Anda di halaman 1dari 49

MODUL PRAKTIKUM

BOTANI FARMASI
Morfologi Tumbuhan

PROGRAM STUDI
SARJANA FARMASI
TIM PENYUSUN:
apt. Maria Malida Vernandes Sasadara,S.Farm., M.P
apt. Ni Luh Kade Arman Anita, S.Farm., M.Biomed 2022
apt. Erna Cahyaningsih, S.Si., M.Farm.
apt. Putu Era Sandhi K. Yuda, S.Farm., M.Phil.
GANJIL
apt. Ni Made Dwi Mara Widyani Nayaka, S.Farm., M.S.Farm.
1
VISI MISI PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

VISI
Menghasilkan Lulusan Sarjana Farmasi yang unggul dan inovatif di bidang Farmasi Klinik dan
Komunitas yang berwawasan budaya.

MISI
1. Mengembangkan pendidikan program studi Sarjana Farmasi yang bermutu dan
berwawasan budaya serta berbasis riset dan pengabdian kepada masyarakat yang
mampu meluluskan sumber daya manusia yang berbudaya dan berintegritas serta
kompeten di bidang kefarmasian.
2. Menyelenggarakan penelitian di bidang kefarmasian yang bermutu dan berwawasan
budaya dengan mengutamakan pengembangan kearifan lokal Usada dan bersinergi
dengan kemajuan teknologi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan luaran
invensi dan produk inovasi yang berdaya saing global.
3. Melaksanakan pengabdian kepada masyarakat di bidang kefarmasian yang bermutu
dan berwawasan budaya melalui penerapan hasil penelitian khususnya di bidang
kefarmasian untuk memberi manfaat nyata bagi kehidupan masyarakat.

1
DAFTAR ISI

VISI MISI PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI ........................................................... 1


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 2
01 - MORFOLOGI DAUN ........................................................................................................ 3
02. MORFOLOGI BATANG .................................................................................................. 14
03. MORFOLOGI AKAR ....................................................................................................... 21
04. MORFOLOGI BUNGA..................................................................................................... 26
05. MORFOLOGI BUAH DAN BIJI ...................................................................................... 39

2
01 - MORFOLOGI DAUN

A. Struktur dasar daun


Bagi kebanyakan tanaman-tanaman berpembuluh, daun merupakan organ utama
fotosintesis. Selain sebagai organ penerima cahaya, daun juga berperan dalam pertukaran
gas di atmosfir, menghilangkan panas, dan sebagai organ pertahanan diri terhadap
herbivora dan pathogen. Fungsi ini berkaitan erat dengan gambaran morfologi, anatomi,
dan fisiologis daun. Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada
bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang yang menjadi tempat melekat atau
duduknya daun disebut sebagai buku-buku (node/nodus) batang. Sedangkan tempat di
atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun disebut sebagai ketiak daun
(axilla). Tunas ketiak daun (axillary bud) kemudian akan berkembang menjadi batang.
Daun berasal dari meristem apical pucuk dan tersusun dalam urutan acropetal.
Secara umum daun mempunyai bagian-bagian berupa : dasar daun (leaf base),
tangkai daun (petiole) dan helaian daun (lamina/blade). Daun berlekatan pada batang
pada bagian dasar daun dan dapat memiliki dua lateral kecil yang memiliki struktur mirip
daun yang disebut dengan stipule. Pada tanaman monokotil, dasar daun dapat membesar
dan menyelimuti sebagian atau seluruh batang. Pada tanaman leguminous, dasar daun
dapat membengkak, membentuk struktur yang disebut pulvinus.
Petiole yang panjang dan tipis memungkinkan helaian lamina untuk berkibar tertiup
angin, sehingga mendinginkan daun dan membawa udara segar ke permukaan daun.
Lamina merupakan bagian daun yang melebar berwarna hijau dengan pembuluh
(vena/vein). Biasanya terdapat vena tengah yang menonjol, yang dikenal sebagai
midrib/costa. Vena memberikan kekakuan pada lamina dan bertindak sebagai saluran
transportasi air, mineral dan bahan makanan. Bentuk, margin, apex, permukaan dan luas
sayatan lamina dapat bervariasi pada setiap daun.

3
Gambar 1. 1. Struktur dasar daun

B. Daun lengkap dan tidak lengkap


Daun lengkap dapat didefinisikan sebagai daun yang memiliki bagian-bagian berikut
secara lengkap, yaitu :
1. Upih daun atau pelepah daun (vagina)
2. Tangkai daun (petiole)
3. Helaian daun (lamina/blade).
Pelepah daun adalah bagian pangkal daun yang melebar. Pelepah daun disebut juga
upih daun, dan biasanya membungkus bagian batang. Pelepah daun biasa dijumpai pada
tumbuhan monokotil, baik sebagai daun lengkap seperti pada daun pisang dan anggota
famili Musaceae lainnya, famili Arecaceae (misalnya Pinang); maupun pada daun
berpelepah, seperti pada daun jagung, dan anggota famili Graminae/Poaceae lainnya
(misalnya: padi, tebu, jagung), anggota famili Cyperaceae (rumput teki), dan lain-lain.

(A) (B)
Gambar 1. 2. Daun lengkap dan tidak lengkap (A), dan beberapa contoh
gambaran daun tidak lengkap (B).

Daun lengkap dapat kita jumpai pada beberapa macam tumbuhan, misalnya : pohon
pisang (Musa paradisiaca L), pohon pinang (Areca catechu L), bambu (Bambusa sp) dll.
Kebanyakan tumbuhan mempunyai daun, yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga
bagian tersebut di atas. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Terdapat
beberapa kemungkinan susunan daun yang tidak lengkap, yaitu:
1. Hanya terdiri atas tangkai dan helai saja (daun bertangkai). Susunan daun ini paling
banyak ditemukan, contoh: nangka (Artocarpus integra Merr), mangga (Mangifera
indica L), dll.

4
2. Daun terdiri atas upih dan helaian (daun berupih atau daun berpelepah), lazim
ditemukan pada tumbuhan yang tergolong suku rumput, contoh : padi (Oriza sativa L),
jagung (Zea mays L).
3. Daun hanya terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai. Sehingga helaian langsung
melekat atau duduk pada batang (daun duduk), seperti pada biduri (Calotropis gigantea
R.Br). Daun yang hanya terdiri atas helaian daun saja dapat mempunyai pangkal yang
demikian lebarnya, sehingga pangkal daun seakan-akan melingkari batang atau
memeluk batang (daun memeluk batang), seperti pada tempuyung (Sonchus oleraceus
L).
4. Daun hanya terdiri atas tangkai saja, dan dalam hal ini tangkai tadi biasanya lalu
menjadi pipih sehingga menyerupai helaian daun, jadi merupakan suatu helaian daun
semu atau palsu dinamakan filodia, contoh : Acacia auriculiformis A. Cunn.
Tangkai daun merupakan bagian daun yang mendukung helai daun. Pada daun
lengkap, tangkai daun menghubungkan pelepah daun dan helai daun; pada daun bertangkai,
tangkai daun langsung melekat pada buku pada batang. Pada tanaman tertentu seperti
tempuyung (Sonchus oleraceous L.), daunnya tidak berupih dan tidak bertangkai. Helai
daun langsung melekat pada batang. Daun demikian disebut daun duduk (sessile). Ada juga
tumbuhan yang helai daunnya melebar ke bawah dan berfusi (decurrentn), memeluk
batang (amplexicaul), mengelilingi batang (perfoliat), atau perfoliat konat (dua daun
berhadapan saling memeluk).

Gambar 1. 3. Perlekatan daun terhadap batang


C. Bentuk daun
Bentuk daun biasanya dinyatakan dalam bentuk suatu benda, seperti bulat, segi tiga
dll, atau mencari persamaan bentuk dengan bentuk benda-benda lain, misalnya bangun
tombak, bangun anak panah, bangun perisai dll. Penggolongan daun umumnya berdasarkan
letak bagiannnya yang terlebar. Berdasarkan letak bagian daun yang terlebar itu dapat
dibedakan 4 golongan daun, yaitu:
1. Bagian yang terlebar terdapat kira-kira di tengah-tengah helaian daun: bentuk bulat atau
bundar/orbicularis (daun teratai), perisai/peltatus (daun talas), jorong/ovalis atau

5
ellipticus (daun nangka), memanjang/oblongus (daun srikaya), lanset/lanceolatus
(daun kamboja).

Gambar 1. 4. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar ± di tengah tengah.


a. daun yang bulat ; a+b. daun bangun perisai ; c. daun jorong ; d. daun
memanjang; e. daun bangun lanset

2. Bagian yang terlebar terdapat di bawah tengah-tengah helaian daun :


a. Pangkal daun tidak bertoreh : bangun bulat telur/ovatus (daun kembang sepatu),
segi tiga/triangularis (daun bunga pukul empat), delta/deltoideus (daun air mata
pengantin), belah ketupat/rhombiodeus (daun bangkuwang)
b. Pangkal daun bertoreh : bangun jantung/cordatus (daun waru), ginjal/reniformis
(daun pegagan), anak panah/sagittatus (daun enceng), tombak/hastatus (daun
wewehan), bertelingan/auriculatus (daun tempuyung).
3. Bagian yang terlebar terdapat di atas tengah-tengah helaian daun: bangun bulat telur
sungsang/obovatus (daun sawo kecik), jantung sungsang/obcordatus (daun semanggi
gunung), segitiga terbalik atau pasak/cuneatus (daun semanggi), sudip atau
spatel/spathulatus (daun tapak liman).
4. Tidak ada bagian yang terlebar atau dari pengkal sampai ujung hampir sama lebar:
bangun garis/linearis (daun bermacam-macam rumput), pita/ligulatus (daun jagung),
pedang/ensiformis (daun nenas), paku/sabulatus (daun Araucaria cunninghamii Ait),
jarum/acerosus (daun pinus).

6
Gambar 1. 5. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di bawah
tengah-tengah dengan pangkal tidak bertoreh

Gambar 1. 6. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di bawah


tengah-tengah dengan pangkal yang bertoreh

Gambar 1. 7. Bentuk-bentuk daun dengan bagian yang terlebar di atas tengah-


tengah : a. bangun bulat telur terbalik; b. bangun jantung terbalik; c. bangun
pasak (segi tiga terbalik); d. bangun sudip (solet)

7
Gambar 1. 8. Bentuk-bentuk yang dari pangkal ke ujung sama lebarnya : a.
bangun garis; b. bangun pita; c. bangun pedang; d. bangun dabus; e. bangun
jarum

D. Ujung & Pangkal Daun


Ujung daun dapat pula memperlihatkan bentuk yang beraneka rupa, diantaranya:
runcing/acutus (ujung daun srikaya), meruncing/acuminatus (ujung daun sirsak),
tumpul/obtusus (ujung daun sawo kecik), membulat/rotundatus (ujung daun teratai),
rompang/truncatus (ujung daun semanggi), terbelah/retusus (ujung daun bayam),
berduri/mucronatus (ujung daun nenas).

