Anda di halaman 1dari 26

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makhluk hidup adalah semua organisasi yang hidup di alam. Tanpa makhluk
hidup alam akan kosong. Makhluk hidup dikategorikan menjadi tiga yakni Manusia,
Hewan dan Tumbuhan. Kelompok makhluk hidup secara umum di kenal sebagai
makhluk hidup yang bersifat autotrof dan heterotrof.
Makhluk hidup yang bersifat autotrof adalah tumbuhan, sedangkan hewan dan
manusia berperan sebagai makhluk heterotrof. Definisi dari makhluk autototrof adalah
makhluk hidup yang dapat menghasilkan bahan makanannya sendiri, melalui suatu
proses yang disebut dengan fotosintesis, sedangkan definisi makhluk heterotrof adalah
makhluk hidup yang belum mampu mengolah bahan makanannya sendiri dan masih
bergantung pada organisme autotrof.
Tumbuhan merupakan organisme atau makhluk hidup yang tersusun dari
beberapa organ pokok penting yang masing–masing memiliki fungsi yang penting.
Organ–organ pokok penting pada tumbuhan yang di ketahui ada tiga, yaitu akar,
batang, dan daun, dengan berbagai fungsi yang berbeda. Akar berfungsi untuk
menyerap air, zat hara, dan garam mineral dari dalam tanah, batang berfungsi untuk
menopang tegaknya tumbuhan, serta di batang terdapat lentisel sebagai salah satu
organ pernapasan pada tumbuhan, dan daun sebagai tempat fotosintesis tumbuhan.
Melalui proses fotosintesis yang terjadi di daun inilah tumbuhan bisa menghasilkan
bahan makannanya sendiri, juga dengan bantuan sinar matahari.
Daun (folia) adalah salah satu bagian tumbuhan yang tumbuh pada ranting
atau batang dan biasanya tumbuh berhelai-helai hingga lebat. Daun itu sendiri
biasanya mempunyai warna hijau. Namun, daun pada beberapa tumbuhan warnanya
ada yang kurang hijau bahkan tidak berwarna hijau. Daun yang kurang atau tidak
berwarna hijau disebabkan karena zat klorofil pada daun tidak banyak . Daun juga
merupakan organ fotosintesis yang paling utama bagi tumbuhan. Daun juga berfungsi
sebagai tempat pernapasan bagi tumbuhan. Di dalam daun terdapat organ yang
bernama stomata. Stomata adalah alat pernapasan yang ada pada tumbuhan. Jadi,
dapat dikatakan bahwa jika tumbuhan tidak memiliki daun, maka besar kemungkinan
tidak bisa bertahan lama.

1
Bentuk dari daun sangat bervariasi, namun pada umumnya daun terdiri dari
suatu helai daun (blade) dan tangkai daun (petiola) yang menghubungkan daun
dengan batang. Daun merupakan salah satu organ pokok pada tumbuhan (Bowo dkk,
2011). Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas
penting, membuat makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat
gelap dan teduh memiliki daun yang lebar agar dapat menangkap sinar matahari
sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun sering memiliki lapisan yang
mengkilat dan tahan air. Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri,
sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk bertahan di udara dingin. Di daun
terdapat pigmen klorofil atau zat hijau daun yang membantu proses fotosintesis daun.
Secara anatomi struktur daun, akar dan batang agak berbeda, masing-masing memiliki
karakter struktur anatomi masing-masing. (Idarianawaty, 2011).
Daun tidak selamanya berbentuk helaian pipih serta melebar dan berfungsi
untuk proses fotosintesis, respirasi, dan transpirasi. Daun dapat berubah bentuk
maupun fungsinya, antara lain daun berbentuk benang-benang dan fungsinya untuk
memanjat, atau berupa sisik berdaging pada umbi lapis, berupa daun tajam pada
tanaman kaktus. Daun yang mengalami perubahan bentuk dan fungsinya tadi
dinamakan daun metamorfosa (modifikasi daun), misalnya daun pembelit (sulur) pada
daun kembang sungsang (Gloria superba) dan pada daun kacang polong (Pisum
sativum).
Meskipun semua tumbuhan memiliki daun yang fungsinya sama, tapi daun
juga memiliki perbedaan dari bentuknya, tidak semua daun bentuknya sama.
Penggolongan daun ini juga di dasarkan atas bentuk dari tulang daun itu sendiri, dan
juga di perlukan pemaparan secara deskriptif mengenai struktur anatomi daun beserta
fungsi – fungsi pentingnya. Berdasarkan penjelasan di atas, maka peneliti akan
melakukan penelitian dengan judul “Analisa penggolongan daun berdasarkan
bentuk dan struktur”

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang dapat di sampaikan berdasarkan latar belakang di
atas:
1. Bagaimanakah struktur anatomi dan fungsi daun?
2. Apakah tipe dikotil dan monokotil juga mempengaruhi bentuk daun?

2
3. Daun apa sajakah yang tergolong kategori berbentuk menyirip, menjari, sejajar,
dan melengkung?

