Anda di halaman 1dari 13

TEKANAN OSMOSIS LARUTAN

Risky bima purnawan


ABSTRAK

Osmosis merupakan transpor pasif, di mana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat selektif
permeabel. Pada sistem osmosis terdapat tiga jenis larutan yaitu larutan hipertonik (larutan yang mempunyai
konsentrasi terlarut tinggi), hipotonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut rendah), dan larutan
isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Apabila terdapat dua larutan yang tidak sama
konsentrasinya, maka molelkul air melewati membran sampai kedua larutan seimbang. Pada proses osmosis,
larutan hipertonik sebagian besar molekul air terikat (tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit
molekul air yang bebas dan bisa melewati membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak
molekul air yang bebas (tidak terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati
membran. Adapun alat dan bahan yang digunakan ialah mentimun, NaCL, CaCL2, akuades, glukosa dan adapun
alat yang digunakan dalam pratikum ini ialah gelas beker, petridish,pengaduk, pisau. Hasil pngamatan pada
praktkum ini didapat gram awal sebelum di rendam 24jam dan gram akhir setelah 24 jam dan juga visual atau
bentuk akhir dari mentimun, dengan 2 katagori bentuk visual yaitu TB (tidak berkerut) dan M (mengkerut).
Dengan 3 bahan sebagai penguji yaitu NaCl, CaCl2 dan glukosa. dengan 3 perlakuan yaitu, hipotonik isotonik
dan hipertonik. dengan bahan utama mentimun.

Kata kunci;Osmosis;Hopotonik; Molekul Air;Mentimun;Glukosa.

1. PENDAHULUAN
Osmosis Molekul air dapat bergerak melewati poripori, namun tidak untuk molekul gula Lebih
sedikit molekul zat terlarut, lebih banyak molekul bebas Molekul air mengumpul disekeliling molekul
gula Lebih banyak zat terlarut, lebih sedikit molekul bebas Air berpindah dari konsentrasi zat terlarut
yang lebih rendah ke lebih tinggi berkonsentrasi zat terlarut yang tinggi sampai konsentrasi zat
terlarut pada kedua sisi membran seimbang. Pergerakan air melalui membran sel dan keseimbangan
air antar sel dan lingkungan memiliki peran penting terhadap organisme [1].
Proses dengan metode osmosis dapat menghasilkan karakteristik dan aroma yang lebih baik pada
produk pangan olahan seperti sari buah. Proses menggunakan gula lalu didiamkan pada suhu rendah
yang kemudian terjadi proses pengeluaran air dari dalam sel buah sehingga rasa dan aroma yang
dihasilkan murni dari buah. Warna buah yang dihasilkan dari metode ini sedikit berwarna coklat
karena terjadi reaksi enzimatis alami [1].
Perlakuan dengan larutan osmosis mampu menjaga kualitas bahan. Selama proses osmosis, bahan
direndam dalam larutan osmosis. Hal ini memiliki kelebihan dengan menggunakan blansing untuk
meminimalkan kerusakan kualitas akibat aktivitas enzimatis. Ekstraksi dilakukan dengan merendam
bahan dengan larutan osmosis dan dibiarkan pada suhu rendah sehingga dapat menghasilkan produk
dengan karakteristik lebih baik [2].
Osmosis yaitu perpindahan air dari lingkungan berkonsentrasi rendah (hipotonik) ke lingkungan
yang berkonsentrasi tinggi (hipertonik) melalui membran semi permeabel. Membran semi permeabel
adalah selaput pemisah yang hanya bisa ditembus oleh air dari zat tertentu yang larut di dalamnya.
Proses osmosis di dalamnya ada larutan hipertonik, dampaknya sebagian besar molekul air terikat
(tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih 8 banyak molekul air yang bebas (tidak
terikat molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Oleh sebab itu,
dalam proses osmosis aliran netto molekul air adalah dari larutan hipotonik ke larutan hipertonik [5].
Osmosis merupakan transpor pasif, di mana molekul air berdifusi melewati membran yang bersifat
selektif permeabel. Pada sistem osmosis terdapat tiga jenis larutan yaitu larutan hipertonik (larutan
yang mempunyai konsentrasi terlarut tinggi), hipotonik (larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut
rendah), dan larutan isotonik (dua larutan yang mempunyai konsentrasi terlarut sama). Apabila
terdapat dua larutan yang tidak sama konsentrasinya, maka molelkul air melewati membran sampai
kedua larutan seimbang. Pada proses osmosis, larutan hipertonik sebagian besar molekul air terikat
(tertarik) ke molekul gula (terlarut), sehingga hanya sedikit molekul air yang bebas dan bisa melewati
membran. Sedangkan pada larutan hipotonik, memiliki lebih banyak molekul air yang bebas (tidak
terikat oleh molekul terlarut), sehingga lebih banyak molekul air yang melewati membran. Jika sel
terdapat pada larutan hipotonik, maka sel tersebut akan mendapatkan banyak air, dan sebaliknya, jika
sel berada pada larutan hipertonik, maka sel akan banyak kehilangan molekul air [5].

