Anda di halaman 1dari 23

PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

JUDUL PRAKTIKUM II : MORFOLOGI DAUN DAN ALAT


TAMBAHANNYA SERTA TATA LETAK DAUN (FILOTAKSI)

NAMA MAHASISWA :

MARCELLINO EDO BA BEANG ( 181148201041 )


MUHAMMAD AKBAR ( 181148201050 )
NI KETUT DHIYA SAVITRI ( 181148201052 )
SERLI DEANSER ( 181148201056 )
FILADELFIA ROMBE KABANGA ( 181148201062 )

DOSEN PEMBIMBING :

SISTER SIANTURI, S.SI.,M.SI, S.Si.,M.Si

LABORATORIUM FARMAKOGNOSI
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
STIKES DIRGAHAYU SAMARINDA
TAHUN AKADEMIK 2019/2020
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : Morfologi Daun dan Alat Tambahannya serta tata letak
daun (filotaksi)

Nama Kelompok : Kelompok 5

Telah mengumpulkan laporan pada :

Hari :

Tanggal :

Mengetahui,

DOSEN PEMBIMBING

SISTER SIANTURI, S.SI.,M.SI, S.Si.,M.Si


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat karuniaNya sehingga kami dapat menyusun laporan ini dengan baik dan
benar serta tepat pada waktunya. Dalam laporan ini kami akan membahas
mengenai “Morfologi Daun dan Alat Tambahannya serta tata letak daun
(filotaksi) “

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada


laporan ini. Oleh karena itu, kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran-saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk menyempurnakan laporan selanjutnya.

Akhir kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Samarinda 11 Juni 2020

Penyusun

Kelompok 5
ISI LAPORAN

A. Tujuan
1. Mengetahui ciri-ciri morfologi daun dan alat tambahannya
2. Mengetahui perbedaan ciri morfologi daun tunggal, daun majemuk, daun
lengkap, dan daun tidak lengkap.
3. Mampu membedakan daun tunggal, daun majemuk, daun lengkap, dan
daun tidak lengkap
4. Mengetahui jenis tata letak daun.

B. Tinjauan Pustaka
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari
batang, umumnya berwana hijau ( mengandung klorofil ) dan terutama
berfungsi sebagai penangkap energi dari cahaya matahari melalui
fotosintesis.Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melaksanakan hidupnya karena tumbuhan adalah organisme autotrof obligat,
ia harus memasok kebutuhan energinya sendiri melalui konversi energi
cahaya matahari menjadi energi kimia.
1. Bentuk Daun (Morfologi)
Bentuk daun sangat beragam, namun biasanya berupa helaian, bisa tipis
atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai pembeda bagi
bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi
cuping menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya
bisa meruncing panjang. Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri
(misalnya pada kaktus).
2. Bagian-bagian Daun,
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi, mulai dari
yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk lebar pada
palm. Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada
dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang
berkembang menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan
helaian daun (lamina). Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut
dinamakan daun lengkap. Pada sebagian besar tumbuhan, daun hanya
terdiri dari satu atau dua bagian saja, yakni helai daun saja, tangkai dan
helai daun, pelepah dan helai daun, atau tangkai daun saja. Daun-daun
yang demikian dinamakan sebagai daun tak lengkap.
3. Daun Tunggal dan Daun Majemuk
Atas dasar konfigurasi helaiannya, daun dapat dibedakan menjadi daun
tunggal dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang helaiannya
hanya terdiri dari satu helai tanpa adanya persendian di bagian dasar
helaian tersebut, sedangkan daun majemuk adalah daun dimana
helaiannya disusun oleh sejumlah bagian-bagian terpisah yang berbentuk
seperti daun dan disebut anak daun (leaflet). Pada bagian basal helaian
anak daun atau bagian basal petolulus biasanya ditemukan adanya
pulvinulus (persendian daun). Adanya pulvinulus pada anak daun ini
menyebabkan anak daun dapat gugur sendiri-sendiri (tidak bersamaan).
Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki karakteristik
yang sama dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit dibedakan antara
daun tunggal dengan anak daari daun majemuk, khususnya bila anak
daun tersebut berukuran besar.
Daun tumbuhan memiliki bentuk dan ukuran yang bervariasi,
mulai dari yang berbentuk duri kecil pada kaktus hingga yang berbentuk
lebar pada palm. Sekalipun bentuk dan ukuran daun tampak bervariasi, pada
dasarnya daun terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian basal yang berkembang
menjadi pelepah (vagina), tangkai daun (petiolus) dan helaian daun (lamina)
(Latifa, 2015, p. 669)
Daun baru berkembang dari primordial daun yang dibentuk pada
meristem apeks. Setiap primordial daun terbentuk pada bagian panggul
meristem apeks pucuk. Ketika primordial daun baru terbentuk, primordial
daun sebelumnya (yang lebih tua) telah melebar secara progresif, sebagai
akibat aktifitas meristem di dalam daun itu sendiri. Interval waktu antara
pembentukan primordial daun sebelumnya dengan primordial daun
berikutnya pada meristem apeks disebut plastokron. Primordial daun pada
tumbuhan dikotil biasanya terbentuk pada sebagian kecil dari diameter
meristem apeks pucuk, sedangkan pada tumbuhan monokotil, primordial
daun terbentuk dan berkembang pada sekeliling meristem apeks pucuk. Jadi,
daun dikotil yang sangat muda tampak berbentuk seperti pasak, sedangkan
daun monokotil tampak seperti kerah baju yang menutupi seluruh apek
pucuk .

