kerja.............................................................................................9
IV. Hasil Dan Pembahasan....................................................................................11
A. Hasil Pengamatan..................................................................................... 11
B. Pembahasan...............................................................................................12
V. Kesimpulan.....................................................................................................14
Daftar Pustaka........................................................................................................15
Lampiran................................................................................................................16
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar. Bahan bakar ini ramah lingkungan karena
menghasilkan emisi gas buang yang jauh lebih baik dibandingkan dengan
diesel/solar, yaitu bebas sulfur (free sulphur), bilangan asap (smoke number)
yang rendah; memiliki cetane number yang lebih tinggi sehingga pembakaran
lebih sempurna (clear burning); memiliki sifat pelumasan terhadap piston
mesin; dan dapat terurai (biodegradab e) sehingga tidak menghasilkan racun
(non toxic). (Shintawaty, 2006)
Menurut hasil penelitian BBPT, biodiesel bisa langsung digunakan 100%
sebagai bahan bakar pada mesin diesel tanpa memodifikasi mesin dieselnya
atau dalam bentuk campuran dengan solar pada berbagai konsentrasi mulai dari
5%. l Pengembangan biodiesel membutuhkan bahan baku minyak nabati yang
dapat dihasilkan dari tanaman yang mengandung asam lemak seperti kelapa
sawit (Crude Palm Oil/CPO), jarak pagar (Jatropha Curcas), kelapa, sirsak,
srikaya dan kapuk. Indonesia sangat kaya akan sumber daya alam yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan baku biodiesel. Kelapa sawit merupakan salah
satu sumber bahan baku minyak nabati yang prospektif dikembangkan sebagai
bahan baku biodiesel di Indonesia, mengingat produksi CPO Indonesia cukup
besar dan meningkat tiap tahunnya.(Shintawaty, 2006)
Kebutuhan bahan bakar minyak nasional semakin meningkat seiring
dengan peningkatan populasi dan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
(Bangun, 2014). Peningkatan kebutuhan minyak nasional tidak sebanding
dengan produksi sehingga pemerintah melakukan impor bahan bakar dari luar
negeri. Solusi yang dibutuhkan dalam mengurangi proporsi bahan bakar adalah
eksplorasi sumber energi terbarukan dengan mengandalkan sumber daya lokal.
Salah satu sumber energi terbarukan yang berasal dari sumber daya lokal
adalah biodiesel berbasis minyak sawit.(Sembiring et al., 2015)
Sumber daya lokal yang sangat potensial menjadi bahan baku biodiesel di
Indonesia berasal dari minyak sawit. Sejak tahun 2006 Indonesia menjadi
1
2
B. Proses Transesterifikasi
Pada prinsipnya, proses transesterifikasi adalah mengeluarkan gliserin dari
minyak dan mereaksikan asam lemak bebasnya dengan alkohol (misalnya
metanol) menjadi alkohol ester (Fatty Acid Methyl Ester/FAME) atau biodiesel.
Teknologi yang digunakan dalam praktikum ini adalah metode transesterifikasi
sederhana (Gita Desmafianti, 2013).
Tabel 1. Sifat Fisik dan Kimia Biodiesel
No Parameter SNI Biodiesel
1 Komposisi Metil ester
2 Densitas 40◦C 0,86-0,89 gr/ml
3 Viskositas kinematic 2,3-6,0 mm/d(cst)
4 Titik nyala Minimal 100◦C
5 Titik kabut Maksimal 18◦C
6 Gliserol bebas Maksimal 0,02%
7 Angka setana Minimal 51
3
4
utama yang akan direaksikan menjadi methyl ester. Minyak nabati yang
digunakan pada proses pembuatan biodiesel ini berasal dari kelapa sawit
(Zaky Kurniawan, 2013).
Tabel 2. Sifat Fisika dan Kimia Minyak Nabati
No Parameter Nilai
1 Densitas relative 50o C/air suhu 25 o C 0.8927 gr/ml
2 Indeks refraktif n D 50 C 1.4533 n D 50 C
3 Bilangan penyabunan 195.7 mg KOH/g
4 Materi tak tersabunkan 0.51 %
(Sumber : Febriani Purba, 2012)
2. Methanol
Metanol merupakan cairan yang jernih, tidak berwarna, dan merupakan
cairan yang mudah terbakar. Metanol dapat dibuat dengan
mereaksikan hidrogen dengan karbon monoksida atau karbon dioksida.
