Anda di halaman 1dari 38

Laporan Praktikum Botani

“Identifikasi Daun”

Disusun oleh:
Nama : Kristina Magdalena Runtuthomas
NIM : 215040200113048
Kelas :B
Asisten : Ariesta Yudha Setiawan

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami
modifikasi pada tumbuhan tingkat tinggi, daun merupakan tempat penting
untuk fotosinteis. Daun merupakan salah satu organ pokok pada
tumbuhan.
Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya
dengan akar. Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun
dikenal dengan nama ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur
berupa helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau.
Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun struktur
daun, dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi, dengan cara
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut.
Dengan mengenal stuktur daun, dapat ditelaah komponen-komponen
setiap struktur secara lebih terperinci, mulai dari bentuk, daging, ujung,
permukaan, tepi, dan pertulangan daun.

1.2. Tujuan
1. Dapat menjelaskan definisi serta fungsi dari pada daun
2. Dapat menjelaskan macam-macam daun dan modifikasi daun
3. Dapat menjelaskan alat-alat tambahan pada daun
4. Dapat menjelaskan morfologi daun

1.3. Manfaat
1. Mahasiswa mampu menambah minat dalam memahami definisi daun
2. Mahasiswa mampu mengetahui macam bentuk dan modifikasi daun
3. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan mengenai alat-alat
tambahan pada daun
4. Dan mahasiswa mampu dalam menjelaskan morfologi daun dan
mengidentifikasi secara tepat dan benar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Daun


Bahasa Indonesia
 Daun merupakan salah satu bagian penting dari tanaman karena
memiliki klorofil, yaitu tempat terjadinya proses pembentukan makanan
yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhannya. Daun juga termasuk
organ tumbuhan penghasil utama bahan makanan melalui proses yang
kompleks dengan bantuan sinar matahari yang disebut proses fotosintesis.

 Daun merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk


fotosintesis umumnya melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat/
duduk daun disebut buku/nodus. Jarak antar nodus disebut
ruas/internodus. Sudut antara batang dan daun ketiak daun /axilla.
Umumnya melebar kaya akan zat hijau daun/klorofil.

Bahasa Inggris

 Leaf, in botany, any usually flattened green outgrowth from


the stem of a vascular plant. As the primary sites of photosynthesis,
leaves manufacture food for plants, which in turn ultimately nourish and
sustain all land animals. Botanically, leaves are an integral part of the stem
system.
(Daun, dalam botani, setiap pertumbuhan hijau yang biasanya rata
dari batang tanaman vaskular. Sebagai lokasi utama fotosintesis, daun
menghasilkan makanan untuk tanaman, yang pada akhirnya memberi
makan dan menopang semua hewan darat. Secara botani, daun
merupakan bagian integral dari sistem batang).

 Leaves are the most important organs of plants and carry out very
vital physiological activities such as photosynthesis, respiration,
transpiration, photoreception and synthesis and supply of signal
compounds, including growth regulators.
(Daun merupakan organ tumbuhan terpenting dan menjalankan
aktivitas fisiologis yang sangat vital seperti fotosintesis, respirasi,
transpirasi, fotoresepsi dan sintesis serta penyediaan senyawa sinyal,
termasuk zat pengatur tumbuh).

2.2. Fungsi Daun


Secara umum daun merupakan organ yang berperan sebagai
penyerap, pengangkut, pengolahan dan penimbunan zat-zat makanan.
Berikut ini merupakan fungsi daun secara umum:
 Menyimpan cadangan makanan misalnya pada umbi lapis bawang
merah (Allium cepa)
 Mengambil zat-zat makanan (resorbsi)
 Pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis)
 Penguapan (transpirasi)
 Pernapasan (respirasi)

2.3. Macam-Macam Daun


Berdasarkan jumlah anak daun: Daun tumbuhan dibedakan menjadi
daun Majemuk (Folium compositum) dan daun Tunggal (Folium simplek).

A. Berdasarkan jenisnya:
a. Daun Tunggal
Daun Tunggal merupakan daun yang pad tangkai daun hanya
terdapat satu helaian daun.

Gambar a. Daun berdasrkan jumlah anak daun (Daun Tunggal)

Sumber: Marina Silalahi (2015)


b. Daun Majemuk
Daun Majemuk merupakan daun yang dalam satu tangkai daun
terdapat lebih dari satu helaian daun.