Tata Letak Daun (Phyllotaxis)

Daun terbentuk pada meristem apeks batang didekat bagian yang


terujung. Pembentukan daun dimulai dengan pembelahan perinklinal
sekelompok se dibagian sisi meristem apeks. Pembelahan awal umumnya
terjadi pada lapisan-lapisan sel dibawah permukaan, walaupun pada
tumbuhan tertentu pembelahan dimulai dari sel lapis terluar dan beberapa
lapis dibawahnya. Sementara pembelahan diatas berlangsungmeristem apeks
terus berkembang, sehingga menjadi lebih tinggi. Setelah mencapai tinggi
tertentu, disisi lain terjadi pembelahan periklinal yang serupa.
Perkembangan kelompok sel tersebut membentuk tonjolan-tonjolan, bakal
primodium daun. Letak bakal-bakal daun tersebut mengikuti pola tata letak
daun (filotaksis) tumbuhan yang bersangkutan. Pada tumbuhan dikotil
tonjolan bakal daun tersebut biasanya berbentuk pasak, sedangkan pada
monokotil menempati keliling batang cukup panjang, dan pada dikotil
pangkal tersebut sempit (Bangun, 2002).

Berdasarkan banyaknya daun pada setiap buku batang, filotaksis


dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu (bangun, 2002);

1. Pada setiap buku–buku hanya terdapat satu daun saja

2. Pada tiap-tiap buku-buku batang hanya terdapat dua daun yang berhadap-
hadapan

3. Pada setiap buku-buku batang terdapat lebih dari dua daun (bangun, 2002)

1. Pada tiap buku terdapat satu daun


Tersebar (folia sparsa) jika pada setiap buku didapatkan satu daun.
Tumbuhan dengan susunan diatas, dapat terlihat berjejal seolah-olah
terdapat ketinggian yang sama. Kedudukan daun tersebut dinamakan roset
(rasula) yang disebabkan karena ruas batang pada bagian batang tersebut
sangat pendek. Roset dapat dibedakan antara lain (Muzayyinah, 2008);

a. Roset akar, jika batang sangat pendek sehingga daun meneglompok


didekat permukaan tanah didekat akar. Contoh pada tapak liman
(Elephantopus scaber L.)
b. Roset batang, jika daun tersusun rapat pada ujung batang, misalnya
pada tumbuhan kelapa (Cocus nucifera). Pada tumbuhan berkayu yang
mempunyai dua macam percabangan, tegak (ortotrop) dan datar
(plagiotrop), seringkali pada suatu tumbuhan dapat ditemukan
filotaksis yang berbeda (Muzayyinah, 2008).
2. Pada tiap buku terdapat dua daun

Berhadapan (folia oposita). Pada setiap buku terdapat dua daun


yang kedudukan terpisah 180°. Pada asoka (Ixora paludosa Kurz),
pasangan daun pada suatu buku membentuk sudut 90° dengan pasangan
daun pada buku terdekat. Kedudukan semacam ini sering disebut
berhadapan bersilang (folia oposita decussate) (Muzayyinah, 2008).

