0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
32 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun pada beberapa jenis tanaman. Terdapat penjelasan tentang bagian-bagian daun seperti helaian daun, tangkai daun, pelepah daun, dan urat daun. Juga dibahas tentang jenis-jenis daun seperti daun lengkap, daun tidak lengkap, daun tunggal, dan daun majemuk. Contoh tanaman yang diamati morfologi daunnya adalah kembang sepatu,
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun pada beberapa jenis tanaman. Terdapat penjelasan tentang bagian-bagian daun seperti helaian daun, tangkai daun, pelepah daun, dan urat daun. Juga dibahas tentang jenis-jenis daun seperti daun lengkap, daun tidak lengkap, daun tunggal, dan daun majemuk. Contoh tanaman yang diamati morfologi daunnya adalah kembang sepatu,
Dokumen tersebut membahas tentang morfologi daun pada beberapa jenis tanaman. Terdapat penjelasan tentang bagian-bagian daun seperti helaian daun, tangkai daun, pelepah daun, dan urat daun. Juga dibahas tentang jenis-jenis daun seperti daun lengkap, daun tidak lengkap, daun tunggal, dan daun majemuk. Contoh tanaman yang diamati morfologi daunnya adalah kembang sepatu,
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2018 BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Morfologi tumbuhan ialah ilmu yang mempelajari struktur organ tumbuhan
baik mengenal akar, daun, batang, bunga, buah, maupun bijinya. Pada dasarnya, tumbuhan terdiri atas tiga organ pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis), dan daun (folium). Kata Morfologi berasal dari kata morphologie. Kata morphologie berasal dari bahasa Yunani morphe yang digabungkan dengan logos. Morphe berarti bentuk dan dan logos berarti ilmu. Kata morfologi berarti ilmu tentang bentuk. Daun adalah satu-satunya organ bagian dari tubuh tumbuhan. Secara umum, pada tumbuhan harus mempunyai daun, batang dan akar. Daun sendiri merupakan organ bagian tumbuhan yang sangat penting, karena daun adalah tempat pengambilan zat-zat makanan terutama yang berupa zat gas (CO2), selain itu sebagai pengelola zat-zat makanan, penguapan air dan pernapasan bagi tumbuhan itu sendiri. Dilihat dari segi fungsi, daun sangat penting bagi tumbuhan, karena jika tidak ada daun, maka tumbuhan tersebut akan mati atau tidak akan tumbuh karena pada daun inilah terjadi proses fotosintesis dan lain sebagainya. Daun adalah organ yang sangat penting bagi tumbuhan dalam menjalankan berbagai proses fisiologi dan biokimia untuk memproduksi biomasa sebagai sumber energi bagi organisme lainnya termasuk manusia. Daun tumbuhan dapat dibedakan menurut bentuk, ukuran dan beragam sifatnya. Berdasarkan sifatnya, daun dapat dibedakan atas daun lengkap dan daun tidak lengkap. Daun lengkap memiliki empat komponen utama, yakni pelepah daun (vagina), tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina), dan pertulangan daun (venation). Tumbuhan dengan daun lengkap dapat ditemukan pada tanaman pisang (Musa paradisiaca L.) dan pinang (Areca catechum L.). Istilah bagi seluruh daun pada tanaman adalah phyllom. Namun, dikenal juga istilah daun hijau, katafil, hipsofil, kotiledon (keping biji), profil dan lain- lain. Daun hijau berfungsi khusus untuk fotosintesis dan biasanya berbentuk pipih mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari dan gas CO2. Katafil adalah sisik pada tunas atau pada batang di bawah tanah dan fungsinya sebagai pelindung atau tempat penyimpanan cadangan makanan. Daun pertama pada cabang lateral disebut prophyl pada monokotil hanya ada satu helai prophyl, pada dikotil ada dua helai. Hipsofil berupa berbagai jenis bakteri yang mengiringi bunga dan berfungsi sebagai pelindung. Daun tidak lengkap dicirikan dari satu atau lebih dari empat komponen tersebut tidak ada. Kebanyakan tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak jumlahnya, kebanyakan tumbuhan hanya terdiri atas: (1) daun bertangkai yang terdiri dari tangkai daun, helaian daun dan pertulangan daun. (2) Daun berpelepah/ berupih terdiri dari upih, helaian daun dan pertulanga daun misalnya pada padi dan jagung. (3) Daun duduk terdiri dari helaian daun dan pertulangan daun, misalnya pada biduri (Calotropis gigantean R. Br) dan jika bagian pangkal lebar dan melingkari batang disebut duduk memeluk batang (ampleksi caulis misalnya tempuyung (Souchus oleaceus) dimana helain daun disebut telinga daun dan (4) daun tangkai (filodia) terdiri atas petiola yang pipih seperti helaian daun, misalnya asacia auliculifomis. Seringkali juga terdapat kelengkapan tambahan (modifikasi daun) diantaranya dalam bentuk: (1). Daun penumpu (stipula) terdapat pada kapri (Pisum sativum), nangka (Arthocarpus integra) dan mawar (Rosa sinensis), (2) selaput bumbung (ocrea), misalnya polygonium dan lidah- lidah (lingual) misalnya pada daun-daun tumbuhan graminae. Sulur atau tendril juga merupakan modifikasi daun sulur daun, sulur tangkai daun dan (stipula) dan duri daun.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum morfologi daun adalah untuk memberi pengalaman
