Oleh :
Nama : Helda Apriyani
NIM : 2030801063
A. Latar Belakang
Daun (folium)
Daun merupakan suatau bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besae daun. Alat ini hanya
terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada
tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun
dinamakan buku-buku (nodus) batang. dan tempat di atas daun yang
merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla).
Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan
menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh-
tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur
yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan mening galkan bekas pada batang.
Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan
dan akhirnya menjadi perang. Jadi daun yang telah tua, kemudian mati dan
runtuh dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang
masih segar. Perbedaan warna ini kita lihat pula bila kita membandingkan
warna antara daun yang masih muda dan daun yang sudah dewasa. Daun
yang muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu
atau kemerah-merahan. sedangkan yang sudah dewasa biasanya berwarna
hijau sungguh.
Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru. dan biasanya
jumlah daun baru yang terbentuk melebihi jumlah daun yang gugur,
sehingga pada tumbuhan yang semakin besar kita dapati jumlah daun yang
semakin besar pula, sehingga suatu batang pohon nampak makin lama
makin rindang. Tetapi ada pula tum buhan yang pada waktu-waktu tertentu
mengugurkan semua daun nya, sehingga tumbuhan dalam keadaan yang
demikian tadi nam pak gundul sama sekali seperti tumbuhan yang mati.
Peristiwa ini dapat kita lihat dalam musim kemarau pada jenis-jenis
tumbuhan tertentu. yang menjelang datangnya musim hijau membentuk
tunas-tunas baru dan dalam musim hujan akan kelihatan hijau kem bali. Jenis-
jenis tumbuhan yang mempunyai sifat demikian itu disebut tumbuhan
meranggas (tropophyta) yang banyak pula kita jumpai di Indonesia. seperti
misalnya: pohon jati (Tectona grandis L.). kedondong (Spondias dulcis Forst.),
kapok randu (Ceiba pen tandra Gaertn.). pohon para (Hevea brasiliensis
Muell.), dan lain-lain lagi. Bentuk daun yang tipis melebar. warna hijau, dan
duduknya pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras de
ngan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
Bentuk daun yang tipis melebar. warna hijau, dan duduknya
pada batang yang menghadap ke atas itu memang sudah selaras de
ngan fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
1. pengambilan zat-zat makanan (resorbsi). terutama berupa zat gas
(CO₂).
2. pengolahan zat-zat makanan (asimilasi).
3. penguapan air (transpirasi).
4. pernafasan (respirasi).
Tumbuhan mengambil zat-zat makanan dari lingkungannya dan zat
yang diambil (diserap) tadi adalah zat-zat yang bersifat anorganik. Air beserta
garam-garam diambil dari tanah oleh akar tumbuhan. sedang gas asamarang
(CO2) yang merupakan zat makanan pula bagi tumbuhan diambil dari udara
melalui celah celah yang halus yang disebut mulut daun (stoma) masuk ke
dalam daun.
Apa yang telah diuraikan mengenai ujung daun pada umum nya dapat
pula diberlakukan untuk pangkal daun. Selain dari itu ada pula kalanya, bahwa
kedua tepi daun di kanan kiri pangkal dapat bertemu dan berlekatan satu sama
lain, oleh sebab itu pangkal daun dibedakan dalam:
1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi ter pisah oleh
pangkal ibu tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan demikian pangkal
daun dapat: a. runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun
memanjang, lanset, belah ketupat, dll. b. meruncing (acuminatus), biasanya
pada daun bangun bulat telur sungsang atau daun bangun sudip, c. tumpul
(obtusus), pada daun-daun bangun bulat telur. jorong, d. membulat
(rotundatus) pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur. e.
rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta,
tombak. f. berlekuk (emarginatus). pada daun-daun bangun jantung,ginjal,
anak panah.
2. Yan tepi daunya dapat bertemu satu sama lain: a. pertemuan tepi daun pada
pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai dengan letak
daun pada batang tadi,seperti lazim dapat kita lihat pada daun-daun bangun
perisai. b. pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang yangg berlawanan
atau berhadapan dengan letak daunnya. Dalam hal ini tampaknya seperti
pangkal daun tertembus oleh batangnya (perfoliatus).
Permukaan Daun
Pada umumnya warna daun pada sisi atas dan bawah jelas berbeda,
biasanya sisi atas tampak lebih hijau, licin, atau mengkilat, jika dibanding
dengan sisi bawah daun. Perbedaan warna tadi disebabkan karena warna hijau
lebih banyak terdapat pada lapisan atas daripada di lapisan bawah.Kadang-
kadang pada permukaan daun terdapat alat-alat tambahan yang berupa sisik-
sisik, rambut-rambut. duri, dll. Melihat keadaan permukaan daun itu orang lalu
membedakan permukaan daun yang:
a) licin (laevis). dalam hal ini permukaan daun dapat kelihatan:
• mengkilat (nitidus). sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.).
beringin (Ficus benjamina L.).
• suram (opacus), misalnya daun ketela rambat (Ipomoea batatas
Poir.).
• berselaput lilin (pruinosus), misalnya sisi bawah daun pisang
(Musa paradisiaca L.), daun tasbih (Canna hybrida Hort.),
b) gundul (glaber), misalnya daun jambu air (Eugenia aquea Burm.),
c) Kasap (scaber), misalnya daun jati (Tectona grandis L.),
d) Berkerut (rugosus), misalnya daun jarong (Stachytarpheta
jamaicensis Vahl.), jambu biji (Psidium guajava L.),
e) Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut, tetapi kerutan nya
lebih besar, misalnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus
Hook et Arn.),
f) Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang, misalnya daun
tembakau (Nicotiana tabacum G. Don.),
g) Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa berbulu
sehingga jika diraba terasa seperti laken atau beludru,
h) Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa
kasar, misalnya daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
i) Bersisik (lepidus), seperti misalnya sisi bawah daun durian (Durio
zibethinus Murr.)
A. Daun Tunggal
a) Caladium bicolor
Caladium bicolor atau sering dikenal dengan keladi yang merupakan
tanaman hias. Tanaman ini tumbuh dengan baik jika kelembapan dan
kebutuhan sinar mataharinya tercukupi. Adapun klasifikasi tanaman
caladium bicolor sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Alismatales
Famili : Araceae
Genus : Caladium
Spesies : Caladium bicolor (W. Ait.) Vent
Pada (Gambar 3.) Bahwa tumbuhan caladium bicolor memiliki daun yang
bertulang menyirip (penninervis). Menurut Tjitrosoepomo (2009) daun
menyirip mempunyai satu ibu daun yang berjalan dari pangkal ke ujung,
dan merupakan terusan tangkai daun. Dari ibu tulang ini ke samping keluar
tulang-tulang cabang, sehingga susunan nya mengingatkan kita kepada
susunan sirip ikan, oleh sebab itu dinamakan menyirip.
Caladium bicolor (W. Ait.) Vent. Memiliki perawakan herba dengan tinggi
25 – 50 cm, batang membentuk umbi. Daun : tunggal, bentuk perisai
bersegi, tepi daun rata, permukaan daun licin,pertulangan daun menjari.
Akar : berakar serabut. (Rahman 2018)
b) Alpinia galnga
Tanaman lengkuas merupakan tanaman rimpang dengan klasifikasi
sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divis : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledone
Ordo : Zingiberae
Familia : Zingiberaceae
Genus : Alpinia
Spesies : Alpinia Galanga
Gambar 4. Bagian daun alpinia galanga; a. lamina;
b. vagina dan petiolus.
Dilihat pada gambar 4. Pelepah Daun. Besar, kuat, ulet, sangat panjang,
tubuler di pangkal, membentuk celah memanjang pada sisi yang berlawanan
dengan helai. helai pada pelepah terbawah tereduksi menjadi sisik
rudimenter kecil. Panjang pelepah A.galanga 30-40cm sedangkan untuk
tangkainya menyatu dengan pelepah, terdapat upih di pangkalnya,yang
terkadang merapat pada batang. (Setyawan 1999, 34)
Gambar 5. Bagian lamina alpinia galanga; a. apex folii; b. margo folii; c. basic
folii
Gambar 6. Bagian Nervatio atau Venatio; a. costa; b. nervus lateralis
c) Dimocarpus logan
Dimocarpus logan atau sering dikenal dengan kelengkeng/mata kucing.
Tanaman kelengkeng diklasifikasikan sebagai berikut;
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Dimocarpus
Famili : Sapindaceae
Genus : Dimiocarpus
Spesies : Dimocarpus longan lour
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan pada pratikum morfologi ini ,dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Daun (folium) merupakan suatau bagian tumbuhan yang penting dan
pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun.
2. Bagian bagian daun yang tidak lengkap yaiu,pelepah daun
(vagina),tangkai daun (petiolus),helaian daun (lamina)
3. Sifat-sifat daun yaitu,bentuk daun/bangun daun
(circumscriptio),ujung (apex),pangkal (basis),susunan tulang-
tulang (nervatio atau venatio) tepi (margo),daging daun
(intervenium)
4. Pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja. Daun yang
demikian dinamakan daun tunggal (folium simplex) sedangkan,
tangkainya bercabang-cabang, dan baru pada cabang tangkai ini
terdapat helaian daunnya, sehingga di sini pada satu tangkai ter apat
lebih dari satu helaian daun. Daun dengan susunan yang demikian
disebut daun majemuk (folium compositum).
5. Bagian bagian dari daun majemuk terdiri dari ibu tangkai daun
(potiolus communis),tangkai anak daun (petiololus),anak daun
(foliolum)
B. Saran
Dalam melaksanakan pratikum harus teliti dan fokus dalam membedakan
jenis daun dan bagian-bagian daun pada tanaman tersebut dan dibantu
dengan buku morfologi tumbuhan seperti buku gembong kemudian saat
pengambilan foto harus dengan tepat agar memudah kan saat diamati.
DAFTAR PUSTAKA