2. MATERIAL DAN METODE


2.1 Material
Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu mentimun, NaCL, CaCL2, akuades, glukosa.
2.2 Alat/Instrumen
Adapun alat yang digunakan yaitu, gelas beker, petridish,pengaduk, pisau.
2.3 Prosedur Kerja
Membuat larutan yang mempunyai tekanan osmose 7,64 atm  dengan solute NaCl. CaCl2 dan
Glukosa diencerkan hingga 250  ml menggunakan aquades. Diketahui BM NaCl = 58,5 ; BM 
CaCl2 = 111 ; BM Glukosa = 180 ,Buatlah larutan hipertonik, isotonik dan hipotonik dengan
solute  irisan mentimum yang sudah ditimbang dan masukkan ke dalam  larutan tersebut.
Diamkan 24 jam tiriskan kemudian ditimbang  dan amati mentimun yang sudah direndam tadi.
Diketahui  osmolaritas mentimun adalah 0,15 ml/liter, Larutan yang dibuat pada cara kerja 1,
juga digunakan untuk  merendam irisan mentimun yang sudah ditimbang, diamkan 24  jam dan
tiriskan kemudian ditimbang dan amati  kenampakannya. 

3. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Tabel pangamatan Tekanan Larutan Osmosis

Pengamatan pada jenis larutan

No Jenis solut Hipotonik Isotonik hipertonik

Gram Gram visu Gram Gram visu Gram Gram visua


awal akhir al awal akhir al awal akhir l

1. NaCl 7,82gr 6,02gr M 7,82gr 8,9gr TB 7,82gr 9,21gr TB

2. CaCl2 7,82gr 9,22gr TB 7,82gr 9,64gr TB 7,82gr 11,3gr TB

3. Glukosa 7,82gr 9,55gr TB 7,82gr 8,95gr TB 7,82gr 6,98gr M

Keterangan:
TB : (Tidak berkerut)
M : (Mengkerut)
Adapun yang dinmksud dengan metode osmosis adalah difusi air melalui membran semi
permeabel, dari larutan yang banyak mengandung air ke larutan yang mengandung sedikit air. Pelarut
bergerak dari larutan berkonsentrasi lebih rendah ke larutan lebih tinggi (hipertonik) yang bertujuan
menyeimbangkan atau menyamakan konsentrasi kedua larutan. Osmosis merupakan fenomena yang
penting dalam sistem biologis karena melalui membran semi permeabel. Secara umum membran-
membran 10 tersebut tidak permeabel terhadap bahan organik dengan molekul besar seperti
polisakarida, namun permeabel terhadap air dan zat-zat kecil dan tidak bermuatan. Osmosis
memberikan cara yang mudah bagi transpor air keluar atau masuk sel. Tekanan turgor sel dijaga
dengan osmosis pada membran sel antara bagian dalam sel dan lingkungan luarnya yang relatif lebih
hipotonik [3].