1.3 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimanakah struktur anatomi dan fungsi tertentu daun.
2. Untuk mengetahui apakah tipe dikotil dan monokotil juga mempengaruhi bentuk
daun.
3. Untuk mengetahui apa sajakah daun yang tergolong kategori berbentuk menyirip,
menjari, sejajar, dan melengkung.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah wawasan tentang struktur anatomi daun dan fungsinya.
2. Untuk dapat mengetahui tentang penggolongan daun berdasarkan bentuk tulang
daunnya.
3. Untuk meningkatkan kreatifitas dalam menulis laporan karya ilmiah.

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Profil Umum Daun


Daun merupakan struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar.
Setiap tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama ilmiah
folium. Secara umum, daun memiliki struktur berupa helaian, berbentuk bulat atau
lonjong, dan berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai
penangkap energi dari cahaya matahari melalui fotosintesis. (Rosanti, 2013). Daun
merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang atau ranting. Umumnya
bentuk daun tipis dan lebar, serta banyak mengandung zat klorofil yang membuat daun
berwarna hijau. Warna hijau pada daun berasal dari kandungan klorofil pada daun.
Klorofil adalah senyawa pigmen yang berperan dalam menyeleksi panjang gelombang
cahaya yang energinya diambil dalam fotosintesis. Meski mayoritas daun berwarna hijau,
sebenarnya daun juga memiliki pigmen lain, misalnya karoten (berwarna jingga), xantofil
(berwarna kuning), dan antosianin (berwarna merah, biru, atau ungu, tergantung derajat
kesamaannya. Daun yang sudah tua akan kehilangan klorofilnya sehingga warnanya
berubah menjadi kuning atau merah (dapat dilihat dengan jelas pada daun yang gugur).
Daun sempurna tersusun dari tiga bagian: pelepah, tangkai (petiolus)
dan helai daun. Pelepah daun mendudukkan daun pada batang. Tangkai daun
menghubungkan pelepah atau batang dengan helai daun. Helai daun merupakan bagian
terpenting dari kebanyakan daun karena di sinilah fungsi utama daun sebagai organ
fotosintetik paling dominan bekerja. Bentuk helai daun sangat beragam, namun biasanya
berupa helaian, bisa tipis atau tebal. Gambaran dua dimensi daun digunakan sebagai
pembeda bagi bentuk-bentuk daun. Bentuk dasar daun membulat, dengan variasi cuping
menjari atau menjadi elips dan memanjang. Bentuk ekstremnya bisa meruncing panjang.
Perhiasan daun bermacam-macam. Permukaan daun dapat ditumbuhi oleh rambut-rambut
kecil. Di antara pangkal daun atau tangkai daun sering kali dihiasi dengan daun penumpu.
Pada daun rumput-rumputan, di bagian perbatasan helai dan pelepah sering kali dihiasi

4
lidah-lidah (ligula). Daun juga bisa bermodifikasi menjadi duri (misalnya pada kaktus)
dan berakibat daun kehilangan fungsinya sebagai organ fotosintetik.

Daun tumbuhan sukulen atau xerofit juga dapat mengalami peralihan fungsi
menjadi organ penyimpan air. Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam
melangsungkan hidupnya, sebab fungsi utama daun adalah sebagai tempat untuk
berfotosintesis. Namun bukan itu saja, masih ada fungsi lain dari daun selain fotosintesis.
Daun terbagi atas dua tipe yaitu daun tunggal dan daun majemuk. Daun majemuk terdiri
dari beberapa subtipe daun yaitu daun majemuk menjari beranak daun tiga, daun
majemuk menjari beranak daun lima, daun majemuk tunggal bersirip ganjil (berseling),
daun majemuk tunggal bersirip ganjil (berhadapan), daun majemuk tunggal bersirip
genap, dan daun majemuk ganda.

2.2 Struktur Anatomi Daun


Secara morfologi dan anatomi, daun merupakan organ tubuh yang paling
bervariasi. Batasan secara menyeluruh dari semua tipe daun yang terlihat pada tumbuhan
disebut phyllom (filom). Berdasarkan variasi tersebut, folium dapat digolongkan ke
dalam: daun lebar, profil, katafil, hipsofil, dan kotiledon.
1) Daun lebar (daun hijau)

Berfungsi khusus untuk melakukan fotosintesa, biasanya berbentuk pipih


mendatar sehingga mudah memperoleh sinar matahari.
2) Katafil

5
Katafil adalah sisik pada tunas atau batang di bawah tanah, berfungsi sebagai
pelindung atau tempat menyimpan cadangan makanan.

3) Profil

Profil merupakan daun pertama yang tumbuh paling bawah di cabang lateral,
pada monokotil hanya ada satu helai profil, sedang pada dikotil dijumpai dua
helai profil.
4) Hypsofil

Hypsofil merupakan tipe-tipe brachtea yang bergabung dengan bunga dan


berfungsi sebagai pelindung, kadang-kadang hypsofil berwarna cerah dan
menyerupai mahkota bunga.
5) Kotiledon

6
Kotiledon merupakan daun pertama pada tumbuhan.

Secara histologi, daun tersusun dari tiga tipe jaringan yaitu, epidermis, mesofil
dan jaringan pembuluh.
a. Epidermis

