Anda di halaman 1dari 17

RESUME

MATERI PLANTAE
Tugas ini digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah Konsep Sains

Dosen Pengampu : F. Shoufika Hilyana S.Si, M.Pd.

Disusun Oleh :

Kelompok : 3

Kelas : 2G

1. Dhelia Anggita Ningrum ( 202033312 )


2. Syifa Salsabila Nauha ( 202033313 )
3. Indriyani Ningkrum ( 202033315 )
4. Muhyidin ( 202033316 )
5. Yuliana Novitasari ( 202033317 )
6. Ahmad Ridlwan Imamuddin ( 202033318 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MURIA KUDUS

2021
Kingdom Plantae: Pengertian, Ciri, dan Klasifikasi

Kingdom Plantae (dunia tumbuhan) dalam klasifikasi Biologi merupakan


organisme eukariotik multiseluler yang mempunyai dinding sel dan klorofil.
Karena memiliki klorofil dalam selnya, plantae bersifat autotrof atau dapat
menyusun makanannya sendiri, yaitu melalui proses fotosintesis.

Ini jugalah yang membedakan Kingdom Plantae dengan Kingdom Animalia


yang bersifat heterotrof. Perbedaan lainnya adalah Kingdom Plantae tidak dapat
bergerak bebas seperti Kingdom Animalia.

Menurut BBC, pada tahun 2016 saja terdapat 390.900 spesies tanaman yang
telah teridentifikasi. Nah untuk memahami lebih jauh tentang Kingdom Plantae,
berikut adalah ciri-ciri lengkap dan klasifikasinya:

Ciri-Ciri Kingdom Plantae:

➢ Dinding sel tersusun dari selulosa.


➢ Merupakan organisme eukariotik multiseluler
➢ Mempunyai klorofil yang berfungsi untuk proses fotosintesis
➢ Bersifat autotrof (bisa membuat makanan sendiri) dengan bantuan cahaya sinar
matahari.
➢ Dapat menyimpan cadangan makanan dalam bentuk amilum
➢ Bereproduksi secara aseksual (tunas, cangkok, setek, dan lain-lain) maupun
seksual (benang sari dan putik).
a) Morfologi Tumbuhan
1) Akar (Radix)
a. Karakter Dan Fungsi Akar

Akar adalah salah satu peranan penting bagi tumbuhan. fungsi utama
akar adalah sebagai alat penyerap air dan unsur hara. Kemudian akan
diteruskan ke batang dan daun sehingga terjadi.

Proses metabolisme. Sifat-sifat akar adalah sebagai berikut:


1)Tumbuh menuju kepusat bumi (geografi positif), 2) Menuju kesumber
air (hidrotrofi), 3) Tumbuh menjauhi cahaya (fototrofi negatif), 4) Tidak
berbuku(nodus) dan beruas (internodus).
b. Struktur Akar
Secara morfologi struktur akar terdiri dari 1) leher akar (collym)
dekat dengan tanah, 2) batang akar (corpus radicis) bagian akar yang terus
berkembang, 3)cabang akar(radix lateralis) yang terbagi menjadi dua
cabang yaitu a) cabang akar serabut (fibrilla radicalis) cabang akar yang
halus dan berbentuk serabut. Cabang buu-bulu akar (pilus radical) akar
yang menonjol panjang, 4) ujung akar (apex radicis) jaringan-jaringan
yang mengadakan pertumbuhan.

Gambar 1
Sumber: Buku Konsep Sains, hal: 55

c. Sistem Perakaran
Ketika suatu tumbuhan masih dalam bentuk biji, calon akar akan
mulai terbentuk dan disebut akar lembaga (radicula), saat biji
berkencamabah samapi tumbuh menjadi dewas, akar embaga akan
memperlihatkan perkembangan yang berbeda. Berdasarkan hal ini, system
perakaran tumbuhan dibagi atas dua macam yaitu system akar tunggang
dan systemc akar serabut.
d. Akar dengan fungsi khusus yaitu :
1. Akar Udara
2. Akar Penggerak
3. Akar pelekat
4. Akar pembelit
5. Akar napas
6. Akar tunjang
7. Akar lutut
8. Akar banir
2) Daun (Folium Simplex)

Daun biasanya berwarna hijau meskipun tidak semua daun memiliki


warna hijau, daun yang memiiki warna hijau artinya daun
tersebutmengandung zat hijau daun (klorofil) yang berfungsi sebagai
penangkap energi cahaya matahari melalui fotosintesis. fungsi daun antara
lain adalah sebagai berikut:

1. Sebagai organ pernapasan


2. Tempat berlangsungnya fotosintesis
3. Alat perkembangbiakan vegetative atau aseksual (tanpa peleburan sel
kelamin betina dan sel kelamin jantan) disebut juga stek daun.

Gambar 2
Sumber: Buku Konsep Sains, hal: 59

A. Bagian Terlebar Di Tengah Helaian Daun

Bila garis sketsa menggambarakan perbandingan panjang dengan lebar


1: 1, makan daun tersebut dikatakan berbentuk bulat/bundar (orbicuralis).
Misalnya daun teratai (Nelumbo sp.). daun papaya, jarak pagar dan daun
singkong dan sebagainya. Bila perbandingan panjang dan lebar helaian daun
melalui garis bantu berkisar antara 1,5 : 1 sampai 2 : 1, maka daun tersebut
dikatakan jorong (ovalis ellipticus). Misalnya daun sirih memiliki panjang
10cm dan lebar 7 cm, perbandingannya adalah 1,43 : 1. Sedangkan daun
berbangun lanset (lanceolatus) adalah daun yang memiliki perbandingan
lebar dan panjang daun berkisar antara 3: 1 sampai 5 : 1. Bangun daun
jorong, memanjang dan lanset tidak ditentukan dengan besar kecilnya daun,
melainkan ditentukan dengan perbandingan panjang dan lebarnya.

B. Bagian Terlebar Di Bawah Helaian Daun

Untuk menentukan bangun daun yang berada dibawah daun, perlu


juga dilihat pangkal daunnya, apakah berlekuk atau tidak. Pangkal daun
yang tidak berlekuk dibedakan menjadi bagian bulat telur (ovatus) misal
daun kembang sepatu, daun berbentuk segitiga sama sisi contohnya air mata
pengantin, kemudian bagun daun belah ketupat contohnya bengkuang. Bila
pangkal dasarnya bertoreh atau berlekuk, dapat ditemukan pada daun waru
dan daun kuda kaki, Daun yang memiliki bangun anak panah contohnya
daun enceng dan daun wewehan.

C. Tidak Ada Bagian Yang Terlebar


Bangun duan seperti ini biasanya di oleh tumbuh-tumbuhan berdaun
sempit sehingga bangun daur dapat dibedakah menjadi berikat:
1. Bangun bergaris (linier) belaian.dan panjang, sempit dan tipis, daun
seperti ini dapat dijumpai pada rumput gajah, rumput teki dan
sebagainya.
2. Berbangun pita (ligulatus) memiliki ukuran daun yang jauh lebih
panjang. menyerupai pita dan dapat dilipat-lipat ataupun digulung. Daun
ini dapat dijumpai pada daun jagung, padi, kelapa, serai, pandan dar
sebagainya.
3. Berbangun pedang (ensiformis) bentuknya tebal kaku panjang sepert
pedang, contohnya daun nenas, agave, lidah mertua dan sebagainya.
4. Berbangun paku (subulatus) memiliki bentuk seperti duri yang panjang
dan tajam serta kaku, contohnya daun Araucaria heterphylla.
5. Bangun jarum (acerosus) memiliki bangun jarum mempunyai struktur
yang panjang, berbentuk bulat dan kaku, sehingga berdiri tegak dalam
setiap helaiannya. Contohnya tumbuhan spruce putih.