Pada peroses keseimbangan air terhadap efek osmosis menjelaskan mengenai interaksi dua larutan
dengan konsentrasi zat terlarut yang berbeda. Hal tersebut menjadikan larutan dengan konsentrasi zat
terlarut yang tinggi akan memiliki konsentrasi air yang lebih rendah, lalu air akan berdifusi ke dalam
larutan. Perbedaan konsentrasi air bebas yang penting memberikan efek air berdifusi melalui
membran dari lingkungan yang Konsentrasi zat terlarut (gula) yang lebih rendah Konsentrasi gula
yang lebih tinggi Konsentrasi gula yang sama H 2O Osmosis Molekul air dapat bergerak melewati
poripori, namun tidak untuk molekul gula Lebih sedikit molekul zat terlarut, lebih banyak molekul
bebas Molekul air mengumpul disekeliling molekul gula Lebih banyak zat terlarut, lebih sedikit
molekul bebas Air berpindah dari konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah ke lebih tinggi
berkonsentrasi zat terlarut yang tinggi sampai konsentrasi zat terlarut pada kedua sisi membran
seimbang. Pergerakan air melalui membran sel dan keseimbangan air antar sel dan lingkungan
memiliki peran penting terhadap organisme [1].
Dampak osmosis juga mempengaruhi sel tumbuhan, ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam
larutan hipotonik, maka air akan masuk ke dalam sel secara difusi. Difusi adalah pergerakan acak dari
molekul-molekul dari lingkungan dengan konsentrasi tinggi ke lingkungan konsentrasi lebih rendah.
Pergerakannya bersifat acak dengan spontan molekul-molekul berdifusi sepanjang gradien
konsentrasinya. Molekul yang ditransformasikan secara difusi yaitu molekul berukuran kecil, molekul
yang larut dalam lemak, dan zat yang bukan ion. Sel tumbuhan memiliki dinding sel yang kaku,
sehingga sel tidak akan pecah pada kondisi hipotonik. Tetapi, masuknya air pada sel tumbuhan
menjadi menggembung dan tegang sehingga meningkatkan tekanan air di dalam sel, efeknya
tumbuhan selalu dalam keadaan segar. Hal ini disebut sebagai tekanan turgor [4].
Hasil pngamatan pada praktkum ini massa awal ketiga solut larutan yaitu 7,82 gram, didapat gram
awal sebelum di rendam 24jam dan gram akhir setelah 24 jam dan juga visual atau bentuk akhir dari
mentimun, dengan 2 katagori bentuk visual yaitu TB (tidak berkerut) dan M(mengkerut). Dengan 3
bahan sebagai penguji yaitu NaCl, CaCl2 dan glukosa. Dengan 3 perlakuan yaitu, hipotonik isotonik
dan hipertonik. Dengan menggunakan bahan utama berupa mentimun.
Pada larutan hipertonik yaitu NaCl mengalami kenaikan menjadi 9,21 gram, CaCl2 mengalami
kenaikan menjadi 11,3 gram dan glukosa mengalami penurunan menjadi 6,98 penampakan visualisasi
ketiga solut yang mengalami perubahan hanyalah solut glukosa, metimun berubah menjadi
mengkerut. Kemudian pada larutan isotonik data akhir yang didapat kan yaitu NaCl mengalami
kenaikan menjadi 8,91 gram, CaCl2 mengalami kenaikan menjadi 9,64 gram, dan glukosa mengalami
kenaikan menjadi 8,95 gram penampakan visualisasi ketiga solut yaitu sama mentimun tidak berkerut.
Dan pada larutan hipotonik didapatkan hasil akhir yaitu NaCl mengalami penurunan menjadi 6,02
gram, CaCl2 mengalami kenaikan menjadi 9,22 gram, dan glukosa mengalami kenaikan menjadi 9,55