Epidermis daun dari tumbuhan yang berbeda dan beragam dalam hal
jumlah lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, penampilan, dan susunan
trikoma, serta adanya sel khusus. Struktur dalamnya biasanya berbentuk pipih.
Daun memiliki dua jenis jaringan epidermis yaitu permukaan atas daun
(permukaan adaksial), dan permukaan bawah (permukaan abaksial). Pada
lapisan ini tidak ada ruang antar sel. Diantara sel epidermis terdapat sel
penjaga yang membentuk stomata. Struktur stomata yang dapat membuka dan
menutup ini berfungsi sebagai tempat terjadinya pertukaran gas dan air. Sifat
terpenting pada jaringan daun ini adalah susuna selnya yang kompak dan
adanya kutikula dengan stomata.
b. Mesofil (Jaringan dasar)

Mesofil terdiri atas jaringan parenkim yang terdapat disebelah dalam


epidermis. Mesofil mengalami diferensiasi membentuk jaringan

7
fotosintetik yang berisi kloroplas. Pada kebanyakan tumbuhan terdapat dua
jenis parenkim dalam mesofil yaitu parenkim palisade dan parenkim
spons.

1. Parenkim palisade
Sel parenkim palisade memanjang dan pada penampang melintangnya
tampak berbentuk batang yang tersusun dalam deretan. Pada tumbuhan
tertentu, sel palisade berbeda bentunknya. Pada lilium terdapat lobus besar
pada sel palisade dan tampak bercabang. Sel palisade terdapat di bawah
epidermis unilateral (selapis) atau multilateral (berlapis banyak).
Seringkali terdapat hipodermis di antara epidermis dan jaringan palisade.
Sel parenkim palisade tersusun atas satu atau lebih sel. Apabila tersusun
lebih dari satu lapisan, panjang sel pada tiap lapisan akan sama, atau malah
semakin ketengah semakin pendek. Jaringan palisade biasanya terdapat
pada permukaan abaksial daun. Meskipun jaringan palisade tampak lebih
rapat, sisi panjang selnya saling terpisah sehingga udara dalam ruang antar
sel tetap mencapai sisi panjang, kloroplass pada sitoplasma melekat ditepi
dinding sel itu. Hal tersebut mengakibatkan proses fotosintesis dapat
berlangsung efisien.
Pada thymelaea hirsute, sel parenkim palisade terdapat pada
permukaan abaksial daun. Pada daun tumbuhan xerofit, misalnya pada
atriplex portulacoides, parenkim palisade terdapat pada dua sisi daun.
Daun yang mempunyai parenkim palisade pada kedua sisi (abaksial dan
adaksial) disebut isolateral atau isobilateral sedangkan apabila jaringan
palisade tersebut hanya pada bagian adaksial disebut bifasial atau
dorsifentral.
2. Parenkim spons
Jaringan spons terdiri dari sel bercabang yang tak teratur bentuknya.
Bentuk sel parenkim spons dapat berbentuk bermacam-macam. Khususnya
adalah adanya lobus (rongga) yang terdapat antara sel satu dan lainnya.
Membedakan antara sel parenkim palisade dan spons tidaklah selalu
mudah, khususnya apabila parenkim palisade terdiri atas beberapa lapisan.

8
Alasannya adalah apabila palisade terdiri atas beberapa lapisan, biasanya
lapisan paling dalam sangat mirip dengan parenkim spons yang ada.
Pada tumbuhan tertentu, sepertipada zea dan banyak rumput-rumputan
lainnya, bentuk sel mesofil lebih kurang sama. Bahkan pada Eucalyptus
dan atriplex, sukar untuk membedakan antara kedua parenkim. Pada
jaringan spons ini terdapat jarak atau ruang antar sel. Ciri khas jaringan
spons adalah adanya lekukan-lekukan yang menjadi penghubung antar sel.
Pada daun dengan kedua macam mesofil, kloroplas paling banyak terdapat
dalam jaringan palisade. Tempat serta susunan kloroplas pada sel tiang
memungkinkan penggunaan cahaya secara maksimum. Faktor lain yang
meningkatkan efisiensi fotosintesis adalah sistem ruang antar sel dalam
mesofil yang luas, yang memudahkan pertukaran gas dengan cepat.
Susunan sel dalam mesofil memungkinkan daerah permukaan sel yang
mendapat sinar dan langsung dengan udara menjadi lebih luas.
c. Berkas pembuluh atau sistem jaringan pembuluh

Sistem jaringan pembuluh tersebar diseluruh helai daun dan dengan


demikian menunjukan adanya hubungan yang erat dengan mesofil.
Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan, dan terletak
dalam bidang median, sejajar dengan permukaan daun. Berkas pembuluh
dalam daun biasa disebut dengan tulang daun dan sistemnya adalah sistem
tulang daun. Terdapat dua macam pola yakni pola sistem tulang daun jala
dan sejajar. Sistem tulang daun jala merupakan sistem daun yang
bercabang. Pada sistem ini, tulang daun lebih halus, secara bertahap
dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal. Sedangkan istilah
sejajar bagi jalanya pembuluh dalam sistem tulang daun sejajar hanyalah
sebagai pendekatan saja. Oleh karena berdasar atas ujung dan pangkal
daun semua berkas itu bertemu disatu titik. Diantara berkas sejajar tampak

