JUDUL
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan Struktur Sel
II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui komponen-komponen mikroskop dan cara
penggunaannya.
2. Untuk memahami cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati
dibawah mikroskop.
3. Untuk mengetahui bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.
Sejarah Mikroskop
Komponen Mikroskop
a. Kaki
Kaki pada mikroskop berfungsi menopang dan memperkokoh
kedudukan mikroskop. Pada kaki melekat lengan dengan semacam
engsel, pada mikroskop sederhana ( model student ) (Parjatmo, 1999:1).
b. Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat
ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk
memegang mikroskop pada saat memindahkan mikroskop (Parjatmo,
1999:1).
c. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi ( atas dan bawah ), sisi cermin datar dan
sisi cermin cekung, berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber
sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar cukup terang, dan
cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas
dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model
baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, sebab sudah ada sumber cahaya
yang terpasang pada bagian bawah ( kaki ) (Parjatmo, 1999:1).
d. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan
sinar (Parjatmo, 1999:1).
e. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di
bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa
kondensor (Parjatmo, 1999:1).
f. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang
akan dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit menggunakan
penjepit. Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewati sinar.
Pada jenis mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak dapat dinaikan
ataupun diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru,
meja preparat dapat dinaik-turunkan (Parjatmo, 1999:1).
g. Tabung.
Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu
( 15X, 10X, dst ). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut
revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif (Parjatmo,
1999:1).
h. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa
ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada
bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif ialah memperbesar
bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan
model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan
mempunyai nilai apertura ( NA ). Yang dimaksud dengan nilai apertura
adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan
daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah (Parjatmo, 1999:1).
i. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan
dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan
yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali (Parjatmo, 1999:1).
j. Pengatur Kasar dan Halus
Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk
mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat.
Pada mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar dan
halus berfungsi untuk menaik turunkan tabung sekaligus lensa objektif.
Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus
digunakan untuk menaik turunkan meja preparat (Parjatmo, 1999:1).
a) Mikroskop biasa
Yang biasanya dipakai mahasiswa dan peneliti di laboratorium.
Sumber cahaya untuk menerangi obyek bisa dari sinar alam (cahaya
matahari) langsung, bisa pula dari lampu listrik yang dipasang di bawah
obyek. Perbesaran 10 1000x. Dipakai untuk melihat sel atau makhluk
renik yang masih hidup dan segar, atau juga yang sudah mati dan dibuat
sediaan melalui proses mikroteknik. Bagian-bagian sel dan organel
dapat dibedakan oleh perbedaan kadar atau macam zat warna yang
diserap, yang diberikan saat memproses mikrotekniknya.
Mikroskop biasa, prinsipnya ditemukan Hans dan Zaccharias
Janssen ( 1590 ), mempergunakan cahaya sebagai pemantul bayangan
obyek. Mikroskop ini memiliki kombinasi 2 lensa, yaitu lensa obyektif
dan okuler.
Kekuatan membeda ( resolving power ) mata orang 0,1 mm.
Mikroskop selain membeda juga membesarkan bayangan benda, dan
membesarkan tergantung pada daya membeda tersebut. Obyek yang
1
kurang dari panjang gelombang cahaya tidak dapat dibedakan
2
dalam mikroskop biasa. Panjang gelombang cahaya rata-rata 5.500 A
( 1 A = 10 mm ). Karena itu obyektif tidak dapat membedakan obyek
dengan diameter kurang dari 2750 A. Umumnya mikroskop cahaya
sekarang mampu menolong mata orang untuk melihat benda sebesar
0,0001 mm, dengan mempergunakan fase kontras atau minyak imersi.
