Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

“IDENTIFIKASI DAUN”

Disusun oleh:
Nama : Dyah Anggita Rachmawati
NIM : 205040200111129
Kelas :H
Asisten : Fritztha Rafandha

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Identifikasi Daun
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Daun merupakan bagian terpenting dari suatu tumbuhan karena
daun merupakan tempat berlangsungnya suatu proses yang dikenal
sebagai proses fotosintesis, dimana pada proses fotosintesis ini biasa
dihasilkannya produk yang sangat penting bagi tumbuhan itu sendiri
maupun bagi makhluk hidup yang lainnya.
Pada umumnya daun berbentuk pipih dan lebar. Daun dikatakan
menjadi daun lengkap disaat daun tersebut memiliki pelepah daun,
tangkai daun, dan helai daun. Apabila daun tidak memeliki salah satu
saja dari ketiga bagian tersebut maka dapat dikatakan suatu daun tidak
sempurna atau tidak lengkap.
Daun memiliki bentuk yang sangat beraneka ragam.
Pengklasifikasian daun dapat dikategorikan berdasarkan letak bagian
daun, bentuk pangkal, ujung, hingga tepi daun. Selain itu keragaman
yang dimiliki daun dapat dilihat dari susunan pertulangan daun,
ketebalan helai daun, dan juga warna serta permukaannya.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)
1.2 Tujuan
1) Dapat mengetahui macam – macam kategori yang dimiliki daun,
2) Dapat mengetahui modifikasi dari daun,
3) Dapat mengetahui alat – alat tambahan yang dimiliki daun,
4) Dapat mengetahui morfologi dari daun.
1.3 Manfaat
Mengetahui berbagai jenis dari daun yang sangat beraneka ragam,
mulai dari berdasarkan bentuknya, pertulangannya, ujungnya, tepinya,
alat- alat yang dimiliki daun, morfologi dari daun untuk menambah
pengetahuan untuk memperdalam ilmu tumbuhan di bidang pertanian.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Daun (2 Bahasa Indonesia + 1 Bahasa Inggris dan terjemahan)
1) Daun merupakan bagian yang paling penting pada tumbuhan
karena sebagai tempat fotosintesis. (Jintan et.al, 2015)
2) Daun adalah bagian dari suatu tumbuhan yang dapat tumbuh
berpangkal pada batang. (Rahayu, 2016)
3) Leaf is
2.2 Fungsi Daun
1) Sebagai Tempat Pembuatan Makanan (Asimilasi). Pada daun
terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan makanan, dimana
makanan tersebut sangat berperan dalam kelangsungan hidup
tumbuhan tersebut.
2) Sebagai Alat Pernapasan (Respirasi). Pada permukaan daun
terdapat stomata, dimana stomata tersebtu merupakan tempat
pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida.
3) Sebagai Tempat Penguapan (Transpirasi). Karena tidak semua air
dipakai oleh tumbuhan, air – air yang tidak digunakan tersebut
akan dibuang oleh tumbuhan melalui proses penguapan.
Sedanngkan pada malam harinya daun akan tetap dikeluarkan
melalui sel – sel yang berada pada pucuk daun, proses ini biasa
disebut dengan proses gutasi.
(Rahayu, 2016)
2.3 Macam-Macam Daun (+Gambar literatur)
1) Daun Majemuk (folium compositum). Pada daun ini tangkai
utamanya bercabang banyak, kemudian dari masing – masing
tangkai cabang tersebut baru memiliki helaian daun percabang,
sehingga dapat disebut daun masjemuk atau banyak.
2) Daun Tunggal (folium simplex). Pada daun majemuk memiliki ciri
– ciri yaitu, pada tangkai hanya ada satu helai daun.
(Rahayu,2019)