D. Pangkal Daun
Pangkal daun merupakan bagian helaian daun yang berhubungan
langsung dengan tangkai daun.enam macam pangkal daun adalah sebagai
berikut
1. Runcing (acutus) , memanjang lanset dan belah ketupat
2. Meruncing (acuminatus), terdapat pada bangun bulat telur
3. Tumpul (obtusus) terdapat pada bangun bulat telur
4. Membulat (rotundatus) terdapat pada bangun telur dan jorong
5. Rompang/ rata (truncatus) terdapat pada bangun segitiga, delta dan
tombak.
6. Berlekuk (emarginatus) trdapat pada bangun jantung, ginjal, dan anak
panah.
E. Ujung Daun (Apex Foli)

Dalam morfologi tumbuhan dikenal sedikitnya 7 bentuk ujung daun


diantaranya 1) runcing (acutus) membentuk sudut kurang dari 900, 2
meruncing (acuminatus) hampir mirip ujung runcing, 3) tumpul (obtusus
membentuk sudut lebih besar dari 900, 4)membulat (rotundatus) tidak
membentuk sudut sama sekali, 5) romping (truncatus) ujung daun seperti
garis, 6) terbelah (retusus) memperlihatkan suatu lekukkan 7) berduri
(mucronatus) ujung daun ditiup oleh duri.

F. tepi daun (Margo Filii)

Tepi daun hanya dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata
(integer) dan yang tidak rata atau bertoreh (divisus), contohnya sirih, keladi
Kamboja, oleander, nangka, lidah mertua, mangga,rambutan, cabe dan
sebagainya. Torehan atau lekukan pada helaian daun bermacam-macam.
Torehan daun bersifat dua macam. Torehan pertama tidak mengubah bentuk
asli daun, torehan yang kedua menyebabkan hilangnya bentuk asli daun
G. Daging Daun (Intervenium)

Daging daun merupakan isi dari daun, dan dapat berbeda-beda ada
yang berdaging tebal dan berdaging tipis, berikut adalah daging daun:

1. Tipis seperti selaput (membranaceus) mudah robek dan berbentuk seperti


sayap capung.
2. Tipis seperti kertas (papyraceus) strukturnya tegar dan helaian daunnya
tidak mudah robek.
3. Tipis lunak (herbaceous) tipis lunak dan struktur daunya mudah sekali
robek.
4. Kaku (perkamenteus)daging daun kaku umumnya dimiliki oleh daun
berbangun pita.
5. Seperti kulit coriaceus) kulit cukup tebal, kaku dank eras tetapi berais
6. .Berdaging (carnosus) daging daun sangat tebal dan mengandung air.
H. Pertulangan Daun (Nervation)

Tulang daun merupakan struktur penguat helaian daun, berdasarkan


posisi tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang daunnya, system
pertulangan daun dibedakan menjadi:

1. Bertulang menyirip (penninervis), posisi tulang cabang tersusun


disebelah kanan dan kiri ibu tulang daun
2. Bertulang menjari (palminervis), pada sistem pertulangan ini, tulang-
tulang berpencar pada satu titik di pangkal ibu tulang daun.
3. Bertulang melengkung (cervinervis), letak tulang cabang perpaduan
antara tulang daun menyirip dan menjari yang terletak dikiri-kanan ibu
tulang daun.
4. Bertulang lurus/sejajar (rectinervis) arah tumbuh tulang cabang sejajar
degan arah tumbuh ibu tulang daun. Umumnya tulang daun sejajar
dimiliki oleh tumbuhan monokotil.
I. Warna Daun

Pada umunya daun berwarna hijau, namun tidak jarang dijumpai dun
dengan warna yang berbeda seperti merah pada andong, buntut bajing
(Acalupha wilkesiana), keladi (Caladium sp.) dan aglonema. Ada juga yang
memiliki warna hijau bercampur merah puring, hijau keputihan dan hijau
kekuningan. Warna pada daun disebabkan kandungan klorofil pada daun.

J. Permukaan Daun

Permukaan daun dapat ditentukan dengan alat peraba (tangan) ada


beberapa jenis permukaan daun yaitu 1) licin (laevis) terlihat mengkilap
atau berlapis lilin, 2) gundul (glaber) bila tidak ditemukan struktur apapun
pada permukaan daun, 3) Berkerut (rugosus) terdapat kerutan pada
permukaan daun, 4) Berbulu (pilosus) struktur bulu pada permukaan daun,
5) Berbisik (Lepidus) struktur sisik mengkilat di permukaan daun.

K. Struktur Daun Majemuk (Folium Compositum)

Untuk menentukan apakah suatu daun merupakan daun tunggal atau


daun majemuk, perhatikan kedudukannya pada batang. Daun majemuk
secara keseluruhan merupakan struktur daun tunggal secara utuh yang
terdiri dari satu helaian daun (lamina) dan satu tangkai daun (petiolus).
Beberapa daun majemuk juga memiliki pelepah, seperti yang terdapat pada
jenis-jenis tumbuhan dari familia Palmae seperti kelapa, pinang, dan
sebagainya. Daun majemuk memiliki tiga struktur yaitu 1) ibu tangkai daur
(petiolus communis) merupakan tempat melekatnya anak daun dan
tangkainya, 2) anak daun (foliolum) terdiri dari satu helai yang didukung
oleh tangkai anak daun 3) Tangkai anak daun (petiololus), tempat
melekatnya anak daun, umumnya berukuran pendek, hampir tidak terlihat.

L. Tata Letak Daun

Letak Daun Pada Batang

Pada batang terdapat buku-buku batang (nodus), dan bagian ini


seringkali Nampak sebagai bagian batang yang sedikit membesar dan
melingkari batang sebagai suatu cincin, yang dapat kita lihat pada tumbuhan
monokotil, terutama jenis rumput atau familia Poaceae. Pada tumbuhan
dikotil, buku batang tidak terlihat jelas, melainkan hanya berbentuk seperti
tonjolan pada batang. Tata letak daun pada batang memiliki tiga pola. Pola
pertama yaitu pada satu buku batang, pola kedua buku batang duduk dua
tangkai daun. Pola ke tiga buku batang duduk tiga atau lebih tangkai daun.
Berdasarkan ketiga pola tersebut, dapat ditentukan jenis-jenis phyllotaxcis
tumbuhan.

Gambar 3
Sumber: Buku Konsep Sains, hal: 62

Jenis-jenis Phyllotaxis

a. Folia Sparsa, susunan tangkai daun dapat beseteng-seling teratur atau


tidak beraturan. Hampir semua tumbuhan memiliki duduk daun yang
mengikuti pola ini. Contohnya (andong, alang-alang, jagung, rumput-
rumputan, dan berbagai jenis tumbuhan dari kelas monokotil, jarak,
mangga dan sebagainya.
b. Folia Opposita, pada pola ino dau duduk berpasang-pasangan atau
berhadap-hadapan sehingga disebut juga folia opposite. Ada juga
beberapa daun yang memiliki folia opposite yang saling bersilangan
antara satu buku dengan buku lainnya. Yang harus diperhatikan dalam
menentukan folia opposite adalah duduk daunnya pada batang, karena
beberapa daun majemuk menyirip berdaun lebar kadang-kadang terlihat
folia opposite
c. Folia Verticillata, pola seperini dikenal sebagai daun yang berkarang
yang disebut folia veriticillata. Contoh daun berkarang dengan tiga daun
satu bukunya dapat ditemukan pada kaca piring, oleander, dan lain-lain.
3) Batang (Caulis)

Batang mempunyai fungsi utama sebagai jalur transportasi air dan zat-
zat hara dari akar ke daun dan sebaliknya. Sebagian besar tumbuhan memiliki
batang yang jelas. Namun demikian beberapa tumbuhan tidak memiliki
batang yang jelas. Oleh karena itu tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan
yang berbatang (planta caulis) dan tumbuhan tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuhan yang tergolong planta acaulis dapat ditemukan pada lobak, jenis-
jenis lidah mertua, lidah buaya, sawi putih dan lain sebagainya. Bila
tumbuhan memasuki tahap pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat
berkumpulnya daun akan muncul batang yang tumbur cepat dengan daun-
daun yang terusun jarang dan mendukung bunga-bunganya.

1. Jenis-jenis batang

Secara umum batang tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat


jenis. Perbedaannya didasarkan atas sel-sel penyusunan dan keadaan ruas-
ruasnya, berikut adalah empat jenis batang:

a. Batang basah, dapat ditemukan pada enceng gondok, bayam, genjer


krokot, kladi
b. Batang rumput, (calmus) merupakan batang yang tidak keras contohnya
rumput-rumputan, padi jagung dan sebagainya.
c. Batang mendong (calamus) tidak keras dan kebanyakan berongga
contoh jenis-jenis teki, mendong, wlingi, purun tikus, dan sebagainya.
Klasifikasi Kingdom Plantae

Terdapat klasifikasi dalam Kingdom Plantae yang membantu para peneliti untuk
bisa membedakan antara spesies yang satu dengan spesies yang lain. Berikut adalah
tiga klasifikasinya:

1. Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Gambar 4
Sumber: https://satujam.com/lumut-hati/
Lumut merupakan tumbuhan talus (tidak dapat dibedakan antara bagian
akar,batang dan daun). Lumut dapat ditemukan pada tempat yang lembab seperti
tembok, tanah, batuan yang lapuk dan kulit pohon. Lumut tidak memilik floem
dan Xilem yang berfungsi sebagai pembuluh angkut. Karena itu lumut menyukai
tempat yang lembab karena terdapat kandungan air yang cukup.

Lumut umumnya tumbuh di berbagai tempat yang lembab atau basah.


Menariknya, lumut disebut sebagai tumbuhan perintis yang tumbuh di suatu
tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh. Lumut menyukai tempat yarig
lembab karena lumut membutuhkan air untuk melakukan pembuahan. Ketiadaan
air menyebabkan sel kelamin jantan tidak dapat membuahi sel kelamin betina.

Sebab, akar pada lumut yang bernama rizoid mampu menembus lapisan
batuan sehingga lama kelamaan batu akan mengalami pelapukan dan
terbentukah lapisan tanah.

Lumut mengalami pergiliran keturunan (metagenesis) dengan alat


perkembangbiakan jantan berupa antheridium dan alat perkembangbiakan betina
berupa archegonium.

Lumut diklasifikasikan lagi menjadi tiga,kelas yaitu Kelas Hepaticopsida


(Lumut Hati), Kelas Anthocerotopsida (Lumut Tanduk) dan Kelas Bryopsida
(Lumut Daun).
2. Pteridophyta (Tumbuhan Paku)

Gambar 5
Sumber: https://images.app.goo.gl/mB5mio2nWp8vxc9o6
Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan ini
juga disebut sebagai tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) karena mempunyai
pembuluh angkut xylem dan floem, serta mempunyai klorofil. Selain itu dapat
hidup dimana saja terutama daerah yang lembab seperti air, permukaan batu,
tanah, hutan hujan tropis dan kulit pohon.

Tumbuhan paku berkembang biak dengan memanfaatkan spora. Spora


terdapat di dalam kotak spora yang disebut sporangium. Kotak-kotak spora
tersebut terkumpul dalam sorus yang terletak di permukaan bawah helaian daun.

Terdapat berbagai jenis tumbuhan paku, yaitu Kelas psilopsida (Paku


Purba), Kelas Lycopsida (Paku Kawat), Spenopsida (Paku ekor kuda) den
Pteriopsida (Paku Sejati).

3. Spermatophyta (Tumbuhan Berbiji)

Tumbuhan melinjo. Foto: Wikimedia common

Spermatophyta berasal dari bahasa Yunani, yaitu sperma yang artinya biji, dan
phyton artinya tumbuhan. Berikut adalah ciri-ciri tumbuhan berbiji:

➢ Tumbuhan tingkat tinggi dari Kingdom Plantae


➢ Spermatophyta mempunyai batang, akar, dan daun yang nyata.
➢ Telah memiliki akar, batang serta daun sejati serta memiliki ketinggian dan
bentuk yang bervariasi.
➢ Menghasilkan biji sebagai alat perkembangbiakan. Reproduksi melalui
penyerbukan dan pembuahan.
➢ Mempunyai organ biji yang berasal dari strobilus atau bunga.
➢ Bersifat autotrof.
➢ Merupakan organisme dengan sel yang banyak (multiseluler).
➢ Memiliki xylem dan floem.

Berdasarkan ada tidaknya lapisan pelindung pada bakal biji,


spermatophyta dibedakan menjadi 2 golongan, yaitu gymnospermae (tumbuhan
berbiji terbuka) dan angiospermae (tumbuhan berbiji tertutup).

Berdasarkan reproduksinya, tumbuhan gymnospermae memiliki alat


reproduksi bernama strobilus. Ini merupakan kumpulan sporofil yang
mempunyai struktur seperti kerucut pada ujung cabang.

Sedangkan alat reproduksi pada angiospermae merupakan bunga yang


terdiri atas putik sebagai alat reproduksi betina dan benang sari sebagai alat
reproduksi jantan. Pembuahan akan terjadi saat benang sari masuk ke dalam
kepala putik.

Ada dua tumbuhan berbiji :

a. Gymnospermae (Tumbuhan berbiji terbuka)

Gambar 6
Sumber: https://images.app.goo.gl/ZPqeH2rVGbvqdeoH8
✓ Tidak memiliki pembungkus biji, Bakal biji terbuka dan terdapat pada
permukaan daun buah
✓ Terdiri atas tumbuhan berkayu dan berakar tunggang serta mempunyai
bentuk yang bervariasi
✓ Memiliki alat kelamin betina dan jantan pada satu pohon tetapi dengan
letak yang terpisah.
✓ Sebagian memiliki alat kelamin jantan dan betina yang berlainan pohon
✓ Terbagi atas 4 kelas yaitu Kelas Cycadinae, kelas Ginkgoinae, kelas
Coniferae dan kelas Gnetinae

b. Angiospermae (Tumbuhan berbiji tertutup)

Gambar 7
Sumber:https://images.app.goo.gl/VyvDL2ZSZMzcPQ8j7

➢ Biji ditutupi oleh buah. Tumbuhan dapat berupa pohon besar, perdu
rambat serta tumbuhan tidak berkayu.
➢ Umumnya memiliki daun yang pipih dan lebar dengan bentuk yang
bervariasi.
➢ Sistem reproduksi berupa bunga yang terdiri atas bunga sempurna dan
tidak sempurna.
➢ Bunga sempurna memiliki alat kelamin jantan dan betina sedangkan bunga
tidak sempurna hanya memiliki salah satu ataupun tidak keduanya.
➢ Reproduksi berlangsung secara penyerbukan dan pembuahan.
➢ Angiospermae terbagi atas 2 kelas yaitu Kelas Monocotyledone (Biji
berkeping satu) dan Kelas Dycotyledone (Berkeping dua).

Ada dua tumbuhan berbiji tertutup :

1. Kelas Monocotyledone (Berkeping satu)


Gambar 8
Sumber:https://8villages.com/full/petani/article/id/5a471c6d0687634e35c61f93

 Terdiri atas akar serabut yang umumnya tidak sekokoh akar tunggang.
 Memiliki batang yang beruas dan tidak bercabang
 Tidak memiliki cambium sehingga tidak dapat tumbuh membesar
 Umumnya daun memiliki tulang yang sejajar atau melengkung
 Bunganya memiliki bagian yang jumlahnya kelipatan tiga
 Tumbuhan monokotil terbagi atas lima ordo, yaitu Ordo Graminae
(Rumput-rumputan), ordo palmae (palem-paleman), Ordo
Zinggiberaceae (jahe-jahean), Ordo Bromeliaceae (Nanas) dan
Orchicidaceae (Anggrek).

2. Kelas Dycotyledone (Berkeping dua)

Gambar 9
Sumber: https://images.app.goo.gl/5bC8o2cXTuME8WMP6

✓ Memiliki akar tunggang yang kokoh.


✓ Memiliki cambium sehingga dapat tumbuh besar
✓ Memiliki batang yang bercabang-cabang, berbuku-buku dan ruas yang
tidak jelas
✓ Memiliki daun berbentuk tunggal atau majemuk serta tulang daun
menjari atau menyirip
✓ Bagian bunga dikotil berjumlah kelipatan 2, 4 atau 5.
✓ Tumbuhan dikotil terdiri atas beberapa ordo diantaranya yaitu, Ordo
Euphorbiaceae (Getah-getahan), Leguminoceae (polongan),
Solanaceae (Terongan), Rutaceae (Jeruk), Malpaceae (Kapas),
Mertaceae (Jambu) dan Kompositae.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhriyah, Fina dan Siti Masfuah. 2017. KONSEP SAINS. Kudus: Badan
Penerbit Universitas Muria Kudus.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/kingdom-plantae-pengertian-ciri-dan-
klasifikasi-1ubEKs8L26p

Anda mungkin juga menyukai