Karena kemampuan mata melihat ( membeda ) 0,1 mm, maka daya
membesarkan mikroskop biasa ialah 1000X. Besar sel rata-rata 0,1
sampai 100 um ( 1 um (mikrometer) = 103 mm ), sedang bahan-
bahan sel dalam ukuran um. Bahkan juga dalam nm ( nanometer; 1nm =
10
6
mm ). Karena itu sel dengan bagian-bagiannya yang kasar
dapat dilihat dengan mikroskop biasa, namun bahan-bahan yang halus
dan terinci tidak; harus dengan mikroskop elektron (Yatim, 1996:10).
b) Mikroskop fluoresensi
Mikroskop ini memiliki sumber cahaya yang khusus dari yang
bergelombang pendek. Yang dipakai ialah sinar ultraviolet ( uv ). Jika
cahaya ini menyinari obyek yang berbinar ( fluoresen ), dipantulkannya
cahaya dengan gelombang lebih panjang. Karena itu bila dilihat
dibawah mikroskop organel atau bagian sel yang berbinar itu yang
tampak, yang lain gelap.
Yang berbinar secara alamiah ialah vitamin A, vitamin B 2 , dan
porfirin. Banyak senyawa kimia yang diresap oleh kandungan sel
sehingga membuatnya jadi berbinar. Perbinaran ini disebut perbinaran
bikinan. Yang berbinar bikinan ini ialah seperti ADN dan ARN.
Mikroskop ini dipakai untuk menemukan sel kanker, karena pada
sel-sel seperti itu kadar ADN tinggi sekali sehingga warna berbinar inti
sel sangat menyolok dibandingkan dengan sel normal.
Mikroskop fluoresensi juga dipakai untuk menetapkan apakah
suatu sel mengandung kromosom Y ( penentu jenis kelamin jantan )
atau tidak (Yatim, 1996:12).
c) Mikroskop fase-kontras
Bagian-bagian sel yang tidak diwarnai secara mikroteknik dapat
dibedakan dibawah mikroskop, kalau cahaya yang datang menuju
obyek membuat pembiasan berbeda-beda. Organel biasanya memiliki
indeks bias berbeda-beda, karena itu dapatlah dibedakan dibawah
mikroskop. Pembiasan cahaya yang berbeda-beda ini dilaksanakan oleh
suatu sistem optik khusus. Mikroskop yang memiliki sistem optik ini
disebut mikroskop fase-kontras. Mikroskop jenis ini cocok untuk
mengamati sel hidup atau sel pertanaman (Yatim, 1996:12).
d) Mikroskop polarisasi
Ini adalah jenis MC yang mengandung prisma Nicol dari kalsit
atau balsam, yang membuat cahaya yang datang ke obyek dipolarisasi.
Film polaroid kini mulai banyak dipakai menggantikan prisma Nicol.
Bagian obyek yang berhablur atau bersegi-segi, dapat dilihat di
bawah mikroskop. Mikroskop ini dapat dipakai mengamati sel tulang,
dinding sel tumbuhan, serat kolagen, otot, saraf, cilia dan flagella; juga
untuk mengamati butiran tepung dan lemak yang dikandung sel (Yatim,
1996:12).
e) Mikroskop elektron
Mikroskop elektron ditemukan oleh Knoll dan Ruska ( 1932 ),
mempergunakan elektron sebagai pemantul bayang suatu obyek.
Karena elektron tidak dapat dilihat mata maka bayangan obyek
diterima layar fluoresen ( berbinar ) atau film potret, dari situlah baru
mata dapat mengamatinya. Mikroskop elektron dikembangkan dalam
bidang biologi baru pada tahun 50-an
Mikroskop elektron memperkuat daya membeda mikroskop biasa.
Cahaya diganti dengan elektron. Bagian obyek yang tebal lebih banyak
mengabsorpsi elektron daripada bagian yang tipis. Dengan perbedaan
ini bayangan benda dapat dibuat pada layar atau film. Jika elektron
berpusat lewat mikroskop dengan tegangan 50.000 volt, mereka
berpanjang gelombang sekitar 0,05 A. Ini 100.000X lebih pendek dari
panjang rata-rata gelombang cahaya. Secara teoritis mikroskop elektron
1
dapat membedakan obyek ber- 0,005 A = 0,025 A. Ini lebih
2
kecil dari atom. atom H 1,06 A.