Daun Tunggal
(Rahayu,2019)
2.4 Macam-Macam Modifikasi Daun (+Gambar literatur)
1) Sulur. Alat untuk membelit terletak pada ketiak daun misalnya
pada anggur ( Vitis vinifera). (Haryani,2018)
2) Duri (spina). Duri ini nampak dari kuncup atau tunas yang keluar
dari ketiaknya. Spina phyllogenum adalah duri yang berasal dari
daun misalnya pada kaktus (Cactus sp). (Haryani,2018)
3) Tunas Adventif. Merupakan tunas yang tumbuh dari bagian
tumbuhan seperti daun, batang, maupun akar. Dapat diamati pada
tanaman Tembesu (Fagraea fragrans Roxb.). (Damayanti et.al,
2017)
4) Daun pada Tanaman Pemakan Serangga. Kantong pada tumbuhan
kantong semar ini merupakan bentuk modifikasi dari daun untuk
menahan air. Dapat diamati pada kantong semar (Nepenthes sp.).
(Hagga et.al, 2018)
2.5 Alat-Alat Tambahan pada Daun (+Gambar literatur)
1) Daun Penumpu (stipula). Berupa helaian daun yang ebrukuran
kecil berada di dekat pangkal tangkai daun, sebagai pelindung
kuncup muda. Dapat diamati pada tumbuhan Hibiscus rosasinensis
2) Selaput Bumbung (ocrea). Berupa selaput tipis yang melindungi
pangkal tuas batas dan berada di atas tangkai daun.
3) Lidah – Lidah (liguna). Berupa selaput kecil yang berada pada
batas pelepah dan juga helaian daun.
(Wardani, 2019)
2.6 Morfologi Daun (+Gambar literatur)
a) Bagian – Bagian Daun. Tumbuhan dikatakan sebagai tumbuhan
berdaun lengkap pada saat memiliki (1) Pelepah daun (vagina), (2)
Tangkai daun (petioles), (3) Helaian daun (Lamina)
1) Pelepah daun (vagina). Pelapah daun adalah bagian dari daun
yang melekat pada batang, dan memeliki peran sebagi pemberi
kekuatan pada batang tanaman.
2) Tangkai daun (petioles). Tangkai daun ini merupakan bagian
yang tidak dapat terpisahkan dari helaian daun, dan memiliki
peran dalam menempatkan helaian daun pada posisi yang dapat
terkena sinar matahari.
3) Helaian daun (lamina). Helaian daun memiliki bentuk, ukuran
maupun warna yang sangat beraneka ragam.

(Rahayu,2019)
b) Bentuk Daun
1) Perisai (peltatus). Pada daun ini, tangkai daun berada pada
tengah daun dan helai daun berbentuk sperti perisai. Dapat
diamati seperti pada daun tanaman jarak.
2) Jorong (ovalis atau elipticus). Daun ini berbentuk seperti bulat
tetapi agak memanjang atau biasa disebut oval atau lonjong.
3) Memanjang (oblongus). Daun dalam bentuk ini cenderung
memanjang seperti pada daun srikaya (Annona squamosa L.)
dan pada daun sirsak (Annona muricata L.).
4) Lancet (lanceolatus). Daun ini memiliki bentuk memanjang
serta mengecil berbeda dengan daun yang berbentuk
memanjang. Daun ini dapat dijumpai pada tumbuhan kamboja
(Plemiera acuminata Ait).
5) Bulat (orbiculate). Daun dalam bentuk ini memiliki bentuk
yang memang bulat seperti pada tumbuhan teratai.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)

(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)

c) Tepi Daun
1) Rata (integer). Tepi daun yang hanya lurus rata saja.
2) Bergerigi (serrate). Apabila tepi daun banyak melukuk dan
menonjol membentuk sudut lancip.
3) Bergerigi Ganda (incised). Apabila tepi daun yang banyak
melekuk memiliki lekukan kecil lagi mengitari lekukan utama.
4) Bergigi (dentate). Apabila bagian yang menonjol keluar lancip,
dan menonjol ke dalam juga lancip.
5) Beringgit (crenate). Apabila tepi yang menonjol ke dalam
lancip, sedangkan tepi yang menonjol keluar tumpul.
6) Berombak (undulate). Apabila tepi yang menonjol keluar
maupun ke dalam sama – sama tumpul.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)