kepada praktikan dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk, memberi pengetahuan kepada praktikan untuk mendeskripsikan bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk, Serta untuk mengenal susunan daun majemuk dan bermacam-macam duduk daun. Kegunaan dari praktikum morfologi daun adalah agar praktikan dapat terampil dalam melakukan pengamatan terhadap bermacam tipe daun tunggal dan daun majemuk, Praktikan mampu mendeskripsikan secara bermacam-macam tipe daun tunggal dan daun majemuk, serta mampu mengenal dan memahami susunan daun majemuk dan bermacam-macam duduk daun. BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting. Pada umumnya
tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak terdapat pada bagian lain pada tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau tempat melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun dinamakan ketiak daun (axilla). Daun biasanya tipis melebar, kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil, oleh karena itu daun biasanya berwarna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau daerah-daerah yang ditempati tumbuh- tumbuhan nampak hijau pula. Bagian tumbuh-tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas, akhirnya akan runtuh dan meningggalkan bekas pada batang. Pada waktu akan runtuh warna daun berubah menjadi kekuning-kuningan. Jadi, daun yang lebih tua kemudian mati dan runtuh dari batang dan mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih segar (Tjitrosoepomo, 2010). Fungsi utama daun adalah menyintesis bahan organik dengan menggunakan sinar sebagai sumber energi melalui proses fotosintesis. Pengubahan energi ini terjadi di dalam organel sel khusus yang yang disebut kloroplas, yang di dalamnya terdapat pigmen klorofil. Struktur luar dan dalam daun berkaitan dengan perannya dalam proses fotosintesis dan transpirasi. Daun biasanya rata dan tipis sehingga memudahkan masuknya sinar matahari ke dalam sel. Luasnya permukaan daun juga memungkinkan terjadinya pertukaran gas (Mulyani, 2010). Daun tumbuhan sekulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi menjadi organ penyimpan air. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun. Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil (berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat keasaman). Daun tua kehilangan klorofil sehingga warnanya berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang telah gugur) (Latifa, 2015). Morfologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur tubuh dari tumbuhan, morfologi berasal dari bahasa latin morphus yang berarti wujud atau bentuk. Untuk memudahkan para peneliti dalam mengklasifikasikan jenis tumbuhan, bentuk morfologi salah satu indikator yang sangat besar perannya untuk mengidentifikasi tumbuhan secara visual, sehingga keragaman tumbuhan yang sangat beranekaragam dapat identifikasi dan diklasifikasikan untuk memudahkan dalam pemberian nama spesies, famili hingga kingdom (Tri et al., 2017). Tersebar (folia sparsa) jika pada setiap buku didapatkan satu daun. Tumbuhan dengan susunan diatas, dapat terlihat berjejal seolah-olah terdapat ketinggian yang sama. Kedudukan daun tersebut dinamakan roset (rasula) yang disebabkan karena ruas batang pada bagian batang tersebut sangat pendek. Roset dapat dibedakan antara lain (Muzayyinah, 2008). Daun lengkap terdiri dari pelepah daun, tangkai daun dan helai daun. Helai daun sendiri memiliki urat daun yang tidak lain adalah kelanjutan dari jaringan penyusun batang yang berfungsi menyalurkan hara atau produk fotosintetis. Helai daun sendiri tesusun dari jaringan dasar epidermis, jaringan tiang, jaringan bunga karang dan jaringan pembuluh. Permukaan epidermis seringkali terlapisi oleh kutikula atau rambut halus (pilus) untuk melindungi daun dari serangga pemangsa, spora jamur, ataupun tetesan air hujan (Sutarmi, 2012). tunggal. Bentuk morfologi daun kembang sepatu terdiri atas tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), ujung daun, pelepah daun (vagina), ibu tulang daun, dan anakan daun dengan ujung-ujung daunnya