Anda di halaman 1dari 28

I.

JUDUL
Penggunaan Mikroskop serta Pengamatan Bentuk dan Struktur Sel

II. TUJUAN
1. Untuk mengetahui komponen-komponen mikroskop dan cara
penggunaannya.
2. Untuk memahami cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati
dibawah mikroskop.
3. Untuk mengetahui bentuk dan struktur sel hewan dan sel tumbuhan.

III. DASAR TEORI

Sejarah Mikroskop

Orang yang pertama kali menggunakan mikroskop (mikroskop


sederhana) adalah Antony Van Leuwenhoek, lewat penelitiannya yang
meneliti sel ( menemukan sel gabus ). Kemudian pada tahun 1600,
Hanz dan Z. Jensen telah menemukan mikroskop yang lebih maju
dengan nama mikroskop ganda. Mikroskop (bahasa yunani: Micros =
kecil dan scopein = melihat) adalah sebuah alat untuk melihat objek
yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata kasar. Ilmu yang
mempelajari benda kecil dengan menggunakan alat ini disebut
mikroskopi, dan kata mikroskopik berarti sangat kecil, tidak mudah
terlihat oleh mata. Dalam perkembangannya mikroskop mampu
mempelajari organisme hidup yang berukuran sangat kecil yang tidak
dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga mikroskop memberikan
kontribusi penting dalam penemuan mikroorganisme dan perkembangan
sejarah mikrobiologi. Organisme yang sangat kecil ini disebut sebagai
mikroorganisme, atau kadang-kadang disebut sebagai mikroba, ataupun
jasad renik (Parjatmo, 1999:1).

Mikroskop dan Komponen-komponennya

Mikroskop terdiri atas dua lensa cembung yaitu sebagai lensa


objektif ( dekat dengan mata ) dan lensa okuler ( dekat dengan benda ).
Baik objektif maupun okuler dirancang untuk perbesaran yang berbeda.
Lensa objektif biasanya dipasang pada roda berputar, yang disebut
dengan gagang putar. Setiap lensa objektif dapat diputar ketempat yang
sesuai dengan perbesaran yang dikehendaki. Sistem lensa objektif
memberikan perbesaran mula-mula dan meenghasilkan bayangan nyata
yang kemudian diproyeksikan keatas lensa okuler untuk menghasilkan
bayangan maya yang kita lihat. Biasanya mikroskop laboratoorium
dilengkapi dengan tiga lensa objektif, yaitu lensa 16 mm yang
beresolusi rendah ( 10X ); lensa 4 mm berkekuatan kurang tinggi ( 40-
45X ); dan lensa celup minyak berkekuatan tinggi ( 97-100X ). Lensa
tersebut terletak pada suatu hidung yang dapat berputar sehingga
obyektif yang di kehendaki dapat dengan ,mudah diletakkan pada posisi
kerja. Obyektif celup minyak memberikan perbesaran tertinggi dari
ketiganya. Lensa okuler terletak pada ujung atas mikroskop (Parjatmo,
1999:1).

Komponen Mikroskop

Gambar 3.1 Komponen Mikroskop


( http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf )

a. Kaki
Kaki pada mikroskop berfungsi menopang dan memperkokoh
kedudukan mikroskop. Pada kaki melekat lengan dengan semacam
engsel, pada mikroskop sederhana ( model student ) (Parjatmo, 1999:1).
b. Lengan
Dengan adanya engsel antara kaki dan lengan, maka lengan dapat
ditegakkan atau direbahkan. Lengan dipergunakan juga untuk
memegang mikroskop pada saat memindahkan mikroskop (Parjatmo,
1999:1).
c. Cermin.
Cermin mempunyai dua sisi ( atas dan bawah ), sisi cermin datar dan
sisi cermin cekung, berfungsi untuk memantulkan sinar dan sumber
sinar. Cermin datar digunakan bila sumber sinar cukup terang, dan
cermin cekung digunakan bila sumber sinar kurang. Cermin dapat lepas
dan diganti dengan sumber sinar dari lampu. Pada mikroskop model
baru, sudah tidak lagi dipasang cermin, sebab sudah ada sumber cahaya
yang terpasang pada bagian bawah ( kaki ) (Parjatmo, 1999:1).
d. Kondensor
Kondensor tersusun dari lensa gabungan yang berfungsi mengumpulkan
sinar (Parjatmo, 1999:1).
e. Diafragma
Diafragma berfungsi mengatur banyaknya sinar yang masuk dengan
mengatur bukaan iris. Letak diafragma melekat pada diafragma di
bagian bawah. Pada mikroskop sederhana hanya ada diafragma tanpa
kondensor (Parjatmo, 1999:1).
f. Meja preparat
Meja preparat merupakan tempat meletakkan objek (preparat) yang
akan dilihat. Objek diletakkan di meja dengan dijepit menggunakan
penjepit. Dibagian tengah meja terdapat lengan untuk dilewati sinar.
Pada jenis mikroskop tertentu, kedudukan meja tidak dapat dinaikan
ataupun diturunkan. Pada beberapa mikroskop, terutama model terbaru,
meja preparat dapat dinaik-turunkan (Parjatmo, 1999:1).
g. Tabung.
Di bagian atas tabung melekat lensa okuler, dengan perbesaran tertentu
( 15X, 10X, dst ). Dibagian bawah tabung terdapat alat yang disebut
revolver. Pada revolver tersebut terdapat lensa objektif (Parjatmo,
1999:1).
h. Lensa obyektif
Lensa objektif bekerja dalam pembentukan bayangan pertama. Lensa
ini menentukan struktur dan bagian renik yang akan terlihat pada
bayangan akhir. Ciri penting lensa obyektif ialah memperbesar
bayangan obyek dengan perbesaran beraneka macam sesuai dengan
model dan pabrik pembuatnya, misalnya 10X, 40X, dan 100X dan
mempunyai nilai apertura ( NA ). Yang dimaksud dengan nilai apertura
adalah ukuran daya pisah suatu lensa obyektif yang akan menentukan
daya pisah spesimen, sehingga mampu menunjukkan struktur renik
yang berdekatan sebagai dua benda yang terpisah (Parjatmo, 1999:1).
i. Lensa Okuler
Lensa mikroskop yang terdapat di bagian ujung atas tabung, berdekatan
dengan mata pengamat. Lensa ini berfungsi untuk memperbesar
bayangan yang dihasilkan oleh lensa obyektif. Perbesaran bayangan
yang terbentuk berkisar antara 4 - 25 kali (Parjatmo, 1999:1).
j. Pengatur Kasar dan Halus
Komponen ini letaknya pada bagian lengan dan berfungsi untuk
mengatur kedudukan lensa objektif terhadap objek yang akan dilihat.
Pada mikroskop dengan tabung lurus atau tegak, pengatur kasar dan
halus berfungsi untuk menaik turunkan tabung sekaligus lensa objektif.
Pada mikroskop dengan tabung miring, pengatur kasar dan halus
digunakan untuk menaik turunkan meja preparat (Parjatmo, 1999:1).