Gambar 1. 9. Ujung-ujung daun : a. runcing; b. meruncing; c. tumpul; d.


membulat; e. romping; f. terbelah; g. berduri
Apa yang telah diuraikan mengenai ujung daun pada umumnya dapat pula
diberlakukan pada pangkal daun. Selain dari itu ada pula kalanya, bahwa kedua tepi daun
di kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain, oleh karena itu pangkal
daun dibedakan dalam:
1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu
tulang/ ujung tangkai daun, yaitu: runcing/acutus (pada daun bangun lanset, belah
ketupat), meruncing/acuminatus (pada daun bangun sudip, bulat telur sungsang),
tumpul/obtusus (pada daun bangun bulat telur), membulat/rotundatus (pada daun
bangun bulat, jorong), rompang atau rata/truncatus (pada daun bangun segitiga, delta,
tombak), berlekuk/ emarginatus (pada daun bangun jantung, ginjal)
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain, yaitu :
a. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal
ibu tulang/ ujung tangkai daun, yaitu: runcing/acutus (pada daun bangun lanset,
belah ketupat), meruncing/acuminatus (pada daun bangun sudip, bulat telur
sungsang), tumpul/obtusus (pada daun bangun bulat telur), membulat/rotundatus

8
(pada daun bangun bulat, jorong), rompang atau rata/truncatus (pada daun bangun
segitiga, delta, tombak), berlekuk/ emarginatus (pada daun bangun jantung, ginjal)
b. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan berlekatan satu sama lain, yaitu:
1) Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang
sesuai dengan letak daun pada batang, contoh: daun bangun perisai (daun talas)
2) Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti pangkal
daun tertembus oleh batang (perfoliatus).

Gambar 1. 10. Pangkal daun: a. runcing; b. meruncing; c. tumpul; d. membulat; e.


romping/rata; f. berlekuk

E. Tulang daun
Tulang daun terdiri atas ikatan pembuluh yang disusun oleh xilem dan floem. Xilem
berfungsi sebagai jaringan transport yang mengangkut air dan garam mineral yang larut
di dalamnya. Tulang daun yang dijumpai pada daun-daun lebar (makrofil/megafil), berasal
dari berkas pembuluh batang yang membelok ke daun membentuk runutan daun (leaf
trace). Selanjutnya, air dan garam terlarut didistribusikan ke jaringan mesofil untuk
keperluan fotosintesis dan metabolisme lainnya. Floem berfungsi mengangkut hasil
fotosintesis yang selanjutnya dibawa ke batang untuk didistribusikan ke akar atau pucuk
yang memerlukannya. Selain itu tulang daun juga berfungsi sebagai kerangka yang
memberikan kekuatan dan bentuk daun
Tulang-tulang daun merupakan bagian daun yang berguna untuk memberikan
kekuatan pada daun dan sebagai jalan untuk pengangkutan zat-zat. Tulang-tulang daun
menurut besar kecilnya dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
1. Ibu tulang (costa) dapat berada di tengah-tengah helai daun sehingga daunnya simetris.
Sebaliknya, ibu tulang daun dapat juga tidak berada di tengah-tengah helai daun
sehingga daunnya asimetris (tidak simetris). Ibu tulang daun, merupakan tulang besar

9
kepanjangan dari runutan daun yang juga membentuk bagian tengah dari tangkai daun.
Ibu tulang daun dapat bercabang membentuk tulang cabang ordo/tingkat I, yang
selanjutnya dapat bercabang lagi membentuk tulang daun tingkat II. Bahkan, tulang
daun tingkat II dapat bercabang lagi membentuk tulang daun tingkat III, hingga ke urat
daun.
2. Tulang-tulang cabang (nervus lateralis), yaitu tulang-tulang yang lebih kecil dari pada
ibu tulang dan berpangkal pada ibu tulang. Tulang daun tingkat I tumbuh menuju ke
bagian tepi daun, ada yang dapat mencapai tepi daun dan ada pula yang tidak mencapai
tepi daun. Tulang daun tingkat I yang tidak mencapai tepi daun, ada yang berhenti bebas
tidak berhubungan satu dengan lainnya, dan ada yang melengkung ke bagian atas/ujung
daun sehingga berhubungan dengan tulang cabang di sebelah atasnya membentuk
tulang pinggir
3. Urat-urat daun (vena), sesungguhnya adalah tulang-tulang cabang, tetapi yang kecil
atau lembut dan satu sama lain beserta tulang-tulang yang lebih besar membentuk
susunan seperti jala, kisi atau lainnya.

Gambar 1. 11. Jenis tulang-tulang daun


Ada beberapa tipe susunan pertulangan daun yaitu:
1. Pertulangan daun satu tulang (uninervous), terdapat tulang tengah daun tanpa
percabangan;
2. Pertulangan daun dikotom, tulang cabang daun bercabang dua, dan cabang tersebut
dapat bercabang dua lagi, misalnya pada tanaman paku sarang (Asplenium nidus), suplir
(Adiantum sp.);
3. Pertulangan daun sejajar, ada tulang-tulang daun kecil dari pangkal hingga ujung yang
sejajar dengan tulang tengah yang besar, misalnya pada tanaman tebu (Saccharum
officinarum), padi (Oryza sativa);

10
4. Pertulangan daun menyirip, ibu tulang daun bercabang ke kiri dan ke kanan sehingga
mirip dengan tulang ikan, misalnya pada daun rambutan;
5. Pertulangan daun menjari, beberapa tulang cabang besar bermuara/bertemu pada ujung
tangkai daun, misalnya pada tanaman pepaya (Carica papaya), jarak pagar (Jatropha
curcas), ubi kayu (Manihot utilissima);
6. Pertulangan daun melengkung, beberapa tulang cabang memanjang dan melengkung
hingga ke ujung daun, misalnya pada tanaman genjer.Dalam garis besarnya tepi daun
dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu rata (integer) dan bertoreh (divisus). Toreh-
toreh pada tepi daun sangat beraneka ragam sifatnya, ada yang dangkal, dalam, besar,
kecil dll.

Gambar 1. 12. Bentuk-bentuk pertulangan daun


Tumbuhan dikotil umumnya mempunyai sistem pertulangan daun menyirip atau
menjari, dan beberapa ada yang melengkung. Pertulangan daun pada bagian yang kecil
(vena) berakhir dengan ujung menjala. Tumbuhan monokotil umumnya mempunyai sistem
pertulangan daun sejajar, bisa juga melengkung. Pertulangan daunnya mempunyai tulang-
tulang kecil (vena) berakhir melintang. Pertulangan daun sejajar mempunyai beberapa
variasi: a. vena sejajar dengan tulang tengah daun yang besar seperti pada daun jagung; b.
vena serong terhadap tulang tengah yang besar seperti pada daun pisang; dan c. vena sejajar
dengan tulang daun yang menjari seperti pada daun lontar. Tumbuhan paku-pakuan

11
umumnya mempunyai sistem pertulangan daun dikotom. Demikian juga tulang daun pada
tumbuhan Ginkgo biloba (Gymnospermae) pertulangan daunnya juga dikotom.

F. Tepi Daun
Tepi daun dapat dibedakan menjadi tepi yang rata dan bertoreh. Torehan tersebut ada
yang kecil dan dangkal sehingga tidak banyak berpengaruh terhadap bentuk daun dan ada
yang besar dan dalam sehingga berpengaruh terhadap bentuk daun. Bentuk torehan (sinus)
ada yang lancip dan ada yang tumpul. Demikian juga bagian yang menonjol (angulus) ada
yang runcing dan ada yang tumpul. Daun dengan torehan kecil dan dangkal, mempunyai
bentuk tepi daun sebagai berikut :
1. Berombak (undulate), jika torehan dan tonjolannya tumpul
2. Beringgit (crenate), jika torehan (sinus) lancip, sedangkan tonjolan (angulus) tumpul
3. Tepi daun bergerigi (serrate), jika torehan (sinus) dan tonjolan (angulus) membentuk
sudut lancip
4. Bergigi (dentate), jika torehan (sinus) tumpul, sedangkan tonjolannya (angulus) lancip
5. Tepi daun bergerigi ganda (incised), jika tepi daun yang bergerigi dengan tonjolan yang
tepinya bergerigi lagi

Gambar 1. 13. Bentuk-bentuk tepi daun : 1. Melengkung ke bawah; 2. Rata; 3.


Berombak; 4. Sangat berombak; 5. Beringgit; 6. Bergerigi; 7. Bergigi; 8.

12
Bergerigi ganda; 9. Beringgit ganda; 10. Berlekuk (menyirip); 11. Bercangap
(menyirip); 12. Berbagi (menyirip).

Daun dengan torehan besar dan dalam, biasanya bagian tonjolan (angulus) mengikuti
ujung tulang daun, sedangkan bagian yang bertoreh (sinus) terdapat di antara tulang daun.
Berdasarkan dalamnya torehan maka dapat dibedakan ke dalam:
1. Berlekuk, jika dalamnya torehan kurang dari setengah panjang tulang daun yang ada di
kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya maka kita mengenal adanya
tepi daun berlekuk menyirip dan berlekuk menjari
2. Bercangap, jika dalamnya torehan kurang lebih setengah panjang tulang daun yang ada
di kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya, maka kita mengenal
adanya tepi daun bercangap menyirip dan bercangap menjari,
3. Berbagi, jika dalamnya torehan lebih dari setengah panjang tulang daun yang ada di
kiri-kanannya. Berdasarkan bentuk pertulangan daunnya maka kita mengenal adanya
tepi daun berbagi menyirip dan berbagi menjari

13
02. MORFOLOGI BATANG

Batang merupakan organ


tumbuhan tempat melekatnya daun dan
tunas. Fungsi utamanya adalah untuk
memanjangkan dan mengarahkan pucuk
melalui pemaksimalan fotosintesis oleh
daun. Fungsi lain dari batang adalah
untuk meningkatkan struktur
reproduksi, sehingga memfasilitasi
penyebaran serbuk sari dan buah. Batang
hijau juga dapat melakukan fotosintesis
dalam jumlah terbatas. Setiap batang
terdiri dari sistem nodes/nodus yaitu
titik di mana daun menempel, dan
internodes/internodus yaitu segmen
Gambar 2. 1. Struktur dasar tanaman batang di antara simpul (lihat Gambar
2.1). Sebagian besar pertumbuhan tunas muda terkonsentrasi di dekat ujung tunas yang sedang
tumbuh atau tunas apical (apical bud). Tunas apikal bukan satu-satunya jenis tunas yang
ditemukan pada tunas. Di sudut atas (axil) yang dibentuk oleh setiap daun dan batang adalah
tunas ketiak (axillary bud), yang berpotensi membentuk cabang lateral atau, dalam beberapa
kasus, duri atau bunga. Beberapa tumbuhan memiliki batang dengan fungsi alternatif, seperti
penyimpanan makanan atau reproduksi aseksual. Banyak dari batang yang dimodifikasi ini,
termasuk rimpang, stolon, dan umbi-umbian, sering disalahartikan sebagai akar.
Sifat umum dari batang adalah:
• Biasanya berbentuk silinder atau bersegi
• Mempunyai ruas yang dibatasi oleh buku-buku dan pada buku ini terdapat daun
• Tumbuh biasanya ke atas menuju arah cahaya (fototrop atau heliotrope)
• Memiliki ujung yang selalu memanjang
• Memiliki banyak percabangan (kelas dikotil)
• Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali saat muda dan tanaman yang berumur pendek/
semusim

