Anda di halaman 1dari 8

ANATOMI DAN MORFOLOGI LENGKUAS (Alpinia galanga L.

)
Dian Wahyu Nurjannah
Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Malang

Abstrak

Lengkuas (Alpinia galanga L.) disebut juga sebagai greater galangal atau lesser galangal, termasuk kedalam
keluarga Zingiberaceae. Masing-masing lengkuas memiliki ukuran rimpang dari yang kecil, sedang, sampai besar,
semuanya merupakan A. galanga. Lengkuas (Alpinia galanga L.) umumnya digunakan sebagai obat tradisional,
sedangkan lengkuas digunakan sebagai bumbu masak. Setelah dilakukan pengamatan secara observasi dan studi
pustaka, daun lengkuas memiliki variasi morfologi daun ukuran panjang daun dan lebar daun yang berbeda. Lengkuas
merupakan tumbuhan berbatang; terdapat batang semu yang terdiri atas pelepah daun sesuai dengan dan modifikasi
batang berupa rimpang (rhizoma). Rimpang lengkuas yang memiliki ukuran panjang yaitu sekitar 5,9 - 6,8 cm dan
lebar sekitar 2,7 - 2,9 cm. Adanya variasi tersebut dikarenakan perbedaan kondisi tempat hidup tanaman lengkuas.
Lengkuas memiliki sistem perakaran serabut dengan tipe kecil-kecil berbentuk benang (filiformis). Rimpang lengkuas
putih memiliki kandungan 1% minyak atsiri, galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-15. Galanolakton, 16-dial, 12-
labdiena-15 termasuk dalam golongan diterpen yang merupakan senyawa terpenoid. Aktivitas antimikroba yang
dimiliki oleh lengkuas putih diduga berasal dari unsur-unsur yang terkandung didalamnya, antara lain golongan
senyawa flavonoid dan tanin.

Kata Kunci: lengkuas, anatomi, morfologi, manfaat lengkuas

Abstract

Galangal (Alpinia galanga L.), also known as greater galangal or lesser galangal, belongs to the Zingiberaceae family.
Each galangal has a rhizome size from small, medium, to large, all of which are A. galanga. Galangal (Alpinia galanga
L.) is generally used as a traditional medicine, while galangal is used as a cooking spice. After observing by
observation and literature study, galangal leaves have variations in leaf morphology, leaf length and leaf width are
different. Galangal is a trunked plant; there is a pseudo stem consisting of leaf midrib in accordance with and
modification of the stem in the form of rhizomes (rhizomes). The galangal rhizome has a length of about 5.9 - 6.8 cm
and a width of about 2.7 - 2.9 cm. This variation is due to differences in the conditions in which the galangal plant
lives. Galangal has a fibrous root system with the type of small thread-shaped (filiform). White galangal rhizome
contains 1% essential oil, galanolactone, 16-dial, 12-labdiena-15. Galanolactone, 16-dial, 12-labdiene-15 is included
in the terpenoid group which is a terpenoid compound. The antimicrobial activity of white galangal is thought to come
from the elements contained therein, including the flavonoid and tannin compounds.

Keywords: galangal, anatomy, morphology, benefits of galangal

PENDAHULUAN
Lengkuas (Alpinia galanga L.) disebut juga sebagai greater galangal atau lesser galangal,
termasuk kedalam keluarga Zingiberaceae. Tanaman ini diduga berasal dari Asia Tenggara atau
China bagian selatan. Saat ini, lengkuas telah berkembang dan dibudidayakan di banyak negara
termasuk di Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India. Indonesia mengenal
macam-macam lengkuas, yaitu lengkuas merah, lengkuas putih, dan lengkuas dengan warna antara
merah dan putih. Masing-masing lengkuas memiliki ukuran rimpang dari yang kecil, sedang,
sampai besar, semuanya merupakan A. galanga. Rimpang lengkuas mudah diperoleh di Indonesia
dan manjur sebagai obat gosok untuk penyakit jamur kulit (panu) sebelum obat-obatan modern
berkembang seperti sekarang. Rimpang lengkuas juga digunakan sebagai salah satu bumbu masak
selama bertahun-tahun dan tidak pernah menimbulkan masalah.

