Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM

BIOLOGI PERTANIAN

Disusun Oleh:
Nama : Gedion Hezra Helkia
NIM : 23/111309/BP
Kelas : SPKS K
Co Asisten : Muhammad Sopyan Harahap (21/22408/SPKS A)

FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN STIPER
YOGYAKARTA
2023
ACARA V
ORGANOLOGI DAUN

A. TUJUAN : Mengenal struktur anatomi organologi daun


Monocotyledoeae dan Dicotyledoneae.

B. PENDAHULUAN
Daun (Folia) merupakan organ fotosintesis yang paling utama bagi
tumbuhan. Meskipun batang yang berwarna hijau juga melakukan fotosintesis.
Bentuk dari daun sangat bervariasi, namun pada umumnya daun terdiri dari suatu
helai daun (blade) dan tangkai daun (petiola) yang menghubungkan daun dengan
batang(Bowo dkk, 2011).
Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan
tugas penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di
tempat gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar
matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering memiliki
lapisan yang mengkilat dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri untuk
melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di udara
dingin.
Daun merupakan salah satu biometrik yang dimiliki oleh tumbuhan, ini
dikarenakan daun memiliki bantuk dan tulang yang bervariasi untuk setiap jenis
tumbuhan. Daun pada tumbuhan memiliki bentuk yang bermacam-macam, ada
yang berbentuk sejajar, oval, menjari, dan lain sebagainya. Dan ada juga daun
yang mengalama modifikasi menjadi duri seperti tanaman kaktus dan ada yang
berubah menjadi tempat menyimpan air. Daun dibagi menjadi 2 berdasarkan
strukturnya, daun lengkap dan daun yang tidak lengkap.
Daun merupakan perlekatan lateral pada batang tumbuhan yang
menunjang fungsi utama fotosintesis. Ini adalah struktur penting tanaman yang
bertugas memberi makan. Kotiledon adalah bagian penting pertama dari embrio
yang muncul dari biji dan terbentuk selama proses embriogenesis beserta akar
dan pucuknya sebelum berkecambah. Ketika benih berkecambah, kotiledon
menjadi daun embrio pertama dari sebuah bibit.
Mengingat jumlah kotiledon pada tumbuhan berbunga, maka dapat
diklasifikasikan menjadi Monokotil atau Monokotil (jenis tumbuhan dengan
kotiledon tunggal atau daun embrio) dan Dikotil atau Dikotil (spesies tumbuhan
dengan dua kotiledon). Selain berbeda jumlah kotiledonnya, tumbuhan monokotil
dan dikotil juga mempunyai berbagai ciri lain berupa batang, akar, bagian bunga
yang membedakannya satu sama lain. Daun monokotil adalah tumbuhan
berbunga yang berbiji mempunyai satu kotiledon atau daun embrio. Ada sekitar
60.000 spesies monokotil yang ditemukan di seluruh dunia.
Daun monokotil berbentuk ramping dan memanjang dengan urat sejajar.
Dibandingkan dengan bentuk vena lainnya, pada venasi paralel, vena berukuran
kecil dengan vena yang lebih kecil menghubungkannya. Tumbuhan monokotil
mempunyai bagian bunga yang berjumlah tiga buah. Akarnya berserat. Beberapa
contoh tumbuhan monokotil adalah pisang, palem, rerumputan, pisang raja air,
lili, dan anggrek.
Sedangkan daun dikotil adalah tumbuhan berbunga berbiji yang
mempunyai dua kotiledon atau daun embrio. Ada 175.000 spesies dikotil yang
diketahui.
Daun tumbuhan dikotil mempunyai urat-urat yang tersebar dalam pola
seperti jaring atau retikulat. Pada daun seperti itu, uratnya tampak seperti jaringan
bercabang halus di seluruh helaian daun, dengan urat tipis yang bergerigi di
antara urat yang menonjol. Bagian bunga pada tumbuhan Dikotil bersifat
tetramerous atau pentamerous, yaitu kelipatan empat atau lima. Dikotil
mempunyai sistem akar tunggang dengan akar primer yang panjang dan dalam
yang tumbuh menjadi cabang sekunder yang lebih halus. Beberapa contoh
tumbuhan Dikotil adalah Pohon Oak, Elm, Maple, Mangga, Pepaya, Lobak,
Mawar, Jarak, dan Jambu Biji.
Adapun manfaat mempelajari organologi daun adalah Saya dapat
memhami apa struktur, fungsi ataupun bagian-bagian dari organologi daun
monocotil pada Elaeis guineensis dan dicotil pada Theobroma cacao / Coffea sp.
Yang diharapkan ilmunya dapat saya terapkan dalam pembelajaran ataupun pada
saat saya terjun dalam dunia pekerjaan berdasarkan konsentrasi prodi saya
C. METODE
1. BAHAN DAN ALAT
a. Bahan
1) Penampang melintang daun Tebu (Saccharum Officinarum).
2) Penampang melintang daun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)
3) Penampang melintang akar Kakao (Theobroma Cacao).
b. Alat
1) Mikroskop
2. CARA KERJA
1) Periksa preparat awetan tersebut di bawah mikroskop.
2) Gambar satu sektor dari batang, beri keterangan bagian-bagiannya
pada mikroskop posisi preparat tepat pada bidang yang terang.
3) Bagian-bagiannya antara lain: Epidermis atas, sel kipas, mesofil,
berkas pengangkut, stomata, jaringan tiang, jaringan bunga karang.
D. HASIL DAN PENGAMATAN
E. PEMBAHASAN
Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk, berwarna hijau tua dan
pelepah berwarna sedikit lebih muda. Penampilannya sangat mirip dengan
tanaman salak, hanya saja dengan duri yang tidak terlalu keras dan tajam. Pelepah
kelapa sawit meliputi helai daun, setiap helainya mengandung lamina (helaian)
dan midrib (tulang anak daun), rachis (ruas tengah), petiole (tangkai daun) dan
kelopak pelepah (seludang). Helai daun berukuran 55 cm hingga 65 cm dan
mencakup dengan lebar 2,5 cm hingga 4 cm. Setiap pelepah mempunyai lebih
kurang 100 pasang helai daun. Titik tumbuh aktif secara terus menerus
menghasilkan primordia (bakal) daun setiap sekitar 2 minggu (pada tanaman
dewasa). Daun memerlukan waktu 2 tahun untuk berkembang dari proses inisiasi
sampai menjadi daun dewasa pada pusat tajuk dan dapat berfotosintesis secara
aktif sampai 2 tahun lagi. Proses inisiasi daun sampai layu (senescence) sekitar 4
tahun. Jumlah pelepah yang dihasilkan meningkat 30 – 40 batang ketika berumur
3 – 4 tahun dan menurun (declines) sampai 18 pelepah untuk tanaman tua (Hakim,
2007).

