Anda di halaman 1dari 12

TIKET MASUK PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

TOPIK 5 : Deskripsi Morfologi Tumbuhan

Nama : Fika Zayyana Amalia


NIM : 235090300111018
Kelas : Fisika B
Kelompok : Delapan
Tanggal Praktikum : 27 September 2023
Asisten PJ Topik : Salma Samlawi
Asisten Kelompok : Salsabila Nurfadilah

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2023

SURAT PERNYATAAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Dasar Teori


1.1.1 Tumbuhan Dikotil

Sistem perakaran pada tumbuhan dikotil, cenderung mengarah pada klasifikasi


tumbuhan berbunga (Angiospermae), dimana akar tersebut memiliki ciri-ciri yang lebih rinci.
Pertama, dalam fase berkecambah, tumbuhan dikotil memiliki dua daun berkeping atau
cotyledon, yang seringkali berperan dalam menyimpan cadangan makanan. Dimana hal ini
adalah perbedaan utama dengan tumbuhan monokotil yang hanya memiliki satu cotyledon.
Perakaran pada tumbuhan dikotil umumnya terdiri dari dua tipe akar utama. Akar pertama
adalah akar tunggal, yang tumbuh langsung dari biji saat embrio tumbuhan berkembang Akar
tunggal ini tumbuh ke dalam tanah dan berfungsi sebagai akar utama untuk menyerap air dan
nutrisi dari dalam tanah. Kemudian, akar ini biasanya menghasilkan cabang akar yang lebih
kecil, yang dapat menjalar lebih jauh ke dalam tanah dan membantu dalam menstabilkan
tanaman. Selain akar tunggal, tumbuhan dikotil juga dapat mengembangkan akar serabut
(Sumarni, W., & Kadarwati, 2020).

Akar serabut merupakan akar halus yang tumbuh dari pangkal batang atau batang
bawah. Akar serabut ini memiliki banyak cabang yang menyebar ke segala arah, dan perannya
adalah untuk meningkatkan kemampuan tumbuhan dalam menyerap air dan nutrisi dari
berbagai lapisan tanah. Akar serabut ini juga membantu dalam menjaga keseimbangan dan
stabilitas tumbuhan dengan menjalar ke dalam tanah lebih dangkal. Sistem perakaran yang
kompleks ini pada tumbuhan dikotil memberikan manfaat besar dalam menopang
pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, serta meningkatkan kemampuan mereka untuk
mengakses sumber daya yang tersedia dalam tanah. Dengan adanya akar tunggal yang
mendalam dan akar serabut yang menyebar, tumbuhan dikotil mampu beradaptasi dengan
berbagai kondisi lingkungan dan memberikan daya tahan yang lebih baik dalam menghadapi
kekeringan, banjir, dan perubahan lingkungan lainnya (Crang, dkk , 2018).

