Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PRAKTIKUM FARMAKOGNOSI

“ANALISIS KUALITATIF SIMPLISIA DAUN (FOLIUM)”

Oleh kelompok 6 / 3C

Gusti Ayu Agung Apsari Ardiningrum 2109482010128

Putu Mahagita Kirana Prastuti 2109482010129

Ni Putu Putri Cahya Anggreni 2109482010130

Ni Putu Yola Cahyani 2109482010131

Ni Luh Putu Anggita Isnayanti 2109482010132

Made Ayu Ratna Dwiyanti 2109482010133

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

2022
ANALISIS KUALITATIF SIMPLISIA DAUN (FOLIUM
I. TUJUAN
1. Untuk mengetahui dan membedakan simplisia daun secara makroskopik.
2. Untuk mengetahui dan membedakan simplisia daun secara mikroskopik.
3. Untuk mengetahui dan membedakan simplisia daun secara kimiawi.

II. DASAR TEORI


Tumbuhan merupakan salah satu mahkluk hidup yang terdapat di alam semesta.
Bagian-bagian tumbuhan yaitu batang, daun, bunga, dan akar. Tumbuhan dapat
membuat makanan sendiri melalui proses fotosintesis yang menghasilkan klorofil.
Proses memasak makanan (fotosintesis) dilakukan pada bagian daun. Daun dapat
dibedakan menjadi daun majemuk dan daun tunggal berdasarkan letak daun pada
batangnya. Selain itu, daun juga dapat dibedakan menjadi daun lengkap dan daun tidak
lengkap berdasarkan kelengkapan bagian daunnya. Daun lengkap memiliki upih daun
atau pelepah daun, tangkai daun, dan helaian daun. Sedangkan daun tidak lengkap
hanya memiliki salah satu atau hanya 2 bagian saja.

2.1 Bentuk daun


Bentuk daun biasanya disebut seperti bentuk bulat, segitiga, persegi, dll.
Penggolongan daun dibedakan menjadi 4 golongan berdasarkan letak bagian daun yang
terlebar, yaitu :
1. Bagian yang terlebar terletak kira-kira di tengah-tengah helaian daun : bentuk
bulat, bentuk perisai, bentok oval, memanjang, dan lanset.
Gambar 1. a daun yang bulat ; b. daun bangun perisai ; c. daun jorong ; d. daun memanjang ; e. daun bangun lanset.

2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun : a).


Pangkal daun tidak bertoreh : bangun bulat telur (daun kembang sepatu),
segitiga (daun bunga pukul empat), belah ketupat (daun bengkuang). b).
Pangkal daun bertoreh : bangun jantung (daun waru), bentuk ginjal (daun
pegagan), anak panah (daun enceng gondok), tombak (daun wewehan),
bertelingan (daun tempuyung).

Gambar 2. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah

Gambar 3. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di bawah tengah-tengah


3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun : bangun bulat
telur sungsang (daun sawo kecik), jantung sungsang (daun semanggi gunung),
segitiga terbalik atau pasak (daun semanggi), Spatel/sudip (daun tapak liman).

Gambar 4. a. a. bangun bulat telur terbalik; b. bangun jantung terbalik; c. bangun pasak (segi tiga
terbalik); d. bangun sudip (solet)

4. Tidak ada bagian terlebar atau dari pangkal sampai ujung hampir sama lebar :
bangun garis (rumput), pita (daun jagung), pedang (daun nanas), jarum (daun
pinus).

Gambar 5.. a. bangun garis; b. bangun pita; c. bangun pedang; d. bangun dabus; e. bangun jarum

2.2 Tepi daun


Tepi daun dapat dibedakan menjadi dua yaitu tepi yang rata dan tepi bertoreh,
dimana torehan tersebut ada yang kecil dan dangkal sehingga tidak terlalu
berpengaruh pada bentuk daun. Sedangkan torehan yang besar dan dalam dapat
mempengaruhi bentuk daun. Daun dengan torehan kecil dan dangkal mempunyai
tepi daun sebagai berikut :
1. Berombak (undulate), jika torehan dan tonjolannya tumpul
2. Beringgit (crenate), jika torehan (sinus) lancip, sedangkan tonjolan (angulus)
tumpul
3. Tepi daun bergerigi (serrate), jika torehan (sinus) dan tonjolan (angulus)
membentuk sudut lancip
4. Bergigi (dentate), jika torehan (sinus) tumpul, sedangkan tonjolannya (angulus)
lancip
5. Tepi daun bergerigi ganda (incised), jika tepi daun yang bergerigi dengan
tonjolan yang tepinya bergerigi.