gram penampakan visualisasi ketiga solut yang mengalami perubahan yaitu NaCl mentimun berubah
menjadi mengkerut.
Mentimun yang direndam menggunakan solute yang berbeda didapatkan pula hasil akhir yang
berbeda. Semakin lama perendaman maka akan terjadi proses osmosis, akibatnya cairan sel yang
berhasil ke luar akan semakin banyak, sehingga gula reduksi dari mentimun dan asam organik
yang ikut terbawa akan terhitung sebagai total gula. Proses osmosis dengan waktu yang
semakin lama, maka semakin banyak dan masuk ke dalam jaringan buah sampai mencari
keseimbangan di mana air yang keluar dari dalam jaringan mentimun akan bergantian dengan
gula yang masuk ke dalam mentimun tersebut
4. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini ialah Dampak osmosis juga mempengaruhi sel
tumbuhan, ketika sel tumbuhan dimasukkan ke dalam larutan hipotonik, maka air akan masuk ke
dalam sel secara difusi. Difusi adalah pergerakan acak dari molekul-molekul dari lingkungan dengan
konsentrasi tinggi ke lingkungan konsentrasi lebih rendah. Pergerakannya bersifat acak dengan
spontan molekul-molekul berdifusi sepanjang radient konsentrasinya. Molekul yang
ditransformasikan secara difusi yaitu molekul berukuran kecil, molekul yang larut dalam lemak, dan
zat yang bukan ion. Hasil pngamatan pada praktkum ini massa awal ketiga solut larutan yaitu 7,82
gram, didapat gram awal sebelum di rendam 24jam dan gram akhir setelah 24 jam dan juga visual
atau bentuk akhir dari mentimun, dengan 2 katagori bentuk visual yaitu TB (tidak berkerut) dan
M(mengkerut). Dengan 3 bahan sebagai penguji yaitu NaCl, CaCl2 dan glukosa. Dengan 3 perlakuan
yaitu, hipotonik isotonik dan hipertonik. Dengan menggunakan bahan utama berupa mentimun.
Pada larutan hipertonik yaitu NaCl mengalami kenaikan menjadi 9,21 gram, CaCl2 mengalami
kenaikan menjadi 11,3 gram dan glukosa mengalami penurunan menjadi 6,98 penampakan visualisasi
ketiga solut yang mengalami perubahan hanyalah solut glukosa, metimun berubah menjadi
mengkerut. Kemudian pada larutan isotonik data akhir yang didapat kan yaitu NaCl mengalami
kenaikan menjadi 8,91 gram, CaCl2 mengalami kenaikan menjadi 9,64 gram, dan glukosa mengalami
kenaikan menjadi 8,95 gram penampakan visualisasi ketiga solut yaitu sama mentimun tidak berkerut.
Dan pada larutan hipotonik didapatkan hasil akhir yaitu NaCl mengalami penurunan menjadi 6,02
gram, CaCl2 mengalami kenaikan menjadi 9,22 gram, dan glukosa mengalami kenaikan menjadi 9,55
gram penampakan visualisasi ketiga solut yang mengalami perubahan yaitu NaCl mentimun berubah
menjadi mengkerut.
Mentimun yang direndam menggunakan solute yang berbeda didapatkan pula hasil akhir yang
berbeda. Semakin lama perendaman maka akan terjadi proses osmosis, akibatnya cairan sel yang
berhasil ke luar akan semakin banyak, sehingga gula reduksi dari mentimun dan asam organik
yang ikut terbawa akan terhitung sebagai total gula. Proses osmosis dengan waktu yang
semakin lama, maka semakin banyak dan masuk ke dalam jaringan buah sampai mencari
keseimbangan di mana air yang keluar dari dalam jaringan mentimun akan bergantian dengan
gula yang masuk ke dalam mentimun tersebut
REFERENSI