Tumbuhan Dikotil, memiliki batang dengan fitur khusus yang membedakan dengan
tumbuhan monokotil. Salah satunya berkaitan dengan tingginya pertumbuhan dan
pertumbuhan sekunder. Batang tumbuhan dikotil dapat tumbuh lebih besar seiring
berjalannya waktu karena terdapat lapisan dalam yang semakin menebal yang biasa disebut
xilem. Xilem ini berperan dalam mengangkut air dan nutrisi dari akar ke bagian atas tanaman,
sedangkan floem, jenis jaringan lainnya, mengangkut makanan dari fotosintesis dari daun ke
seluruh tanaman. Selain itu, batang tumbuhan dikotil memiliki struktur yang berbeda di
bagian dalam dan luar. Bagian dalam batang memiliki cincin yang dapat terlihat saat dipotong
melintang, sementara bagian luar terdiri dari kulit batang dan lapisan tambahan yang
melindungi batang. Tumbuhan dikotil juga sering memiliki bunga dalam kelipatan
empat atau lima, yaitu dengan kelipatan kelopak dan mahkota ( Crang, dkk, 2020)
Daun tumbuhan dikotil adalah bagian vital yang terdiri dari lamina (helaian
daun), pangkal daun (petal), dan vena daun. Lamina adalah bagian datar yang
berperan dalam menangkap cahaya matahari selama fotosintesis, dan dilapisi oleh sel-
sel epidermis yang memiliki stomata untuk pertukaran gas. Pangkal daun adalah titik
melekatnya daun pada batang, biasanya dalam bentuk daun tunggal atau
berpasangan. Vena daun terdiri dari vena utama dan vena sekunder yang mengangkut
air, nutrisi, dan makanan hasil fotosintesis. Stomata adalah struktur penting yang
mengatur pertukaran gas di permukaan daun. Selain itu, epidermis melindungi daun
dan mungkin berisi trikoma atau rambut halus. Sifat-sifat daun dapat bervariasi,
tergantung pada tipe tumbuhan, kondisi lingkungan, dan tujuan fungsionalnya. Secara
keseluruhan, daun tumbuhan dikotil dirancang untuk fotosintesis, penangkapan
cahaya matahari, dan pertukaran gas dengan lingkungan sekitarnya, dengan berbagai
bentuk dan adaptasi yang sesuai Batang mereka cenderung menghasilkan cabang-
cabang yang membantu tanaman menerima lebih banyak sinar matahari dan ruang
untuk tumbuh. Dalam tumbuhan Dikotil terdapat lisensi yang kuat , dengan batang
dikotil mengalami proses lignifikasi di mana sel-sel xilem mengeras dan membentuk
kayu yang nantinya memberikan dukungan struktural (Holbork, 2021) .

1.1.2 Tumbuhan Monokotil

Sistem perakaran tumbuhan monokotil menggunakan akar serabut , yaitu akar


yang terdiri dari banyak akar kecil nan ramping dan rata rata ukurannya sama.
Pertubuhan akar serabut dimulai dari pangkal batang setelah akar lembaga mati.
Pertumbuhan akar serabut dipengaruhi oleh berbagai faktor diantarnya, jenis
tanaman , kondisi lingkungan dalam artian tanah yang subur, lembap dan kaya kan
nutrisi dapat mempercepat pertubuhan akar serabut sedangkan kondisi tanah yang
sebaliknya dapat menghambat pertumbuhahan akar serabut, selain itu hormon
auksin, sitokinin, giberalin dan etilen dapat memengaruhi pertumbuhan akar serabut.
Pertumbuhan akar serabut yang baik memiliki fungsi bagi tanaman antara lain dalam
menyerap air dan mineral dari tanah untuk metabolisme dan menopang tanaman agar
tetap berdiri dengan kokoh serta dapat membantu tumbuhan beradaptasi terhadap
lingkungan yang ekstrem ( Marina, 2018 ).
Batang tumbuhan monokotil memiliki sejumlah ciri-ciri dan sifat yang
membedakannya. Pertumbuhan utama pada batang monokotil didominasi oleh
pertumbuhan primer yang terjadi di ujung pucuk atau tunas apikal. Pertumbuhan
sekunder yang signifikan jarang terjadi pada batang monokotil, berbeda dengan
tumbuhan dikotil yang mengalami pertumbuhan sekunder yang membuat batang
mereka bertambah tebal. Batang monokotil juga memiliki struktur yang lebih
sederhana daripada tumbuhan dikotil, sering kali tanpa cincin tahun yang terlihat saat
batang dikotil dipotong melintang. Selain itu, pembuluh xilem dan floem pada batang
monokotil tersebar secara acak di dalam jaringan batang, dan biasanya tidak
membentuk pola cincin tahun seperti pada tumbuhan dikotil. Batang monokotil juga
cenderung kurang mengalami proses lignifikasi yang signifikan, sehingga mereka lebih
lembut daripada batang dikotil yang keras. Bentuk batang monokotil biasanya berupa
silinder dengan penampang melintang yang hampir bulat, berbeda dari beberapa
tumbuhan dikotil yang memiliki variasi bentuk batang yang lebih besar. Selain itu,
batang monokotil sering dilindungi oleh tunika atau lapisan pelindung yang
melindungi pertumbuhan batang tersebu (Sieling,dkk, 2017).