Daun dengan torehan besar dan dalam, biasanya bagian tonjolan (angulus)
mengikuti ujung tulang daun, sedangkan bagian yang bertoreh (sinus) terdapat di
antara tulang daun.

Berdasarkan dalamnya torehan maka dapat dibedakan ke dalam:

1. Berlekuk, jika dalamnya torehan kurang dari setengah panjang tulang daun
yang ada di kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya maka kita
mengenal adanya tepi daun berlekuk menyirip dan berlekuk menjari
2. Bercangap, jika dalamnya torehan kurang lebih setengah panjang tulang daun
yang ada di kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya, maka kita
mengenal adanya tepi daun bercangap menyirip dan bercangap menjari,
3. Berbagi, jika dalamnya torehan lebih dari setengah panjang tulang daun yang
ada di kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya maka kita
mengenal adanya tepi daun berbagi menyirip dan berbagi menjari

2.3 Tulang daun


Ada beberapa tipe susunan pertulangan daun yaitu:
1. Pertulangan daun satu tulang (uninervous), terdapat tulang tengah daun tanpa
percabangan;
2. Pertulangan daun dikotom, tulang cabang daun bercabang dua, dan cabang
tersebut dapat bercabang dua lagi, misalnya pada tanaman paku sarang
(Asplenium nidus), suplir (Adiantum sp.);
3. Pertulangan daun sejajar, ada tulang-tulang daun kecil dari pangkal hingga
ujung yang sejajar dengan tulang tengah yang besar, misalnya pada tanaman
tebu (Saccharum officinarum), padi (Oryza sativa);
4. Pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun bercabang ke kiri dan ke kanan
sehingga mirip dengan tulang ikan, misalnya pada daun rambutan;
5. Pertulangan daun menjari, beberapa tulang cabang besar bermuara/bertemu
pada ujung tangkai daun, misalnya pada tanaman pepaya (Carica papaya), jarak
pagar (Jatropha curcas), ubi kayu (Manihot utilissima);
6. Pertulangan daun melengkung, beberapa tulang cabang memanjang dan
melengkung hingga ke ujung daun, misalnya pada tanaman genjer.Dalam garis
besarnya tepi daun dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan
bertoreh (divisus). Toreh-toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya,
ada yang dangkal, dalam, besar, kecil dll.

Gambar 6. 1. Melengkung ke bawah; 2. Rata; 3. Berombak; 4. Sangat berombak; 5. Beringgit; 6.


Bergerigi; 7. Bergigi; 8. Bergerigi ganda; 9. Beringgit ganda; 10. Berlekuk (menyirip); 11. Bercangap (menyirip);
12. Berbagi (menyirip)

Adapun yang perlu diperhatikan pada pengamatan folium :


1. Pemeriksaan makroskopik yang meliputi pemeriksaan helaian (lamina) daun
antara lain : bentuk daun, tepi daun, permukaan daun, warna permukaan atas
dan bawah daun.
2. Pemeriksaan mikroskopik yang meliputi : epidermis atas, epidermis bawah,
rambut kelenjar (glandulair), rambut penutup (non glandulair), stomata dan
mesofil (palisade, bunga karang, berkas pembuluh).

A. DAUN SIRSAK (Annonae muricatae Folium)


Daun sirsak dengan nama latin Annona muricata L (familia Annonaceae). Fragmen
pengenal pada mikroskopis serbuk daun sirsak adalah epidermis atas bentuknya
tidak beraturan, dinding bergelombang; epidermis bawah bentuknya tidak
beraturan, dinding bergelombang dengan stomata tipe anomositik; rambut penutup
panjang, terdiri dari dua sampai tiga sel, dinding tebal, lumen lebar; fragmen
pembuluh kayu dengan penebalan tangga; sel batu bundar, lumen kecil, bernoktah;
fragmen mesofil dengan palisade; mesofil dengan sel sekresi bentuk bundar,
dinding tebal; fragmen parenkim bernoktah.