9
cabang halus yang berpola jala dan menghubungkan semua berkas sejajar
itu. Pola jala umumnya ditemukan pada daun dikotil dan sejajar pada daun
monokotil.
Kemudian apabila tulang daunnya menyirip, tulang daun tersebut
melewati bagian Tengah daun dan membentuk ibu tulang daun, dan
bercabang menjadi tulang daun yang lebih kecil. Bagian helai daun yang
dilalui ibu tulang daun atau cabang yang besar adalah bagian yang lebih
tebal dan menunjukan gambaran seperti rusuk oada sisi abaksial. Rusuk ini
dibentuk oleh parenkim yang kekurangan kloroplas dan jaringan
penyokong kolenkim. Oleh karena itu tulang daun yang besar tidak
memiliki kontak langsung dengan mesofil. Sedangkan pada tulang daun
yang kecil biasanya membentuk jarring-jaring yang sangat beragam bentuk
dan ukurannya, serta membagi daerah mesofil. Daerah yang paling kecil
dibatasi cabang paling halu yang disebut dengan aerola, biasanya berisi
ujung tulang daun yang buntu dalam mesofil.

2.3 Struktur Jaringan Penyusun Daun

Jaringan daun merupakan bagian penting dari tumbuhan yang berperan dalam
proses fotosintesis dan respirasi. Sebagai organ utama yang bertanggung jawab dalam
proses tersebut, jaringan daun memiliki struktur yang kompleks dan beragam. Struktur
tersebut memungkinkan daun untuk menjalankan fungsinya secara optimal. Setiap daun
memiliki struktur yang unik, tergantung pada jenis tumbuhan, lingkungan tempat tumbuh,
dan faktor-faktor lainnya. Struktur jaringan daun dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti
bentuk daun, letak urat daun, serta sel-sel penyusun daun.
Terdapat 3 struktur jaringan penyusun dari daun, di antaranya jaringan epidermis,
mesofil, dan jaringan pengangkut. Daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya.

10
Bagian permukaan atas yang dinamakan adaksial dan bagian bawah permukaan
dinamakan abaksial. Pada daun terdapat stomata.
1. Epidermis
Epidermis pada daun terletak pada bagian permukaan yang terdapat di atas daun yang
sering disebut sebagai permukaan adaksial. Pada bagian lapisan ini, tidak ada ruang
antar sel-sel. Di antara bagian dari sel epidermis terdapat bagian sel penjaga yang
fungsinya adalah membantu pembentukan stomata. Berikut ini adalah bagian-bagian
pada lapisan epidermis :
a. Stomata
Stomata berfungsi sebagai tempat untuk pertukaran gas dan juga proses
pertukaran air. Stomata yang terdapat pada bagian bawah daun terletak secara
menyebar dan mempunyai jumlah yang lebih banyak dibandingkan permukaan
yang terdapat di atas daun.
b. Kutikula
Kutikula adalah bagian yang mengalami pembentukan dari suatu proes penebalan
pada bagian dinding sel luar dari epidermis bagian atas. Fungsi kutikula adalah
mencegah proses penguapan sehingga bisa juga mengurangi kadar hilangnya air
yang bisa terjadi melalui epidermis bagian atas.
c. Trikomata
Trikomata atau sel rambut halus mengalami proses pembentukan pada bagian
epidermis atas atau bawah. Fungsi trikomata adalah mencegah terjadinya proses
penguapan yang seringkali melampaui batas atau dengan kadar yang berlebihan.
d. Bulliform dan velamen
Bulliform dan velamen memiliki peran yang tidak kalah penting pada tumbuhan,
khususnya epidermis pada daun. Bulliform dan velamen merupakan bagian dari
sel yang digunakan dalam proses penyimpanan air yang memiliki ukuran relatif
lebih besar dibandingkan dengan ukuran sel epidermis lainnya
2. Jaringan mesofil
Jaringan mesofil adalah suatu jaringan dasar yang terbentuk dari bagian parenkim
palisade dan bagian jaringan spons. Jaringan parenkim palisade adalah jaringan
parenkim yang ada pada daun yang mempunyai kloroplas dengan jumlah yang relatif
banyak sehingga bagian tersebut mengalami proses fotosintesis.
3. Berkas vaskuler

11
Berkas vaskuler terdiri dari floem dan xilem yang letaknya pada bagian tulang daun,
bagian tulang-tulang cabang, dan bagian urat-urat daun yang tampak menonjol di
bagian permukaan di bagian bawah daun. Xilem berfungsi untuk membantu
mengeluarkan air dan juga mineral, sedangkan floem berfungsi untuk membantu
mengedarkan zat-zat organik yang merupakan hasil dari proses fotosintesis.

2.4 Daun Dikotil


1. Epidermis
Terletak di lapisan atas dan bawah daun. Berfungsi untuk melindungi lapisan sel
dibagian dalam dari kekeringan dan menjaga bentuk daun. Ciri – cirinya terdiri dari
satu lapis sei kecuali tanaman ficus ( Karet).
2. Kutikula
Terletak di lapisan permukaan atas dan bawah daun. Berfungsi sebagai zat kutin pada
kutikula untuk mencegah penguapan air melalui permukaan daun. Ciri – cirinya
terjadi penebalan pada zat kutin.
3. Stomata
Terletak di permukaan atas dan bawah daun. Berfungsi sebagai jalan keluar masuknya
udara dan sel penjaga sebagai pengatur membuka dan menutupnya stomata. Ciri –
cirinya terdapat mulut daun pada epidermis dengan dua sel penutup.
4. Rambut dan kelenja
Terletak di permukaan atas dan bawah daun. Berfungsi sebagai alat pengeluaran.
Memiliki ciri sebagai alat tambahan pada epidermis.
5. Mesofil
Terletak di antara lapisan epidermis. Memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya
proses fotosintesis. Ciri – cirinya terdiri dari sel parenkim, banyak berdiferensiasi
menjadi palisade ( jaringan tiang ) dan spons ( jaringan bunga karang ).
6. Urat daun
Terletak pada helai daun. Berfungsi sebagai alat transportasi zat. Berciri – ciri
menyirip dan mejari.

2.5 Daun Monokotil

12
Daun monokotil berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya terdapat lembaran yang
membungkus batang, serta urat daunnya sejajar.
1. Epidermis dan kutikula
Terletak di lapisan atas dan bawah daun. Berfungsi untuk melindungi lapisan sel di
bagian dalam dari kekeringan dan menjaga bentuk daun. Ciri – cirinya terdiri dari satu
sel kecuali tanaman ficus ( karet ).
2. Stomata
Terletak berderet di antara urat daun. Berfungsi sebagai jalan keluar masuknya udara.
Ciri-cirinya terdapat mulut daun dengan dua sel penutup.

3. Mesofil
Terletak pada cekungan di antara urat daun. Fungsinya membuat zat makanan melalui
fotosintesis. Ciri-cirinya tidak mengalami diferensiasi, bentuknya seragam kecuali
mesofil berkas pengangkut lebih besar, kloroplasnya lebih sedikit, dindingnya lebih
tebal.
4. Urat daun
Terletak pada helai daun. Berfungsi sebagai tranportasi zat. Memiliki ciri sejajar.
(Biologi karangan Purnomo, Sudjino, Trisoko, Suwarni).

2.6 Fungsi Daun


Daun merupakan organ terpenting bagi tumbuhan dalam melangsungkan hidupnya,
sebab fungsi utama daun adalah sebagai tempat untuk berfotosintesis. Namun bukan itu
saja, masih ada fungsi lain dari daun selain fotosintesis. Tumbuhan adalah organisme
autotrof obligat, yang bisa memproduksi makanannya sendiri untuk mencukupi
kebutuhan energinya melalui konversi energi cahaya menjadi energi kimia atau biasa
dikenal sebagai fotosintesis, yang umumnya terjadi pada daun. Fotosintesis merupakan
peristiwa menghasilkan makanan dengan bantuan cahaya Matahari. Karena
kemampuannya dalam memproduksi makanan sendiri, tumbuhan disebut juga sebagai
produsen dalam rantai makanan. Adapun fungsi lain dari daun, adalah sebagai berikut :
1. Tempat terjadinya fotosintesis
Daun merupakan organ tumbuhan yang memiliki fungsi utama untuk
berfotosintesis. Setelah air dan mineral diserap oleh oleh akar, akhirnya sampai ke daun
dan akan keluar dari pembuluh kayu ujung tulang daun. Selanjutnya, air dan mineral
tersebut akan masuk ke dalam jaringan mesofil daun.

13
Pada tumbuhan dikotil, fotosintesis terjadi di jaringan parenkim palisade.
Sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi pada jaringan spons. Air
digunakan untuk fotosintesis, dan sebagian dikeluarkan melalui penguapan. Hasil dari
fotosintesis berupa glukosa (gula) dan oksigen. Fotosintesis adalah suatu proses
biokimia pembentukan zat makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan
tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta bantuan energi cahaya matahari.
Glukosa hasil fotosintesis akan diangkut oleh pembuluh tapis dan diedarkan ke
seluruh bagian tumbuhan, sedangkan oksigen akan dikeluarkan oleh stomata daun dan
sebagian digunakan untuk respirasi sel-sel daun.
2. Sebagai organ pernapasan atau respirasi
Tumbuhan bisa bernapas dengan menggunakan daun karena di dalam daun
terdapat organ yang dinamakan stomata yang berfungsi sebagai organ respirasi.
Stomata (tunggal: stoma) mengambil CO2 (karbon dioksida) dari udara untuk dijadikan
bahan fotosintesis. Kemudian, stomata akan mengeluarkan O2 (Oksigen) sebagai hasil
fotosintesis. Stomata umumnya terletak di epidermis bawah. Selain stomata, tumbuhan
tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.
3. Tempat terjadinya tranpirasi
Transpirasi adalah penguapan air oleh tumbuhan melalui daun. Proses ini
terutama melalui mulut daun (stomata). Penguapan melalui epidermis sedikit sekali
berlangsung karena terdapat lapisan kutikula.
Transpirasi terjadi pada siang hari karena stomata pada saat itu sedang membuka.
Bagi tumbuhan, transpirasi bertujuan untuk kelangsungan proses pengisapan air dan
zat-zat hara dan mengeluarkan kelebihan air dari tumbuhan, serta melindungi tumbuhan
dari terik matahari.
Besar kecilnya transpirasi dipengaruhi oleh faktor dalam (faktor internal) dan
faktor luar (faktor eksternal) dari tumbuhan tersebut. Beberapa faktor dalam yang
berpengaruh adalah luas daun, ketebalan, daun, adanya lapisan lilin, jumlah daun, dan
jumlah stomata. Sedangkan faktor luar yang berpengaruh adalah cahaya, kelembapan,
suhu, angin, dan air tanah.
Contoh faktor internal yang mempengaruhi transpirasi pada tumbuhan, antara lain
tumbuhan yang hidup di lingkungan berair seperti teratai, umumnya memiliki daun
yang lebar dan tipis sehingga mempercepat terjadinya penguapan air. Tumbuhan yang
hidup di lingkungan berair atau lembab disebut higrofit. Sebaliknya, tumbuhan yang

14
hidup di tempat kering seperti kaktus, umumnya memiliki daun yang kecil dan tebal.
Tujuannya untuk mengurangi penguapan, karena air sangat terbatas. Tumbuhan yang
hidup di lingkungan air disebut xerofit.

4. Tempat gutasi tumbuhan


Gutasi adalah proses pengeluaran kelebihan air dalam bentuk tetes-tetes air
melalui ujung atau tepi daun yang dinamakan emisarium. Emisarium adalah celah-celah
kecil yang terdapat pada akhir pembuluh angkut yang terdapat di ujung tepi daun.
Proses gutasi terjadi karena udara lingkungan yang lembab disertai dengan
penyerapan air secara terus menerus oleh tumbuhan. Oleh sebab itu, proses gutasi
sering dijumpai pada pagi hari saat udara lembab berupa embun.
5. Alat berkembang biak
Seperti umumnya yang kita ketahui, bahwa perkembangbiakan pada tumbuhan
biasanya terjadi pada bagian bunga dan jarang terjadi di daun. Akan tetapi, dalam
beberapa jenis tumbuhan, daun difungsikan sebagai alat perkembangbiakan, contohnya
pada tanaman cocor bebek.
6. Tempat Penyimpanan Cadangan Air-Makanan
Pada umumnya, tumbuhan menyimpan cadangan makanannya pada bagian akar,
namun pada beberapa jenis tumbuhan, makanan sekaligus cadangan air dapat disimpan
di daun. Salah satu tanaman yang menggunakan daunnya untuk tempat menyimpan
makanan, yaitu lidah buaya. Jika diamati dengan seksama, ketika membuka atau
mengupas daun lidah buaya, maka akan dapat terlihat daging yang berbentuk seperti
agar-agar. (Susanto A.2008. Kadar Klorofil Berbagai Tanaman yang Berbeda Umur.
Jurusan Biologi dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya;Universitas Negeri Surabaya).

2.7 Struktur Daun

15
Struktur daun dibedakan atas morfologi (struktur luar daun) dan anatomi (struktur dalam
daun) adalah sebagai berikut :

1. Struktur Morfologi Daun (Struktur Luar)


Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian antara lain
helaian daun (lamina) dan tangkai daun (petioles). Pada tangkai daun terdapat bagian
yang menempel pada batang yang disebut sebagai pangkal tangkai daun. Ada
beberapa jenis tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, contohnya
rumput.
Pada tumbuhan monokotil, pangkal daun berbentuk pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Pangkal daun tersebut dinamakan dengan pelepah daun.
Contoh pelepah daun terdapat pada tumbuhan pisang dan talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian daun, yaitu helaian daun, tangkai daun, dan
pelepah daun disebut dengan daun sempurna. Tetapi, daun yang tidak memiliki satu
atau lebih bagian daun disebut dengan daun tidak sempurna, contohnya daun jambu
dan daun mangga.
Selain itu, tangkai daun dibedakan menjadi dua jenis, yaitu daun tunggal dan
daun majemuk. Daun tunggal adalah tangkai daun yang hanya menopang satu helai
daun saja, sedangkan daun majemuk adalah tangkai daun yang dapat hidup bercabang
hingga membentuk tangkai daun batu atau yang bisa disebut juga sebagai anak
tangkai. Anak tangkai ini berfungsi untuk menopang anak-anak daun.
2. Struktur Anatomi Daun (Struktur Dalam)
Terdapat 3 struktur jaringan penyusun dari daun, di antaranya jaringan epidermis,
mesofil, dan jaringan pengangkut.
1. Jaringan Epidermis

16
Daun memiliki epidermis pada bagian permukaannya. Bagian permukaan atas
yang dinamakan adaksial dan bagian bawah permukaan dinamakan abaksial. Pada
daun terdapat stomata.
Stomata berfungsi dalam pertukaran gas dan penguapan air. Pada tumbuhan darat,
stomata umumnya terletak pada bagian bawah permukaan daun. Sedangkan, pada
tumbuhan air, stomata terletak pada permukaan atas daun.
2. Jaringan Mesofil
Mesofil adalah jaringan bersifat parenkim, di sebelah dalam epidermis. Mesofil
terdiri atas jaringan palisade dan jaringan bunga karang (jaringan spons). Kedua
jaringan ini mengandung kloroplas. Di kloroplas ini merupakan tempat terjadinya
fotosintesis. Sel-sel parenkim mempunyai beragam bentuk. Pada jaringan spons
terdapat ruang antar sel (sel-selnya tidak rapat). Pada jaringan spons, terdapat
kloroplas yang jumlahnya lebih sedikit dibandingkan jaringan palisade. Ciri khas
sel-sel parenkim bunga karang adalah adanya cuping-cuping yang
menghubungkan sel-sel di sebelahnya.
3. Jaringan Pembuluh
Jaringan pembuluh pada daun terdapat pada tulang daun. Tulang daun berfungsi
untuk menguatkan daun. Selain itu, urat-urat daun pada tumbuhan berfungsi
sebagai kerangka daun.