Gambar b. Daun berdasarkan jumlah anak daun (Daun Majemuk)

Sumber: Marina Silalahi (2015)

Bagian – bagian Daun Majemuk:


 Ibu tangkai daun (petiolus communis) Merupakan tempat
melekatnya anak daun.
 Tangkai anak daun (petiololus): Cabang-cabang ibu tangkai
daun yang mendukung anak daun.
 Anak daun (foliolum) merupakan helaian daun
sesungguhnya.
 Upih daun bagian dibawah ibu tangkai daun biasanya
memeluk batang, spt pada pinang

B. Berdasarkan bentuknya:

Gambar B. (a)Daun Bulat, (b)Daun Perisai, (c)Daun Jorong, (d)Daun


Memanjang, (e)Daun Lanset.

Sumber: Patimah Ram (2016).


a. Daun Bulat
Bulat atau bundar (orbicularis), jika panjang lebar = 1: 1.
Bangun daun yang demikian ini dapat dijumpai pada Victoria regia,
Teratai Besar (Nelumbium nelumbo)

b. Daun Bangun Perisai


Bangun perisai (peltatus). Daun yang biasanya bangun bulat,
mempunyai tangkai daun yang tidak tertanam pada pangkal daun,
misalnya pada teratai besar tersebut diatas, pada daun Jarak
(Jatropha curcas L.) dll, dalam hal yang sedemikian itu daun
dikatakan mempunyai bangun perisai.

c. Daun Jorong
Jorong/perisai (ovalis atau ellipticus), yaitu jika perbandingan
panjang labar = 1 1 /2-2: 1, seperti dapat dilihat pada daun
Nangka (Artocarpus integra) dan Nyamplung (Calophyllum
inophyllum).

d. Daun Memanjang
Memanjang (oblongus), yaitu jika panjang lebar = 21 /2-3:1,
misalnya daun Srikaya (Annona squamosa) dan Sirsak (Annona
muricata)

e. Daun Bangun Lanset


Bangun lanset (lanceolatus), jika panjang lebar = 3-5:1,
misalnya daun Kamboja (Plumiera acuminata) dan Oleander
(Nerium oleander L).

C. Berdasarkan Ujung daun:


yvc
Gambar C. (a)Runcing, (b)Meruncing, (c)Tumpul, (d)Membulat,
(e)Rompang, (f) Terbelah (g)Berduri.

Sumber: Yutika Rahayu (2019)

a. Runcing (acutus)
Jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
menuju ke atas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk
suatu sudut lancip (lebih kecil dari 900).

b. Meruncing (acuminatus)
Seperti pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua
tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak
sempit panjang dan runcing, misalnya ujung daun Sirsak (Annona
muricata L.)

c. Tumpul (obtusus)
Tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat
menuju ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang
tumpul (lebih besar dari 900), sering di jumpai pada daun bangun
bulat telur terbalik atau bangun sudip, misalnya ujung daun Sawo
Kecik (Manilkara kauki L).

d. Membulat (rotundatus)
Seperti ujung tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut sama sekali,
hingga ujung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat
pada ujung yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal,
misalnya ujung daun Kaki Kuda (Centella asiatica L).
e. Rompang (truncatus)
Ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung
anak daun Semangi (Marsilea crenata L), daun Jambu Monyet
(Anacardium occidentale L).

f. Terbelah (retusus)
Ujung daun justru memperhatikan suatu lekukan, kadangkadang
amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L).

g. Berduri (mucronatus),
Jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing
keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun Nenas Sebrang
(Agave sisalana Perr).

D. Berdasarkan Pangkal daun:

Gambar D. (a)Runcing (Basis Folli), (b)Meruncing (daun tapak liman),


(c)Tumpul (daun cabe rawit), (d)Membulat,
(e)Rompang/rata, (f)Berlekuk

Sumber: Yutika Rahayu (2019)

a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun memanjang,


lanset dan belah ketupat.

b. Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.

c. Tumpul (obtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.


d. Membulat (rotundatus), terdapat pada bangun bulat telur dan jorong.

e. Rompang/rata (truncatus), terdapat pada bangun segitiga, delta dan


tombak.
f. Berlekuk (emarginatus), terdapat pada bangun jantung, ginjal, dan
anak panah.