(Rahayu,2019)
d) Ujung Daun. Ujung pada sebuah daun memiliki banyak bentuk
yaitu:
1) Runcing. Ujung daun dikatakan runcing apabila kedu daun
bertemu dengan sudut <90˚.
2) Meruncing. Ujung daun yang tepi daunnya bersudut sebesar
<90˚ diikuti dengan tepi yang memanjang.
3) Tumpul. Sebuah ujung daun dapat dikatakan tumpul apabila
membentuk sudut sebesar >90˚.
4) Membulat. Ujung daun membulat seperti busur biasanya
dijumpai pada daun dengan bentuk bulat, jorong, maupun
ginjal.
5) Rata. Ujung daun yang rata membentuk seperti garis lurus.
Sebagai contoh dari daun yang memiliki ujung rata yaitu yaitu
daun jambu monyet.
6) Terbelah. Ujung daun yang dikatakan terbelah ini memiliki
bentuk ujung yang menekuk kedalam. Ujung daun ini dapat
dijumpai pada daun tumbuhan kupu – kupu dan sidaguri.
7) Duri. Pada ujung daun ini membentuk bulat dan meruncing
seperti akan menusuk. Dapat dijumpai pada tanaman Agave.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)

(Rahayu, 2019)
e) Pangkal Daun
1) Runcing. Pangkal daun yang berbentuk runcing ini dapat
dijumpai pada daun yan memiliki bentuk memanjang, serta
lanset.
2) Meruncing. Pangkal daun yang meruncing ini biasanya dapat
dijumpai pada daun yang berbentuk bulat maupun sudip.
3) Tumpul. Pangkal daun berbentuk tumpul ini dapat dijumpai
bisanya pada daun yang berbentuk bulat dan bentuk jorong.
4) Membulat. Dapat dijumpai biasanya pada daun yang berbentuk
bulat, jorong, serta bentuk bulat telur.
5) Rata. Pangkal daun ini biasanya dapat diamati pada daun yang
memiliki bentuk ssegitiga dan tombak.
6) Berlekuk. Bisanya dapat diamati pada daun yang memiliki
bentuk jantung, ginjal maupun anak panah.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)

(Rahayu, 2019)
f) Tulang Daun
1) Menyirip. Pada pertulangan ini percabangan tulang daunnya
mengarah ke kanan dan ke kiri sehingga mirip tulang ikan.
2) Menjari. Percabangan besar tulang menjari yang mendekati
ujung daun ini biasanya terdiri dari bilangan ganjil sehingga
disebut seperti jari.
3) Melengkung. Pada tulang daun ini tidak memiliki cabang yang
ke kanan atau ke kiri melainkan seperti membuat lengkungan
hingga bertemu lagi menuju ujung daun.
4) Sejajar. Pada tulang ini, percabangan dari tulang daun utama
tidak menuju ke kanan ataupun ke kiri melainkan lurus dari
pangkal daun hingga ujung daun.
(Rahayu, 2019)

(Rahayu, 2019)
g) Daging Daun
Bagian ini merupakan helai daun yang terdapat diantara
pertulangan daun tersusun oleh jaringan epidermis dan mesofil.
1) Tipis Lunak. Dapat diamati pada selada air (Nasturtium
officinale R. Br.) serta kubis (Brassica oleracea).
2) Berdaging. Dapat diamati pada daun lidah buaya (Aloe sp.)
3) Seperti Kertas. Dapat dijumpai pada daun kelapa, daun Ficus
sp, daun Nerium olender.
(Hadisunarso dan N.R. Djuita, 2013)
4) Seperti perkamen (perkamenteus). Kaku tetapi tipis, dapat
dijumpai pada daun pisang (Musa paradisiaca L.)
5) Seperti kulit. Dapat dijumpai pada daun nyamplung
(Calophylium inophyllum L.)
(Rahayu, 2019)
h) Permukaan Daun
1) Licin (laevis). Pada permukaan daun ini memiliki penampakan
mengkilat (nitidus), suram (opocus), dan berselaput lilin
(pruinosus). Seperti pada daun kopi (Coffea robusta)
2) Gundul (glaber). Dapat dijumpai pada daun jambu air
(Eugenia aquaea Burm).
3) Kasar (scaber). Dapat dijumpai pada daun jati (Tectona
grandis L.).
4) Berkerut (rugosus). Dapat dijumpai pada daun jambu biji
(Psidium guajava L.).
5) Berbulu (pilosus). Seperti terdapat pada permukaan daun
tembakau (Nicotiana tabacum G. Don).
6) Bersisik (lepidus). Dapat diamati pada bawah daun pohon
durian (Durio zibethinus Murr).
(Haryani,2018)
3. METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
A) Alat
1) Alat Tulis
2) Kamera
B) Bahan
1) Lidah Buaya
2) Kelapa Sawit
3) Mangga
4) Kangkung
3.2 Cara Kerja (Diagram Alir)

Memulai Praktikum

Menyiapkan Alat dan


Bahan
Gagal mendapat tujuan

Mengidentifikasi
Spesimen
Berhasil mendapat tujuan

Mencatat dan
mendokumentasikan
hasil praktikum

Praktikum
Selesai

3.3 Analisa Perlakuan


Untuk melakukan praktikum ini yang pertama adalah menyiapkan alat
dan bahan yang sangat sederhana dan mudah didapat yaitu alat tulis
dan kamera. Kemudian praktikan langsung dapat mengidentifikasi
morfologi dari tumbuhan tanpa membutuhkan bantuan mikroskop
karena spesimen – spesimen dan semua tujuan praktikum ini dapat
dilihat dengan mata telanjang. Kemudian apabila praktikan sudah dapt
mengidentifikasi morfologi daun, alat tambahan pada daun, bentuk
modifikasi daun maka praktikan dapat mendokumentasikan setiap
tahap penelitian kemudian mencatat hasil yang telah didapatkan.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Klasifikasi Tanaman (Seluruh spesimen yang dicari praktikan)
a) Lidah buaya
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe barbadensis Miller
(Tasbihah, 2017)
b) Kelapa Sawit

Kingdom : Plantae
Divisi : Embryophyta Siphonagama
Kelas : Angiospermae
Ordo : Monocotyledonae
Famili : Arecaceae
Genus : Elaeis
Spesies : E.guineensis. Jacq, E.oleifera (HBK) Cortes,
E.odora.
(Lahiri, 2014)
c) Mangga

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Family : Anacardiaceae
Genus : Magnifera
Spesies : Magnifera indica L.
(Qubais, 2015)
d) Kangkung

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convulvulave
Genus : Ipomoea
Spesies : Ipomoea reptans P.
(Swastini,2015)
4.1.2 Tabel Hasil Identifikasi
Daun Bentuk Daging Ujung Permukaan Tepi Tulang
Daun Daun
Daun Daun Daun Daun
Lidah Memanj Berdagin Runcin Selapu lilin Berger Tidak
buaya ang g g igi bertulan
g
Kelapa Lanset Seperti Runcin Licin Rata Sejajar
sawit kertas g mengkilat
Mangg Lanset Seperti Merunc Licin Rata Menyiri
a perkame ing mengkilat p
n
Kangk Memanj Lunak Runcin Gundul Rata Menyiri
ung ang g p

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembahsan Hasil Identifikasi Daun (Hasil identifikasi +
gambar dokumentasi + gambar tangan)
(1) Lidah Buaya
Bentuk Daun : Memanjang
Dagin Daun : Berdaging
Ujung Daun : Runcing
Permukaan Daun : Selaput lilin
Tepi Daun : Bergerigi
Tulang Daun : Tidak memiliki tulang

(2) Kelapa Sawit

Bentuk Daun : Lanset


Dagin Daun : Seperti Kertas
Ujung Daun : Runcing
Permukaan Daun : Licin mengkilat
Tepi Daun : Rata
Tulang Daun : Sejajar

(3) Mangga
Bentuk Daun : Lanset
Dagin Daun : Seperti perkamen
Ujung Daun : Meruncing
Permukaan Daun : Kasap
Tepi Daun : Rata
Tulang Daun : Menyirip

(4) Kangkung

Bentuk Daun : Memanjang


Dagin Daun : Lunak
Ujung Daun : Runcing
Permukaan Daun : Gundul
Tepi Daun : Rata
Tulang Daun : Menyirip