Gambar 7. Mikroskopik 1=epidermis atas, 2= pidermis bawah dengan stomata, 3 = rambut penutup, 4 = pembuluh kayu,
5 = serabut, 6 =berkas pengangkut, 7 = palisade, 8 = sel batu, 9 = parenkim bernoktah.

B. DAUN JATI BELANDA (Guazumae Folium)


Daun jari belanda memiliki nama latin Guazuma ulmifolia L. (familia
streculiaceace). Fragmen pengenal pada mikroskopik serbuk daun adalah rambut
penutup berbentuk bintang; rambut kelenjar; hablur kalsium oksalat berbentuk
prisma; fragmen epidermis atas dan epidermis bawah; pembuluh kayu dengan
penebalan tangga.
Gambar 8. Mikroskopik 1 = pembuluh kayu dengan penebalan tangga, 2 = epidermis atas, 3 = rambut kelenjar, 4 =
rambut penutup bentuk bintang, 5 = epidermis bawah, 6 = hablur kalsium oksalat.

C. DAUN SEREH (Cymbopogonis Folium)


Daun sereh memiliki nama latin Cymbopogon nardus L. (familia poaceae).
Fragmen pengenal pada mikroskopis serbuk daun sereh (Cymbopogonis Folium)
adalah epidermis atas, epidermis bawah dengan stomata tipe graminae; sel-sel
epidermis dindingnya sedikit berombak; berkas pembuluh dengan parenkim dan sel
sekresi; rambut penutup terdiri dari satu sel.

Gambar 9. Miksroskopik 1 = epidermis bawah, 2 = berkas pembuluh, 3 = epidermis atas, 4 = sel-sel minyak, 5=stomata
pada epidermis bawah, 6 = stomata pada epidermis atas
III. PROSEDUR PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
a. Alat

Nama Alat & Gambar Kegunaan


Mikroskop Untuk mengamati objek yang ukurannya
sangat kecil

Objek glass untuk menempakan objek yang akan dilihat/


dianalisa dengan menggunakan mikroskop.

Coverglass menjaga spesimen padat ditekan datar, dan


sampel cair dibentuk menjadi lapisan datar
bahkan ketebalan .

Pipet tetes untuk memindahkan cairan dengan volume


kecil, dan merupakan alat ukur untuk
memindahkan cairan dari wadah aslinya ke
wadah lain dalam jarak tertentu.
Tabung Reaksi tempat mereaksikan dua larutan/bahan kimia
atau lebih, serta sebagai tempat
mengembangbiakan mikroba dalam media
cair.

Beaker glass sebuah wadah penampung yang digunakan


untuk mengaduk, mencampur, dan
memanaskan cairan yang biasanya digunakan
dalam laboratorium.

Arloji glass sebagai tempat benda yang tengah berada


dalam proses pengamatan

Pensil Untuk mengambar hasil pengamatan

b. Bahan
Uji makroskopik
- Daun sirsak (Annonae muricatae Folium)
- Daun jati belanda (Guazumae Folium)
- Daun sereh (Cymbopogonis Folium)

Uji mikroskopik
- Serbuk daun sirsak
- Serbuk daun jati belanda
- Serbuk daun sereh
- Kloralhidrat

Uji kimiawi
Serbuk daun sirsak NaOH P 5% b/v dalam etanol

Serbuk daun jati belanda KOH P 5% b/v dalam etanol

Serbuk daun sereh FeCl3 LP

Asam sulfat P HCl pekat P

Asam sulfat 10N HCl encer P

Ammonia P 25% larutan KI P 5% b/v

FeCl3 P 5%.

3.2 Prosedur
A. Identifikasi Simplisia Folium secara Makroskopik
Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan

Ambil beberapa lembar Daun Sirsak (Annonae muricatae Folium)

Amati warna, bau, bentuk daun, tepi daun, permukaan daun dan susunan
tulang daun

Catat hasil pengamatan

Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4) untuk Daun Jati Blanda


(Guazumae Folium) dan Daun Sereh (Cymbopogonis Folium)

B. Identifikasi Simplisia Folium secara Mikroskopik


Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

Ambil sedikit serbuk Daun Sirsak (Annonae muricatae Folium), amati


Warnanya dan letakkan pada objek glass.

