DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2023
SURAT PERNYATAAN
BAB I
PENDAHULUAN
Akar serabut merupakan akar halus yang tumbuh dari pangkal batang atau batang
bawah. Akar serabut ini memiliki banyak cabang yang menyebar ke segala arah, dan perannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan tumbuhan dalam menyerap air dan nutrisi dari
berbagai lapisan tanah. Akar serabut ini juga membantu dalam menjaga keseimbangan dan
stabilitas tumbuhan dengan menjalar ke dalam tanah lebih dangkal. Sistem perakaran yang
kompleks ini pada tumbuhan dikotil memberikan manfaat besar dalam menopang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengakses sumber daya yang tersedia dalam tanah. Dengan adanya akar tunggal yang
mendalam dan akar serabut yang menyebar, tumbuhan dikotil mampu beradaptasi dengan
berbagai kondisi lingkungan dan memberikan daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi
kekeringan, banjir, dan perubahan lingkungan lainnya (Crang, dkk , 2018).
Tumbuhan Dikotil, memiliki batang dengan fitur khusus yang membedakan dengan
tumbuhan monokotil. Salah satunya berkaitan dengan tingginya pertumbuhan dan
pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh lebih besar seiring
berjalannya waktu karena terdapat lapisan dalam yang semakin menebal yang biasa disebut
xilem. Xilem ini berperan dalam mengangkut air dan nutrisi dari akar ke bagian atas tanaman,
sedangkan floem, jenis jaringan lainnya, mengangkut makanan dari fotosintesis dari daun ke
seluruh tanaman. Selain itu, batang tumbuhan dikotil memiliki struktur yang berbeda di
bagian dalam dan luar. Bagian dalam batang memiliki cincin yang dapat terlihat saat dipotong
melintang, sementara bagian luar terdiri dari kulit batang dan lapisan tambahan yang
melindungi batang. Tumbuhan dikotil juga sering memiliki bunga dalam kelipatan
empat atau lima, yaitu dengan kelipatan kelopak dan mahkota ( Crang, dkk, 2020)
Daun tumbuhan dikotil adalah bagian vital yang terdiri dari lamina (helaian
daun), pangkal daun (petal), dan vena daun. Lamina adalah bagian datar yang
berperan dalam menangkap cahaya matahari selama fotosintesis, dan dilapisi oleh sel-
sel epidermis yang memiliki stomata untuk pertukaran gas. Pangkal daun adalah titik
melekatnya daun pada batang, biasanya dalam bentuk daun tunggal atau
berpasangan. Vena daun terdiri dari vena utama dan vena sekunder yang mengangkut
air, nutrisi, dan makanan hasil fotosintesis. Stomata adalah struktur penting yang
mengatur pertukaran gas di permukaan daun. Selain itu, epidermis melindungi daun
dan mungkin berisi trikoma atau rambut halus. Sifat-sifat daun dapat bervariasi,
tergantung pada tipe tumbuhan, kondisi lingkungan, dan tujuan fungsionalnya. Secara
keseluruhan, daun tumbuhan dikotil dirancang untuk fotosintesis, penangkapan
cahaya matahari, dan pertukaran gas dengan lingkungan sekitarnya, dengan berbagai
bentuk dan adaptasi yang sesuai Batang mereka cenderung menghasilkan cabang-
cabang yang membantu tanaman menerima lebih banyak sinar matahari dan ruang
untuk tumbuh. Dalam tumbuhan Dikotil terdapat lisensi yang kuat , dengan batang
dikotil mengalami proses lignifikasi di mana sel-sel xilem mengeras dan membentuk
kayu yang nantinya memberikan dukungan struktural (Holbork, 2021) .
Daun pada tumbuhan monokotil memiliki karakteristik yang khas. Ciri paling
mencolok adalah tulang daun sejajar, di mana urat-urat daun berjalan sejajar satu
sama lain, tanpa membentuk jaringan pembuluh daun seperti pada tumbuhan dikotil.
Pertumbuhan daun baru pada monokotil biasanya berasal dari bagian dasar daun yang
disebut daun basal, yang merupakan perbedaan signifikan dengan tumbuhan dikotil
yang sering memiliki pertumbuhan daun baru dari ujung pucuk. Struktur daun
monokotil cenderung sederhana dan sering berbentuk panjang dan ramping, dengan
bentuk linear atau elips yang tidak memiliki lobus (daun berlekuk). Banyak tumbuhan
monokotil tumbuh dalam bentuk berumpun atau rumpun, dengan daun-daun yang
tumbuh dari bagian dasar tanaman. Jaringan pembuluh daun pada monokotil tidak
memiliki pola yang teratur, dan pembuluh xilem dan floem sering tersebar acak di
dalam daun. Permukaan daun monokotil sering memiliki sel-sel epidermis yang lebih
kencang, yang dapat memberikan kilau khas pada permukaannya. Terakhir, daun
monokotil sering memiliki adaptasi untuk fotosintesis yang efisien, termasuk
penempatan stomata yang sering terjadi di permukaan bawah daun, membantu
mengurangi penguapan air. Harap diingat bahwa karakteristik ini dapat bervariasi
antara spesies tumbuhan monokotil yang berbeda( Beentje, 2020).
Keadaan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang dipilih diamati termasuk
bagian sisitem perakaran dan bagian bagian akar
Keadaan batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang dipilih diamati termasuk
sistem percabangan dan bagian bagian batang
Keadaan daun yang terdiri dari kategori daun dan bagian bagian daun pada tumbuhan
dikotil dan monokotil yang dipilih diamati
Hasil pengamatan ditulis pada lembar kerja dan digambar secar skematis
DAFTAR PUSTAKA
Beentje, H. (2020). The Kew plant glossary: An illustrated dictionary of plant terms. Royal
Botanic Gardens Kew.
Crang, R., Lyons-Sobaski, S., & Wise, R. (2018). Plant anatomy: A concept-based approach to
the structure of seed plants. Springer.
Hasanuddin, M., W, & M. (2017). Anatomi Tumbuhan. Syiah Kuala University Press.
Holbrook, N. M., & Zwieniecki, M. A. (2021). Vascular transport in plants. Academic Press.
Sieling, K., Böttcher, U., & Kage, H. (2017). Sowing date and N application effects on tap root
and above-ground dry matter of winter oilseed rape in Autumn. European Journal of
Agronomy, 83, 40-46.
Sumarni, W., & Kadarwati, S. (2020). Ethno-stem project-based learning: Its impact to critical
and creative thinking skills. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(1), 11-21.
LAMPIRAN
(Halbrook, 2021)
(Crang .dkk, 2018 )
(Sumarni, dkk, 2020).
(Bentie, 2020).
(Hassanudin, 2017 )
( Sieling , dkk, 2017 )