Daun pertama yang keluar pada stadium bibit berbentuk lance-late,


kemudian muncul bifurcate dan akhirnya pinnate. Pangkal pelepah daun atau
petiole adalah bagian daun yang mendukung atau tempat duduknya helaian daun
dan terdiri atas rachis (basis folii), tangkai daun (petioles), duri-duri (spine), helai
anak daun (lamina), ujung daun (apex folii), lidi (nervatio), tepi daun (margo
folii), dan daging daun (intervenium). Daun kelapa sawit bersirip genap dan
bertulang sejajar. Daun kelapa sawit memiliki rumus daun 1/8. Duduk pelepah
daun pada batang tersusun dalam satu susunan yang melingkari batang di mana
daun ke-1, ke-9, ke-17, dan seterusnya membentuk garis spiral. Tanaman tumbuh
normal memiliki 2 set spiral dapat dilihat selang 8 daun berputar ke kanan atau ke
kiri, tetapi kebanyakan berputar ke kanan. Jumlah pelepah daun yang terbentuk
selama satu tahun dapat mencapai 20-30 helai, tetapi kemudian berkurang sesuai
bertambahnya umur tanaman sampai menjadi 18-25 helai atau kurang
(Setyamidjaja 2008).
Daun kakao bersifat dimorfisme sama dengan sifat percabangannya. Pada
tunas ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas
plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm. tangkai daun bentuknya
silinder dan bersisik halus, bergantung pada tipe.

Salah satu sifat khusus daun kakao yaitu ada dua persendian yang terletak
di tengah pangkal dan ujung tangkai daun. Dengan persendian ini dilaporkan daun
mampu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah datangnya sinar
matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang ujung daun meruncing dan pangkal
daun runcing. Susunan daun tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke
permukaan bawah helai daun. Tepi daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti
perkamen. Warna daun dewasa hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang
daun dewasa 30 cm dan lebarnya 10 cm sedangkan permukaan daun licin dan
mengkilap.