Sejarahnya, dia dibuat dari destilasi kayu, makanya disebut juga alkohol
kayu. Metanol banyak dipakai pada industri sebagai starting material
pembuatan berbagai bahan kimia, seperti formaldehid, asam asetat,
metakrilat, etilen glikol, dll. Metanol juga banyak dipakai sebagai cairan
pembersih kaca mobil, pembersih karburator, antibeku, toner mesin fotokopi,
dan bahan bakar. Methanol berfungsi sebagai pelarut sintetis yang akan
direaksikan dengan trigliserida yang akan menghasilkan methyl ester
(Zulia,2010).
Methanol merupakan pelarut polar yang mudah menguap, adapun sifat-
sifat dari methanol terdapat pada Tabel 3.
6
3. NaOH
NaOH, juga dikenal sebagai soda kaustik atau sodium hidroksida,
adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium Hidroksida terbentuk dari oksida
basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air. Natrium hidroksida membentuk
larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke dalam air. Digunakan di berbagai
macam bidang industri, kebanyakan digunakan sebagai basa dalam proses
produksi bubur kayu dan kertas, tekstil, air minum, sabun dan deterjen.
Natrium hidroksida adalah basa yang paling umum digunakan dalam
laboratorium kimia (Hasugian Veranixon, 2012)
Natrium hidroksida murni berbentuk putih padat dan tersedia dalam
bentuk pelet, serpihan, butiran atau pun larutan jenuh 50%. Ia bersifat lembap
cair dan secara spontan menyerap karbon dioksida dari udara bebas. Ia sangat
larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan. Ia juga larut
dalam etanol dan metanol, walaupun kelarutan NaOH dalam kedua cairan ini
lebih kecil daripada kelarutan KOH. Ia tidak larut dalam dietil eter dan pelarut
non-polar lainnya (Hasugian Veranixon, 2012)
7
9
10
lapisan bawah dengan cara diambil lewat kran yang tersedia di bagian bawah
tangki.
5. Dipindahkan Biodiesel ketangki pencucian. Pada tangki ini ditambahkan air
banyak sebanyak 10L untuk membersihkan sisa-sisa sabun, gliserin, dan
metanol.
6. Biodiesel setelah dicuci ketangki evaporasi untuk menguapkan air yang tersisa.
7. Biodiesel yang sudah murni dianalisa sifat-sifatnya.
8. Dilakukan analisa :
a. Berat biodiesel (methyl oleat) yang didapatkan.
b. Rendemen (% yield) biodiesel (sebagian methyl oleat, BM 296,5 g/mol.
mol methyl oleat
% yield = x 100 %
mol minyak
c. Sifat-sifat biodiesel :
1) Densitas atau berat jenis
2) Viskositas
3) Melakukan analisa ekonomi atau harga jual biodiesel yang dibuat
10
11
11
IV. .HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Hasil Praktek Lapangan, mengenai pengolahan pengolahan biodiesel dapat
dilihat pada Tabel 1
Tabel 1. Pengamatan Pengolahan Biodiesel
Kegiatan Hasil
Menghitung kebutuhan methanol a. Berat minyak : 10 kg
a) Perhitungan jumlah metanol
10000 g
b) Mol minyak = = 11,3
885,46 g /mol
mol
11
12
B. Pembahasan
Pada peroses percobaan mengolah biodiesel dari bahan minyak RBDPO atau
minyak olein. Dalam mengolah produk biodiesel dibutuhkan waktu selama kurang
lebih 4 jam. Pada saat kegiatan, terdapat dua alat untuk mengolah biodiesel, alat
yang satu digunakan untuk mencampur bahan dan dilakukan pengadukan selama
2,5 jam dengan kecepatan adukan sebesar 26 rpm. Fungsinya agar pengadukan
homogen dan hasil biodiesel dapat diperoleh benyak. Sedangkan alat yang lain
digunakan untuk mengendapkan dan pencucian hasil dari pengadukan. Dalam
peroses pengendapan dilakukan selama 1 jam. Semakin lama pengendapan, maka
kualitas biodiesel yang dihasil semakin bagus.