14
A. Struktur batang tumbuhan
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi :
1. Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai batang
sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakanakan keluar dari bagian atas akar.
Contoh: lobak (Raphanus sativus), sawi
2. Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan tanah.
Tumbuhan berbatang jelas dapat dibedakan menjadi :
a. Batang basah (herbaceus) lunak dan berair. Contoh Bayam (Amaranthus sp.)
b. Batang berkayu (lignosus) keras dan kuat. Contoh Durian (Durio zibethinus)
c. Batang rumput (calmus) tidak keras, punya ruas-ruas yang nyata, sering berongga.
Contoh: padi (Oriza sativa)
d. Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi ruas-ruasnya lebih
panjang. Contoh: rumput teki (Cyperus rotundus)

B. Bentuk batang
Pada tumbuhan dikotil memiliki bagian pangkal besar dan ke ujung semakin kecil.
Seperti pada batang Durian (Durio zibethinus) dan Manggis(Garcinia mangostana).
Tumbuhan monokotil memiliki bagian pangal sampai keujung hampir /relatif sama
besar. Bentuk batang seperti pada batang Jagung (Zea mays), kelapa (Cocos nucifera),
pinang (Areca catechu). Berdasarkan bentuk penampang melintang batang dibedakan :
1. Bulat (teres), seperti pada: Bambu (Bambusa sp.), kelapa (Cocos nucifera)
2. Bersegi (angularis). Batang bersegi dibedakan lagi menjadi:
a. Segi tiga (triangularis), misalnya pada Teki (Cyperus rotundus)
b. Segi empat (quadrangularis), misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
3. Pipih, biasanya menyerupai daun. Bentuk batang seperti ini dibedakan menjadi:
a. Filokladia sangat pipih. Misalnya pada Jakang
b. Kladodia, masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan. Misalnya Kaktus
(Opuntia sp.)
C. Permukaan batang
Permukaan batang merupakan bagian terluar dari batang yang menutupi seluruh
permukaan batang. Berdasarkan permukaan batang dibedakan menjadi :
1. Licin (leavis), misalnya pada Jagung (Zea mays)

15
2. Berusuk (costatus) permukaan ada rigi-rigi yang membujur, misalnya pada Iler
3. Beralur (sulcatus), terdapat alur-alur, misalnya pada Cereus peruvianus
4. Bersayap (alutus), pada batang yang bersegi, sudut-sudut terdapat pelebaran yang
tipis, misalnya pada Markisah (Passiflora edulis)
5. Berambut (pilosus), misalnya pada Tembakau (Nicotiana tabacum)
6. Berduri (spinosus), misalnya pada Mawar (Rosa sp.), jeruk nipis (Citrus x aurantium)
7. Memperlihatkan berkas daun, misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
8. Memperlihatkan berkas daun penumpu, misalnya pada Nangka (Artocarpus
heterophylla)
9. Memperlihatkan banyak lenti sel, misalnya pada Sengon (Paraserianthes falcataria
L.Nielsen)
10. Memperlihatkan lepasnya kerak, misalnya pada Jambu biji (Psidium guajava)

D. Arah tumbuh batang


Arah tumbuh batang merupakan posisi arah pertumbuhan batang terhadap
permukaan tanah. Berdasarkan arah tumbuh batang tumbuhan dibedakan menjadi:
1. Tegak lurus (erectus), misalnya pada Pepaya (Carica papaya)
2. Mengantung (dependens), yang tumbuh di lereng, sebagai epifit, misalnya pada
Anggrek (Dendrobium sp.)
3. Berbaring (humifusus) terletak dipermukaan tanah ujung saja yang ke atas, misalnya
pada Semangka
4. Menjalar/ merayap(respen), batang diatas permukaan tanah , setiap buku keluar akar,
misalnya pada Ubi jalar (Ipomoea batatas); Kacang tanah (Arachis hypogea)
5. Mengangguk (nutan), batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya membekok lagi
kebawah, misalnya pada Bunga matahari (Helianthus annuus)
6. Memanjat (scandens). Pelekatan batang dibantu oleh:
a. Akar lekat, misalnya pada Sirih (Piper betle)
b. Akar pembelit, misalnya pada Vanili
c. Cabang pembelit, misalnya pada Anggur
d. Daun pembelit, misalnya pada Kembang sungsang
e. Tangkai pembelit, misalnya pada Kapri (Pisum sativum)
f. Duri daun, misalnya pada Rotan (Calamus sp.)
g. Kait, misalnya pada Gambir (Uncaria gambir)

16
h. Membelit (volubillis), batang sendiri naik dengan melilit tiang panjat, dengan arah
lilitan : membelit kekiri, berlawanan dengan arah jarum jam, misalnya pada
Kembang telang dan membelit kekanan searah dengan jarum jam. Misalnya pada
Gadung (Dioscorea hispida)

E. Percabangan pada batang


Cabang pada batang dapat berupa dahan dann ranting. Dahan merupakan cabang
yang keluar langsung dari batang utama, sedangkan ranting merupakan cabang-cabang
kecil. Percabangan pada batang dapat dibedakan menjadi :
1. Monopodial, batang pokok selalu tampak jelas,lebih besar dan panjang dari cabang-
cabangnya, misalnya pada Cemara (Casuarina sp.)
2. Simpodial, batang pokok sulit ditentukan, dalam pertumbuhan dan perkembangan
kadang-kadang lebih cepat dan lamabat dari cabangnya, misalnya pada Sawo manila
3. Menggarpu/dichotom, pada batang yang setiap batangnya tumbuh cabang menjadi dua
yang sama besar, misalnya pada Cabai (Capsicum annuum), paku andam.
Cabang batang memiliki beberapa sifat-sifat cabang, yaitu :
1. Geragih (flagelum, stolon), cabang-cabang kecil yang tumbuh merayap, dari buku-
bukunya ke atas keluar tunas baru dan ke bawah tumbuh akar. Ada 2 golongan :
a. Merayap di atas tanah, misalnya pada Kaki kuda (Centella asiatica)
b. Merayap dalam tanah, misalnya pada Kentang (Solanum tuberosum)
2. Wiwilan/tunas air, cabang tumbuh cepat dengan ruas-ruas pajang dan sering berasal
dari tunas-tunas dormance, misalnya pada Kopi (Coffee sp.) dan Kakao (Theobroma
cacao)
3. Sirung panjang, cabang-cabang pendukung daun dan mempunyai ruas-ruas yang
cukup panjang dan tidak menghasilkan bunga (cabang steril)/ mandul.
4. Sirung pendek, cabang-cabang kecil dengan ruas-ruas pendek sering mendukung
bunga dan buah (cabang fertil/subur).

F. Tipe dan modifikasi batang


Batang dapat berada di atas permukaan tanah (aerial), sub-aerial, dan dibawah
permukaan tanah.
1. Batang yang berada di atas permukaan tanah (Aerial stems/Epiterranean stem) :

17
a. Batang yang tereduksi menjadi lempengan (disc) seperti terdapat pada Radish
(Raphanus sativus), Carrot (Daucus carota), Turnip.
b. Batang tegak. Merupakan batang yang kuat dan tegal lurus dengan permukaan tanah
seperti terdapat pada maize (Zea mays), wheat (Triticum aestivum), mango
(Mangifera indica).
c. Batang yang lemah atau lembut. Batang ini tipis, lunak dan lemah serta
membutuhkan penopang. Batang seperti ini dapat tumbuh ke atas atau merayap.
d. Merayap (Creepers): batang yang merayap pada permukaan tanah dan akar muncul
dari nodus seperti terdapat pada rumput dan stroberri, dan Oxalis.
e. Memanjat (Traliers): batang yang merayap di atas permukaan tanah tetapi tidak
menghasilkan akar dari nodus. Batang seperti ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
• Prostrate atau procumbent: batang ini secara total berada di atas permukaan
tanah seperti pada Evolvulus, Tribulus.
• Decumbent: batang yang pada bagian ujung tegak seperti terdapat pada
Portulaca, Linderbergia.
f. Lianas (stem climber). Merupakan batang tahunan yang memanjat banyak
ditemukan pada hutan hujan tropis. Batang ini memanjat kebatang pohon lain
mengelilingi batang sehingga dapat mencapai matahari Hiptage, Bauhinia vahlii.
g. Climbers: tanaman yang memiliki batang panjang yang lemah dan memiliki organ
yang melekarkannya sehingga dapat memanjat. Batang seperti ini dibedakan
menjadi :
• Akar pemanjat (rootlet climbers): menghasilkan akar pada nodus yang
membantu untuk memanjat seperti terdapat pada tanaman Tecoma, Pothos,
Piper betal.
• Kait pemanjat (hook climbers); seperti pada Bougainvillea, Duranta dan
Carrisa, mereka memiliki duri yang merupakan modifikasi dari tunas aksiler
yang membantu untuk memanjat. Pada tanaman Bignonia, ujung terminal dari
daun berubah menjadi kait (hook).
• Sulur pemanjat (tendril climbers): tendril merupakan struktur yang menyerupai
sulur yang membantu untuk memanjat. Tendril dapat merupakan modifikasi
dari berbagai organ seperti
- Keseluruhan daun seperti pada Lathyrus sativus.
- Daun seperti pada Pisum sativum

18
- Petiole seperti pada Clematis, Nepenthes.
- Stipule seperti pada Smilex.
- Leaf apex seperti pada. Gloriosa
- Inflorescence seperti pada Antigonon.
- Stem seperti pada Vitis (anggur), dan Passiflora (modifikasi dari tunas).
h. Twiners : bagian batang yang mengikat tanpa organ khusus dapat melekat
seperti pada Cuscuta, Dolichos.

2. Modifikasi sub-aerial
a. Batang pelari (runner): ketika batang tumbuh dan menyebar di permukaan tanah.
Akar berkembang pada sisi bawah dan daun muncuk dari sisi atas. Seperti pada
Cynodon dactylon dan Oxalis.
b. Stolon: batang bercabang-cabang kecil dan berkumpul serta tumbuh ke semua arah.
Kadang-kadang tumbuh ke arah permukaan ke luar dari dalam tanah. Seperti pada
Fragaria (strawberry liar), Jasmine Peppermint.
c. Sucker: batang utama yang tumbuh secara horizontal di atas tanah dan cabang-
cabang tumbuh sma besarnya dari nodus diatas tanah. Seperti Mint, Pineapple,
Chrysanthemum.
d. Offset : cabang lateral dengan ruas yang pendek dan dari setiap nodus muncul roset
daun dan dasar untuk munculnya akar. Seperti terlihat pada Pistia, Eichhornea.

3. Batang dibawah permukaan tanah


a. Umbi (tuber): merupakan ujung batang yang berada di bawah permukaan tanah
yang membesar. Pada umbi seperti ini biasanya ditemukan mata tunas yang
merupakan tunas aksiler yang ditutup dengan sisik daun. Seperti terdapat pada
tanaman Potato, Helianthus tuberosus
b. Rhizome: merupakan batang berdaging dan tumbuhnya horizontal dibawah
permukaan tanah. Nodus kecil dan internodus ditemukan yang ditutup dengan sisik-
sisik daun. Ditemukan seperti pada Zingiberaceae, Jahe/Ginger (Zingiber
officinale), kunyit/Turmeric (Curcuma domestica), gayong/Canna (Canna hybrida),
Teratai/Water lily, pisang/Banana (Musa paradisiaca).

19
c. Corm: merupakan batang yang terkondensasi yang tumbuhnya vertikal di bawah
permukaan tanah. Batang seperti ini memiliki nodus dan internodus sperikal seperti
terdapat pada: Colocasia, Alocasia, Zaminkand, Saffron, Gladiolus, Colchicum
d. Umbi lapis (bulb); merupakan batang yang teresuksi dan memiliki lempeng dan
dikelilingi oleh sisik-sisik daun. Baberapa akar terkadang muncul dari batang-
batang seperti ini. Cadangan makanan disimpan dalam daun yang berdagingseperti
terdapat pada Onion, Garlic.

Batang dapat menunjukan beberapa modifikasi khusus yang terkadang membuatnya


tidak tampak seperti batang sejati, diantaranya :
a. Phylloclade: merupakan batang bewarna hijau, berbentuk pipih dan sukulen,
dengan daun yang temodifikasi menjadi duri. Batang seperti ini umumnya
ditemukan Opuntia, Casuarina, Euphorbia, Cactus.
b. Duri (Thorn) merupakan modifikasi dari batang dari tunas aksiler seperti terdapat
pada tanaman Bougainvillea, Duranta, Carissa., sedangkan pada Alhagi modifikasi
dari tempat munciunya bunga, sedangkan duri pada Duranta merupakan tempat
munculnya daun.
c. Cladode merupakan Phylloclade yang biasanya memiliki satu atau dua internodus
yang pajang dan sukulen disebut cladode. Cladode ditemukan Asparagus, Ruscus.
d. Sulur batang (Stem tendrill) merupakan batang yang tidak memiliki daun,
membentuk spiral dan digunakan untuk memanjat. Sulur seperti ini merupakan
modifikasi dari tunas aksiler seperti terdapat Passiflora, atau modifikasai dari tunas
ujung seperti terdapat pada Vitis.
e. Bulbils merupakan batang yang terkondensasi, tunas ketiak yang berdaging disebut
bulbils. Batang seperti ini berfungsi sebagi organ reproduksi vegetatif seperti
terdapat pada Dioscorea, Globba, Agave, Oxalis.

20
03. MORFOLOGI AKAR

A. Sistem Perakaran
Akar adalah organ tanaman vascular
yang menjangkar di tanah, menyerap mineral
dan air, dan seringkali menyimpan karbohidrat
dan cadangan lainnya. Akar primer, yang
berasal dari embrio benih, adalah akar pertama
(dan organ pertama) yang muncul dari benih
yang berkecambah. Segera setelah
perkecambahan, akan terbentuk akar lateral
(lihat Gambar 3.1) yang sangat meningkatkan
kemampuan sistem akar untuk menjangkar
tanaman dan untuk memperoleh sumber daya
seperti air dan mineral dari tanah. Tanaman
tinggi tegak dengan massa pucuk yang besar
umumnya memiliki sistem akar tunggang,
Gambar 3. 1. Struktur dasar tanaman terdiri dari satu akar vertikal utama, taproot,
yang biasanya berkembang membentuk dari akar primer dan yang membantu mencegah
tanaman terjatuh. Dalam sistem akar tunggang, peran penyerapan terutama dilakukan ole akar
lateral. Sebuah akar tunggang memungkinkan tanaman menjadi lebih tinggi, sehingga
memberikan akses ke kondisi cahaya yang lebih menguntungkan dan, dalam beberapa kasus,
memberikan keuntungan bagi serbuk sari dan penyebaran benih. Akar tunggang juga dapat
dikhususkan untuk penyimpanan makanan.
Tanaman kecil akan lebih efisien dengan sistem akar berserat/serabut, dimana lapisan
tebal dari akar ramping menyebar di bawah permukaan tanah (lihat Gambar 3.2). Pada
tumbuhan yang memiliki sistem akar serabut, termasuk kebanyakan monokotil, akar primer
mati lebih awal dan tidak membentuk akar tunggang. Sebaliknya, banyak akar kecil muncul
dari batang. Akar tersebut dikatakan adventif (dari bahasa Latin adventicus, extraneous), istilah
yang menggambarkan organ tumbuhan yang tumbuh dari sumber yang tidak biasa, seperti akar
yang muncul dari batang atau daun. Setiap akar membentuk akar lateralnya sendiri, yang pada
gilirannya membentuk akar lateralnya sendiri. Karena alas akar ini menahan lapisan tanah atas
pada tempatnya, tanaman seperti rumput yang memiliki sistem akar berserat yang rapat sangat

21
baik dalam mencegah erosi tanah. Pada kebanyakan tumbuhan, penyerapan air dan mineral
terjadi terutama di dekat ujung akar yang memanjang, di mana sejumlah besar rambut akar,
penjuluran sel epidermis akar yang tipis seperti jari, muncul dan meningkatkan luas permukaan
akar secara besar-besaran. Kebanyakan sistem akar tanaman terestrial juga membentuk asosiasi
mikoriza, interaksi simbiosis dengan jamur tanah yang meningkatkan kemampuan tanaman
untuk menyerap mineral. Akar banyak tanaman diadaptasi untuk fungsi khusus.

a) b)
Gambar 3. 2. Sistem akar tunggang (a) dan serabut (b)

Berikut ini merupakan beberapa karakter atau ciri dari akar, yaitu:
• Akar umumnya tidak bewarna hijau dan berada di dalam tanah dan bersifat: (+)
geotropic, (–) phototropic, and (+) hydrotropic.
• Tidak memiliki mata tunas.
• Tidak memiliki nodus dan internodus.
• Akar memiliki rambut-rambut akar yang bersifat uniselluler.
Secara morfologi bagian akar dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu:
1. Leher akar atau pangkal akar (collum) yaitu bagian akar yang bersambungan dengan
pangkal batang.
2. Ujung akar (apex radices) yaitu bagian akar yang paling muda, terdiri atas jaringan-
jaringan yang masih dapa mengadakan pertumbuhan,
3. Batang akar (corpus radices) yaitu bagian akar yang terdapat antara leher akar dan
ujungnya
4. Cabang-cabang akar (radix lateralis) yaitu bagian-bagian akar yang tak langsung
bersambungan dengan pangkal batang, tetapi keluar dari akar pokok, dan masing-
masing dapat mengadakan percabangan lagi.
5. Serabut akar (fibrilla radicalis), cabang-cabang akar yang halus-halus dan berbentuk
serabus

22
6. Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pilus radicalis) yaitu bagian akar yang
sesungguhnya hanyalah penonjolan sel-sel kulit luar akar yang panjang. Bentuknya
seperti bulu atau rambut, oleh sebab itu dinamakan rambut akar atau bulu akar. Dengan
adanya rambut-rambut aakr ini bidang penyerapan akar menjadi amat diperluas,
sehingga lebih banyak air dan zat-zat makanan yang dihisap.
7. Tudung akar (calyotra) yaitu bagian akar yang letaknya paling ujung, terdiri atas
jaringan yang begruna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.

B. Sistem percabangan akar


Kedua sistem perakaran mengalami percabangan untuk memperluas penyerapan
unsur hara dan memperkuat berdirinya batang. Pada tanaman dikotil, akar tunggang akan
terbentuk bila tanaman diperbanyak secara generatif, tetapi tidak bila diperbanyak secara
vegetatif (stek dan cangkok).
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dibedakan menjadi :
1. Akar tunggang tidak bercabang
Cabang hanya berupa serabut akar yang sangat halus. Dapat dianggap tidak
merupakan cabang karena berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara. Akar tunggang
tersebut berfungsi sebagai tempan penimbun zat cadangan makanan. Akar tunggang
tidak bercabang dibedakan menjadi :
a. Berbentuk tombak , pangkal besar meruncing ke ujung, seperti terlihat pada wortel
(Daucus carota).
b. Berbentuk gasing pangkal besar membulat, seperti pada benkuang.
c. Berbentuk benang, akar tunggang seperti akar serabut, seperti pada kratok.
2. Akar tunggung yang bercabang
Akar tunggang ini berbentuk kerucut panjang, tumbuh ke bawah, bercabang-cabang
banyak dan cabangnya bercabang lagi, sehingga memperluas daerah perakaran yang
dapat menyerap air dan unsur hara.

Gambar 3. 3. Berbagai bentuk akar tunggang yang tidak bercabang

23
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar serabut dibedakan menjadi :
1. Tanaman akar tersusun dari akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, Contoh: padi
(Oryza sativa)
2. Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar dan kaku, contoh: kelapa (Cocos
nucifera)
3. Tanaman akar tersusun dari akar serabut agak besar, masing-masing tidak banyak
cabang, contoh: pandan buah merah (Pandanus conoideus)

C. Bentuk adaptasi sistem akar


Berdasarkan cara hidup, pada berbagai jenis tumbuhan, maka akar mempunyai sifat
dan tugas khusus sebagai berikut :
1. Akar udara/gantung (radix aereus), tumbuh ke arah tanah. Keluar dari bagian di atas
tanah. Punya vilamen untuk menyimpan air dan udara. Contoh : Anggrek kalajengking
(Arachnis flosaeris). Setelah mencapai tanah akar berfungsi menyerap dan unsur hara
dari tanah, bagian yang ada diatas tanah berubah menjadi batang. Contoh: Beringin (Ficus
benjamina)
2. Akar penggerek/pengisap (haustorium), ada pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit,
untuk menggambil air dan hara dari tanaman inang. Contoh: Benalu (Loranthus sp.)
3. Akar pelekat (radix adligans), keluar dari buku-buku batang tumbuhan memanjat, untuk
menempel pada tiang panjat Lada (Piper nigrum).
4. Akar pembelit (cirrhus radicalis), juga untuk memajat, tetapi dengan memeluk tiang
panjatnya. Contoh: Vanili (Vanilli paniflolia)
5. Akar napas (pneumatophora), cabang-cabang akar tumbuh tegak lurus ke atas, sehingga
muncul dari permukaan tanah.akar ini banyak mempunyai celah untuk masuknya udara.
Contoh: Kayu api (Sonneratia sp.)
6. Akar tunjang, akar yang tumbuh dari bagian bawah batang menuju segala arah & seolah-
olah menopang batang agar tidak mudah rebah. Contoh: Pandan (Pandanus conoideus)
7. Akar lutut, bagian akar yang tumbuh keatas, kemudian membengkok lagi ke dalam tanah.
Contoh: Pohon tanjang
8. Akar banir, berbentuk seperti papan-papan yang disusun miring untuk memperkuat
batangnya. Contoh; Sukun (Arhtocarpus sp.) dan kenari (Canarium ovatum)

24
a) b) c)

d) e) f)

g)

Gambar 3. 4. Bentuk adaptasi sistem akar : a)Akar penghisap; b) akar pelekat; c)


akar pembelit; d) akar nafas; e) akar tunjang; f) akar lutut; g) akar banir

25
04. MORFOLOGI BUNGA

A. Jumlah dan tata letak bunga


Alat perkembangbiakan (organum reproductivum) berfungsi dalam
keberlangsungan hidup tumbuhan. Alat perkembangbiakan dapat bersifat vegetatif dan
generatif. Alat perkembangbiakan generatif biasanya berbeda-beda menurut jenis
tumbuhan. tetapi bagi tumbuhan yang berkembang biak dengan biji didahului dengan
pembentukan bunga.
Berdasarkan letak dan susunannya bunga dibedakan menjadi :
1. Bunga yang susunannya menurut garis spiral (acylis) misalnya pada bunga cempaka
(Michelia campaka L.).
2. Bunga yang bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran (cyclis) misalnya bunga
terong (Solanum melogena) dan bakung (Hymenocallis litoralis).
3. Bunga yang sebagian bagian-bagiannya tersusun dalam lingkaran dan sebagian lagi
tersusun secara piral (hemyciclis) misalnya pada bunga sirsak (Annona muricata L.).
Pada tumbuhan ada yang menghasilkan satu bunga dan sebagian lagi ada yang
menghasilkan banyak bunga. Tumbuhan yang hanya menghasilkan satu bunga saja disebut
dengan bunga tunggal (planta uniflora), sedangkan yang menghasailkan bunga banyak
disebut dengan planta multiflora. Jika suatu tanaman hanya menghasilkan satu bunga
saja biasanya bunga tersebut terdapat pada ujung batang, sedangkan tanaman yang
menghasilkan banyak bunga menghasilkan bunga pada ketiak daun atau pada ujung
percabangan. Menurut tempatnya pada tumbuhan bunga dapat dibedakan menjadi:
1. Bunga pada ujung batang (flos terminalis) misalnya pada bunga kembang merak
(Caesalphinia pulcherrima).
2. Bunga diketiak daun (flos lateralis atau flos axilaris) misalnya pada kembang sepatu
(Hibiscus rosa-sinensis) atau kembang telang (Clitoria ternatea).
Tumbuhan yang memiliki bunga banyak, letaknya dapat dibedakan menjadi:
1. Terpencar atau terpisah-pisah (flores sparsi) misalnya pada bunga pukul empat
(Mirabilis jalappa)
2. Berkumpul membentuk suatu rangkaian dengan susunan yang beranekaragam. Suatu
rangkaian bunga dinyatakan juga sebagai bunga majemuk (anthotaxis atau
infloresentia). Misalnya bunga matahari (Helianthus annuus) atau kembang merak
(Caesalphinia pulcherrima)

26
B. Bunga Majemuk
Bunga majemuk adalah sekelompok kuntum bunga yang terangkai pada satu ibu
tangkai bunga atau pada suatu susunan tangkai-tangkai bunga yang lebih rumit. Rangkaian
bunga semacam ini sangat bervariasi, baik pada pola-pola dan kerapatan tangkai
bunganya, kelengkapan bagian-bagian pendukungnya, duduk bunga pada tangkai
(filotaksi, phyllotaxy) dan lain-lain. Susunan bunga majemuk juga biasa disebut dengan
istilah perbungaan atau infloresens (inflorescence). Pada suatu bunga majemuk umumnya
dapat dibedakan atas bagian-bagian berikut :
1. Bagian yang menyerupai batang/cabang, yaitu :
a. Ibu tangkai bunga (pedunculus, pedunculus communis atau rhachis), yaitu bagian
yang biasanya merupakan terusan batang atau cabang yang mendukung bunga
majemuk.
b. Tangkai bunga (pedicellus) yaitu cabang ibu tangkai yang mendukung bunganya
c. Dasar bunga (receptaculum) yaitu ujung tangkai bunga yang mendukung bagian-
bagian bunga lainya
2. Bagian yang menyerupai daun, yaitu :
a. Daun-daun pelindung (bractea), yaitu bagian-bagian serupa daun yang dari
ketiaknya muncul cabang-cabang ibu tangkai atau tangkai bunganya
b. Daun tangkai (bracteola), yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai
bunga
c. Seludang bunga (spatha), yaitu daun pelindung yang besar, yang seringkali
menyelubungi seluruh bunga majemuk waktu belum mekar, contoh bunga kelapa
(Cocos mucifera L.)
d. Daun-daun pembalut (bractea involuclaris, involucrum), yaitu sejumlah daun-
daun pelindung yang tersusun dalam suatu lingkaran, contoh pada bunga matahari
(Heliantus annus L.)
e. Kelopak tambahan (epicalyx), yaitu bagian-bagian serupa daun yang berwarna
hijau, tersusun dalam suatu lingkaran daun di bawah kelopak, contoh pada kembang
sepatu (hibiscus rosa-sinensis L.), kapas (Gossypium sp.)
f. Daun-daun kelopak (sepale)
g. Daun-daun mahkota atau daun tajuk (petale)

27
h. Daun-daun tenda bunga (tepale) jika kelopak dan mahkota sama bentuk dan
warnanya
i. Benang-benang sari (stamena)
j. Daun-daun buah (carpella)

Gambar 4. 1. Bagian-bagian bunga majemuk


Berdasarkan sifatnya, bunga majemuk dapat digolongkan menjadi :
1. Bunga majemuk tak berbatas (inflorentia racemose, inflorencia bortyoides, atau
inflorencia centripetala), dengan ciri yaitu :
- ibu tangkainya dapat tumbuh terus
- cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak
- mempunyai susunan acropetal (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu
tangkai)
- bunga-bunga mekar berturut-turut dari bawah ke atas
2. Bunga majemuk berbatas (inflorescentia cymose atau inflorescentia centrifusa,
inflorescentia definite), dengan ciri yaitu :
- Ujung ibu tangkai selalu ditutupi dengan suatu bunga sehingga pertumbuhan ibu
tangkai terbatas
- Ibu tangkai dapat bercabang-cabang dengan suatu bunga pada ujungnya
- Bunga pada ibu tangkai mekar lebih dulu, mekar dari tengah ke pinggir
Bunga manjemuk berbatas dapat dibedakan lagi menjadi 3 macam, yaitu
a. Monochasial, jika ibu tangkai hanya mempunyai 1 cabang atau 2 tapi tidak
berhadan, yang satu lebih besar dari yang lain.
b. Dichasial, jika ibu tangkai memiliki 2 cabang berhadapam

28
c. Pleiochasial, jika ibu yangkai memiliki lebih dari 2 cabang yang tingginya sama
dengan ibu tangkai
3. Bunga majemuk campuran (inflorescentia mixta), yaitu bunga majemuk dengan ciri
bunga majemuk tak berbatas dan berbatas. Misalnya pada bunga johar yang memiliki
ibu tangkai seperti malai (bunga majemuk tak berbatas) tetapi cabang-cabangnya
bersifat seperti malai rata (bunga majemuk berbatas). Contoh lainnya pada bunga soka
(Ixora paludosa Kurz.) yang seluruhnya merupakan malai rata, tetapi bagian-bagiannya
berupa paying menggarpu.

Gambar 4. 2. Bunga majemuk a) tak berbatas, dan b) berbatas. Angka 1,2,3 dst
menunjukan urutan mekar pada bunga

Gambar 4. 3. Bunga majemuk berbatas, a) monochasial; b) dichasial; c) pleiochasial

Bunga majemuk tak berbatas dibedakan menjadi :


1. Ibu tangkai tidak bercabang, sehingga bunga langsung terdapat pada ibu tangkai
a. Tandan (racemus atau botrys), jika bunga bertangkai duduk pada ibu tangkainya
b. Bulir (spica), seperti tandan bunga namun tidak bertangkai
c. Untai atau bunga lada (amentum), seperti bulir tetai ibu tangkai hanya mendukung
bunga berkelamin tunggal, dan runtuh seluruhnya
d. Tongkol (spandix), seperti bulir, tetapi ibu tangkai besar, tebal, dan berdaging
e. Bunga payung (umbrella), ujung ibu tangkai mengeluarkan cabang yang sama
panjangnya
f. Bunga cawan (corymbus atau anthodium), ujung ibu tangkai melebar dan merata
seperti cawan, tidak begitu lebar dan rata, dan tersusun bunga-bunga.

29
g. Bunga bongkol (capitulum), seperti bunga cawa tetapi tanpa daun-daun pembalut
dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga seperti bola
h. Bunga periuk (hypanthodium), ujung ibu tangkai menebal, berdaging, dapat
berbentuk seperti
- gada sedang bunga-bunga terdapat meliputi seluruh bagian yang menebal,
membentuk bulat atau silinder
- periuk sehingga bunga-bunga terdapat di dalam periuk dan tidak tampak dari
luar

a) b) c) d) e)

f) h) i)
Gambar 4. 4 Bunga majemuk tak berbatas : a) tandan; b) bulir; c) untai; d)
tongkol; e) paying ; f) cawan; g) bonggkol; h) periuk
2. Ibu tangkai bercabang, dengan cabang yang dapat bercabang lagi, sehingga bunga
tidak terdapat pada ibu tangkai
a. Malai (panicula), ibu tangkai dan cabang memiliki percabangan monopodial
b. Malai rata (corymbus ramosus), ibu tangkai bercabang, dengan cabang yang
bercabang, dan seterusnya, namun seakan-akan semua cabang membentuk bidang
datar atau agak melengkung
c. Bunga payung majemuk (umbella composita), bunga paying yang bersusun,
dengan daun-daun pembalut pada pangkal percabangan pertama, dan seterusnya
dengan ukuran yang mengecil
d. Bunga tongkol majemuk, bunga tingkol dengan ibu tangkai bercabang dengan
bunga tongkol pada cabangnya
e. Bulir majemuk, ibu tangkai bercabang dan bunga tersusun seperti bulir pada setiap
cabangnya.

30
a) b) c) d) e)

Gambar 4. 5 Bunga majemuk tak berbatas : a) malai; b) malai rata; c) paying


majemuk; d) tongkol majemuk; e) bulir majemuk

Bunga majemuk berbatas dibedakan menjadi :


1. Anak payung menggarpu (dichasium), pada ujung tangkai bunga terdapat satu bunga
yang mekar lebih dulu, terdapat dua cabang dibawahnya yang sama panjang dengan
masing-masing satu bunga.
2. Bunga tangga atau bunga bercabang seling (cincinnus), ibu tangkai bercabang, lalu
bercabang lagi dan setiap cabang membentuk cabang ke arah yang bergantian kiri
kanan.
3. Bunga sekerup (bostryx), ibu tangkai bercabang-cabang dengan satu cabang terbentuk
di setiap cabang berturut-turut ke kiri dan kanan membentuk sudut 90℃
4. Bunga sabit (drepanium), seperti bunga sekerup dengan percabangan hanya pada satu
bidang
5. Bunga kipas (rhipidium), setiap bunga bercabang seling, semua percabangan pada satu
bidang dan cabang tidak sama panjang.

Gambar 4. 6 Bunga majemuk berbatas

Bunga majemuk dapat juga memiliki tipe bunga lainnya seperti :

31
1. Gubahan semua atau karangan semu (verticillaster), dimana ibu tangkai tampak
berbuku-buku dan terdapat sejumlah bunga tersusun berkarang (melingkari buku-buku)
pada buku-bukunya, tetapi sesungguhnya pada ibu tangkai yang sama tinggi ada
beberapa cabang yang masing-masing cabang itu merupakan suatu anak payung.
Contoh pada bunga remujung (Orthosipon stamineus Benth).
2. Lembing (anthela), jika cabang-cabang ibu tangkai yang sebelah bawah jauh lebih
panjang daripada ibu tangkai dan cabang-cabang yanga da di atasnya. Contoh pada
Juncus dan Luzula.
3. Tukal (glomerulus), biasanya bersifat majemuk berbatas terdiri atas kelompokan
bunga-bunga kecil tidak bertangkai, yang tersusun rapat pada cabang-cabang bunga
majemuknya. Contoh pada rami (Boehmeria nivea Gaud.)
4. Berkas (fasciculus), umumnya bersifat majemuk berbatas dengan ibu tangkai pendek,
bunga lebih besar daripada bunga pada tukal, mempunyai tangkai yang tidak sama
panjang, seringkali dengan warna yang menarik. Contoh pada jadam (Rhoeo discolor
Hance.)

a) b) c) d) e)
Gambar 4. 7 Bunga majemuk tipe lain : a) remujung (gubahan semu) ; b) juncus
dan c) luzula (lembing) ; d) rami (tukal) ; e) jadam (berkas)

C. Bagian-bagian bunga

Gambar 4. 8 Bagian-bagian bunga


1. Tangkai bunga (pedicellus), bagian bunga yang masih jelas bersifat batang

32
2. Dasar bunga (receptaculum), ujung tangkai yang seringkali melebar dengan ruas-ruas
yang amat pendek, tempat duduknya bagian-bagian bunga
3. Hiasan bunga (perainthium), bentuk metamorphosis daun yang berbentuk lembaran
dengan tulang-tulang atau urat-urat yang masih jelas. Hiasan terdiri atas kelopak (kalyx)
yaitu hiasan bunga yang merupakan lingkaran luar dan masih berwarna hijau, dan
tajuk/mahkota bunga (corolla) yaitu hiasan bunga di bagian lingkaran dalam dan tidak
lagi berwarna hijau. Bunga yang tidak memiliki hiasan bunga disebut bunga telanjang
seperti pada patikan (Euphorbia hirta L.); atau memiliki hiasan bunga yang tidak dapat
dibedakan kelopak dan mahkotanya disebut tenda bunga (perigonium) yang terdiri atas
daun tenda bunga (tepala) seperti pada lilia gereja (Lilium longiflorum Thumb.).
4. Alat kelamin jantan (androecium), merupakan metamorphosis daun yang menghasilkan
serbuk sari. Androecium terdiri atas benang sari (stamen)
5. Alat kelamin betina (gynaecium), terdiri atas putik (pistillum) dan dapat juga terdiri atas
metamorphosis dan yaitu daun buah (carpella). Dapat terdapat lebih dari satu putik dengan
satu atau beberapa daun buah.
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dan tumbuhan dapat dibedakan menjadi :
1. Bunga lengkap/bunga sempurna (flos completus), terdiri atas kelopak, mahkota, kelamin
jantan dan betina
2. Bunga tidak lengkap/tidak sempurna (flos incompletes), tidak memiliki salah satu dari
bagian bunga.
3. Bunga berkelamin ganda (hermaphroditus), terdapat benang sari dan putik
4. Bunga berkelamin tunggal (unisexualis), terdapat hanya salah satu benang sari (disebut
bunga jantan/flos masculus) atau putik (disebut bunga betina/flos femineus).
5. Bunga mandul, tidak memiliki benang satu atau putik
6. Tumbuhan berumah satu (monoecus), memiliki bunga jantan dan betina pada satu individu
7. Tumbuhan berumah dua (dioecus), dalam satu individu hanya memiliki bunga jantan atau
betina saja
8. Tumbuhan poligami (polygamus), memiliki bunga jantan, betina dan bunga berkelamin
ganda pada satu individu

D. Diagram bunga
1. Diagram simetris bunga

33
Diagram bunga menggambarkan susunan atau struktur bunga. Diagram simetri
bunga menunjukan bagaimana letak bagian-bagian bunga pada sebuah bidang datar.
Diagram bunga simetri dapat berupa beberapa bentuk berikut, yaitu :
a. Actinomorphic/ radial/ regular merupakan bunga ketika bunga dibagi menjadi dua
bagian yang sama dengan berbagai cara maka disebut dengan actinomorphic seperti
pada tanaman Mustard, China rose, Datura, Chilli.
b. Dissymmetric merupakan bunga dengan sumbu simetri lipat dua dan dua bidang
cermin yang saling tegak lurus tetapi berbeda dalam luasnya, yang satu lebih lebar
dari yang lain
c. Zygomorphic / bilateral merupakan bunga yang dapat dibagi menjadi dua bagian
yang sama hanya 1 bidang secara vertikal. Bunga seperti ini disebut dengan bunga
zygomorphic seperti Pea (Pisum sativum), Bean (Phaseolus vulgaris), Gulmohur,
Cassia. Pada Ocimum (Tulsi) dibagi menjadi bagian yang sama melalui bidang
lateral maka disebut dengan zygomorphic lateral.
d. Asymmetrical/ irregular merupakan tanaman yang meemilki bunga yang tidak
memiliki bidang simetri. Bunga seperti ini disebut dengan bunga asymmetrical.
Seperti pada Canna (Canna hybrida).

Gambar 4. 9 Diagram simetrikal bunga : a) actinomorphic; b) dissymmetric; c)


zygnomorphic; d) asymemetrical

2. Pemanjangan ruas-ruas bunga


Bunga juga dapat memiliki beberapa bentuk pemanjangan ruas-ruas yaitu :
a. Anthophore, memiliki ruas antar calyx dan corolla disebut dengan anthophore.
Seperti pada Silane
b. Androphore, memiliki ruas antara corolla dan androecium disebut androphore.
Seperti pada Passiflora
c. Gynophore, memiliki ruas antara androecium dan gynoecium disebut dengan
gynophore. seperti Capparis.

34
d. Gynandrophore atau androgynophore memiliki ketika androphore dan gynophore
ditemukan pada bunga yang sama disebut gynandrophore atau androgynophore.
seperti Cleome gynandra.
e. Carpophore memiliki pemanjangan thalamus selain carpels. Seperti pada
coriandrum.

Gambar 4. 10 Bentuk pemanjangan ruas-ruas pada bunga

3. Susunan daun-daun bunga


a. Hypogynous merupakan bunga yang memiliki petals, sepals dan stamens berada di
bawah ovary, disebut dengan hypogynous. Pada kondisi ini ovarium disebut dengan
ovarium superior. Seperti pada tanaman mustard, Chinarose, Brinjal.
b. Perigynous condition merupakan tumbuhan tumbuh ke atas dan membentuk struktur
seperti cawan (cup). Jika Gynoecium terdapat di tengah dan bagian lain terletak pada
tulang (rim) pada talamus pada bidang yang sama. Bunga seperti ini disebut dengan
perigynous. Ovarium seperti ini disebut dengan half inferior seperti plum, peach, rose.
c. Epigynous condition: Pinggir thalamus tumbuh ke arah atas menutupi ovarium secara
lengkap dan bergabung. Bunga muncul diatas ovarium, ovarium bersifat inferior dan
kondisi ini disebut dengan epigynous seperti pada Guava, Cucumber.

Gambar 4. 11 Susunan bagian bunga pada dasar bunga : a) hypogynous; b) dan


c) perigynous; d) epigynous

4. Susunan kelopak bunga


a. Gamosepalus atau berlekatan dimana kelopak berlekatan pada bagian bawah daun
kelopak sedangkan bagian atasnya bebas

35
b. Polysepalus atau lepas/bebas dimana daun-daun kelopak terpisah yang satu dengan
yang lain

Gambar 4. 12 Susunan kelopak dan mahkota bunga yang melakat


(gamosepalus, gamopetalus) dan terpisah (polysepalus, polypetalus).

5. Susunan mahkota bunga


a. Gamopetalus atau berlekatan dimana mahkota berlekatan pada bagian bawah daun
kelopak sedangkan bagian atasnya bebas, Gamopetalus dibedakan menjadi :
1) Campanulate merupakan bunga yang memiliki petal 5 buah yang tersususn
seperti lonceng seperti pada tanaman tembakau (Nicotiana tobacum),
Raspberry, Campanula.
2) Bentuk Funnel atau infundibuliform merupakan bunga yang memiliki petal
seperti funnel seperti susunan petals seperti pada tanaman Datura metel,
Railway creeper.
3) Tubular merupakan bunga yang memiliki petals seperti tabung seperti pada
tanaman bunga matahari (Heliantus annuus).
b. Polypetalus atau lepas/bebas dimana daun-daun mahkota terpisah yang satu dengan
yang lain. Polypetalus dibedakan menjadi :
1) Cruciform, pada tanaman ini ditemukan 4 petals. Bagian yang yang terdapat di
bagian petal disebut dengan cakar dan bagian luarnya melebar disebut dengan
limb. Petal tersususn dengan crosswise (salib). Seperti pada lobak (Raphanus
sativus).
2) Caryophyllaceous, merupakan bunga memiliki 5 petals berbentuk cakar dari
petal pendek dan limb dari petals dari sudut yang tepat sepeti pada anyelir
(Dianthus sp.).
3) Rosaceous, merupakan bungan memiliki 5 atau lebih petals. Claws tidak ada
dan limbs menyebar secara reguler ke arah luar. Seperti pada mawar (Rosa
hybrida) dan kelapa (Cocos nucifera).

36
6. Susunan bunga (aestivation)
Model susunan sepal atau petal dalam kuncup bunga dengan bagian-bagian
lainnya disebut dengan aestivation. Berikut ini merupakan beberapa tipe susunan
bunga:
a. Valvate merupakan bunga yang memiliki petal dalam satu lingkaran saling
berdekatan dan menyentu satu dengan yang lainnya. seperti pada Calotropis,
Custard-apple, Mustard.
b. Twisted merupakan bunga satu bagian petal menutupi petal yang lainnya yang
berdekatan dan bagian posterior ditutupi oleh petal berikutnya. Seperti pada
Cotton, Ladyfinger, Chinarose
c. Imbricate ketika kedua pinggiran petal ditutupi oleh dua petal yang lainnya. Tipe
ini dibedakan menjadi:
- Ascending imbricate ujung posterior petal innermost dan kedua ujung saling
menutupi seperti Cassia, Bauhinia, Gulmohur.
- Vexillary atau Descending imbricate bagian anterior petal innermost dan
posterior petal outermost dan paling besar. Bunga seperti ini ditemukan pada
kacang-kacangan seperti Pea, Bean.
d. Quincuncial tipe ini merupakan modifikasi dari imbricate type. Di luar dari kelima
petal, dua berada di bagian dalam, dua dibagian luar, dan satu ujung internal dan
ujung yang lainnya external. Seperti pada Murraya, Ranunculus.

Gambar 4. 13 Aestivation

E. Rumus bunga
Rumus bunga merupaka ringkasan informasi yang diberikan dalam diagram bunga.
Berikut ini merupakan beberapa simbol yang digunakan untuk menentukan rumus bunga.
Rumus bunga dapat ditunjukan dengan 4 bagian pokok yaitu :
1. Kelopak, dinyatakan dalam huruf K
2. Mahkota dinyatakan dalam huruf C
3. Benang sari dinyatakan dalam huruf A

37
4. Putik dinyatakan dalam buruf G
5. Tenda bunga dinyatakan dalam huruf P
Dibelakang huruf-huruf tersebut diletakan angka-angka yang meunjukan jumlah
masing-masing bagian, dipisahkan dengan koma.
Contoh : Jika bunga mempunyai 5 daun kelopak, 5 daun mahkota, 10 benang sari dan putik
yang terdapat pada sehelai daun buah, maka rumusnya adalah K 5, C 5, A 10, G 1
Berikut adalah beberapa symbol dan singkatan yang digunakan dalam menuliskan
rumus bunga :

38
05. MORFOLOGI BUAH DAN BIJI

Buah (fructus) dalam arti ilmiah didefinisikan sebagai bakal buah (ovary) yang telah
dibuahi dan matang. Buah adalah karakteristik dari tanaman berbunga. Apabila terjadi
penyerbukan pada bunga yang diikuti dengan pembuahan, maka bakal buah (ovule) akan
tumbuh menjadi buah, dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi
biji. Fungsi utama buah adalah berkaitan dengan reproduksi dan melindungi biji selama
perkembangan. Buah seringkali berwarna menarik dan beraroma kuat sehingga menarik
burung-burung dan hewan-hewan lainnya untuk memakannya. Proses ini merupakan bagian
dari penyebaran (dispersal) yang membawa biji ke area-area baru dan menghasilkan tanaman
baru.
Biji adalah bakal biji (ovule) yang telah dibuahi dan matang. Tumbuhan-tumbuhan
berbiji (Spermatophyta) menggunakan biji sebagai alat perkembangbiakan yang utama karena
biji mengandung calon tumbuhan baru atau lembaga (embryo). Pembuahan pada tanaman
terjadi saat satu sel sperma menyatu dengan telur di dalam bakal biji. Setelah pembuahan terjadi
setiap bakal biji akan menjadi biji. Biji merupakan organ reproduksi yang berguna untuk
memperbanyak diri dan mempertahankan eksistensi. Komponen-komponen pada biji bekerja
bersama-sama untuk menjaga embrio tanaman tetap hidup dan bertahan hingga mencapai
kondisi yang tepat untuk memulai perkecambahan atau germinasi.

A. Bagian buah dan biji


Pada umumnya, segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, bagian-bagian
bunga selain bakal buah akan menjadi layu dan gugur. Meskidemikian, beberapa bagian bunga
dapat juga ikut tumbuh dan menjadi satu dengan buah, namun tidak mempengaruhi bentuk dan
sifat buah itu sendiri, misalnya bagian daun-daun pelindung/bractea (contoh : jagung), daun-
daun kelopak/calyx (contoh : terong dan jambu), tangkai kepala putik/stylus (contoh : rambut
jagung atau jambu), dan kepala putik/stigma (contoh : manggis).
Buah terdiri dari bagian pericarpium dan seed (biji). Pematangan bakal biji (ovule) di
dalam bakal buah untuk membentuk biji biasanya disertai dengan penebalan dinding bakal
buah membentuk tiga lapis menjadi pericarpium. Pericarpium terdiri dari tiga lapis yaitu
epicarpium/eksocarpium (lapisan terluar, seringkali kuat atau kaku), mesocarpium (lapisan
tengah, umumnya bertekstur lembut. Pada buah-buah yang dapat dimakan, mesocarpium
seringkali merupakan bagian daging buah), dan endocarpium (lapisan dalam, dapat bertekstur

39
kenyal atau keras, dan merupakan lapisan yang berbatasan dengan ruang yang mengandung
biji).

Gambar 5. 1. Bagian-bagian pada buah


Buah dapat terdiri dari buah sejati (true fruit) dan buah semu (pseudo fruit / false fruit /
accessory fruit). Buah sejati merupakan buah yang berkembang dari bakal buah, seperti pada
buah mangga, kelapa atau alpukat. Sedangkah buah semu adalah buah dengan bagian-bagian
bunga yang ikut membentuk buah bahkan seringkali membentuk bagian buah yang paling
penting dan menonjol. Pada buah semu, buah yang sesungguhnya seringkali tidak terlihat.
Beberapa bagian-bagian bunga yang seringkali ikut tumbuh dan membentuk buah semu
diantaranya :
1. Tangkai bunga. Pada jambu monyet atau jambu mete (Anacardium occidentale L.)
dimana tangkai bunga membesar dan menebal, berdaging dan merupakan bagian buah
yang dapat dimakan (cashew apple). Sedangkan buah sesungguhnya pada jambu monyet
atau jambu mete ada pada ujung buah (cashew nut).
2. Dasar bunga bersama. Pada bunga majemuk seperti pada buah lo/lho/elo/fig (Ficus
glomerata Roxb.) dimana dasar bunga yang berbentuk periuk menjadi membesar dan
membulat, tebal berdaging, menyelubungi sejumlah besar buah-buah sesungguhnya yang
tidak tampak dari luar karena terdapat di dalam buah semu.
3. Dasar bunga. Pada bunga tunggal seperti pada buah arbe/wild strawberry (Fragraria
vesca L.) dan strawberry yang menjadi berdagung tebal dan merupakan bagian yang dapat
dimakan, sedangkan buah sesungguhnya berukuran sangat kecil.
4. Kelopak bunga. Pada ciplukan (Physalis minima L.) kelopak bunga tumbuh menjadi
badan yang menyelubungi buah sehingga buah tidak tampak dari luar.
5. Tenda bunga & ibu tangkai. Pada bunga majemuk seperti pohon nangka (Artocarpus
integra Merr.), tangkai bunga dan semua tenda bunga pada bunga majemuk tumbuh
sehingga seluruh bunga seakan-akan membentuk hanya satu buah saja.

40
Bagian-bagian utama dari biji adalah embryo, jaringan penyimpanan makanan
endosperm dan kulit biji (seed coat) atau kulit biji atau testa sebagai lapisan pelindung yang
melingkupi biji. Embrio dan endosperm terdapat di bagian dalam, dan dilingkupi oleh kulit
biji.

Gambar 5. 2. Bagian-bagian pada biji pada, bean (kiri) yang merupakan dikotiledon
dan jagung (kanan) yang merupakan monokotildeon. Bagian-bagian utama pada biji
adalah seed coat yaitu lapisan penyelubung atau kulit biji ; jaringan penyimpangan
makanan berupa endosperm dan cotyledon ; dan embryo.
1. Kulit biji/seed coat, berasal dari integument yang menyelubungi bakal biji. Secara umum,
kebanyakan angiosperma memiliki dua lapisan yaitu lapisan kulit luar (testa) dan lapisan
kulit dalam (tegmen), sedangkan Gymnosperma memiliki tiga lapisan yaitu lapisan kulit
luar (sarcotesta), lapisan kulit tengah (sclerotesta), dan lapisan kulit dalam (endotesta).
a. Testa, atau lapisan kulit luar dapat berupa lapisan tipis, kaku seperti kulit, atau keras
seperti kayu atau batu, dengan warna dan kenampakan yang berbeda-beda. Testa
merupakan pelindung utama bagian dalam biji.
b. Tegmen, atau lapisan kulit dalam biasnya tipis seperti selaput dan seringkali
dinamakan sebagai kulit ari.
c. Sacotesta, biasanya tebal berdaging, berwarna hijau saat masih muda dan menjadi
kuning lalu merah seiring dengan perkembangannya.
d. Schlerotesta, adalah lapisan yang kuat dan keras, berkayu, menyerupai endocarpium.
e. Endotesta, biasanya berupa lapisan tipis seperti selaput, melekat erat pada inti biji.
2. Embrio, atau lembaga merupakan calon individu baru, yang nantinya akan tumbuh
menjadi tumbuhan baru, setelah biji memperoleh syarat-syarat yang diperlukan. Embrio
di dalam biji memiliki tiga bagian utama yaitu radicle, cotyledone, dan cauliculus.
a. Radicle, (radikula/akar lembaga) adalah calon akar.
b. Cotyledone (kotiledon/daun lembaga) merupakan daun pertama pada tumbuhan.

41
c. Cauliculus (batang lembaga) terdiri dari dua bagian yaitu internodium epicotylum
(epikotil) atau ruas batang yang berada di atas kotiledon dan internodium hypocotylum
(hipokotil) atau ruas batang yang berada di bawah kotiledon.
3. Endosperma, adalah jaringan tempat cadangan makanan bagi embryo.

B. Klasifikasi buah
Berdasarkan jumlah buah yang berkembang dari bunga , buah dapat diklasifikasikan
dalam beberapa kelompok yaitu simple fruit, aggregate fruit dan composite/multiple fruit.
Simple fruit dan aggregate fruit berkembang dari satu bunga dengan satu atau lebih carpel.
Perbedaan antara simple fruit dan aggregate fruit adalah pada buahnya. Buah pada simple fruit
hanya berupa buah tunggal sedangkan pada aggregate fruit terdiri dari beberapa buah yang
kemudian menyatu membentuk satu struktur tunggal yang utuh. Aggregate fruit dan multiple
fruit merupakan beberapa buah yang menyatu (fused-fruit) membentuk satu struktur tunggal
yang utuh. Perbedaan aggregate dan multiple adalah bunga yang berkembang. Buah pada
aggregate fruit berasal dari satu bunga dengan beberapa carpel sedangkan multiple fruit berasal
dari banyak bunga sehingga memiliki lebih dari satu carpel. Carpel adalah organ reproduksi
betina pada tumbuhan berbunga, terdiri dari ovary (bakal buah), style (tangkai putik) meskipun
tidak selalu ada, dan stigma (kepala putik).

Gambar 5. 3. Klasifikasi buah, terdiri dari simple (a), aggregate (b), dan multiple (c)
fruit.

1. SIMPLE FRUIT. Simple fruit atau buah tunggal adalah buah berkembang dari satu
bunga dengan satu ovary. Simple fruit dapat terdiri dari satu carpel atau beberapa carpel
yang menyatu menjadi satu (1-fused carpel).
a. Dry fruit. Dry fruit atau buah kering adalah buah tunggal dengan lapisan mesocarpium
pada pericarpium yang keras atau mengayu dan kering. Contoh : kacang tanah (Arachis
hypogaea L.). Buah kering terbagi lagi menjadi 3 kelompok yaitu indehiscent fruit (buah
yang tidak dapat terbagi), dehiscent fruit (buah yang dapat terbagi), dan schizocarp fruit
(buah yang terbagi menjadi beberapa bagian atau mericarp).

42
(i) Indehiscent fruit. Indihescent fruit adalah buah yang tidak terbuka atau terbagi-bagi
saat sudah matang.
*Achene. Achene atau buah kurung adalah buah berbiji tunggal, tidak pecah atau
terbagi, dinding buahnya tipis dan berdampingan dengan kulit biji tetapi tidak
berlekatan. Achene tumbuh dari ovary superior dan tidak memiliki pappus atau
kelopak yang termodifikasi. Contoh mirabilis atau bunga pukul empat sore
(Mirabilis jalapa)
*Cypsela. Cypsela mirip seperti achene namun tumbuh dari ovary inferior dan memiliki
pappus. Contoh bunga matahari (Helianthus annus).
*Caryopsis/grain. Caryopsis atau bunga padi memiliki satu biji, berdinding tipis,
dengan kulit buah berlekatan dengan kulit biji, sedangkan kulit biji terkadang
berlekatan pula dengan bijinya, sehingga seringkali sulit dibedakan antara buah dan
bijinya. Biji pada caryopsis melekat kuat pada semua titik yang memungkinkan.
Contoh jagung (Zea mays). Pada jagung, satu butir grain jagung adalah satu buah
(individual fruit), yang kemudian akan saling berlekatan dengan pericarpium yang
menyatu dan tidak dapat dipisahkan. Contoh lain adalah padi (Oryza sativa).
*Samara. Samara atau buah bersayap adalah buah yang memiliki struktur testa yang
menyerupai sayap. Samara dapat terdiri dari satu biji contohnya Elm (Ulmus sp.) ,
dan terdiri dari dua biji contohnya adalah Maple (Acer sp.)
*Nut. Nut atau buah keras adalah buah dengan kulit buah yang kaku dank eras berkayu.
Contoh hazelnut (Corylus sp.)

Gambar 5. 4. Indehiscent fruit: Achene (a) ; Cypsela (b) ; Caryopsis (c) ; Samara yang
terdiri dari satu biji (d) dan dua biji (e) ; dan Nut (f)

(ii) Dehiscent fruit. Dehiscent fruit adalah buah yang dapat terbuka atau terbagi-bagi
saat sudah matang.

43
*Follicle. Follicle atau buah bumbung adalah buah yang tersusun dari sehelai daun
buah, mempunyai satu ruangan dengan banyak biji di dalamnya. Jika sudah matang,
buah akan pecah pada satu sisi. Pembelahan selalu memanjang sepanjang tepian
carpel. Follicle berkembang dari satu ovary matang. Contoh : kapas (Gossipium sp).
*Legume. Legume atau buah polong adalah buah yang tersusun dari sehelai daun
buah, memiliki ruang dan akan pecah pada kedua sisi setelah pematangan dan
pengeringan. Legume berasal dari ovary sederhana (satu carpel) dengan dua baris
ovule. Contoh : kacang-kacangan pada family Leguminosae.

Gambar 5. 5. Follicle (a) dan legume (b). Follicle hanya membelah pada satu sisi
sedangkan Legume dapat membelah pada kedua sisinya.

*Silicule. Sillicule atau siliqula atau buah lobak atau polong semu adalah buah yang
tersusun dari dua daun buah, mempunyai ruangan dengan dua tempuni (placenta)
pada perlekatan daun buahnya. Terdiri dari dua carpel yang terpisah saat matang,
menghasilkan sekat diantara keduanya dengan biji melekat di tengah. Contoh
family Brasicaceae seperti lokal (Raphamus sativus) atau sawi (Brassica juncea).
*Capsule. Capsule atau buah kotak adalah buah yang terdiri dari dua atau lebih daun
buah dengan ruangan sejumlah daun buah tersebut. Capsule terdiri dari beberapa
carpel. Saat matang, daun buah capsule akan terbuka ke arah yang berbeda-beda.
Contoh mahogany (Swietinia sp.) dan poppy (Papaver rhoeas)

Gambar 5. 6.. Silicule (a) dan Capsule (b). Silicula terpisah pada bagian
bawah atau atas namun biji tetap menempel pada bagian tengah sedangkan
Capsul membuka pada arah yang ebrbeda-beda.
(iii) Schizocarp fruit. Schizocarp atau buah berbelah adalah buah yang mempunyai dua
ruang atau lebih, dengan biji di masing-masing ruangnya. Jika buah matang, buah
akan pecah menjadi beberapa bagian yang disebut mericarp atau mericarpium.
Meskipun sudah pecah, biji akan tetap berada di dalam ruangan dan tidak dapat
keluar.

44
*Lomentum. Lomentum memiliki banyak ruang. Buah yang matang akan terbelah
dan terpisah-pisah menjadi banyak bagian. Contoh mimosa (Mimosa pudica).
*Cremocarp. Cremocarp memiliki dua ruang buah, masing-masing terisi satu biji,
terbelah menjadi dua ruang yang tetap berlekatan di tengah disebut carpophore.
Contoh ketumbar (Coriandrum sativum)
*Regma. Regma memiliki tiga ruang, masing-masing terisi satu biji dan berlekatan
ditengah (carpophore). Contoh castor

Gambar 5. 7. Schizocarp fruit. Lomentum (a) Cremocarp (b) Regma (c)

b. Fleshy fruit. Fleshy fruit atau buah berdaging adalah buah tunggal dengan lapisan
mesocarpium pada pericarpium yang tebal dan berdaging.
*Drupe. Drupe atau drupe atau buah batu adalah buah dengan exocarpium dan
mesocarpium yang berdaging dan lembut, dan endocarpium yang keras. Drupe terdiri
dari satu carpel dengan satu biji. Contoh mangga (Mangifera indica) dan persik (Prunus
persica).
*Berry. Berry adalah buah dengan endocarpium, mesocarpium dan exocarpium yang
lembut atau lunak. Berry terdiri dari satu atau lebih carpel dengan satu atau lebih biji..
Contoh : blueberry (Vacinnium vacillans) dan tomat (Solanum lycopersicum).
*Pepo. Pepo memiliki exocarpium yang tebal serta endocarpium dan mesocarpium yang
berdaging. Biji pada pepo mengisi lokus pada setiap carpel. Contoh : semangka
(Citrullus lanatus) dan timun (Cucumis sativus).
*Pome. Pome terdiri dari jaringan yang diturunkan dari ovary dan perianth. Contoh Apel
(Pyrus malus). Apel (bagian core/inti) merupakan jaringan termodifikasi dari dinding
ovary sedangkan bagian yang dapat dimakan merupakan buah semua yang berkembang
dari floral tube dan receptacle.
*Hesperidium. Hesperdium memiliki exocarpium yang kasar dan kelenjar minyak.
Hesperidium terdiri atas bagian-bagian / partisi yang memisahkan carpel-carpel.
Kebanyakan jeruk merupakan hesperidium.

45
Gambar 5. 8. Fleshy fruit/Carnosus. Drupe (a). ; Berry (b) yang memiliki septum
yang membagi tomat dalam dua lokus dan placenta sebagai tempat perlekatan biji
; Pepo (c) ; Pome (d) ; dan Hesperdium (e).

2. AGGREGATE FRUIT. Aggregate fruit atau buah ganda merupakan buah yang
berkembang dari satu bunga dengan beberapa ovary yang bebas satu sama lain, dan
kemudian menyatu menjadi satu struktur tunggal buah. Seiring dengan perkembangan
ovary, ukurannya menjadi membesar dan menyatu. Contoh : strawberry dan buah
cempeka (Michelia champaca).

Gambar 5. 9. Strawberry merupakan aggregate fruit. Strawberry terdiri dari beberapa


receptacle yang menyatu membentuk struktur tunggal buah strawberry.

3. COMPOSITE/MULTIPLE FRUIT. Composite/ multiple fruit atau buah majemuk


adalah buah yang berkembang dari beberapa bunga yang masing-masing memiliki ovary
yang berkembang menjadi buah dan kemudian menyatu menjadi satu struktur tunggal
buah. Multiple fruit berkembang dari ovary dari beberapa bunga yang matang bersamaan.
Contoh mulberry (Morus sp.) dan nenas (Ananas comosus). Nanas merupakan gabungan
dari beberapa ovary yang matang dengan beberapa bagian tambahan termasuk receptacle,
sepals dan bract. Contoh lain adalah buah fig (Ficus glomerata Roxb) yang berkembang
dari hypanthodium

46
Gambar 5. 10.. Nenas merupakan multiple fruit.

47
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Cypsela or Achene?. Diakses pada 7 Oktober 2020, dari


http://minnesotaseasons.com/Articles/Cypsela_or_Achene.html
Anonim. 2020. Development Seed and Fruit. Diakses pada 12 Oktober 2020, dari
https://courses.lumenlearning.com/wm-biology2/chapter/development-seeds-and-
fruit/
Barclay GF. 2015. Anatomy and Morphology of Seed Plants. Chichester : John Wiley & Sons,
Ltd.
Bareja BG. 2013. The Functions Of Fruits Are Inherent In Plants, They Are Also Used In Plant
Propagation. Diakses pada 7 Oktober 2020, dari
https://www.cropsreview.com/functions-of-fruits.html
Bhandari MJ. 2011. Morphology of Fruits. Botany Government College. Diakses pada 7
Oktober 2020, dari https://www.slideshare.net/jayakar/morphology-of-
fruits#:~:text=A%20mature%20or%20ripened%20ovary,Outermost%20Middle%20la
yer%20Innermost%20layer
Chaney C. 2017. What are the function of seed in a plant?. Diakses pada 12 Oktober 2020, dari
https://sciencing.com/zygote-plants-develop-into-12009372.html
Esau, K. 2020. Biology : Structurall Organisation in Plants and Animals. New Delhi : India:
National Council of Educational Research and Training.
Gupta P. 2020. Ovule-Structure & Types. Diakses pada 12 Oktober 2020, dari
http://www.biologyclasses.in/2020/07/02/structure-types-of-ovule/
Hadisunarso (2014) ‘Morfologi Tumbuhan’, Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan,
Available at: http://biologi.fmipa.unand.ac.id
Lambert H. 2020. Seed. Diakses pada 12 Oktober 2020 dari
https://www.britannica.com/science/seed-plant-reproductive-part/Gymnosperm-seeds
Radchuk V and Borisjuk L. 2014. Physical, metabolic and developmental functions of the seed
coat. Front. Plant Sci. 5:510. doi:10.3389/fpls.2014.00510
Reece, J. B. et al. 2014. Campbell Biology. Tenth edit. Glenview, United States of America:
Pearson Education.
Rudall, P.J., and Bateman, R.M. 2002. Roles of synorganisation, zygomorphy and heterotopy
in ¯oral evolution: the gynostemium and labellum of orchids and other lilioid monocots.
Biol. Rev. 77
Simpson, M. G. 2019a. ‘Plant Systematics: An Overview’, Plant Systematics, pp. 3–16. doi:
10.1016/b978-0-12-812628-8.50001-8.
Simpson, M. G. 2019b Taxonomy and Phylo Genetic Systematics, Plant Systematics. doi:
10.1016/b978-0-12-812628-8.50002-x.
Singh, G. (2010) Plant Systematics : An Integrated Approach. 3rd Editio, Paper Knowledge .
Toward a Media History of Documents. 3rd Editio. New Hampshire, United States of
America: Science Publishers.
Tjitrosoepomo, G. 2020 Morfologi Tumbuhan. 20th edn. Yogyakarta, Indonesia: Gadjah Mada
University Press.
Westling B. 2002. Reproduction of Flowering Plants. Diakses pada 7 Oktober 2020, dari
https://science.jburroughs.org/resources/flower/flowertitle.html

48

Anda mungkin juga menyukai