3. Pada setiap buku terdapat lebih dari dua daun.

Berkarang (folia verticilata), daun-daun pada karang atau buku


yang beraturan letaknya saling berseling misalnya pada alamanda
(Allamanda cathartica). Pada tumbuhan dengan tata letak daun
berhadapan berkarang tidak dapat ditentukan rumus daunnya
(Muzayyinah, 2008).

Daun Tersebar dan Fibonanci


Apabila batang diandaikan sutu kerucut, maka pada batang pada tata letak
daun tersebar dapat dibuat tiga garis imajinasi (Tjitrosoepomo, 2007):
1. Garis melingkar mendatar yang dapat ditempatkan sebagai buku tempat
melekatnya daun
2. Garis penghubung antara suatu daun dengan puncak kerucut yang sering
disebut ortostik
3. Garis penghubung terdekat antara suatu daun pada suatu buku dengan
daun pada buku-buku berikutnya. Garis ini melingkar sepiral dan
dinamakan spiral genetic. Berdasarkan uraian diatas kalau dimulai dari
suatu daun (daun 0), kemudian membuat garis penghubung antar daun 0
dengan daun pada buku-buku terdekat berikutnya, maka garis ( spiral
genetic) ini pada saat memotong ortostik yang melalui daun 0 dapat
menemukan daun yang tepat di atas daun 0. Jika unuk mencapai daun
yang tepat diatas daun 0 garis spiral genetic perlu melingkari batang
sebanyak a kali, dan dalam perjalan tersebut setelah meninggalkan daun
0, ditemukan sejumlah b daun, maka dapat disusun suatu pecahan .
Pecahan tersebut dapat digunakan untuk (Tjitrosoepomo, 2007):

1. Menegetahui berapa kali harus mengelilingi batang (pembilang = a).


Untuk mencapai daun yang tepat diatas daun awal, dan dalam perjalan
tersebut ditemukan beberapa daun (penyebut = b)
2. Menetapkan besarnya sudut antara dua ratostik yang berurutan sudut
divergensi.
Spirostik dan Parastik
Pada beberapa jenis tumbuhan pertumbuhan ruas-ruas antara dua
daun tidak simetris menyebabkan kedudukan daun-daun pada satu artostik
bergeser searah, sehingga tampak daun-daun tersusun pada satu garis
lengkung. Garis tersebut dinamakan spirostik. Berdasarkan jumlah spirostik
dikenal tata letak spirosmonostik (falia spiromonosticha) pada pacing
(Costus sp), spirotristik (folio spirotristicha) pada pandan (Pandanus sp).
Pada tumbuhan yang daunnya tersusun rapat, daun-daun tampak
tersusun pada garis-gari spiral kekiri dan kekanan. Kedudukan daun
semacam ini sulit ditentukan ortostik dan spiral genetiknya. Garis
penghubung daun-daun terdekat kekanan dan kekiri disebut parastik.
Jumlah parastik kesatu arah berbeda dengan jumlah parastik kearah yang
lain. Setiap daun terdapat titik potongdari dua parastik yang berlawanan
arah tersebut. Jumlah dereta daun juga mnunjukkan deret Fibonanci sebagai
berikut ;
Ke satu arah (parastik panjang) : 1 2 3 5 8 13….dst
Kea rah lain (parasti pendek) : 2 3 5 8 13 21….dst

C. Alat dan Bahan


Alat -

Bahan
Tanaman obat yang ada di sekitar rumah antara lain sebagai berikut:
1. Daun bidara
2. Daun Lombok/ cabe
3. Daun Pandan
4. Daun pepaya
5. Daun Labu
6. Daun Jambu biji
7. Daun Jeruk
8. Daun Seledri
9. Daun Sirih
10. Daun Suji
11. Daun Salam

