Anda di halaman 1dari 12

FORMAT JURNAL BELAJAR MAHASISWA

1. Identitas
- Nama Anggota :
1. Alya Anggita Apriliyanti (200341617234)
2. Azka Ashla Ursila (200341617252)
3. Elvira Wahyu Sukmawati (200341617296)
4. Icha Wulan Pramesty (200341617282)
5. Oktavia Hidayatul Ilma (200341617224)
- Kelompok :6
- Kelas : Offering C
- Pertemuan ke- (Hari/tanggal) : Senin, 13 September 2021
2. Pendahuluan
- Tujuan pengembangan proyek :
Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab permasalahan yang dialami oleh
masyarakat dari segi kebiasaan, pola makan, pekerjaan, tingkat sosial, genetik, sosial
budaya dan faktor-faktor lainnya.
- Manfaat pengembangan proyek :
1. Mengetahui penyebab permasalahan yang ada pada masyarakat dan dapat dilakukan
pengkajian secara ilmiah.
2. Dapat mengetahui cara mencegah dan menyelesaikan permasalahan sejenis yang
timbul.
3. Deskripsi proyek yang dihasilkan
❖ Topik 1 : Malaria
a. Definisi
Malaria adalah suatu penyakit akut maupun kronik disebabkan oleh protozoa genus
Plasmodium dengan manifestasi berupa demam, anemia dan pembesaran limpa.
Sedangkan menurut ahli lain malaria merupakan suatu penyakit infeksi akut maupun
kronik yang disebabkan oleh infeksi Plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai
dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah.
b. Penyebab
1. Faktor Agent (Plasmodium)
a. Plasmodium falciparum
Plasmodium ini merupakan penyebab malaria tropika yang sering menyebabkan
malaria berat dengan risiko kematian yang tinggi.
b. Plasmodium vivax
Plasmodium ini merupakan penyebab malaria tertiana yang secara klinis jauh lebih
ringan dan juga jarang menimbulkan kematian dibandingkan Plasmodium
falciparum. Namun, meskipun lebih ringan ia dapat bertahan di hari atau liver
dalam waktu 3 tahun dan dapat menyebabkan kekambuhan.
c. Plasmodium malariae
Plasmodium ini merupakan penyebab malaria quartana yang dapat bersifat
sementara dan juga dapat bertahan sampai puluhan tahun. Plasmodium ini
kebanyakan dijumpai di beberapa negara India, Afrika, Amerika Tengah, Afrika
Barat, dan Indonesia bagian timur.
d. Plasmodium ovale
Plasmodium ini jarang dijumpai, namun terbanyak ditemukan di Afrika dan juga
Pasifik Barat. Secara klinis gejalanya mirip dengan malaria yang disebabkan oleh
Plasmodium vivax.
2. Faktor Manusia dan Nyamuk
a. Manusia
 Usia
Adapun usia anak-anak lebih rentan terinfeksi malaria dibandingkan orang
dewasa.
 Jenis kelamin
Perempuan mempunyai respon yang kuat dibandingkan laki-laki.
 Ras
Beberapa ras manusia memiliki kekebalan alamiah terhadap malaria, seperti
sickle cell anemia dan ovalositas.
 Imunitas
Orang yang pernah terinfeksi malaria biasanya terbentuk imunitas dalam
tubuhnya terhadap malaria.
 Status gizinya
Masyarakat yang gizinya kurang baik dan tinggal di daerah yang kumuh akan
lebih rentan terhadap infeksi malaria.
b. Nyamuk
Adapun faktor dari nyamuk penyebab malaria adalah perilaku nyamuk seperti
tempat hinggapnya, tempat menggigitnya dan juga objek yang digigit serta faktor
umur nyamuk itu sendiri. Karena semakin panjang umur nyamuk maka akan
semakin besar kemungkinannya untuk menjadi penular.
3. Faktor lingkungan
Adapun faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi munculnya penyakit malaria