Pertumbuhan daun pada cabang plagiotrop berlangsung serempak tetapi


secara berkala. Masa tumbuhnya tunas-tunas tersebut dinamakan pertunasan atau
flushing. Pada saat itu tunas membentuk 3-6 lembar daun baru sekaligus. Setelah
masa tunas tersebut selesai, kuncup-kuncup daun itu kembali dorman atau
istirahat selama periode tertentu. Kuncup-kuncup akan bertunas lagi oleh
rangsangan faktor lingkungan.

Ujung daun yang dorman tertutup oleh sisik. Jika kelak bertunas lagi,
sisik tersebut rontok meninggalkan berkas atau lampang yang berdekatan satu
sama lain dan disebut dengan cincin lampang. Dengan menghitung banyaknya
cincin lampang pada suatu cabang dapat diketahui jumlah pertunasan yang terjadi
pada cabang yang bersangkutan. Intesitas cahaya mempengaruhi ketebalan daun
dan kandungan klorofil, daun yang berada di bawah naungan berukuran lebih besr
dan warnanya lebih hijau daripada yang mendapat cahaya penuh.
F. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum acara V Organologi daun yang telah
dilaksanakan dapat diambil kesimpulan bahwa:
1. Organologi daun dimana kita dapat mempelajari tentang struktur maupun
bentun dan kegunaan ataupun fungsi dari sebuah daun yang terdapat pada
tumbuhan dicotil atau monocotil dan mempelajari jaringan yang terdapat
di masing-masing jenis tumbuhan tersebut.
2. Daun sendiri memiliki berbagia kegunaan atau fungsi bagi tumbuhan itu
sendiri di antaranya tempat keluar masuknya atau bertukarnya
carbondioksida dan oksigen, tempat terjadinya penguapan air dan terjadi
nya fotosintesis maupun tempat berkembang secara vegetative.
3. Daun lengkap adalah daun yang memiliki, upih daun atau pelepah daun
(vagina), tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina), tanaman Elaeis
guieensis yang memiliki daun yang lengkap.
4. Pada tumbuhan Theobroma cacao memiliki struktur daun yang mempunya
tangkai dan helai daunya saja. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan yang
memiliki daun yang tidak lengkap .
5. Dari praktikum kali ini saya dapat mengetahui berbagai jaringan yang
terdapat pada organologi daun dicotil ataupun monocotil struktur atau
bentuk dan susunannya di dalam daun tanaman Elaeis guineensis dan
Theobroma cacao / Coffea sp.
REFERENSI

Sari,Anjar.2016."Organologi"
https://www.academia.edu/36367691/ORGANOLOGI I docx#~:.
diakses pada 26 Oktober 2023 pada pukul 13.56 WIB.
Anonim. 2019."Perbedaan Monokotil dan Dikotil pada Tumbuhan"
https://www.zonareferensi.com/perbedaan-monokotil-dan-dikotil/
diakses pada 26 Oktober 2023 pada pukul 15.26 WIB
Anonim. 2017. "`Perbedaan Daun Monokotil Dan Dikotil.
https://www.scribd.com/doc/145007917/Perbedaan-Daun-
Monokotil-Dan-Dikotil. diakses pada 26 Oktober 2023 pada
pukul15.39 WIB
Anonim.2020." Perbedaan Antara Daun Monocot dan Dicot".https://id.mort-
sure.com/blog/difference-between-monocot-and-dicot-leaves/#.
diakses pada 26 Oktober 2023 pada pukul 21.00 WIB
Supendi, Deni.2020. ""Perbedaan Monokotil dan Dikotil, Lengkap dengan Ciri
dan Contohnya https://www.harapanrakyat.com/2020/08/perbedaan-
monokotil-dan- dikotil/. diakses pada 26 Oktober 2023 pada pukul
21.10 WIB
Anonim. 2023. Difference Between Monocot And Dicot Leaf.
https://www.vedantu.com/biology/difference-between-monocot-and-
dicot-leaf. diakses pada 26 Oktober 2023 pada pukul 23.10 WIB

Anda mungkin juga menyukai