E. Berdasarkan Tepi daun:


a.Rata

Gambar a. Daun Salam


Sumber: Ronald Ricardo (2019)

b. Bergerigi (kasar/ halus): daun lantana

Gambar b. Daun Lantana


Sumber: Felixia Amanda (2018)

c. Bergerigi ganda: daun seledri


Gambar c. Daun Seledri
Sumber: Annisa Hapsari

d. Bergigi: daun beluntas

Gambar d. Daun Beluntas


Sumber: Ayu Maharani (2021)

e. Beringgit: daun cocor bebek

Gambar e. Daun Cocor Bebek


Sumber: Jevi Nugraha (2021)

f. berombak: daun mata air pengantin


Gambar f. Daun Air Mata Pengantin
Sumber: Cut Meutia (2018)

F. Berdasarkan Tulang daun:

Gambar F. (a) Menyirip, (b) Menjari, (c) Melengkung, (d) Sejajar

Sumber: Yutika Rahayu (2019)

a. Menyirip (penninerve); tulang cabang tersusun seperti sirip pada ikan


misalnya daun Mangga (Mangifera indica L).

b. Menjari (palminerve); sejumlah tulang cabang lurus tersusun seperti


susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai daun).

c. Melengkung (curvinerve); sejumlah tulang cabang melengkung,


tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai
daun), misalnya daun Senggani (Melastoma polyanthium Bl).

d. Sejajar (rectinerve); sejumlah tulang cabang tersusun sejajar dari


pangkal sampai ujung helaian daun, misalnya daun Alang-Alang
(Imperata cylindrica L) dan Teki (Cyperus rotundus L).

G. Berdasarkan Daging daun:

a. Tipis seperti selaput, misalnya daun paku selaput (Hymenophyllum


australe).
Gambar a. Tumbuhan Paku Selaput

Sumber: Akkuphiea (2012)

b. Seperti kertas, dimana daun ini tipis tetapi cukup kuat. Misalnya
daun pisang (Musa paradisiaca).

Gambar b. Daun Pisang (Musa paradisiaca)

Sumber: Rifqi Faizal Muzakki (2021)

c. Tipis lunak misalnya daun selada air.

Gambar c. Daun Selada Air

Sumber: Febrianti D.K (2016)


d. Seperti perkamen , yaitu berdaun tipis tetapi cukup kaku. Misalnya
daun kelapa (Cocus nucifera).

Gambar d. Daun Kelapa (Cocus nucifera)


Sumber: Galih Priatmaja dan Arendya Nariswari (2019)

e. Seperti kulit, yaitu helaian daunnya lebal dan kaku. Misalnya daun
nyamplung (Calophyllum inophyllum).

Gambar e. Daun Nyamplung (Calophyllum inophyllum)

Sumber: Sotyati (2016)


f. Berdaging, yaitu daun tebal dan berair. Misalnya daun lidah buaya

Gambar f. Daun Lidah Buaya (Aloe sp.)

Sumber: Sakinah Sudin (2018)


H. Berdasarkan Permukaan daun:

a. Licin Mengkilat, contohnya permukaan bagian atas daun kopi


(Coffea robusta).

Gambar a. Daun Kopi (Coffea robusta)

Sumber: Erdiansyah S.P (2020)

b. Suram, misalnya daun ketela rambat (Ipomoea batatas).

Gambar b. Daun Ketela Rambat (Ipomoea batatas)

Sumber: Novie Rachmayanti (2019)

c. Berselaput lilin, misalnya permukaan bagian bawah daun pisang


(Musa paradisiaca).
Gambar c. Bagian bawah Daun Pisang (Musa paradisiaca)

Sumber: Jasmito (2018)

d. Gundul misalnya daun jambu air (Eugena aquea)

Gambar d. Daun Jambu Air (Eugene aquea)

Sumber: Irfan (2018)

e. Kasap, misalnya daun jati (Tectona gradis)

Gambar e. Daun Jati (Tectona gradis)

Sumber: Rizki Indra (2021)

f. berkerut misalnya daun jambu biji (Psidium guajava)


Gambar f. Daun Jambu Biji (Psidium guajava)

Sumber: Dodiek Dwiwanto (2021)

g. Berbingkul-bingkul seperti berkerut tetapi kerutannya lebih besar


misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus)

Gambar g. Daun Air Mata Pengantin (Antigonon leptopus)

Sumber: Nursaptia Purwa Asmara (2015)

h. Berbulu Jarang, jika bulu halus dan jarang-jarang. Misalnya daun


tembakau (Nicotiana tabacum)

Gambar h. Daun Tembakau (Nicotiana tabacum)

Sumber: Agung (2014)


i. Berbulu kasar, jika daun berambut kaku dan jika diraba terasa kasar.
Misalnya daun gadung  (Dioscorca hispida).