adalah faktor suhu udara, kelembaban udara, sinar matahari, angin, curah hujan, arus
air dan juga tempat perkembangbiakan nyamuk. Selain itu, kebiasaan seperti keluar
rumah pada malam hari, tidak menggunakan kelambu kamar dan tidak memakai obat
nyamuk juga merupakan beberapa faktor lingkungan yang dapat menyebabkan
munculnya malaria.
c. Gejala
Menurut berat-ringannya gejala malaria dapat dibagi menjadi 2 jenis :
1. Gejala malaria ringan (malaria tanpa komplikasi) Meskipun disebut malaria ringan,
sebenarnya gejala yang dirasakan penderitanya cukup menyiksa (alias cukup berat).
Gejala malaria yang utama yaitu: demam, dan menggigil, juga dapat disertai sakit
kepala, mual, muntah, diare, nyeri otot atau pegal-pegal. Gejala-gejala yang timbul
dapat bervariasi tergantung daya tahan tubuh penderita dan gejala spesifik dari mana
parasit berasal. Malaria sebagai penyebab infeksi yang disebabkan oleh Plasmodium
mempunyai gejala utama yaitu demam.
2. Gejala malaria berat (malaria dengan komplikasi)
Penderita dikatakan menderita malaria berat bila di dalam darahnya ditemukan parasit
malaria melalui pemeriksaan laboratorium Sediaan Darah Tepi atau Rapid Diagnostic
Test (RDT) dan disertai memiliki satu atau beberapa gejala/komplikasi berikut ini:
 Gangguan kesadaran dalam berbagai derajat (mulai dari koma sampai penurunan
kesadaran lebih ringan dengan manifestasi seperti: mengigau, bicara salah, tidur
terus, diam saja, tingkah laku berubah)
 Keadaan umum yang sangat lemah (tidak bisa duduk/berdiri)
 Kejang-kejang
 Panas sangat tinggi
 Mata atau tubuh kuning
 Tanda-tanda dehidrasi (mata cekung, turgor dan elastisitas kulit berkurang, bibir
kering, produksi air seni berkurang).
 Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan
 Nafas cepat atau sesak nafas
 Muntah terus menerus dan tidak dapat makan minum
 Warna air seni seperti teh tua dan dapat sampai kehitaman
 Jumlah air seni kurang sampai tidak ada air seni
 Telapak tangan sangat pucat (anemia dengan kadar Hb kurang dari 5 g%)
Penderita malaria berat harus segera dibawa/dirujuk ke fasilitas kesehatan untuk
mendapatkan penanganan semestinya.
d. Hubungan dengan sistem tubuh
Apabila dikaitkan dengan sistem tubuh maka malaria berkaitan dengan sistem
peredaran darah pada manusia. Menurut (Taati, 2013) malaria dapat menyebabkan
kekurangan darah karena sel-sel darah banyak yang dirusak atau dimakan oleh
plasmodium. Sehingga muncul gejala anemia pada penderita malaria. Anemia merupakan
keadaan menurunnya kadar hemoglobin, hemotokrit dan pecahnya sel darah merah di
bawah nilai normal. Hal ini dikarenakan pecahnya sel darah merah yang terinfeksi oleh
plasmodium. Selain itu, malaria juga berhubungan erat dengan respon imunitas tubuh,
kekebalan terhadap malaria merupakan keadaan kebal terhadap infeksi penghancuran
parasit dan juga perkembangbiakan parasit penyebab malaria itu sendiri. Menurut
(Kurniasari, 2015) imunitas terhadap malaria sangatlah kompleks, karena melibatkan
hampir seluruh komponen dari sistem imun yang timbul secara alami maupun disebabkan
karena memperoleh vaksinasi. Adapun antibodi pada tubuh manusia mulai diproduksi saat