Tambahkan 1-2 tetes kloralhidrat kemudian segera tutup dengan cover glass.

Amati fragmen pengenal dari serbuk DaunSirsak (Annonae muricatae Folium)


di bawah mikroskop

Catat dan gambar hasil pengamatan

Ulangi percobaan di atas (percobaan 1,2,3,4,5) untuk serbuk Daun Jati Blanda
(Guazumae Folium) dan serbuk Daun Sereh (Cymbopogonis Folium)

C. Identifikasi Simplisia Folium secara Kimiawi


Folium Perlakuan Reaksi positif
Serbuk Daun Sirsak 1. 2 mg serbuk daun + 5 1. Terbentuk warna
(Annonae muricatae tetes asam sulfat P. coklat tua
Folium) 2. 2 mg serbuk daun +5 2. Terbentuk warna
tetes asam sulfat 10N. hijau
3. 2 mg serbuk daun + 5 3. Terbentuk warna
tetes NaOH P 5% b/v hijau
dalam etanol 4. Terbentuk warna
4. 2 mg serbuk daun + 5 coklat kehijauan
tetes larutan FeCl3 P
5% b/v
Daun jati belanda 1. 2 mg serbuk daun + 5 1. Terbentuk warna
(guazumae folium) tetes asam sulfat P. hitam coklat
2. 2 mg serbuk daun + 5 2. Terbentuk warna
tetes asam sulfat 10N. hijau muda
3. 2 mg serbuk daun + 5 3. Terbentuk warna
tetes NaOH P 5% b/v coklat kuning
dalam etanol 4. Terbentuk warna
4. 2 mg serbuk daun + 5 hijau
tetes HCl pekat P 5. Terbentuk warna
5. 2 mg serbuk daun + 5 coklat hijau
tetes KOH P 5% b/v 6. Terbentuk warna
6. 2 mg serbuk daun + 5 hijau
tetes HCl encer P 7. Terbentuk warna
7. 2 mg serbuk daun + 5 hijau
tetes ammonia P 25% 8. Terbentuk warna
8. 2 mg serbuk daun + 5 hijau coklat
tetes larutan KI P 6% 9. Terbentuk warna
b/v hijau
9. 2 mg serbuk daun + 5
tetes larutan FeCl3 P
5% b/v
Serbuk daun sereh 1. 2 mg serbuk daun + 5 1. Terbentuk warna
(Cymbopogonis tetes amonia (25%) P kuning
Folium) 2. 2 mg serbuk daun + 5 2. Terbentuk warna
tetes KOH P 5% b/v kuning
3. 2 mg serbuk daun + 5 3. Terbentuk warna
tetes FeCl3P 5% b/v. biru
IV. HASIL PENGAMATAN
4.1 Uji Makroskopik

Simplisia Hasil Pengamatan


Daun Sirsak (Annonae Warna permukaan daun atas:
muricatae Folium) Coklat kekuningan
Nama latin tanaman asal :
Annona Muricata L. Warna permukaan daun bawah:
Coklat kekuningan

Bentuk daun:
Lonjong, ujung daun meruncing

Bentuk tepi daun:


Rata

Bentuk permukaan daun:


Mengkilap

Susunan tulang daun:


Menyirip

Gambar:

Daun Jati Belanda Warna permukaan daun atas:


(Guazumae Folium) Coklat tua
Nama latin tanaman asal:
Guazuma Ulmifolia L. Warna permukaan daun bawah:
Coklat keabuan

Bentuk daun:
Berbentuk bulat telur
Bentuk tepi daun:
Bergerigi

Bentuk permukaan daun:


Kasar

Susunan tulang daun:


Menyirip

Gambar:

Daun Sereh Warna permukaan daun atas:


(Cymbopogonis Folium) Coklat kemerahan
Nama latin tanaman asal:
Cymbopogan nardus L. Warna permukaan daun bawah:
Coklat pucat

Bentuk daun:
Sejajar

Bentuk tepi daun:


Rata

Bentuk permukaan daun:


Berserat

Susunan tulang daun:


Sejajar

Gambar:
4.2 Uji Mikroskopik
SIMPLISIA HASIL PENGAMATAN
Warna serbuk : hijau gelap agak kekuningan
Fragmen pengenal :
a. Epidermis bawah dengan bentuk tidak
beraturan.
b. Stomata tipe anomositik
c. Pembuluh kayu
Gambar :

Serbuk Daun Sirsak


(Annonae muricatae Folium)
Warna serbuk : coklat
Fragmen pengenal :
a. Epidermis atas
b. Rambut penutup bentuk bintang
Gambar :

Serbuk Daun Jati Belanda


(Guazumae Folium)

Warna serbuk : coklat muda


Fragmen pengenal :
a. Epidermis bawah
b. Berkas pembuluh
c. Stomata tipe graminae
Gambar :

Serbuk Daun Sereh


(Cymbopogonis Folium)
4.3 Uji Kimiawi

Simplisia Perlakuan Reaksi Positif Hasil Pengamatan


Serbuk Daun 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna
Sirsak daun + 5 tetes warna coklat tua
(Annonae asam sulfat P coklat tua
Muricatae 2. 2 mg serbuk
Folium) daun + 5 tetes 2. Terbentuk
asam sulfat warna
10N hijau
3. 2 mg serbuk
daun + 5 tetes
NaOH P 25% 3. Terbentuk 2. Terbentuk warna
b/v dalam warna hijau
etanol hijau
4. 2 mg serbuk
daun + 5 tetes
larutan FeCl3
P 5% b/v 4. Terbentuk
warna
coklat
kehijauan
3. Terbentuk warna
hijau

4. Terbentuk warna
coklat kehijauan

Serbuk Daun 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna


Jati Blanda ( daun + 5 tetes warna hijau
Guazumae asam sulfat P hitam
Folium) coklat
2. 2 mg serbuk
daun + 5 tetes 2. Terbentuk
asam sulfat warna
10N hijau
3. 2 mg serbuk muda
daun + 5 tetes
NaOH P 25% 3. Terbentuk
b/v dalam warna
etanol coklat 2. Terbentuk warna
4. 2 mg serbuk kuning hijau muda
daun + 5 tetes
HCL pekat P
5. 2 mg serbuk 4. Terbentuk
daun + 5 tetes warna
KOH P 5% hijau
b/v
6. 2 mg serbuk
daun + 5 tetes 5. Terbentuk
HCL encer P warna 3. Terbentuk warna
7. 2 mg serbuk coklat coklat kuning
daun + 5 tetes hijau
ammonia P
25% 6. Terbentuk
8. 2 mg serbuk warna
daun + 5 tetes hijau
larutan KI P
6% b/v
9. 2 mg serbuk 7. Terbentuk
daun + 5 tetes warna
larutan FeCl3 hijau
P 5% b/v 4. Terbentuk warna
hijau
8. Terbentuk
warna
hijau
coklat

9. Terbentuk
warna
hijau

5. Terbentuk warna
coklat hijau
6. Terbentuk warna
coklat

7. Terbentuk warna
hijau

8. Terbentuk warna
hijau coklat

9. Terbentuk warna
hijau
Serbuk Daun 1. 2 mg serbuk 1. Terbentuk 1. Terbentuk warna
Sereh daun + 5 tetes warna kuning
(Cymbopogonis ammonia P kuning
Folium) 25%
2. 2 mg serbuk
daun + 5 tetes
KOH P 5% 2. Terbentuk
b/v warna
3. 2 mg serbuk kuning
daun + 5 tetes
larutan FeCl3
2. Terbentuk warna
P 5% b/v 3. Terbentuk
kuning
warna biru