Gambar i, Daun Gadung (Dioscorca hispida)

Sumber: Yulia Yowono (2018)

j. Bersisik, misalnya sisi bawah daun durian (Durio zibethinus)

Gambar j. Daun Durian (Durio zibethinus)

Sumber: Kakakid (2021)


2.4. Macam-Macam Modifikasi daun
Modifikasi Daun merupakan variasi pada daun yang terjadi sebagai
akibat adanya reduksi atau penambahan jaringan-jaringan tertentu selama
perkembangannya karena factor kegiatannya daun itu sendiri atau oleh
lingkungan. Modifikasi daun berkaitan erat dengan adaptasi yang bertujuan
untuk mempertahankan hidupnya.
Modifikasi Daun secara keseluruhan:

A. Duri (Spina phyllogenum)


Duri merupakan organ aksesori dan berfungsi sebagai alat
perlindungan diri dari pemangsa dan dapat mengurangi penguapan air
yang dapat berasal dari modifikasi daun atau merupakan organ
aksesori sejati.
Misalnya, pada tanaman Kaktus (Opuntia sp.).

Gambar A. Kaktus (Opuntia sp.)

Sumber: Endah Caratri (2021)

B. Sulur ( Tendril)
Beberapa spesies tanaman dapat memodifikasi diri menjadi sebuah
sulur. Sulur tersebut membantu tumbuhan untuk mengaitkan diri pada
objek tumpuan atau tumbuhan lain pada saat tanaman tumbuh.
Misalnya pada tanaman, Smilax rotundifolia.

Gambar B. Smilax rotundifolia

Sumber: Elizabeth’s Wildflower (2014)

C. Tunas Adventif Tanaman


Tunas adventif adalah tunas liar yang tumbuh di luar bagian batang.
Biasanya ia tumbuh di tepi daun.
Misalnya pada tanaman, Cocor Bebek
.
Gambar C. Cocor Bebek

Sumber: Kania Dekoruma (2021)

D. Daun pada Tanaman Pemakan Serangga


Pada beberapa jenis tanaman membutuhkan nutrisi yang tidak
didapatkan di tanah tempat tumbuhnya, sebagian besar dipenuhi dari
hewan yang terjebak dalam alat perangkapnya. Alat perangkap yang
dimaksud yaitu modifikasi dari ujung daun yang membentuk kantong.
Misalnya pada tanaman, Kantong Semar (Nepenthes sp.)

Gambar D. Kantong Semar (Nepenthes sp.)


Sumber: Famila Juniarti (2019)
2.5. Alat-Alat Tambahan pada Daun
A. Dan penumpu (stipula)

Biasanya berupa dua helai lembaran serupa daun yang kecil yang
terdapat dekat dengan pangkal tangkai daun dan umumnya berguna untuk
melindungi kuncup yang masih muda.
a. Daun penumpu yang bebas terdapat dikanan kiri pangkal tangkai
daun,disebut:daun penumpu bebas (stipulae liberae) terdapat
misalnya pada kacang tanah (arachis hypogaea L).

Gambar a. Daun Kacang Tanah

Sumber: Kurnia P. dan Trustinah (2016)

b. Daun penumpu yang melekat kanan kiri pangkal tangkai daun


(stipulae adnatae) pada mawar (rosa sp).

Gambar b. Daun Bunga Mawar (rosa sp).

Sumber: Natika (2019)

c. Daun penumpu yang berlekatan menjadi satu dan mengambil tempat


didalam ketiak daun (stipula axillaris atau stipula intrapetioloris).

d. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat berhadapan


dengan tangkai dan biasanya agak lebar hingga melingkari batang
(stipula petiolo opposite atau stipula antidroma).

e. Daun penumpu yang berlekatan dan mengambil tempat diantara dua


tangkai daun seperti sering kali terjadi pada tumbuhan yang pada
satu buku-buku batang mempunyai dua daun yang duduk
berhadapan.misalnya pada pohon mengkudu (morinda citrifolia
L).daun penumpu yang demikian dinamakan: daun penumpu antar
tangkai (stipula interpetiolaris).