tubuh pertama kali terinfeksi parasit malaria. Sehingga, antibodi akan bekerja sama dengan
komponen sistem imun tubuh yang lain untuk mengenali antigen yang terdapat pada
permukaan parasit penyebab malaria dan kemudian menyerang parasit tersebut. Adapun
setelah terinfeksi, maka respon sistem imun terhadap infeksi selanjutnya menjadi lebih
cepat dibandingkan dengan saat pertama kali terinfeksi.
❖ Topik 2 : Maag
a. Definisi
Penyakit maag adalah peradangan pada lambung yang menyebabkan sakit, mulas, dan
perih pada perut. Penyakit ini terjadi akibat proses inflamasi pada mukosa dan submukosa
lambung (Pasaribu, 2014). Usia yang rentan yaitu pada usia 15-45 tahun karena pada usia
tersebut merupakan rentang usia produktif dalam bekerja dengan tekanan pekerjaan yang
berlebihan. Pada usia produktif sering berhadapan dengan tantangan, dan apabila tidak
mampu mengaturnya bisa berpotensi stres dan terkena penyakit maag.
b. Penyebab
1. Berbagai Masalah pada saluran pencernaan
Masalah pencernaan yang kerap menjadi penyebab maag ialah Gastritis, merupakan
peradangan pada lapisan dalam lambung akibat infeksi bakteri, asam lambung, atau
penyebab lainnya. GERD, merupakan kondisi ketika asam lambung naik menuju
kerongkongan sehingga menyebabkan nyeri pada ulu hati dan iritasi kerongkongan.
IBS, merupakan penyakit yang membuat kontraksi otot usus besar kurang optimal
Pankreatitis merupakan kondisi ketika pankreas mengalami radang sehingga
menimbulkan infeksi, kerusakan jaringan, atau bahkan perdarahan. Kanker lambung.
Kanker berawal dari pertumbuhan tumor atau sel kanker ganas pada bagian dinding
lambung.
2. Kebiasaan yang tidak baik
Makan secara tidak teratur, terdapat mikroorganisme yang merugikan, mengonsumsi
obat-obatan tertentu, mengkonsumsi alkohol, pola tidur yang tidak teratur dan stress.
c. Gejala
Sebagian besar sakit maag bersifat ringan dan dapat ditangani tanpa perlu berkonsultasi ke
dokter. Namun, segera temui dokter jika sakit maag terjadi secara terus-menerus atau
disertai gejala seperti:
 Mual muntah
Mual dan muntah pertanda maag kronis karena gastritis biasanya akan muncul setelah
makan. Apalagi jika porsi makan Anda terlalu banyak dan makannya terlalu cepat.
 Sulit menelan
 Nyeri ulu hati
 Berat badan turun tanpa sebab
 Perasaan begah di perut bagian atas, terutama setelah makan
 Gangguan pencernaan
 Sakit perut dan perut kembung
 Kehilangan selera makan
Saat sakit maag, biasanya lambung dipenuhi oleh produksi asam serta gas yang
berlebihan. Kondisi tersebut tanpa sadar membuat cepat kenyang dan membuat malas
makan. Saat gejala sakit maag ini datang, porsi makan menjadi tak seimbang.
 Muntah darah atau muntah bewarna hitam seperti biji kopi
 Tinja bewarna hitam
Karena terjadi luka yang berasal dari lambung, darah yang tercampur di dalam feses
sudah teroksidasi oleh asam lambung, sehingga warna darahnya menjadi hitam.
 Sesak napas
Karena asam lambung naik bisa terjadi ketika cairan asam tersebut bersentuhan dengan
kerongkongan atau justru masuk ke dalam paru-paru. Kondisi ini kemudian memicu
refleks saraf yang menyebabkan saluran udara menyempit untuk memaksa cairan
tersebut keluar dari paru. Sakit maag dapat disebabkan kebiasaan makan yang terlalu