Daun pada tumbuhan monokotil memiliki karakteristik yang khas. Ciri paling
mencolok adalah tulang daun sejajar, di mana urat-urat daun berjalan sejajar satu
sama lain, tanpa membentuk jaringan pembuluh daun seperti pada tumbuhan dikotil.
Pertumbuhan daun baru pada monokotil biasanya berasal dari bagian dasar daun yang
disebut daun basal, yang merupakan perbedaan signifikan dengan tumbuhan dikotil
yang sering memiliki pertumbuhan daun baru dari ujung pucuk. Struktur daun
monokotil cenderung sederhana dan sering berbentuk panjang dan ramping, dengan
bentuk linear atau elips yang tidak memiliki lobus (daun berlekuk). Banyak tumbuhan
monokotil tumbuh dalam bentuk berumpun atau rumpun, dengan daun-daun yang
tumbuh dari bagian dasar tanaman. Jaringan pembuluh daun pada monokotil tidak
memiliki pola yang teratur, dan pembuluh xilem dan floem sering tersebar acak di
dalam daun. Permukaan daun monokotil sering memiliki sel-sel epidermis yang lebih
kencang, yang dapat memberikan kilau khas pada permukaannya. Terakhir, daun
monokotil sering memiliki adaptasi untuk fotosintesis yang efisien, termasuk
penempatan stomata yang sering terjadi di permukaan bawah daun, membantu
mengurangi penguapan air. Harap diingat bahwa karakteristik ini dapat bervariasi
antara spesies tumbuhan monokotil yang berbeda( Beentje, 2020).

1.2 Tujuan Praktikum


Agar seusai Praktikum dilaksanakan praktikan dapat . Mengenal bagian-bagian akar

1. Menyimpulkan kategori sistem perakaran

2. Mengenal bagian batang

3. Menyimpulkan kategori batang

4. Mengenal bagian daun

5. Menyimpulkan kategori daun


BAB II
METODE

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang diperlukan pada praktikum Deskripsi Morfologi Tumbuhan antara
lain:
1. Alat Tulis
2. Tumbuhan Dikotil yakni tanaman Baroko (Ceosia argenta) dan Belimbing ( Averhaa
carambola).
3. Tumbuhan Monokotil yakni tanaman pacing (Coctus spciosusu) dan Rumput Teki
(Cyparus rotundus )

2.2 Langkah Kerja

Keadaan akar pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang dipilih diamati termasuk
bagian sisitem perakaran dan bagian bagian akar

Keadaan batang pada tumbuhan dikotil dan monokotil yang dipilih diamati termasuk
sistem percabangan dan bagian bagian batang

Keadaan daun yang terdiri dari kategori daun dan bagian bagian daun pada tumbuhan
dikotil dan monokotil yang dipilih diamati

Hasil pengamatan ditulis pada lembar kerja dan digambar secar skematis
DAFTAR PUSTAKA

Beentje, H. (2020). The Kew plant glossary: An illustrated dictionary of plant terms. Royal
Botanic Gardens Kew.
Crang, R., Lyons-Sobaski, S., & Wise, R. (2018). Plant anatomy: A concept-based approach to
the structure of seed plants. Springer.
Hasanuddin, M., W, & M. (2017). Anatomi Tumbuhan. Syiah Kuala University Press.
Holbrook, N. M., & Zwieniecki, M. A. (2021). Vascular transport in plants. Academic Press.
Sieling, K., Böttcher, U., & Kage, H. (2017). Sowing date and N application effects on tap root
and above-ground dry matter of winter oilseed rape in Autumn. European Journal of
Agronomy, 83, 40-46.
Sumarni, W., & Kadarwati, S. (2020). Ethno-stem project-based learning: Its impact to critical
and creative thinking skills. Jurnal Pendidikan IPA Indonesia, 9(1), 11-21.
LAMPIRAN

(Halbrook, 2021)
(Crang .dkk, 2018 )
(Sumarni, dkk, 2020).

(Bentie, 2020).
(Hassanudin, 2017 )
( Sieling , dkk, 2017 )

Anda mungkin juga menyukai