Gambar e. Daun Pohon Mengkudu (morinda citrifolia L)

Sumber: Novi Fuji Astuti (2020)

B. Selaput bumbung (ocrea atau ochrea)

Alat ini berupa selaput tipis yang menyelugungi pangkal suatu ruas
batang.jadi terdapat diatas suatu tangkai daun.selaput bumbung dianggap
sebagai daun penumpu yang kedua sisinya saling berlekatan dan melingkari
batang,terdapat antara lain pada, Daun Nyamplung.

Gambar B. Daun Nyamplung

Sumber: Jake (2019)

C. Lidah- lidah (ligula)

Suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas antara upih dan
helaian daun pada daun rumput. Alat ini berguna untuk mencegah
meengalirnya aliran air hujan kedalm ketiak antara batang dan upih
daun.sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindarkan.
Gambar C. Daun Padi

Sumber: Pandu F. (2021)

2.6. Morfologi Daun

Daun merupakan peralatan hara yang hanya tidak kekurangan pada


batang dan tidak pernah terdapat pada aspek lain, aspek batang lokasi
duduk atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang,
sedangkan lokasi di atas daun yang berupa sudut selang batang dan daun
dinamakan ketiak daun (axilla). Pada sebagian
luhur Angiospermae bagian-bagian daun dapat dibedakan selang lain;
dasar daun, tangkai daun, dan helai daun. Daun dibagi terbagi menjadi
daun tunggal dan daun majemuk, pada daun majemuk terdapat sejumlah
anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya pada
sumbu (rachis) yang sama. Anak daun yang muncul pada sisi lateral dari
sumbu dikata daun majemuk bersirip, sedangkan jika semua anak daun
muncul pada ujung sumbu yang amat pendek sehingga dapat diistilahkan
melekat pada ujung tangkai daun bersama maka daun seperti itu dikata
daun majemuk menjari. Selain itu terdapat lagi daun majemuk bentuk kaki
dan daun majemuk campuran, pembagian daun majemuk sebagai berikut:

A. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus)


Merupakan daun majemuk yang anak daunnya terdapat dikanan kiri ibu
tangkai daun. Anak daun tersusun dikanan-kiri aksis dengan susunan
seperti sirip ikan. Berdasarkan kedudukan anak daun pada tangkainya,
daun majemuk menyirip dibedakan menjadi beberapa katagori yaitu:
Gambar A. Daun Majemuk Menyirip (Pinnatus

Sumber:

a. Daun Majemuk Menyirip beranak daun satu (unifoliolatus)


Yaitu anak-anak daun tersusun dalam satu barisan yang dibatasi
oleh suatu persendian, misalnya daun dari berbagai jenis jeruk.

b. Daun Majemuk Menyirip Genap (Abruptepinnatus)


Yaitu anak-anak daun tersusun dalam jumlah genap di kiri-kanan
ibu tangkai daun, sehingga tersusun secara berpasangan.
Misalnya pada daun asam (Tamarindus indica L).

c. Daun Majemuk Menyirip Ganjil (Imparipinnatus).


Yaitu anak-anak daun tersusun dalam jumlah ganjil di kiri-kanan
ibu tangkai daun, sehingga tersusun tidak berpasangan.
Contohnya pada daun belimbing (Averrhoa carambola L).

B. Daun Majemuk Menjari (Palmatus atau Digitatus)


Merupakan daun majemuk yang semua anak daun tumbuh pada ujung
aksis secara radial, membentuk susunan seperti jari-jari pada tangan.
Berdasarkan jumlah anak daunnya, daun majemuk menjari dapat
dibedakan sebagai berikut:
Gambar B. Daun Majemuk Menjari. (a) Beranak daun dua, (b) Beranak
daun tiga, (c) Beranak daun lima, (d) Beranak daun tujuh

Sumber:

a. Beranak daun dua (bioliolatus)


Pada ujung ibu tangkai terdapat dua anak daun, misalnya daun
nam-nam (Cynometra cauliflora L.)

b. Beranak daun tiga (tripoliolatus)


Pada ujung ibu tangkai terdapat tiga anak daun, misalnya pada
pohon para (Hevea brasiliensis Muell.)