banyak dan cepat, atau terlalu banyak mengonsumsi makanan pedas dan berlemak.
Radang pada pankreas dan usus tersumbat, juga dapat memicu sakit maag.
d. Hubungan Maag dengan Sistem Tubuh
Penyakit maag dapat dikaitkan dengan salah satu sistem tubuh yakni sistem pencernaan.
Pada pencernaan yang normal, esophagus bagian bawah akan membuka untuk
memungkinkan makanan masuk ke lambung dan kemudian menutup untuk mencegah
makanan dan asam lambung kembali ke esophagus (kerongkongan). Penyakit ini terjadi
ketika bagian penting tersebut lemah atau tidak berfungsi dengan baik dan menyebabkan
isi lambung naik kembali ke esophagus atau kerongkongan. Ini juga dapat disebut dengan
kejadian refluks sehingga seseorang akan mengalami mual bahkan muntah. Akibat naiknya
asam lambung maka akan mengiritasi dan membakar esofagus atau kerongkongan
sehingga menimbulkan rasa panas pada dada (heartburn) hingga bagian dalam leher dan
tenggorokan. Hal ini menyebabkan terjadinya suatu luka dalam perut yang menimbulkan
nyeri ulu hati sangat perih. Luka pada dinding lambung seringkali karena peningkatan
pengeluaran asam lambung selanjutnya akan meningkatkan motilitas lambung dan jika
dibiarkan lebih lanjut dapat menyebabkan tukak lambung, pendarahan hebat, dan kanker.
❖ Topik 3 : Asma
a. Definisi
Asma dalam bahasa Yunani “asthma” adalah jenis penyakit jangka panjang atau kronis
pada saluran pernapasan yang ditandai dengan peradangan dan penyempitan saluran napas
yang menimbulkan sesak atau sulit bernapas. Asma bisa diderita oleh semua golongan usia,
mulai dari anak-anak, orang dewasa, maupun para lanjut usia. Bagi seseorang yang
memiliki penyakit asma, saluran pernapasannya lebih sensitif dibandingkan orang lain
yang tidak hidup dengan kondisi ini. Ketika paru-paru teriritasi maka otot-otot saluran
pernapasan penderita asma akan menjadi kaku dan membuat saluran tersebut menyempit.
Selain itu akan terjadi peningkatan produksi dahak yang menjadikan bernapas makin sulit
untuk dilakukan. Asma tidak bisa disembuhkan, namun manifestasi klinis dari asma bisa
dikendalikan.
b. Penyebab
1. Faktor Genetik
Salah satu faktor yang paling sering menjadi penyebab kambuhnya asma adalah faktor
genetik atau faktor bawaan. Faktor genetik atau bawaan ini diturunkan oleh generasi
sebelumnya seperti orang tua, nenek kakek ataupun buyut. Seseorang yang
mendapatkan penyakit asma karena keturunan atau faktor genetik ini biasanya
mengalami gejala- gejala asma yang mirip dengan orangtua atau kakek neneknya
dahulu.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor penyebab penyakit asma. Jika memiliki
penyakit ini dan sering berada di lingkungan berdebu, kotor dan kurang nyaman maka
penyakit asma lebih mudah terpicu sehingga bagi anda yang mengidap penyakit ini
seharusnya lebih memperhatikan lingkungan disekitar anda. Misalnya saja anak-anak
yang memiliki penyakit ini, usahakan untuk tidak bermain bersama hewan seperti
kucing atau hewan lain yang memiliki bulu-bulu halus.
3. Makanan dan Minuman
Ini juga dapat memicu kambuhnya penyakit asma. Beberapa makanan yang sangat
buruk dan tidak disarankan untuk pengidap penyakit asma yaitu makanan yang
mengandung MSG tinggi, mengandung pengawet dan minuman yang bersifat dingin.
4. Udara Dingin