5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1) Fungsi daun yaitu asimilasi, respirasi, transpirasi.
2) Jenis daun ada dua yaitu daun majemuk dan daun tunggal.
3) Daun dapat dikatakan daun yang lengkap apabila memiliki ketiga
bagian yaitu pelepah daun, tangkai daun, helaian daun.
4) Morfologi daun meliputi bentuk dari daun, ujung daun, pangkal
daun, tulang dari daun,tepi daun, daging daun, permukaan daun.
5) Daun memiliki alat tambahan yaitu daun penumpu, selaput
bumbung, dan lidah – lidah.
6) Daun dapat memodifikadi dirinya dengan cara sulur, duri, tunas
adventif, daun pada tanaman pemakan serangga.
5.2 Saran
Carilah spesimen yang berbeda morfologinya satu sama lain,
sehingga nanti hasinya dapat bermacam – macam.
DAFTAR PUSTAKA

Damayanti, R. Uli, Supriyanto, A. Sekar W., dan Benny Subandy. 2017.


Regenerasi Tunas Adventif dari Eksplan Daun Tembesu (Fagraea fragrans
Roxb.) Melalui Teknik Kultur Jaringan, Bogor: Jurnal Penelitian Hutan
Tanaman

Hadisunarso, dan N. R. Djuita. 2013. Morfologi Tumbuhan Edisi 2, Tangerang


Selatan: Universitas Terbuka.

Hagga, Arinal, Ratna H., Iskandar AM. 2018. Pola Penyebaran Kantong Semar
(Nepenthes sp) di Kawasan Gunung Selindung Desa Twi Mentibar Kecamatan
Selakau Kabupaten Sambas, Pontianak: Jurnal Hutan Lestari.

Haryani, T. Saptari. 2018. Organo Nutritivum (daun, batang, dan akar),


Tangerang Selatan: Universitas Terbuka.

Jintan, Yuzammi, I Nengah S., dan R. Pitopang. 2015. Studi Beberapa Aspek
Botani Amorphophallus paeoniifolius Dennst. Nicolson (Araceae) di Lembah
Palu, Palu: Online Jurnal of Nature Science.

Lahiri, Mhd Novra. 2014. Intensitas Serangan Hama Ulat Kantong Pada
Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Pada Usia Berbeda di Kebun Yayasan
Darul Jamil. Skripsi. Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian dan
Peternakan UIN Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.

Qubais, Asifatul. 2015. Analisis Variasi Genetik Beberapa Varietas Mangga


(Magnifera indica L.) Berdasarkan RAPD (Random Amplified Polymorphic
DNA) dan Penanda Molekuler Gen PSY (Phytoene Synthase). Skripsi. Jurusan
Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Rahayu, Asih. 2016. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Bagian – Bagian
Tumbuhan Melalui Strategi Pembelajaran Mind Maps pada Siswa Kelas IV MI
Misftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
Rahayu, Yustika. 2019. Karakteristik Morfologi Daun di Hutan Kota BNI
Gampong Tibang Kota Banda Aceh sebagai Referensi Praktikum Morfologi
Tumbuhan. Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Swastini, Ni L. Mega. 2015. Pengaruh Arang Sekam sebagai Media Tanam


terhadap Pertumbuhan Tanaman Kangkung Darat (Ipomoea reptans P.).
Skripsi. Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tasbihah, I. Yutimma. 2017. Perbandingan Sari Lidah Buaya (Aloe vera L.)
dengan Sari Tomat (Solanum lycopersicum) dan Konsentrasi CMC terhadap
Karakteristik Minuman Fungsional Lidah Buaya – Tomat. Skripsi. Program
Studi Teknologi Pangan Fakultas Teknik Universitas Pasundan.

Wardani, A. F. Kumala. 2019. Karakteristik Morfologi Tanaman Kakao


(Theobroma cacao L.) Hibrida F1 Lindak di Wisata Edukasi Kampung Coklat
Blitar sebagai Sumber Belajar Biologi. Skripsi. Program Studi tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Tulungagung

LAMPIRAN (Dokumentasi dan Literatur)

Anda mungkin juga menyukai