3. Terbentuk warna
hijau
V. PEMBAHASAN
5.1 Uji Makroskopik
Daun (Folium) adalah struktur dari tumbuhan yang memiliki peran penting
pada tumbuhan yaitu sebagai tempat terjadinya fotosintesis. Pada praktikum ini
dilakukan pengamatan secara makroskopik yang meliputi pengamatan pada, warna
permukaan daun atas dan bawah, bentuk daun, bentuk tepi daun, bentuk permukaan
daun, dan juga susunan tulang daun. Pada simplisia Daun Sirsak (Annonae
muricatae Folium) didapatkan warna permukaan atas dan bawah daun berwarna
coklat kekuningan, bentuk daunnya lonjong dengan ujung meruncing, bentuk tepi
daunnya rata, bentuk permukaan daunnya mengkilap, dan susunan tulang daunnya
menyirip. Pada simplisia Daun Jati Belanda (Guazumae Folium), didapatkan warna
permukaan atas daun adalah coklat kemerahan, warna permukaan bawah daun
coklat keabuan, bentuk daun bulat telur, bentuk tepi daun bergerigi, bentuk
permukaan daun kasar, dan susunan tulang daun menyirip. Karena pada lab sampel
daun jati belanda sedikit rusak, sehingga untuk pengamatan pada tepi daun, bentuk
daun, dan bentuk permukaan daun kelompok kami menggunakan gambar yang ada
di internet untuk menunjang hasil pengamatan. Pada simplisia Daun Sereh
(Cymbopogonis Folium), didapatkan warna permukaan atas daun berwarna coklat
kemerahan, warna bagian bawah daun coklat pucat, bentuk daun sejajar, bentuk
tepi daun rata, bentuk permukaan daun berserat, dan susunan tulang daun sejajar.
Daun umumnya memiliki warna hijau karena pada daun terkandung klorofil
yang memberikan warna hijau pada daun, namun pada praktikum ini sampel yang
digunakan adalah daun yang sudah kering atau simplisia utuh, sehingga
menyebabkan perbedaan warna pada hasil pengamatan dimana pada hasil yang
kelompok kami dapat warna permukaan daun berwarna coklat.

5.2 Uji Mikroskopik


Identifikasi secara mikroskopik dengan membasahi serbuk daun sirsak
(Annonae muricatae Folium), daun jati belanda (Guazumae Folium), dan daun
sereh (Cymbopogonis Folium) dengan kloralhidrat. Pada objek glass dan ditutup
dengan cover glass kemudian diamati menggunakan mikroskop. Dari hasil
pengamatan diketahui bahwa serbuk daun sirsak (Annonae muricatae Folium)
memiliki warna serbuk hijau gelap agak kekuningan. Dengan fragmen pengenal
yang kita dapatkan yakni epidermis bawah bentuknya tidak beraturan terdapat
stomata tipe anomositik dan fragmen pembuluh kayu. Hasil pengamatan serbuk
daun jati belanda (Guazumae Folium) memiliki warna serbuk coklat. Dengan
fragmen pengenal yang kita dapatkan yakni rambut penutup berbentuk bintang dan
epidermis atas. Hasil pengamatan serbuk daun sereh (Cymbopogonis Folium)
memiliki warna serbuk coklat muda. Dengan fragmen pengenal yang kita dapatkan
yakni epidermis bawah dengan stomata tipe graminae dan berkas pembuluh.