17
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di Desa Woloaro tepatnya di lingkungan rumah warga
Masyarakat Desa Woloaro
3.1.2 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan selama kurang lebih 5 hari (dari tanggal 2 September-6
September)
3.2 Subjek dan Objek Penelitian
3.2.1 Subjek penelitian
Tumbuhan yang tumbuh disekitar rumah warga Masyarakat Desa Woloaro
3.2.2 Objek penelitian
Objeknya adalah sampel daun yang di ambil dari masing-masih tumbuhan di
lingkungan tempat tinggal masyarakat Desa Woloaro.
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data melalui metode kepustakaan, yaitu metode yang
dilaksanakan dengan mengumpulkan bahan dari berbagai sumber tertulis seperti buku,
koran atau internet yang sering membahas permasalahan terkait dengan Analisa
Penggolongan Daun beserta pemaparannya secara deskriptif mengenai struktur daun dan

18
fungsinya. Selain menggunakan metode kepustakaan, ada metode lain yang digunakan
salah satunya metode observasi yakni yang di gunakan untuk mengamati secara kualitatif
atau fisik tentang bentuk dari daun yang di amati berdasarkan tulang daunnya.
3.4 Metode Analisis Data
Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif yang bertujuan untuk membuat
penjelasan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta analisa
penggolongan daun berdasarkan bentuk tulang daunnya beserta pemaparan secara
deskriptif mengenai struktur daun beserta fungsinya.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Tabel 1.1 Hasil Penelitian

No Nama tumbuhan Menyirip Menjari Sejajar Melengkung Keterangan


1. Mangga  -
2. Cocor Bebek  Pinggir daun tumpul
bergerigi
3. Kunyit  -
4. Lengkuas  -
5. Sirih  -
6. Pisang  -
7. Kelapa  -
8. Belimbing Wuluh  -
9. Cabai  -
10. Pepaya  -
11. Padi  -
12. Putri Malu  -
13. Salak  -
14 Advokat  -
15 Daun Kelor  -
19
4.2 Pembahasan
4.2.1 Kajian Bentuk Daun
Daun merupakan alat hara yang terletak pada batang dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain, bagian batang tempat duduk atau melekatnya daun di namakan
buku – buku (nodus) batang, sedangkan tempat di atas dayn yang berupa sudut
antara batang dan daun dinamakan (axilla). Pada sebagian besar Angiospermae
bagian-bagian daun dapat di bedakan anatara lain; dasar daun, tangkai daun, dan
helai daun. Daun dibagi dua tunggal majemuk, pada daun majemuk terdapat
sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya pada
sumbu ( rachis ) yang sama. Anak daun yang sedangkan jika semua anak daun
muncul pada ujung sumbu yang amat pendek sehingga dapat dikatakan pada ujung
tangkai daun bersama maka daun seperti itu di sebut daun majemuk menjari. Selain
itu terdapat daun majemuk bangun kaki dan daun majemuk campuran. Pembagian
daun majemuk sebagai berikut :
1. Daun Majemuk Menyirip (pinnatus)
a. Daun majemuk menyirip beranak satu (unifoliolatus) disebut juga dengan
daun tunggal.
b. Daun majemuk menyirip genap (abruptepnnatus)
c. Daun majemuk menyirip (imparipnnatus)
2. Daun Majemuk Menjari (palmatus/digiatus)
a. Daun majemuk menjari beranak dua ( bifoliolatus ), pada ujung ibu tangakai
terdapat dua anak daun contohnya daun cynometra -cauliflora L.
b. Daun majemuk menjari beranak daun tiga ( tripoliolatus ), pada ujung ibu
tangkai daun contohnya pada daun para atau karet (hevea brasiliensis).
c. Daun majemuk menjari beranak daun lima (quinquefoliolatus), pada ujung
ibu tangkai terdapat tiga anak daun contohnya pada daun gynandropsis
pentaphylla.
d. Daun majemuk menjari beranak daun tujuh (septemfoliolatus), pada ujung
ibu tangkai terdapat tujuh anak daun contohnya pada daun randu
(ceibapentendra).
3. Daun Majemuk Bangun Kaki (pedatus)