D. Cara Kerja
1. Cari tanaman yang ada di sekitar sebanyak 10 jenis tanaman. Tuliskan
nama tanaman, nama daerah, nama ilmiah (latin) yang terdiri dari genus
dan spesies nya.
2. Foto daun tanaman tersebut untuk dimasukkan ke laporan.
3. Amati Daun dari tanaman tersebut dan amati morfologi nya sesuai
dengan tabel hasil di bawah ini.
Hasil Pengamatan Tabel Hasil Pengamatan

Nama Tanaman MORFOLOGI DAUN TANAMAN


Nama Nama Klasifikasi Tanaman Foto Daun Circumsc Apex Basis Margo Nervatio
No Lokal/Daer Ilmiah riptio Folii Folii Folii
ah
1 Daun Carica Kingdom: Plantae Acuminat Emarginat Partitus Palminervis
Pepaya papaya Divisi: Magnoliophyta us us (Berbagi) (Bertulang
Subdivisi: (Meruncin (Berlekuk) menjari)
Spermatophyta g)
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Brassicales
Famili: Caricaceae
Genus: Carica
Spesies: Carica
papaya L.

2 Daun Psidium Kingdom: Plantae Ovalis Acuminat Rotundatu Entire Penninervis


Jambu guajava Divisi: Spermatophyta (Jorong) us s (Rata) (Bertulang
Subdivisi: (Meruncin (Membula menyirip)
Angiospermae g) t)
Kelas:
Dycotyledoneae
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Psidium
Spesies: Psidium
guajava L.
3 Daun Capsicum Kingdom: Plantae Ovatus Acuminat Acuminat Entire Penninervis
Lombok annuum L. Divisi: Spermatofita (Bulat us us (Rata) (Bertulang
Subdivisi: telur) (Meruncin (Meruncin menyirip)
Angiospermae g) g)
Kelas: Dikotiledon
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum
annum L.

4 Daun Cucurbita Kingdom: Plantae Peltatus Acuminat Emarginat Fissus Penninervis


Labu moschata Divisi: Tracheophyta (perisai) us us (Bercanga (Bertulang
Kuning Durch Subdivisi: (Meruncin (Berlekuk) p) menyirip)
Embryophyta g)
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Cucurbitales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Cucurbita L.
Spesies: Cucurbita
moschata Duchesne

5 Daun Apium Kingdom: Plantae Ovalis Acutus Rotundatu Serratus Penninervis


Seledri graveolen Divisi: Tracheophyta (Runcing) s (Bergerigi (Bertulang
s Subdivisi: (Membula ganda) menyirip)
Embryophyta t)
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Apiales
Famili: Apiaceae
Genus: Apium L.
Spesies: Apium
graveolens var.dulce
(Mill) DC

6 Daun Ziziphus Kingdom: Plantae Ovatus Acuminat Rotundatu Entire Penninervis


Bidara mauritian Divisi: Magnoliophyta (Bulat us s (Rata) (Bertulang
a Subdivisi: telur) (Meruncin (Membula menyirip)
Spermatophyta g) t)
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Rosales
Famili: Rhamnaceae
Genus: Ziziphus
Spesies: Ziziphus
mauritima

7 Daun Syzygium Kingdom: Plantae Ovalis Acuminat Acutus Entire Penninervis


Salam polyanthu Divisi: Magnoliophyta (Jorong) us (Runcing) (Rata) (Bertulang
m Subdivisi: (Meruncin menyirip)
Angiospermae g)
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Myrtales
Famili: Myrtaceae
Genus: Syzygium
Spesies: Syzygium
polyanthum
8 Daun Piper Kingdom: Cordatus Acuminat Emarginat Entire Penninervis
Sirih betle Divisi: Spermatophyta (Jantung) us us (Rata) (Bertulang
Subdivisi: (Meruncin (Berlekuk) menyirip)
Angiospermae g)
Kelas:
Monochlamydeae
Ordo: Pirales
Famili: Piperaceae
Genus: Piper
Spesies: Piper
crocatum