c. Beranak daun lima (quinquefoliolatus)


Pada ujung ibu tangkai terdapat lima anak daun, misalnya daun
maman (Gynandropsis pentaphylla D.C.)

d. Beranak daun tujuh (septemfoliolatus)


Jika ada tujuh anak daun pada ujung tangkainya, misalnya daun
randu (Ceiba petandra Gaertn.).

e. Daun majemuk menjari beranak daun banyak (polifoliolate)


Apabila anak daunnya berjumlah lebih dari tujuh, misalnya daun
walisongo (Schefflera longifolia; Araliaceae)
Gambar e. Daun Walisongo

Sumber: Agrotek (2020)

C. Daun Majemuk Bangun Kaki (Pedatus)


Memiliki struktur hampir sama dengan daun majemuk menyirip.
Perbedaan dapat dilihat pada dua anak daun terakhir, yang biasanya
terletak didekat ibu tangkai daun, tidak duduk pada ibu tangkainya,
melainkan pada tangkai anak daun yang disampingnya, sehingga seolah-
olah memiliki kaki yang menunjang daun disampingnya.

D. Daun Majemuk Campuran (Digitatopinnatus)


Merupakan suatu daun majemuk ganda yang mempunyai
cabangcabang ibu tangkai memencar seperti jari dan terdapat pada ujung
ibu tangkai daun, tetapi pada caang-cabang ibu tangkai ini terdapat anak-
anak daun yang tersusun menyirip. misalnya daun sikejut (Mimosa pudica
L.)

Gambar D. Daun Sikejut (Mimosa pudica L.)

Sumber: Andi Ristanto (2020)


BAB III

METODOLOGI

3.1. Alat dan Bahan

3.1.1. Alat

 Alat tulis
 Kamera

3.1.2. Bahan

 Daun Kangkung
 Daun Mangga
 Daun Lidah Buaya
 Daun

3.2. Cara Kerja

Menyiapkan alat dan bahan

Mengobservasi daun yang telah disiapkan

Mengidentifikasi karakteristik daun

Mendokumentasikan hasil observasi

Membuat Laporan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1. Klasifikasi Tanaman

A. Kangkung Darat
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Convolvulaceae
Genus : Ipomoeae
Spesies : Ipomoeae reptans poir

B. Mangga
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera indica

C. Lidah Buaya
Kingdom : Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asparagales
Famili : Xanthorrhoeaceae
Genus : Aloe. L
Spesies : Aloe vera. L. Burm. F
D. Daun Bira
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Alocasia
Spesies : Alocasia macrorrhizos

4.1.2. Tabel Hasil Identifikasi

Bentuk Daging Ujung Permukaa Tepi Tulang


Daun
Daun Daun Daun n Daun Daun Daun

Kangkun Memanjan Tipis


Runcing Gundul Rata Menyirip
g Darat g Lunak

Seperti
Meruncin Licin
Mangga Jorong Perkame Rata Menyirip
g Mengkilap
n
Tidak
Lidah Memanjan Berdagin Berselaput
Runcing Bergerigi Bertulan
Buaya g g tebal lilin
g

Bangun Seperti Licin Beromba Mennyiri


Bira Runcing
Perisai Kulit Mengkilap k p

4.2. Pembahasan
4.2.1. Pembahasan Hasil Identifikasi Daun

1. Daun Kangkung Darat (Ipomoea reptans poir)


Daun kangkung berwarna hijau dan tergolong tipe jenis daun
tunggal, memiliki bentuk memanjang dan daging daunnya tipis
lunak. Memiliki ujung daun runcing, permukaan daun kangkung
gundul, dan tepi daunnya rata. Serta memiliki tipe tulang daun
menyirip.
Tangkai daun kangkong melekat di buku-buku batang terdapat
tunas yang akan menjadi cabang baru diketiak daunnya.

Gambar 1. Dokumentasi daun Kangkung,


Gambar 2. Foto gambar tangan daun kangkong

2. Daun Mangga (Mangifera indica)


Daun manga berwarna hijau dan tergolong tipe jenis daun
majemuk, memiliki bentuk memanjang dan daging daunnya
seperti perkamen. Memiliki ujung daun meruncing, permukaan
daun manga licin mengkilap dan tepi daunnya rata. Serta memiliki
tipe tulang daun menyirip.
Daun manga termasuk daun tidak lengkap, karena hanya
memiliki tangkai daun dan helaian daun saja.