Ini merupakan salah satu pemicu penyakit asma. Misalnya saja ruangan AC yang terlalu

dingin, itu juga dapat memicu asma. Mengendarai kendaraan bermotor di malam hari

tanpa mengenakan jaket juga sangat berbahaya bagi pengidap penyakit ini.

5. Rokok

Rokok mengandung zat-zat berbahaya yang dapat mengakibatkan berbagai penyakit

termasuk asma. Kandungan asap rokok terutama nikotin jika masuk ke saluran

pernafasan dapat merusak paru-paru dan dapat mengiritasi saluran pernafasan. Baik

perokok aktif maupun perokok pasif, keduanya sama-sama untuk berisiko terkena asma.

6. Stres

Stres juga dapat menjadi penyebab asma. Oleh karena itu kelola pikiran agar selalu

tenang dan damai agar terhindar dari stres. Selain itu atur waktu dengan baik agar

pekerjaan tidak menumpuk. Sebab beban pekerjaan yang menumpuk juga berisiko

tinggi untuk menimbulkan stres.

7. Polusi Udara

Lingkungan yang tercemar atau polusi udara juga dapat menjadi penyebab asma. Polusi

udara dapat berupa asap yang dihasilkan dari kendaraan bermotor, asap pabrik, asap

pembakaran sampah atau kebakaran hutan serta banyaknya debu yang beterbangan.

Polusi udara ini dapat mengkontaminasi ketika anda keluar rumah maupun di dalam

rumah. Rumah atau kamar yang jarang dibersihkan dapat menghasilkan polusi berupa
debu yang mudah sekali untuk memicu timbulnya asma. Polusi udara ini bersifat iritan

sehingga jika dihirup maka saluran pernafasan akan menjadi sensitif dan menyempit

sehingga berisiko menyebabkan asma.

c. Gejala
1. Sulit Bernafas

Gejala yang paling banyak dialami oleh para penderita asma adalah sulitnya untuk

bernafas. Biasanya ini menjadikan penderitanya menjadi sesak nafas sehingga membuat

penderitanya sampai megap-megap. Bisa jadi ini juga menimbulkan bunyi “ngik” pada

saat bernafas. Nafasnya juga akan menjadi setengah-setengah saja dan tidak utuh

sehingga menyebabkan penderitanya menjadi terganggu saat melakukan aktivitasnya.

2. Lelah dan Lesu

Lelah dan lesu ini disebabkan oleh adanya kekurangan oksigen di dalam tubuh karena

memang sirkulasi oksigen mengalami gangguan atau tidak lancar karena adanya

penyempitan di saluran pernafasan. Kurangnya oksigen akan mempengaruhi kadar

oksigen di dalam seluruh tubuh.

3. Menghilangnya Suara

Menghilangnya suara diakibatkan karena batuk secara terus-menerus sehingga dalam

jangka waktu tertentu penderita asma bisa saja kehilangan suaranya. Dan jika

melakukan pembicaraan dalam waktu yang normal, suara orang tersebut akan terdengar

serak.

4. Susah Tidur atau Insomnia

5. Sulit Melakukan Banyak Hal

6. Gugup dan Tegang

Karena adanya permasalahan di bagian pernafasan disertai dengan rasa sakit di dada

maka dapat memicu rasa gugup dan tegang pada penderitanya sehingga penderitanya

akan merasakan rasa yang sangat tidak nyaman terutama pada saat asma mulai
menyerang. Untuk menghindarinya mungkin anda bisa mencoba rileks dan mengatur

dengan menggunakan olah pernafasan. Oleh karena itu para penderita asma akan sangat

penting baginya untuk belajar mengatur pernafasan, supaya jika sewaktu-waktu

mengalami kambuh akan bisa dinetralisir seorang diri.

7. Berkeringat

Keluarnya keringat dingin terutama pada bagian kening. Pada bagian kening ini akan

memunculkan keringat yang cukup banyak apalagi saat berada di cuaca yang dingin.