9 Daun Dracaena Kingdom: Plantae Linearis Acutus Truncatus Entire Rectinervis


Suji angustifoli Divisi: Tracheophyta (Garis) (Runcing) (Rata) (Rata) (Bertulang
a Subdivisi: lurus)
Spermatophytina
Kelas:Magnoliopsida
Ordo: Asparagales
Famili: Asparagaceae
Genus: Dracaena L
Spesies: Dracaena
angustifolia

10 Daun Pandanus Kingdom: Plantae Linearis Acutus Truncatus Entire Rectinervis


Pandan amaryllifo Divisi: Magnoliophyta (Garis) (Runcing) (Rata) (Rata (Bertulang
lius Subdivisi: lurus)
Kelas: Liliopsida
Ordo: Pandanales
Famili: Pandanaceae
Genus: Pandanus
Spesies: Pandanus
amaryllifolius Roxb
E. Pembahasan
Pada praktikum ini dilakukan pengamatan mengenai morfologi daun dan tata
letaknya. Morfologi daun meliputi bentuk daun, bagain-bagain dari daun, dan
menentukan apakah termasuk daun tunggal atau majemuk. Sedangkan tata letak daun
mengenai letak daun tersebar/sparsa, berhadapan (opposite), atau berkarang
(verticillata). Tumbuhan yang akan diamati morfologi daunnya diambil dari tumbuhan
di sekitar rumah kami yaitu daun pandan, daun Lombok, daun jambu biji, daun seledri,
daun labu, daun sirih, daun suji,daun bidara, daun salam, dan daun papaya.
Morfologi daun adalah pengetahuan mengenai bentuk-bentuk pada sehelai daun,
baik itu berupa daun tunggal atau pun majemuk. Pada dasarnya, sehelai daun terdiri dari
dasar daun, tangkai daun, dan helaian daun.Ada pula yang menganggap terdiri dari
pelepah daun/upih, tangkai daun, dan helaian daun.
Daun lengkap terdiri dari upih daun/pelepah daun (vagina) , tangkai daun
(petiolus) dan helaian daun (lamina) sedangkan daun tak lengkap terdiri dari daun
bertangkai (hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja) , daun berupih/daun berlepah
(hanya terdiri atas upih dan helaian daun) , daun duduk (hanya terdiri dari atas helaian
saja ,tanpa upih dan tangkai, sehingga helaian langsung melekat atau duduk pada
batang), daun semu/palsu (hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai biasanya menjadi
pipih sehingga menyerupai helaian daun.
Susunan daun berdasarkan jumlah helaian daun pada tangkai daun, dibedakan :
1. Daun tunggal : daun yang pada satu tangkainya terdapat hanya satu helaian daun.
2. Daun majemuk : daun yang pada satu tangkainya terdapat lebih dari satu helaian
daun.
Struktur daun tunggal terdiri dari sebagai berikut
1. Bentuk bangun daun (circumscriptio)
Bagian yang terlebar kira-kira di tengah-tengah helaian daun:
 Bulat/ bundar (orbicularis)
 Bangun perisai (peltatus)
 Jorong (ovalis/ ellipticus)
 Memanjang (oblongus)
 Bangun lanset (lanceolatus)
Bagian yang terlebar terletak di bawah tengah-tengah helaian daun:
Pangkal daun tidak bertoreh:
 Bangun bulat telur (ovatus)
 Bangun segitiga (triangularis)
 Bangun delta (deltoideus)
 Bangun belah ketupat (rhomboideus)
Pangkal daun bertoreh/ berlekuk:
 Bangun jantung (cordatus)
 Bangun ginjal (reniformis)
 Bangun anak panah (sagittatus)
 Bangun tombak (hastatus)
 Bangun bertelinga (auriculatus)
Bagian yang terlebar di atas tengah-tengah helaian daun:
 Bulat telur sungsang (abovatus)
 Bangun jantung sungsang (obcordatus)
 Segitiga terbalik (cuneatus)
 Sudip/ spatel (spathulatus
Tidak ada bagian yang terlebar (sama lebar):
 Garis (linearis)
 Pita (ligulatus)
 Pedang (ensiformis)
 Paku/ dabus (subulatus)
 Jarum (acerotus)
2. Pangkal daun (basis folii)
o Runcing (acutus)
o Meruncing (acuminatus)
o Tumpul (obtusus)
o Membulat (rotundatus)
o Rompang (truncatus)
o Berlekuk (emarginatus)
3. Ujung daun (apex folii)
 Runcing (acutus)
 Meruncing (acuminatus)
 Tumpul (obtusus)
 Membulat (rotundatus)
 Rompang (truncatus)
 Terbelah (retusus)
 Berduri (mucronatus)
4. Tepi daun (margo folii)
a) Rata (integer)
b) Bertoreh (divisus)
- Toreh merdeka:
 Bergerigi (serratus)
 Bergerigi ganda (biserratus)
 Bergigi (dentatus)
 Beringgit (crenatus)
 Berombak (repandus
- Toreh pengaruh:
 Berlekuk (lobatus)
 Bercangap (fissus)
 Berbagi (partisus)
5. Daging daun ( intervenum)
 Tipis seperti selaput (membranaceus)
 Seperti kertas (papyraceus/ chartaceus)
 Seperti perkamen (perkamenteus)
 Seperti kulit (coriaceus)
 Berdaging (carnosus)
 Tipis lunak (herbaseus)
6. Pertulangan daun (nervatio)
- Menurut ukuran:
 Ibu tulang daun (costa)
 Tulang-tulang cabang (nervus lateralis)
 Urat-urat daun (vena
- Menurut susunan:
 Menyirip (pennivernis)
 Menjari (palminervis)
 Melengkung (cervinervis)
 Sejajar (rectinervis
Struktur daun berdasarkan susunan anak daun majemuk pada tangkainya sebagai berikut :
1. Menyirip (pinnatus):
 Beranak daun satu (unifoliolatus)
 Menyirip genap (abrupte pinnatus)
 Menyirip gasal (impari pinnatus)
2. Menjari (palmatus)
3. Bangun kaki (pedatus)
4. Campuran (digitato pinnatus)
F. Kesimpulan
1. Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya
berwana hijau ( mengandung klorofil ) dan terutama berfungsi sebagai penangkap
energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis.
2. Susunan daun berdasarkan jumlah helaian daun pada tangkai daun, dibedakan 2
yaitu daun majemuk dan daun tunggal.
3. Tumbuhan yang akan diamati morfologi daunnya yaitu daun pandan, daun Lombok,
daun bidara, daun jambu biji, daun seledri, daun labu, daun sirih, daun suji, daun
salam, dan daun papaya.
4. Daun lengkap terdiri dari upih daun/pelepah daun (vagina) , tangkai daun (petiolus)
dan helaian daun (lamina) sedangkan daun tak lengkap terdiri dari daun bertangkai
(hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja)
DAFTAR PUSTAKA