20
Daun ini memiliki susunan mirip daun majemuk menjari, tetapi dua anak daun
paling pinggir tidak duduk pada ibu tangkai melainkan pada tangkai anak daun
yang disampingnya.
4. Daun Majemuk Campuran (digitatopinnatus)
Berupa daun majemuk ganda yang memiliki cabang-cabang ibu tangkai
memancar seperti pada padi, dan terdapat anak daun yang menyirip, singkatnya
daun majemuk campuran merupakan campuran susunan yang menjari dan
menyirip.
4.2.2 Bentuk Daun Berdasarkan Tulang Daunnya
Berdasarkan besar kecilnya, tulang daun dibedakan dalam 3 jenis yakni;
1) Ibu tulang daun (Costa)
Ibu tulang atau costa dapat dikatakan sebagai tulang daun terbesar jika
dibandingkan dengan tulang-tulang daun lainnya. Helaian ibu tulang
atau costa umumnya terbagi menjadi dua bagian, yakni simetris atau
setangkup dan asimetris atau tidak setangkup.
2) Tulang-tulang cabang (Nervus lateralis)
ulang daun yang satu ini memiliki ukuran yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan ibu tulang atau costa. Nervus lateralis biasanya berpangkal pada ibu
tulang atau cabang-cabang tulang daun.
3) Urat-urat daun (Vena)
Urat-urat daun atau vena merupakan tulang-tulang cabang yang berukuran
lebih kecil dan memiliki tekstur lembut atau halus antara satu dan lainnya.
Urat-urat daun atau vena biasanya akan membentuk seperti jalan atau jalur.
Pembentukan urat-urat daun akan dibantu oleh tulang-tulang cabang yang
lebih besar.
4.2.3 Jenis-jenis Tulang Daun
Berdasarkan pada susunan tulang cabangan dibedakan menjadi empat tipe
pertulangan daun, yaitu :
1. Menyirip (Penninerve)
Daun menyirip adalah daun yang memiliki tulang tersusun seperti sirip pada
ikan. Contoh daun menyirip adalah daun mangga, daun nangka, daun melijo
dan lain sebagainya.
2. Daun melengkung (Curninerve)

21
Daun melengkung adalah daun yang memiliki sejumlah tulang cabang
melengkung, tersusun seperti susunan jari, muncul dari satu titik (ujung tangkai
daun). Contoh daun melengkung ini adalah daun sirih, daun gembolo, daun
gadung dan lain sebagainya.
3. Daun sejajar (Rectinerve)
Daun sejajar adalah daun yang memiliki sejumlah tulang cabang tersusun
sejajar dari pangkal sampai ujung helai daun. Contoh daun dengan susunan
sejajar ini adalah daun padi, daun jagung, daun tebu dan sebagainya.
4. Daun menjari (palminervis)
Palminervis adalah daun yang memiliki tulang daun menyerupai susunan jari-
jari tangan. Daun menjari umumnya memiliki ibu tulang daun yang jumlahnya
ganjil lebih dari satu. Ibu tulang daun yang terletak paling tengah akan lebih
panjang dan lebih besar disbandingkan tulang daun yang berada disampingnya.
Dari ibu tulang daun inilah keluar anak tulang daun seperti halnya daun
menyirip.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Daun merupakan salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari batang. Umumnya
berwarna hijau (mengandung klorofil) dan terutama berfungsi sebagai penangkap energi dari
cahaya matahari melalui fotosintesis. Penggolongan jenis daun didasarkan atas bentuk tulang
daunnya. Ada empat jenis bentuk daun diantaranya menyirip, menjari, melengkung dan
sejajar. Jumlah keping biji suatu tumbuhan dapat mempengaruhi bantuk daunnya, misalnya
untuk tumbuhan monokotil bentuk daunnya melengkung dan sejajar sedangkan dikotil
biasanya berbentuk menyirip dan menjari. Selain sebagai proses fotosintesis, daun juga
memiliki fungsi lain seperti sebagai organ pernapasan, tempat terjadinya transpirasi, gutasi
dan sebagai alat perkembangbiakan vegetatif.

5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyususnan laporan karya ilmiah ini masih jauh
dari kata sempurna. Penulis berharap para pembaca dapat berperan dalam perbaikan karya
ilmiah ini supaya nantinya dapat dijadikan salah satu referensi belajar bagi para pembaca.

22
Setelah membaca karya ilmiah ini, penulis berharap pembaca dapat memahami pengertian
daun, susunan anatomi daun, bagian dan bentuk daun serta cara adaptasi daun.

DAFTAR PUSTAKA

Artikel https://www.sonora.id dengan judul "Struktur dan Fungsi Jaringan Daun: Epidermis,
Mesofil, dan Berkas Vaskuler".

Artikel detikedu, "Mengenal Fungsi Daun, Lengkap dengan Penjelasan Struktur Daun"
selengkapnya https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6542077/mengenal-fungsi-daun-
lengkap-dengan-penjelasan-struktur-daun.

Bowo dkk, 2011. Analisis deteksi tepi untuk megidentifikasi pola daun. Skripsi Universitas
Diponegoro. Semarang.

https://www.sonora.id/read/423746021/struktur-dan-fungsi-jaringan-daun-epidermis-mesofil-
dan-berkas-vaskuler.

23
Idarianawaty, 2011. “Struktur dan fungsi tubuh
tumbuhan.website:http;//idarianawaty.file.wordpress.com/2011/07/struktur-fungsi-organ-
tumbuhan-pdf.pdf.diakses pada hari kamis 2014 pada pukul 10.26 WIB.

Rosanti, Dewi, 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta; Erlangga.

Susanto A, 2008. Kadar Klorofil Berbagai Tanaman yang Berbeda Umur. Jurusan Biologi
dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surabaya;Universitas Negeri Surabaya).

LAMPIRAN 1
Gambar Daun Menyirip

Mangga Cucur Bebek Belimbing Wulu

24
Cabe Daun Kelor Advokat

Gambar Daun Menjari

Pepaya Putri Malu

Gambar Daun Sejajar

Kunyit Lengkuas Pisang

25
Kelapa Padi Salak

Gambar Daun Melengkung

Daun Siri

26

Anda mungkin juga menyukai