Pembuatan biodiesel dari minyak tanaman memiliki kasus yang berbeda-beda
sesuai dengan kandungan FFA. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan
asam lemak bebas tinggi dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan
transesterifikasi, sedangkan untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak
rendah dilakukan proses transesterifikasi. Proses esterifikasi dan transesterifikasi
bertujuan untuk mengubah asam lemak bebas dan trigliserida dalam minyak
menjadi metil ester (biodiesel) dan gliserol. Transesterifikasi merupakan reaksi
organik dimana suatu senyawa ester diubah menjadi senyawa ester lain melalui
pertukaran gugus alcohol dari ester dengan gugus alkil dari senyawa alkohol lain.
Dalam pengolahan biodiesel digunakan bahan baku minyak goreng seberat 10
kg, dengan penambahan methanol sebanyak 1,63 kg, dalam proses pengolahan
methanol ini dilakukan dengan cara proses transesterifikasi yaitu pada proses
transesterifikasi ini dilakukan pengadukan dengan suhu 60 oC. Pada suhu ini
mrupakan suhu terbaik untuk mengurangi kadar FFA karena jika melebihi 60-70
o
C maka methanol akan menguap karena sifat metanol yang mudah menguap pada
suhu tinggi, lama waktu reaksi 2,5 jam/165 mnit, dengan kecepatan pengandukan
±26 rpm.
Setelah proses transterifikasi selesai dilanjutkan dengan proses pemisahan
biodiesel (pengendapan, pencucian, dan evaporasi), pada proses ini ditujukan agar
13
setelah proses transesterifikasi tadi dihasilkan produk metil ester dan gliserin yang
masih tercampur ( homogen) dan ditujukan agar pada saat pengendapan metil
ester dan gliserin terpisah dan gliserin berada dibawah cairan biodiesel, karena
disini terjadi pemisahan metil ester dan gliserin berdasarkan berat jenis.
V. KESIMPULAN
Dari kegiatan yang telah dilakukan didapatkan kesimpulan dari
kegiatan pengolahan biodiesel antara lain :
1. Biodiesel adalah bioenergi atau bahan bakar nabati yang dibuat dari minyak
nabati, baik minyak yang belum digunakan maupun minyak bekas dari
penggorengan.
2. Biodiesel merupakan bahan bakar dari minyak nabati yang memiliki sifat
menyerupai minyak diesel/solar.
3. Faktor-faktor yang dapat mempegaruhi kualitas dan jumlah metil ester
(biodiesel) yang dihasilkan yaitu rasio minyak dan metanol, lama waktu
reaksi, temperatur, kecepatan pengadukan, dan alb yang terkandung pada
minyak.
4. Pada kasus minyak tanaman dengan kandungan asam lemak bebas tinggi
dilakukan dua jenis proses, yaitu esterifikasi dan transesterifikasi, sedangkan
untuk minyak tanaman yang kandungan asam lemak rendah dilakukan
proses transesterifikasi
5. Menurut SNI 04-7182-2006 Biodiesel adalah ester alkil dari asam-asam
lemak. Standar ini digunakan untuk bahan baker substitusi motor diesel
yaitu sebagai campuran (blening) dengan bahan baker diesel pada kendaraan
bermotor atau motor diesel lainnya
14
DAFTAR PUSTAKA
Alliansusmay. 2011. “Densitas”. http://allinsusmay.wordpress.com
Anonim, 2019. Buku Petunjuk Praktek Lapangan. Institut Pertanian STIPER.
Yogyakarta.
Hasugian, Veranixon, 2012,“Definisi NaOH”, http://tolong-hutarea.blogspot.com.
Sembiring, M. T., Sukardi, S., Suryani, A., & Romli, M. (2015). Model Biaya
Produksi Biodiesel Berbasis Minyak Sawit. Jurnal Litbang Industri, 5(1),
23. https://doi.org/10.24960/jli.v5i1.663.23-36
Shintawaty, A. (2006). Prospek Pengembangan Biodiesel dan Bioetanol sebagai
Bahan Bakar Alternatif di Indonesia. Academia, 1–9.
Zulia, 2010 “Methanol”. http://zulliesikawati.wordpress.com
LAMPIRAN
15
A. Foto Kegiatan
Gambar 1. Penimbangan Minyak Gambar 2. Penimbangan Katalis
16
17