Cuaca yang dingin ini akan membuat pemicu kambuhnya asma sehingga munculah

keringat pada bagian kening ini.

8. Mual dan Muntah

Pada saat penyakit asma sudah mulai menyerang, adanya tekanan di dalam dada juga

mengakibatkan tekanan di bagian lambung sehingga memicu naiknya asam lambung

dan hal ini sudah menjadi salah satu gejala yang banyak dirasakan oleh para penderita

penyakit asma. Jika anda mengalami hal ini, rasa mual dan muntah sudah tak

tertahankan maka muntahkanlah saja biar menjadi enak bagian perutnya.

9. Demam Ringan

10. Gatal pada Tenggorokan

Selain batuk dan bersin, para penderita penyakit asma juga akan mengalami gatal-gatal

pada tenggorokan akibat adanya udara yang masuk dan keluar tidak lancar sehingga

menyebabkan adanya gangguan di dalamnya. Keadaan ini memang menjadi hal yang

sangat tidak mengenakan bagi para penderitanya namun mereka memang harus

mengalami hal ini sebagai konsekuensi atas penyakit yang dideritanya.

d. Hubungan dengan sistem tubuh


Apabila dikaitkan dengan sistem tubuh, maka penyakit asma berhubungan dengan
sistem pernapasan. Asma adalah penyakit jangka panjang pada saluran pernapasan yang
ditandai dengan penyempitan dan peradangan saluran napas. Akibatnya timbul rasa sesak
dan kesulitan bernapas. Gejala dari asma adalah nyeri dada, batuk, dan mengi. Pengidap
asma memiliki saluran pernapasan yang lebih sensitif. Ketika paru-paru terkena iritasi dari
pemicu asma, maka otot saluran pernapasan jadi kaku dan menyempit. Produksi dahak
meningkat, sehingga membuat kesulitan bernapas.
Adapun proses menghirup udara (inhalasi), otot diafragma akan turun dan membuat
efek vakum sehingga udara memasuki paru-paru. Urutan setelah memasuk hidung adalah
memasuki kerongkongan, trakea, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Dengan adanya
penyempitan saluran pernapasan tersebut maka proses menghirup udara ini tidak akan
berjalan dengan lancar.
4. Daftar Referensi

Kurniasari, H. (2015). Analisis dinamik pada model intra-host malaria dengan respon sel imun
(Doctoral dissertation, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).

Nursalam., Hidayati, L., & Sari, N.P.W.P. 2009. Faktor Risiko Asma dan Perilaku Pencegahan
Berhubungan Dengan Tingkat Kontrol Penyakit Asma. Jurnal Ners, 4(1),99-18.
Dari
https://www.researchgate.net/publication/327392878_FAKTOR_RISIKO_ASMA
_DAN_PERILAKU_PENCEGAHAN_BERHUBUNGAN_DENGAN_TINGKA
T_KONTROL_PENYAKIT_ASMA_Asthma_Risk_Factors_and_Prevention_Beh
aviour_Relate_to_Asthma_Level_of_Control

Hasmawati., Mursalim, H., & Jusriana, H. 2020. Teh Herbal Innovation (Teunkap) Upaya
Pemanfaatan Daun Kapuk sebagai Pencegahan Penyakit Maag Di Kabupaten
Maros. Jurnal Pena, 7(1). 64-71. Dari file:///C:/Users/ASUS/Downloads/3332-
10285-1-PB.pdf

Taati, S. (2013). Hubungan Antara Penyakit Malaria Dengan Kejadian Anemia Pada Balita
Di Puskesmas Wanggar Kabupaten Nabire Papua (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Surakarta)
5. Refleksi diri
- Hal-hal yang telah dilakukan selama kegiatan
- Konsep yang dipelajari dalam kegiatan
- Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selanjutnya
6. Refleksi Akhir Proyek (Diisi akhir laporan)

Anda mungkin juga menyukai