Tapi praktisnya alat modern sekarang dipakai hanya untuk
membedakan 10 A ( 0,001 um ). Karena kemampuan mata membedakan
0,1 mm maka kekuatan membesarkan bayangan benda oleh mikroskop
elektron ialah 100.000X (Yatim, 1996:12).
f) MET
Mikroskop elektron ialah mikroskop yang mempergunakan
elektron sebagai sumber cahaya. Sel atau jaringan dilihat berupa
irisan atau replika. Mikroskop ini memiliki perbesaran puluhan sampai
ratusan ribu kali (Yatim, 1996:12).
g) MES
Mikroskop elektron skaning ialah mikroskop yang menggunakan
elektron sebagai sumber cahaya, dan sel atau jaringan dilihat dari luar
atau permukaan. Di dapat gambaran obyek secara stereometris.
Mikroskop jenis ini lazim dipakai untuk melihat permukaan sel
yang menyelaputi suatu rongga atau saluran, atau sel yang lepas-bebas.
Seperti untuk melihat susunan cilia, flagela, dan spermatozoa. Daya
perbesaran lebih rendah daripada MET, yakni beberapa ribu sampai
puluhan ribu kali (Yatim, 1996:12).
Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop
a. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
b. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam
keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi
mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop
dengan tabung miring.
c. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat
di bawah mikroskop.
d. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e. Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik atau hilang
segera laporkan kepada laboran.
f. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif
dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah
(Supriyanto, 1993:3).
Pemeliharaan Mikroskop
Seperti telah kita ketahui bahwa salah satu satu ciri yang
membedakan antara hewan dan tumbuhan dapat dilihat secara stuktural
yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dalam
suatu sel dan berlangsung di dalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2
yaitu: sel eukariota dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi
dengan kehidupan uniseluler, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi
untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi. Sel tumbuhan
dan sel hewan memiliki kemiripan dan perbedaan, yakni sel tumbuhan
memiki dinding sel, kloplas, vakuola sentral, dan plasmodesmata,
sedangkan sel hewan tidak. Pada sel hewan terdapat lisosom,
sentrosom, dan sentriol flagella, sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada
(Yatim, 1996:1).
Pada umumnya sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai ukuran
30 sampai 50 . Dalam sayatan segar yang diamati dibawah
mikroskop biologi, sel tersebut terlihat sangat transparan. Biasanya
yang dapat kita lihat dengan cukup jelas adalah dinding sel, sitoplasma,
inti atau nukleus dan kadang-kadang butir-butir inti atau nukleolus dari
vakuola (Parjatmo, 1999:10).
Untuk dapat mengamati struktur sel yang lebih jelas maka sel
tersebut harus difiksasi dan diwarna terlebih dahulu. Fiksasi disini
bertujuan untuk mematikan sel secara cepat sehingga menjaga agar
sturkturnya sedapat mugkin tidak berubah. Sedangkan tujuan
pewarnaan adalah agar dapat dibedakan dengan jelas struktur bagian-
bagiannya.
Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki
dinding sel, sehingga membran sel dapat bergerak dengan bebas. Pada
tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, sehingga
gerakan membrane sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang ( basil ), bulat
( coclus ), oval, dan spiral.
Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup
yang mampu melaksanakan suatu fungsi. Bentuk, ukuran serta struktur
sel berbeda-beda. Ada sel yang berbentuk kubus empat, persegi
panjang, bulat polihedral dan lain-lain. Ukuran sel dari beberapa puluh
mikron sampai dengan puluhan sentimeter. Struktur sel dari yang
sederhana tanpa inti sampai kompleks. Dengan mikroskop cahaya biasa,
hanya dapat diamati bentuk, ukuran serta sebagian kecil dari struktur
selnya. Tetapi dengan dijumpai teknik pewarnaan maka banyak bagian-
bagian sel yang semula sukar untuk dibedakan, menjadi tampak nyata
dan dapat dibedakan ( antara bagian sel yang satu dengan bagian sel
yang lain ). Pengetahuan manusia tentang struktur sel yang sangat rumit
semakin berkembang pesat dengan dijumpainya mikroskop elektron.
Mikroskop ini mampu mendeteksi benda yang besarnya seperseribu
ukuran benda yang terlihat dibawah mikroskop cahaya yang paling
baik, dengan kata lain mampu memperbesar benda sampai 280.000
kali ( Waluyo, 1993:11 ).
Makhluk hidup ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel
banyak. Pada makhluk hidup yang bersel tunggal segala fungsi
kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri, contohnya metabolisme
zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas kehidupan, bertumbuh dan
berkembang biak, dan kemampuannya menanggapi berbagai keadaan
dari lingkungannya. Sedangkan makhluk hidup bersel banyak, berbagai
fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelomok sel yang berbeda
yang membentuk suatu jaringan, organ, atau membentuk sistem
(Waluyo, 2012:7).
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan
fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah
ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang
menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai
penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut:
1. Robert Hooke ( 1635-1703 ). Ia mencoba melihat struktur sel pada
sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya
diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal.
Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah.
Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel (Yatim, 1996:1).
2. Schleiden ( 1804-1881 ) dan T. Schwann ( 1810-1882 ). Mereka
mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden
mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun
tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil
dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap
hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa
tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia
menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel
merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup (Yatim, 1996:1).
3. Robert Brown. Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada
jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-
apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat
dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk
mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel (Yatim, 1996:2).
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye. Pada tahun 1835, setelah
mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama
protoplasma (Yatim, 1996:2).
5. Max Schultze ( 1825-1874 ). Ia menegaskan bahwa protoplasma
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan
tempat terjadinya proses hidup (Yatim, 1996:3).
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan
beberapa teori sel, diantaranya:
a) Sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b) Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c) Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d) Sel merupakan unit hereditas ( Icha, 2011 ).
2. Bahan
a) Potongan kertas yang bertuliskan huruf b dan q.
b) Air
c) Epitel rongga mulut
d) Bawang merah
e) Methilen Blue
f) Alkohol 70%
LANGKAH KERJA
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
Perbesaran :
Gambar : Umbi lapis bawang merah Keterangan :
Perbesaran :
VI. PEMBAHASAN
2. Dinding Sel
Berfungsi melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma sel satu
dengan sel yang lain dihubungkan dengan plasmodesmata. Perbedaan fungsi
antara dinding sel dan membran sel di tunjukkan oleh struktur dinding sel
yang relatif sederhana daripada membran sel, bersifat permeabel. Dinding sel
berfungsi sebagai penyokong dan bahkan dapat menjaga sel-sel yang berada
dibawahnya.
3. Sitoplasma
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang
penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan
protein.
4. Nukleus
Nukleus berfungsi untuk mewadahi kromosom yang terbuat dari
kromatin ( DNA, alias materi genetik dan protein ); mengandung nukleolus,
tempat subunit ribosom dibuat. Pori-pori meregulasi lalu lintas materi keluar
masuk nukleus.
5. Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.
6. Retikulum Endoplasma ( RE )
RE halus, berfungsi sebagai tempat untuk mensintesis lipid,
2+
metabolisme karbohidrat, penyimpanan , detoksifikasi obat dan racun.
Ca
RE kasar, berfungsi untuk membantu sintesis protein sekresi dan
berbagai protein lain dari ribosom terikat; menambahkan karbohidrat ke
glikoprotein; menghasilkan membran baru.
7. Aparatus Golgi
Aparatus golgi berfungsi untuk memodifikasi protein, karbohidrat
pada protein, dan fosfolipid; sintesis banyak polisakarida; pemilahan produk-
produk golgi, yang kemudian dilepaskan dalam vesikel.
8. Lisosom
Lisosom berfungsi untuk penguraian zat yang diingesti,
makromolekul sel dan organel rusak untuk didaur ulang.
9. Vakuola
Vakuola berfungsi sebagai tempat pencernaan makanan, penyimpanan,
pembuangan zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel dan perlindungan.
10. Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi seluler
( menghasilkan ATP ).
11. Kloroplas
Kloroplas berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis.
12. Peroksisom
Mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen ke air,
menghasilkan hidrogen peroksida ( H 2 O2 ) sebagai produk sampingan,
yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain di peroksisom.
Pada hasil dari pengamatan sel hewan ( sel epitel ) dan sel tumbuhan
( umbi bawang merah ) terlihat ada organel sel yang terlihat.
a. Sel Hewan ( Sel Epitel )
Membran Sel
Sitoplasma
Inti sel ( Nukleus )
VII. KESIMPULAN