Bangun, A.P. 2002 . Phyllotaxis. Jakarta: Erlangga

Hariana, Arief. 2007. Tanaman Obat dan Khasiatnya. Jakarta: Penebar Swediya

Latifa, R. (2015). Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan Hutan Kota
di Kota Malang. Hal 667-676.

Muzayyinah. 2008. Terminologi Tumbuhan. Surakarta: Lpp. Universitas Negeri

Surakarta Press

Nugroho, L. Hartanto. 2006. Struktur Perkembangan Tumbuhan. Jakarta: Penebar Swadaya.

Tjitrosoepomo,Gembong. 2005. Morfologi tumbuhan.Yogyakarta: Gadjah mada


university

Gembong, Tjitrosoepomo. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University


Press.
Parman, Sarjana dan Rini Budihastuti. 2014. Buku Penuntun Praktikum Morfologi
Tumbuhan. Semarang: Universitas Diponegoro
Rosanti D. 2011. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga.
LAMPIRAN

Tumbuhan Daun Salam Tumbuhan Daun Suji

Tumbuhan Daun Seledri Tumbuhan Daun Sirih


Tumbuhan Daun Pandan Tumbuhan Daun Labu

Tumbuhan
Tumbuhan Daun Jambu
Tumbuhan daun bidara

Anda mungkin juga menyukai