Gambar 1. Dokumentasi daun Mangga


Gambar 2. Foto gambar tangan daun mangga

3. Lidah Buaya (Aloe vera. L)


Daun lidah buaya berwarna hijau muda dan tua. Daun lidah
buaya menyerupai bentuk seperti pita dan terdapat duri pada
pinggirannya. Daun lidah buaya saling berhadapan satu sama lain
yang membentuk suatu struktur disebut roset.
Daun lidah buaya memiliki bentuk memanjang, berdaging
daun tebal, dan ujung daunnya meruncing. Memiliki permukaan
daun berselaput lilin, tepi daunnya bergerigi, dan tidak memiliki
tulang daun.

Gambar 1. Dokumentasi daun Lidah Buaya


Gambar 2. Foto gambar tangan daun Lidah Buaya

4. Daun Tumbuhan Bira (Alocasia macrorrhizos)


Daun tumbuhan bira berwarna hijau dan termasuk jenis daun
tunggal, memiliki bentuk daun bangun perisai dan berdaging daun
seperti kulit. Daun bira memiliki ujung daun runcing, permukaan
daunnya licin mengkilap dan tepi daunnya berombak. Serta
Memiliki tipe tulang daun menyirip.
Tangkai daun tumbuhan bira berhubungan dengan helai daun
pada bagian tepi, berwarna hijau.
Gambar 1. Dokumentasi daun Tumbuhan Bira
Gambar 2. Foto gambar tangan daun tumbuhan bira
BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Daun merupakan alat hara bagian tumbuhan yang penting untuk


fotosintesis umumnya melekat pada batang dan dahan. Tempat melekat/
duduk daun disebut buku/nodus. Jarak antar nodus disebut ruas/internodus.
Sudut antara batang dan daun ketiak daun /axilla. Umumnya melebar kaya
akan zat hijau daun/klorofil.

Daun berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan, mengambil zat-


zat makanan (resorbsi), pengolahan zat-zat makanan (fotosintesis),
penguapan (transpirasi), dan sebagai pernapasan (respirasi).

Daun memiliki bentuk yang beragam, memiliki berbagai modifikasi bentuk


serta mempunyai alat-alat tambahan yang berbeda dan variatif.

5.2. Saran

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun


laporan ini, baik tulisan maupun bahasa yang saya sajikan. Maka dari itu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca saya butuhkan demi
memperbaiki laporan saya berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agrotek. 2020. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Lidah Buaya.


(https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-lidah-buaya/, diakses:
20 Oktober 2021).

Bitar. 2021. Daun – Pengertian, Bagian, Tangkai, Helaian, Struktur, Upih, Fungsi,
Contoh. (https://www.gurupendidikan.co.id/daun/, diakses: 19 Oktober
2021).

Helminawati. 2011. Uji Efek Antihiperglikemia Infusa Kangkung Darat (Ipomoea


reptans Poir) Pada Mencit Swiss Jantan Yang Diinduksi Streptozotocin.
Jurnal. Jurusan Farmasi FMIPA. Universitas Islam Indonesia.

Krishnamurty, K, V. dkk. 2015. Origin, Development and Differentiation of


Leaves. India: Springer India.

Petruzello, M. 2020. Leaf Plant Anatomy.


(https://www.britannica.com/science/leaf-plant-anatomy#ref344796,
diakses: 14 Oktober 2021).

Rachmawati, N. dkk. 2014. Modifikasi Daun dan Filotaksis. Resume. Fakultas


Pendididikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Program Studi
Pendidikan Biologi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Rahayu, Y. 2019. Karakteristik Morfologi Di Hutan Kota BNI Gampong Tibang


Kota Banda Aceh Sebagai Referensi Praktikum Morfologi Tumbuhan.
Skripsi, Fakultas Tabiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi.
Banda Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Ram, P. 2016. Karakteristik Morfologi Daun Di Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan


Sebagai Referensi Praktikum Morfologi Tumbuhan. Skripsi. Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan Program Studi Pendidikan Biologi. Banda Aceh:
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam.

Silalahi, M. 2015. “Morfologi Tumbuhan”


(http://repository.uki.ac.id/195/1/MORFOLOGI%20TUMBUHAN.pdf).
Jakarta: Universitas Kristen Indonesia.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai