Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI THP

ACARA 9
MORFOLOGI BATANG

DISUSUN OLEH:

1. ARIEF MULIAWAN/20/21697/STIPP A
2. FREDERIKUS RICHARDO JULIO MAYOR/20/21961/STIPP A
3. MASNA YANTI FAU/20/22072/STIPP A
4. MUHAMMAD ILHAN HARISTIAN/20/21515/STIPP A
5. RAMA FAHREZA LUBIS/20/22193/STIPP A
6. RISKY BIMA PURNAWAN/20/21728/STIPP A
7. VERONIKA MEI LISNAWATI NAPITUPULU/20/21785/STIPP A

CO ASISTEN:
AFRIANDY DWI KRISTIANTO/18/20203/BPANTAN B

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN


INSTITUT PERTANIAN STIPER YOGYAKARTA
2021
A. JUDUL ACARA : Morfologi Batang
B. TUJUAN : Mengenal morfologi batang, percabangan dan tata letak daunnya, serta
metamorphosis batang.
C. PENDAHULUAN
Kelapa sawit adalah tumbuhan industri/ perkebunan yang berguna sebagai penghasil minyak masak,
minyak industri, maupun bahan bakar. Pohon Kelapa Sawit terdiri dari dua spesies yaitu elaeis guineensis
dan elaeis oleifera yang digunakan untuk pertanian komersil dalam pengeluaran minyak kelapa sawit.
Pohon Kelapa Sawit elaeis guineensis, berasal dari Afrika barat diantara Angola dan Gambia, pohon
kelapa sawit elaeis oleifera, berasal dari Amerika tengah dan Amerika selatan. Kelapa sawit menjadi
populer setelah revolusi industri pada akhir abad ke-19 yang menyebabkan tingginya permintaan minyak
nabati untuk bahan pangan dan industri sabun (Pahan, I . 2011).
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) berasal dari hutan-hutan tropis di Amerika Tengah dan di
Amerika Selatan bagian Utara. Penduduk yang pertama kali mengusahakan tanaman kakao serta
menggunakannya sebagai bahan makanan dan minuman adalah Suku Indian Maya dan Suku Astek
(Aztec). Di Indonesia tanaman kakao diperkenalkan oleh orang Spanyol pada tahun 1560 di Minahasa
dan Sulawesi. Taksonomi kakao adalah sebagai berikut: Kerajaan: Plantae, Divisi: Spematophyta, Sub
divisi: Angiospermae, Kelas: Dicotyledoneae, Anak kelas: Dialypetalae, Ordo: Malvales, Famili:
Sterculiceae; Genus: Theobroma; Species: Theobroma cacao L (Mulyani, S. 2006)
Morfologi ialah salah satu cabang linguistik yang menyelidiki seluk beluk struktur internal kata dan
pengaruh perubahan struktur tersebut terhadap arti dan golongan kata. Struktur internal kata terdiri dari
satuansatuan gramatik terkecil yang disebut morfem. Oleh karena itu, objek kajian terbesar dalam
morfologi ialah kata, sedangkan objek kajian terkecil dalam morfologi ialah morfem. Selain ituAdanya
aneka bentuk, arti, dan kelas kata, seperti tersebut di atas menarik perhatian ahli bahasa sejak awal sejarah
ilmu bahasa hingga sampai sekarang. Oleh karena ketertarikan itu, akhirnya timbullah salah satu cabang
ilmu bahasa (linguistik) yang disebut morfologi. Berdasarkan ilustrasi di atas, morfologi dapat dikatakan
sebagai salah satu cabang ilmu bahasa yang menyelidiki seluk-beluk struktur kata yang berbeda-beda, di
samping juga inguistik fonologi tata bahasa semantik morfologi sintaksis menyelidiki kemungkinan
adanya perubahan golongan dan arti kata akibat perubahan struktur kata (Elveri, O. 2011).
Batang kelapa sawit terdiri dari pembuluh-pembuluh yang terikat secara diskrit dalam jaringan
parenkim. Meristem pucuk terletak dekat ujung batang, dimana pertumbuhan batang sedikit agak
membesar. Aktivitas meristem pucuk hanya memberikan sedikit kontribusi terhadap jaringan batang
karena fungsi utamanya yaitu menghasilkan daun dan infloresen bunga. Seperti umumnya tanaman
monokotil, penebalan sekunder tidak terjadi pada batang. Hal yang menarik dari sistem pembuluh kelapa
sawit yaitu panjangnya umur sel-sel phloem. Sel-sel tersebut bertanggung jawab terhadap pergerakan
asimilat ke bawah. Pada spesies dikotil yang mengalami penebalan sekunder, sel-sel phloem berganti
setiap tahun atau dapat bertahan hanya sampai 5-10 tahun. Pada spesies palem-paleman yang tidak
mempunyai pertumbuhan sekunder, sel-sel phloem bertahan sepanjang umur tanaman tersebut. Perbedaan
antara sieve tube tanaman kelapa umur 50 tahun dengan sieve tube kebanyakan tanaman Angiospermae
muda hanyalah pada adanya kotoran/slime dan terbentuknya kalosa (sejenis polisakarida). Kedua hal ini
berhubungan dengan penyumbatan sieve plate di antara sieve tube yang berdekatan. Sedikit kalosa
kadang-kadang dapat ditemui pada sieve plate kelapa sawit, tetapi tidak terdapat “kotoran”. Fungsi batang
sebagai organ penimbunan zat makanan belum diketahui dengan jelas, tetapi umumnya batang
mengandung sejumlah besar karbohidrat dan mineral, seperti kalium dan nitrogen ( Hetarie, H. 2007)
Pada batang tanaman kakao memiliki dua jenis tunas vegetatif, karenanya tanaman kakao disebut
memiliki sifat dimorfisme. Tunas ortotrop atau tunas air (choupon) merupakan tunas yang arah
tumbuhnya ke atas, sedangkan tunas ortotrop atau tunas kipas merupakan tunas yang tumbuhnya ke
samping. Tanaman kakao berumur 3 tahun yang dibudidayakan tingginya mencapai 3 meter, dan akan
terus tumbuh hingga 7 meter pada umur sekitar 12 tahun. Namun hal ini juga dipengaruhi oleh faktor-
faktor lain seperti intensitas cahaya dan naungan. Hal unik yang hanya ditemukan pada batang tanaman
kakao dan tidak pada tanaman lain adalah tanaman ini akan membentuk jorket (jorquette) setelah
tinggginya mencapai 1,5 m. Apa sebenarnya jorket ini?, jadi jorket merupakan tempat peralihan
percabangan dari dari cabang ortotrop ke percabangan plagiotrop dan jorket hanya ditemukan pada
tanaman kakao yang berasal dari biji. Jorket-jorket ini akan membentuk sudut 60 0 (Martono, B. 2014)

D. METODE
1. BAHAN DAN ALAT
Alat : Mikroskop,meja benda dan kotak preparat
Bahan: Batang Elaeis guineensis dan Batang Theobroma cacao
E. CARA KERJA
 Gambar batang serta percabangan pada tumbuhan tersebut dengan
 bagian-bagiannya.
 Gambarkan tata letak daun pada batang tanaman tersebut.
 Gambarkan tuber sebagai modifikasi batang dengan bagian-bagiannya.
 Gambarkan bulbus dan irisam membujur bulbus, tulis bagian-bagiannya.

F. HASIL
G. KESIMPULAN
H. DAFTAR PUSTAKA
[1] Pahan, I . 2011. Panduan Lengkap Kelapa Sawit: Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir.
Penebar Swadya. Jakarta.
[2] Hetarie, H. 2007. Karakterisasi Morfologi Bunga dan Buah Abnormal Kelapa Sawit (Elaeis guineensis
Jacq) Hasil Kultur Jaringan. Jurnal Agronomi. 35 (1) : 50-57.
[3] Martono, B. 2014. Krakteristik Morfologi dan Kegiatan Plama Nutfah Tanaman Kakao. Balai Penelitian
Tanaman Industeri dan Penyegar Suka Bumi
[4] Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Jogjakarta: Kanasius
[5] Elveri, O. 2011.Morfologi batang. Bogor

Anda mungkin juga menyukai