[1]. Campbell, N. A., Jane B. R., Lisa A. U., Michael L. C., Steven A. W., Peter V. M. And Robert B. J. 2008.
Biologi. Edisi 8. Jilid 1. Jakarta : Erlangga
[2]. Hendrayani, H. 2007. Bahan Ajar Osmosis. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia
[3]. Hui, Y.H.. 2006. Handbook of food Science Technology and Engineering. Volume 3 : 104-1. New York :
Taylor & Francis.
[4]. Jati, W. 2007. Aktif Biologi. Jakarta : Ganeca exact.
[5]. Setiawati, E. 2003. Pengeringan Buah-buahan Secara Osmosis. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gajah
Mada.
LAMPIRAN

Diketahui :

R = 0,0821 (L)(atm)/mol (k)

T = Suhu kamar + 273° K → 27° C+273 ° K =300

i NaCl =2

i CaCl 2 =3

i Glukosa =1

mr NaCl = 58,5

mr CaCl 2 = 111

mr Glukosa = 180

π Hipertonik = 7,64

π Isotonik = 3,82

π Hipotonik = 1,94

Jawab :

1. Rumus osmolaritas (C)


A. Hipertonik
π = C×R×T
7,64 = C × 0,0821× 300
7,64 = C × 24,63
7,64
C =
24,63
= 0,31 mol/liter
B. Isotonik
π = C×R×T
3,82 = C × 0,0821× 300
3,82 = C × 24,63
3,82
C =
24,63
= 0,15 mol/liter
C. Hipotonik
π = C×R×T
1,94 = C × 0,0821× 300
1,94 = C × 24,63
1,94
C =
24,63
= 0,08 mol/liter
2. Rumus molaritas (M)
A. Hipertonik
a) NaCl
C=i× M
0,31 = 2 × M
0,31
M =
2
= 0,15 mol/liter
b) CaCl2
C = i× M
0,31 = 3 × M
0,31
M =
3
= 0,10 mol/liter
c) Glukosa
C = i× M
0,31 = 1 × M
0,31
M =
1
= 0,31 mol/liter
B. Isotonik
a) NaCl
C=i× M
0,15 = 2 × M
0,15
M =
2
= 0,07 mol/liter
b) CaCl2
C = i× M
0,15 = 3 × M
0,15
M =
3
= 0,05 mol/liter
c) Glukosa
C = i× M
0,15 = 1 × M
0,15
M =
1
= 0,15 mol/liter
C. Hipotonik
a) NaCl
C=i× M
0,08 = 2 × M
0,08
M =
2
= 0,04 mol/liter

b) CaCl2
C = i× M
0,08 = 3 × M
0,08
M =
3
= 0,03 mol/liter
c) Glukosa
C = i× M
0,08 = 1 × M
0,08
M =
1
= 0,08 mol/liter
3. Rumus massa (gr)
A. Hipertonik
a) Nacl
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,15 = ×10
58,5
10 gr
0,15 =
58,5
8,77 = 10 gr
8,77
gr =
10
= 0,877 gram
b) CaCl2
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,10 = × 10
111
10 gr
0,10 =
111
11,1 = 10 gr
11,1
gr =
10
= 1,11 gram
c) Glukosa
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,31 = ×10
180
10 gr
0,31 =
180
55,8 = 10 gr
55,8
gr =
10
= 5,58 gram

B. Isotonik
a) Nacl
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,07 = ×10
58,5
10 gr
0,07 =
58,5
4,09 = 10 gr
4,09
gr =
10
= 0,409 gram
b) CaCl2
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,05 = × 10
111
10 gr
0,05 =
111
5,55 = 10 gr
5,55
gr =
10
= 0,555 gram
c) Glukosa
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,15 = ×10
180
10 gr
0,15 =
180
27 = 10 gr
27
gr =
10
= 2,7 gram
C. Hipotonik
a) Nacl
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,04 = ×10
58,5
10 gr
0,04 =
58,5
2,34 = 10 gr
2,34
gr =
10
= 0,234 gram

b) CaCl2
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,03 = × 10
111
10 gr
0,03 =
111
3,33 = 10 gr
3,33
gr =
10
= 0,333 gram

c) Glukosa
gr 1000 ml
M = ×
Mr 100
gr
0,08 = ×10
180
10 gr
0,08 =
180
14,4 = 10 gr
14,4
gr =
10
= 1,4 gram
Bukti jurnal 1

Bukti Jurnal 2
Bukti jurnal 3
Bukti jurnal 4

Bukti jurnal 5

Anda mungkin juga menyukai