5.3 Uji Kimiawi


Identifikasi secara kimiawi pada serbuk daun sirsak (Annonae muricatae
Folium) pada percobaan pertama meneteskan asam sulfat P menghasilkan warna
coklat tua (+), percobaan kedua meneteskan asam sulfat 10N menghasilkan hijau
muda yang dimana masih mendekati literatur, yaitu berwarna hijau (+), percobaan
ketiga meneteskan NaOH P 5% b/v dalam etanol menghasilkan warna hijau tua
yang dimana masih mendekati literatur, yaitu berwarna hijau (+), percobaan
keempat meneteskan larutan FeCl3 P 5% b/v dalam etanol menghasilkan warna
coklat kehijauan (+). Dari penelitan tersebut bahwa Serbuk Daun Sirsak (Annonae
muricatae Folium) memiliki kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, senyawa
terpen, steroid, serta saponin. Hasil yang terdapat perbedaan sedikit pada warna
yang dihasilkan memungkinkan karena tertukarnya sendok tanduk ataupun pipet
tetes waktu akan mereaksikan implisia dan reagen. Hasil dengan (+) sudah sesuai
dengan literatur.
Identifikasi kedua yaitu serbuk daun jati blanda (Guazumae Folium)
menggunakan tabung reaksi pada percobaan pertama meneteskan asam sulfat P
dengan menghasilkan hitam coklat tetapi, hasil yang kami dapatkan berbeda yaitu
berwarna hijau, percobaan kedua meneteskan asam sulfat 10N menghasilkan warna
hijau muda (+), percobaan ketiga meneteskan NaOH P 5% b/v dalam etanol
menghasilkan coklat kuning (+), percobaan keempat meneteskan HCL pekat P
menghasilkan warna hijau, percobaan kelima meneteskan KOH P 5% b/v
menghasilkan coklat hijau (+), percobaan keenam menetestan HCL encer P
menghasilkan warna hijau tetapi, warna yang dihasilkan warna coklat, percobaan
ketujuh meneteskan ammonia P 25% menghasilkan wara hijau, percobaaan
kedelapan meneteskan larutan KI P 6% b/v menghasilkan hijau kekuningan,
percobaan kesembilan meneteskan larutan FeCl3 5% b/v terbentuk warna hijau.
Dapat diketahui bahwa daun Jati Belanda (Guazumae Folium) mempunyai
kandungan senyawa tannin, musilago, flavonoid, kafein, serta lain. Jati belanda
adalah herbal yang banyak digunakan sebagai obat alami penurun berat badan,
mengeluarkan angin berasal perut, haid tidak teratur, mengobati bisul, bengkak,
keputihan dan lain sebagainya. Hasil yang terdapat perbedaan sedikit pada warna
yang dihasilkan memungkinkan karena tertukarnya sendok tanduk ataupun pipet
tetes waktu akan mereaksikan implisia dan reagen. Hasil dengan (+) sudah sesuai
dengan literatur.
Identifikasi ketiga yaitu serbuk daun sereh (Cymbopogonis Folium)
menggunakan tabung reaksi pada percobaan pertama meneteskan amonia P 25%
menghasilkan warna kuning (+), percobaan kedua meneteskan KOH P 5% b/v
menghasilkan warna kuning (+), percobaan ketiga meneteskan FeCl3 5% b/v
menghasilkan warna hijau. Dapat diketahui bahwa daun sereh (cymbopogonis
folium) mempunyai senyawa minyak atsiri menggunakan komponen citronellal,
citral, geraniol, methylheptenone, eugenol-methyleter, dipenten, eugenol, kadinen,
kadinol, dan limonene fungsinya ialah anti radang (anti inflamasi), penghilang rasa
nyeri (analgesik), penurun panas (antipiretik), penambah nafsu makan (amara), anti
serangga, melancarkan sirkulasi meridian serta darah. Perbedaan hasil yang didapat
kemungkinan adanya pertukaran pipet tetes ataupun sendok tanduk sehingga
sampel ataupun reagen terkontaminasi sehingga menyebabkan perubahan warna
yang tidak sesuai menggunakan literature pada buku pedoman dan reaksi yang
ditimbulkan adalah reaksi positif (+).

VI. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
karakteristik pada daun sirsak, daun jati belanda, dan daun sereh memiliki perbedaan
berdasarkan identifikasi secara makroskopik, mikroskopik, dan kimiawi. Perbedaan
tersebut dapat terlihat dari bentuk daun, bentuk pertulangan daun, fragmen pengenal
pada masing-masing daun serta hasil akhir dari identifikasi kimiawinya. Pada
percobaan identifikasi simplisia daun secara kimiawi, setelah kami lakukan percobaan
terdapat hasil yang berbeda pada serbuk daun jati blanda di bagian asam sulfat P, HCl
encer, dan juga pada daun sereh dibagian FeCl3 P 5% b/v. Hal tersebut terjadi karena
kesalahan yang terjadi, seperti pipet tetes yang tertukar.

VII. DAFTAR PUSTAKA


Sianturi Sister. 2021. Panduan Praktikum Farmakognosi. Samarinda : Universitas
Stikes Dirgahayu Samarinda.
Silalahi, M. (2015). MORFOLOGI TUMBUHAN. Jakarta.
Noviyanti, D. (2013). MORFOLOGI TUMBUHAN : BAGIAN-BAGIAN DAUN (FOLIUM).
Palembang.
Sasadara, M. M. V., Anita, N. L. K. A., Cahyaningsih, E., Yuda, P. E. S. K., Nayaka, N. M. D.
M. W.(2021). MODUL PRAKTIKUM BOTANI FARMASI. Bali. Universitas
Mahasaraswati Denpasar. [hal : 4-13].

Anda mungkin juga menyukai