agak runcing. Daun kapuk randu (Ceiba petandra Gaertz) merupakan daun tidak lengkap atau daun tunggal karena bentuk daun hanya terdiri dari tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), ibu tulang daun dan anakan tulang daun dengan bentuk ujung dan agak runcing. Daun terong (Solanum melongena L.) merupakan daun tidak lengkap atau daun tunggal karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), ibu tulang daun, anakan daun dan tepi daun (margo) dengan ujung daun berbentuk agak runcing. Daun keluwih (Artocarpus communis) merupakan daun tidak lengkap atau daun tunggal karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), tulang daun (venation), ujung daun dan pinggiran daun dengan bentuk ujung daun yang terlihat berbentuk runcing. Daun sirih (Piper nigrum L.) merupakan daun yang tidak lengkap dan termasuk daun majemuk karena hanya terdiri dari helai daun, ciri-ciri daun sirih yaitu bangun daun (circumscriptio) bulat telur (ovatus) karena di bagian yang terlebar di bawah helaian daun, daging daun (intervenium) tipis lunak, tepi daun (margo) integer karena pada tepinya pada saat diraba tidak kasar , ujung daun (apex) meruncing (acuminatus) karena pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, pangkal daun (basis) runcing (acutus), permukaan daun licin mengkilat, susunan tulang daun (nervatio) karena mempunyai beberapa tulang yang besar satu di tengah yaitu paling besar sedangkan yang lainnya mengikuti jalannya tepi daun. Daun jambu biji (Psidium guajava L.) termasuk daun tidak lengkap atau daun tunggal karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja dan disebut daun bertangkai. Daun jambu biji memiliki letak bagian terlebarnya berada di tengah- tengah. Jambu biji memiliki ujung daun yang runcing, tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju ke suatu titik yang pertemuannya membentuk sudut karena tepi daunnya tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal dari daun maka pangkal daun jambu biji adalah tumpul. Daun belimbing wuluh (Averchoa bilimbi) termasuk ke dalam jenis daun majemuk dan termasuk ke dalam golongan daun tidak sempurna karena memiliki bagian daun yang tidak lengkap. Permukaan daun atas belimbing hijau tua dan memiliki tepi daun yang rata. Daging daun belimbing seperti kertas dan lumayan tipis dan susunan tulang daunnya menyirip. Ujung daun belimbing runcing dan pangkal daunnya membulat. Daun jarak (Ricinus communis) merupakan daun yang tidak lengkap atau daun tunggal karena hanya terdiri dari tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), ibu tulang daun dan anakan daun. Daun ini menghasilkan cairan jika dipetik, bentuk ujung daun yang terlihat yakni berbentuk runcing. Daun sikejut (Mimosa pudica L.) adalah daun tidak lengkap atau daun majemuk karena terdiri dari tangkai daun (petioles), helaian daun (lamina), ibu tulang daun dan anakan daun . dengan bentuk yang terlihat seragam dan beraturan. Daun sikejut ini sangat sensitif terhadap ransangan dari luar, jika ada rangsangan dari luar maka daun ini akan melakukan pergerakan dengan daunnya akan menutup. Daun kelor (Moringa oleifera L.) merupakan daun majemuk karena terdiri dari tangkai daun (petiolus), ibu tulang daun, helaian daun (lamina) dan anakan tulang daun. Bentuk daun yang terlihat bentuk daun rapi, dengan bentuk daun rapi dan beraturan. Daun asam (Tamarindus indica L.) adalah daun tidak lengkap dan daun majemuk karena daun ini terdiri atas tangkai daun (petiolus), helaian daun (lamina), ibu tulang dan dan anakan daun. Daun ini beraturan atau rapi, dengan bentuk daun yang terlihat. Bagian-bagian daun terdiri dari helaian daun (lamina) yang dapat dikatakan sebagai bagian yang paling penting dari sebuah daun karena di helai daun inilah proses fotosintesis pada tumbuhan berlangsung. Tangkai dain (petiolus) merupakan bagian yang menempel pada bagian batang dan sebagai penopang helaian daun. Namun, tentu tidak semua tumbuhan memiliki tangkai daun seperti contohnya rumput. Pelepah daun (vagina) yang memiliki fungsi untuk mendudukkan daun pada batang. Demikian fungsi bagian-bagian daun dan morfologi daun yang memiliki peran penting dalam proses fisiologi tumbuhan. DAFTAR PUSTAKA
Idarianawaty. 2011. Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Website:http://idarian
Waty. Files. Wordpress.com/2011/07/struktur-fungsi-organ-tumbuhan-pdf .pdf. Diakses pada hari Rabu, 24 Oktober 2018 pada pukul 10.27 WITA.
Latifa, R. 2015. Karakter Morfologi Daun Beberapa Jenis Pohon Penghijauan
Hutan Kota Di Kota Malang. Jurnal Agroteknologi, 1(2): 667-676.