Pemanfaatan lengkuas sebagai bahan obat herbal semakin luas dengan ditemukannya
berbagai aktivitas biologis rimpang lengkuas memiliki berbagai khasiat di antaranya sebagai
antijamur dan antibakteri. Penelitian Yuharmen dkk. (2002) menunjukkan adanya aktifitas
penghambatan pertumbuhan mikrobia oleh minyak atsiri dan fraksi metanol rimpang lengkuas
pada beberapa spesies bakteri dan jamur. Penelitian Sundari dan Winarno (2000) menunjukkan
bahwa infus ekstrak etanol rimpang lengkuas yang berisi minyak atsiri dapat menghambat
pertumbuhan beberapa spesies jamur patogen. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi
struktu anatomi dan morfologi organ vegetatif dan juga manfaat lengkuas (Alpinia galanga L.).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dan studi pustaka yang dilakukan dengan
memanfaatkan berbagai potensi yang ada. Sampel dalam penelitian ini adalah tanaman lengkuas
(Alpinia galanga L.). Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kamera, kertas HVS,
dan pisau. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman lengkuas (Alpinia galanga
L.) yang diperoleh dari sekitar kediaman peneliti.

Penelitian struktur morfologi tanaman lengkuas dilakukan dengan melakukan observasi


secara lanmgsung terhadap struktur daun, batang, rimpang, dan akar lengkuas. Satu batang
lengkuas lengkap diambil kemudian diamati bagaimana struktur dan cici-cirinya. Bagian dalam
batang dan rimpang dapat dilihat dengan memotong secara melintang menggunakan pisau. Setelah
semua bagian lengkuas teramati, kemudian difoto untuk melengkapi penyususnan laporan.

Penelitian struktur anatomi lengkuas dilakukan dengan studi pustaka dari sumber-sumber
terpercaya seperti jurnal dan buku. Informasi-informasi yang telah didapat kemudian dikumpulkan
menjadi satu dan digunakan untuk menusun laporan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pengamatan dilakukan dengan mengamati morfologi dan anatomi akar, batang dan daun
pada lengkuas (Alpinia galanga L.).

Tabel 1. Data Pengamatan Morfologi Daun Lengkuas


Fokus Aspek Pengamatan Lengkuas (Alpinia galanga L.)
Pengamatan
Pengamatan Daun Daun Tunggal
Daun Tunggal/Majemuk
Kelengkapan Daun Daun tidak lengkap, hanya terdiri atas
pelepah dan helaian
Bentuk Helaian Daun Berbentuk memanjang (oblongus)
Tepi Daun Rata (integer)
Pangkal Daun Tumpul (obtusus)
Ujung Daun Runcing (acutus)
Permukaan Daun Permukaan atas : berselaput lilin
Permukaan bawah : agak suram
Urat Daun Berhenti sebelum tepi daun
Tekstur Daun Seperti kertas (papyraceus)
Ciri khusus Daun memiliki warna hijau

Tabel 2. Data Pengamatan Morfologi Batang Lengkuas


Fokus Aspek Pengamatan Lengkuas (Alpinia galanga L.)
Pengamatan
Pengamatan Batang/Tak Berbatang Berbatang
Batang
Macam Batang yang Terdapat batang semu berupa pelepah
Jelas daun yang saling menutup dan modifikasi
batang berupa rimpang (rhizoma)
Bentuk Batang Batang semu dan rimpang
(rhizoma) berbentuk bulat
Permukaan Batang Batang semu : berwarna hijau gelap dan
suram
Rimpang (rhizoma) : mengkilat
ketika masih muda dan agak suram ketika
sudah tua, terdapat buku-buku pada
permukaan
rimpang (rhizoma)
Ciri lain batang Apabila rhizoma diiris melintang
berwarna putih.

Tabel 3. Data Pengamatan Morfologi Akar Lengkuas


Fokus Aspek Pengamatan Lengkuas (Alpinia galanga L.)
Pengamatan
Pengamatan Akar Sistem Perakaran Akar serabut
Tipe Akar Berdasarkan Cabang Akar serabut kecil-kecil
dan Bentuknya berbentuk benang
(filiformis)
Ciri lain Akar Akar tampak kaku
Gambar 1. Morfologi dan Anatomi Daun
(Sumber: Dokumen pribadi dan Mathew, 2014)

Gambar 2. Morfologi dan Anatomi Batang


(Sumber: Dokumen pribadi dan id.scrib.com)

Gambar 3. Morfologi dan Anatomi Rimpang


(Sumber: Dokumen pribadi dan Mathew, 2014)
Gambar 4. Morfologi dan Anatomi Akar
(Sumber: Dokumen pribadi dan id.scrib.com)

Taksonomi
Menurut (Wijayakusuma,2002), taksonomi lengkuas (Alpinia galanga L.) dapat diuraikan sebagai
berikut.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermathopyhyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia galanga (L.)

Daun
Lengkuas merupakan tumbuhan berdaun tunggal dengan daun lengkap, terdiri atas pelepah,
tangkai dan helaian daun; helaian daun berbentuk memanjang (oblongus); tepi daun rata (integer);
pangkal daun tumpul (obtusus); ujung daun runcing (acutus); permukaan atas daun berselaput lilin
(pruinosus) sehingga tampak mengkilat, permukaan bawah agak suram (opacus) sehingga terlihat
pucat sesuai dengan pernyataan Fauziah Muhlisah (1999) yang menyatakan bahwa permukaan
daun lengkuas bagian atas hijau mengkilat, sementara permukaan bawah daunnya berwarna hijau
pucat150; urat daun berhenti sebelum tepi daun; tekstur daun seperti kertas (papyraceus); daun
memiliki warna hijau. Daun lengkuas, memiliki variasi morfologi daun, ukuran panjang daun, dan
lebar daun yang berbeda (Yulianti, 2018).

Struktur anatomi daun lengkuas yang diamati merupakan bentuk sel, dan juga stomata pada
daun lengkuas tersebut. Pada bagian epidermis daun lengkuas jika dilihat menggunakan mikroskop
bentuk selnya nya ada yang segi lima, bulat, dan lonjong. Jika dilihat dari keseluruhan dapat dilihat
bahwa bentuk bulat kecil dan lonjong lebih menonjol dan sangat rapat sehingga tidak ada ruang
antar sel. Selain jaringan epidermis terdapat pula stomata pada tumbuhan yang terdapat di daun.
Ukuran stomatanya yang sama dengan jaringan epidermisnya, letak beraturan (sejajar) pada satu
barisnya. Dan jumlah stomatanya tidak terlalu banyak, hal tersebut telah disebutkan oleh Hamzah
(2010:19-20), yang menyatakan bahwa bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan
termasuk (ketinggian tempat) salah satunya adalah anatomi stomata. Anatomi stomata meliputi
tipe, ukuran, kerapatan dan indeks stomata. Stomata dalam setiap baris dapat terlihat jelas dan
jumlahnya cukup banyak karena daun yang cukup lebar dan panjang, dan juga letaknya tidak
beraturan. Selain epidermis dan stomata, juga terdapat adanya berkas pengangkut bertipe kolateral
tertutup dan klorofil.

Batang dan Rimpang


Lengkuas merupakan tumbuhan berbatang; terdapat batang semu yang terdiri atas pelepah
daun sesuai dengan dan modifikasi batang berupa rimpang (rhizoma); batang semu dan rimpang
(rhizoma) berbentuk bulat (teres); permukaan batang semu tampak berwarna hijau gelap dan
suram, permukaan rimpang (rhizoma) mengkilat ketika masih muda dan agak suram ketika sudah
tua, terdapat buku-buku pada permukaan rimpang (rhizoma); apabila rhizoma diiris melintang
berwarna putih. Sebenarnya rimpang atau (rhizoma) merupakan batang bukan akar.

Susunan jaringan epidermis pada batang lengkuas memiliki bentuk, ukuran yang beragam
dan tak beraturan, ada yang segi lima, lonjong, segi empat dan bulat. Susunannya sangat rapat baik
pada bagian tepi dan tengah serta ukuran jaringan epidermisnya masih bervariasi mulai dari kecil
sampai besar. Jaringan epidermis itu sendiri berfungsi untuk melindungi jaringan dari lingkungan
luar, serta berperan dalam pengaturan pertukaran gas pada daun dan permukaan luarnya dilapisi
oleh kutikula (Anu, 2017:70). Selain jaringan epidermis pada sampel batang, terdapat stomata
yang sangat rapat pada setiap barisnya. Seperti pernyataan Hamzah (2010:18), bahwa stomata
biasanya ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara, terutama di daun,
batang dan rhizoma.

Rimpang lengkuas yang memiliki ukuran panjang yaitu sekitar 5,9 - 6,8 cm dan lebar sekitar
2,7 - 2,9 cm. Adanya variasi tersebut dikarenakan perbedaan kondisi tempat hidup tanaman
lengkuas. Lengkuas tergolong tanaman yang dapat hidup di daerah dataran rendah hingga daerah
dataran tinggi sekitar 1.200 mdpl (Sugiaman, 2015:13). Selain pengukuran, pengamatan morfologi
juga di lakukan untuk melihat seperti bentuk rimpang silindris, warna kulit coklat agak keputihan,
dan warna daging rimpang putih. Pada rimpang terdapat buku-buku yang berfungsi untuk
melindungi daging rimpang tersebut. Buku-buku rimpang memiliki beragam jarak antara ruas satu
ke selanjutnya, ada yang tidak terlalu panjang dan ada memiliki jarak yang cukup panjang.
Tanaman yang memiliki genotip yang sama, dalam lingkungan yang berbeda, penampilan dapat
berbeda pula. Termasuk ketinggian tempat yang berbeda akan mempengaruhi morfologi dan
anatomi pada tanaman dikarenakan pada ketinggian tempat yang berbeda terdapat faktor iklim
yang ikut berbeda sehingga penampilan pada tanaman akan ikut mempengaruhi. Namun, untuk
warna kulit rimpang lengkuas dan warna daging lengkuas relatif sama karena tidak terpengaruh
oleh faktor lingkungan. Hal tersebut sependapat dengan Haryanti (2010:41), bahwa respon
tumbuhan sebagai akibat dari faktor lingkungan terlihat pada penampilan tumbuhan. Tumbuhan
berusaha merespon kebutuhan khususnya selama siklus hidupnya, jika kondisi lingkungan tersebut
tidak mendukung.
Variasi anatomi pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.), jaringan epidermis rimpang
lengkuas tersebut memiliki bentuk yang beragam mulai dari bulat besar, segi lima, segi enam, segi
empat. Sel tersebut juga memiliki ukuran yang beragam tergantung besar kecilnya rimpang.
Diantara sel tersebut ada juga sel yang berwarna putih kekuningan-kuningan yang berbentuk
seperti kristal yang disebut senyawa fenol dan berguna sebagai anti jamur. Sel yang bentuknya
seperti kristal tersebut tersebar susunannya tidak beraturan yang terdapat diantara jaringan
epidermis lain (Yulianti, 2018).

Akar
Lengkuas memiliki sistem perakaran serabut dengan tipe kecil-kecil berbentuk benang
(filiformis). Akar lengkuas tampak kaku. Morfologi sampel akar lengkuas merupakan akar serabut
dan bentuk akarnya bulat memanjang. Dalam proses pertumbuhannya akar juga dapat dipengaruhi
oleh beberapa faktor abiotik seperti intensitas cahaya, suhu yang dapat menyebabkan proses
pertumbuhannya dapat maksimal atau tidak.

Manfaat
Lengkuas merupakan salah satu tanaman yang tergolong dalam rempah-rempah atau bumbu
dapur yang sering digunakan. Rimpang lengkuas sering digunakan untuk mengatasi gangguan
lambung, menambah nafsu makan, sebagai antitoksik, analgetik), diuretik, mengobati diare,
disentri, demam, kejang karena demam, sakit tenggorokan, sariawan, batuk berdahak, radang paru-
paru, pembesaran limpa, infeksi saluran cerna dan infeksi pada kulit, dan untuk menghilangkan
bau mulut. Rimpang lengkuas putih memiliki kandungan 1% minyak atsiri, galanolakton, 16-dial,
12-labdiena-15. Galanolakton, 16-dial, 12-labdiena-15 termasuk dalam golongan diterpen yang
merupakan senyawa terpenoid. Aktivitas antimikroba yang dimiliki oleh lengkuas putih diduga
berasal dari unsur-unsur yang terkandung didalamnya, antara lain golongan senyawa flavonoid
dan tanin. Efek antibakteri disebabkan adanya flavonoid dengan mekanisme kerja dapat dibagi
menjadi 3 yaitu menghambat sintesis asam nukleat, menghambat fungsi membran sel dan
menghambat metabolisme energi. Flavonoid menghambat fungsi membran sel dengan membentuk
senyawa kompleks dengan protein ekstraseluler dan terlarut sehingga dapat merusak membran sel
bakteri dan diikuti dengan keluarnya senyawa. Flavonoid dapat menghambat metabolisme energi
dengan cara menghambat penggunaan oksigen oleh bakteri dengan cara menghambat pada
sitokrom C reduktase sehingga pembentukan metabolisme terhambat akibatnya tidak terjadi
biosintesis makromolekul (Bangkele, 2015).

KESIMPULAN
Organ vegetatif lengkuas (daun, akar, batang) secara morfologi umumnya helaian daun
berbentuk memanjang (oblongus), permukaan atas daun mengkilat, permukaan bawah agak suram
(opacus). Daun lengkuas, memiliki variasi morfologi daun, ukuran panjang daun, dan lebar daun
yang berbeda. Pada bagian epidermis daun lengkuas jika dilihat menggunakan mikroskop bentuk
selnya nya ada yang segi lima, bulat, dan lonjong. Selain jaringan epidermis terdapat pula stomata
pada tumbuhan yang terdapat di daun, berkas pengangkut bertipe kolateral tertutup dan klorofil.
Lengkuas merupakan tumbuhan berbatang; terdapat batang semu yang terdiri atas pelepah daun
sesuai dengan dan modifikasi batang berupa rimpang (rhizoma). Susunan jaringan epidermis pada
batang lengkuas memiliki bentuk, ukuran yang beragam dan tak beraturan, ada yang segi lima,
lonjong, segi empat dan bulat serta susunannya sangat rapat baik pada bagian tepi dan tengah.
Rimpang lengkuas yang memiliki ukuran panjang yaitu sekitar 5,9 - 6,8 cm dan lebar sekitar 2,7 -
2,9 cm. pada rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.), jaringan epidermis rimpang lengkuas
tersebut memiliki bentuk yang beragam mulai dari bulat besar, segi lima, segi enam, segi empat
yang didalamnya juga sel yang berwarna putih kekuningan-kuningan yang berbentuk seperti
kristal yang disebut senyawa fenol dan berguna sebagai anti jamur. Lengkuas memiliki sistem
perakaran serabut dengan tipe kecil-kecil berbentuk benang (filiformis). Akar lengkuas tampak
kaku.

Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu diharapkan adanya penelitian
lebih lanjut tentang struktur morfologi dan anatomi tanaman lengkuas karena penelitian ini masih
memiliki banyak keterbatas terutama pada pengamatan struktur anatomi. Selain itu juga
diharapkan adanya penelitian lebih lanjut tentang manfaat lain dan seberapa besar kandungan
senyawa flavonoid dan tanin dalam rimpang lengkuas (Alpinia galanga L.).

DAFTAR PUSTAKA
Anu, O. Rampe, L. H. & Pelealu, J. J. (2017). Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa
Tumbuhan Suku Euphorbiaceae. Jurnal MIPA UNSRAT ONLINE. 6 (1) 69-73
Bangkele, E. Y., Nursyamsi, dan Greis, S. 2015. EFEK ANTI BAKTERI DARI EKSTRAK
LENGKUAS PUTIH (Alpinia galangal [L] Swartz) TERHADAP Shigella dysenteriae.
Jurnal Kesehatan Tadulako Vol. 1 No. 2, Juli 2015 : 1- 78

Hamzah, F, M. 2010. Studi Morfologi dan Anatomi Daun Edelweis Jawa (Anaphalis javanica)
Pada Zona Ketinggian Yang Berbeda di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru. Malang:
Skripsi Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN)
Maulana Malik Ibrahim Malang
Haryanti, S. 2010. Pengaruh Nauangan Yang Berbeda Terhadap Jumlah Stomata dan Ukuran
Porus Stomata Daun Zephyranthes rosea Lindl, BulletinAnatomi dan Fisiologi, XVIII (I).
S. Mathew, John Britto, S, dan S. Thomas. 2014. RHIZOME AND LEAF ANATOMICAL
VARIATIONS IN ALPINIA CALCARATA AND ALPINIA GALANGA. International
Journal of Current Research Vol. 6, Issue, 05, pp.6761-6764, May, 2014

Sugiaman, H. L. (2015). Daya Antibakteri Ekstrak Rimpang Lengkuas Merah (Alpinia purpurata
K. Schum) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus mutans Secara In Vitro. Makasar:
Skripsi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Hasanuddin Makasar.

Sundari, D. dan M.W. Winarno. 2000. Informasi tumbuhan obat sebagai anti jamur. Jakarta:
Puslitbang-Balitbangkes Depkes RI
Yuharmen, Y., Y. Eryanti, dan Nurbalatif. 2002. Uji Aktivitas Antimikrobia Minyak Atsiri dan
Ekstrak Metanol Lengkuas (Alpinia galanga). Jurnal Nature Indonesia, 4 (2): 178-183

Yulianti, I., Dwi, R. J., W. Mareta. 2018. VARIASI MORFOLOGI dan ANATOMI LENGKUAS
(Alpinia galanga) BERDASARKAN PERBEDAAN KETINGGIAN TEMPAT SEBAGAI
BOOKLET DALAM MATA KULIAH MORFOLOGI dan ANATOMI TUMBUHAN.
Lubuklinggau: Program Studi Pendidikan Biologi STKIP-PGRI Lubuklinggau

Anda mungkin juga menyukai