Mikroskop terbagi menjadi dua macam, yaitu :


1. Mikroskop Cahaya
2. Mikroskop Elektron
Mikroskop cahaya ( MC ) mempergunakan pancaran cahaya
untuk membuat bayangan benda yang dibesarkan; sedangkan
mikroskop elektron ( ME ) mempergunakan pancaran elektron untuk
membuat bayangan benda tersebut. Prinsip kedua macam mikroskop
tersebut diuraikan pada pasal berikut (Yatim, 1996:9)
Mikroskop cahaya ada 4 macam :
1. Mikroskop biasa
2. Mikroskop fluoresensi
3. Mikroskop fase-kontras
4. Mikroskop polarisasi

Mikroskop elektron ada 2 macam :


1. MET ( Mikroskop Elektron Transmisi )
2. MES ( Mikroskop Elektron Skaning )

a) Mikroskop biasa
Yang biasanya dipakai mahasiswa dan peneliti di laboratorium.
Sumber cahaya untuk menerangi obyek bisa dari sinar alam (cahaya
matahari) langsung, bisa pula dari lampu listrik yang dipasang di bawah
obyek. Perbesaran 10 1000x. Dipakai untuk melihat sel atau makhluk
renik yang masih hidup dan segar, atau juga yang sudah mati dan dibuat
sediaan melalui proses mikroteknik. Bagian-bagian sel dan organel
dapat dibedakan oleh perbedaan kadar atau macam zat warna yang
diserap, yang diberikan saat memproses mikrotekniknya.
Mikroskop biasa, prinsipnya ditemukan Hans dan Zaccharias
Janssen ( 1590 ), mempergunakan cahaya sebagai pemantul bayangan
obyek. Mikroskop ini memiliki kombinasi 2 lensa, yaitu lensa obyektif
dan okuler.
Kekuatan membeda ( resolving power ) mata orang 0,1 mm.
Mikroskop selain membeda juga membesarkan bayangan benda, dan
membesarkan tergantung pada daya membeda tersebut. Obyek yang
1
kurang dari panjang gelombang cahaya tidak dapat dibedakan
2
dalam mikroskop biasa. Panjang gelombang cahaya rata-rata 5.500 A
( 1 A = 10 mm ). Karena itu obyektif tidak dapat membedakan obyek
dengan diameter kurang dari 2750 A. Umumnya mikroskop cahaya
sekarang mampu menolong mata orang untuk melihat benda sebesar
0,0001 mm, dengan mempergunakan fase kontras atau minyak imersi.
Karena kemampuan mata melihat ( membeda ) 0,1 mm, maka daya
membesarkan mikroskop biasa ialah 1000X. Besar sel rata-rata 0,1
sampai 100 um ( 1 um (mikrometer) = 103 mm ), sedang bahan-
bahan sel dalam ukuran um. Bahkan juga dalam nm ( nanometer; 1nm =
10
6
mm ). Karena itu sel dengan bagian-bagiannya yang kasar
dapat dilihat dengan mikroskop biasa, namun bahan-bahan yang halus
dan terinci tidak; harus dengan mikroskop elektron (Yatim, 1996:10).

b) Mikroskop fluoresensi
Mikroskop ini memiliki sumber cahaya yang khusus dari yang
bergelombang pendek. Yang dipakai ialah sinar ultraviolet ( uv ). Jika
cahaya ini menyinari obyek yang berbinar ( fluoresen ), dipantulkannya
cahaya dengan gelombang lebih panjang. Karena itu bila dilihat
dibawah mikroskop organel atau bagian sel yang berbinar itu yang
tampak, yang lain gelap.
Yang berbinar secara alamiah ialah vitamin A, vitamin B 2 , dan
porfirin. Banyak senyawa kimia yang diresap oleh kandungan sel
sehingga membuatnya jadi berbinar. Perbinaran ini disebut perbinaran
bikinan. Yang berbinar bikinan ini ialah seperti ADN dan ARN.
Mikroskop ini dipakai untuk menemukan sel kanker, karena pada
sel-sel seperti itu kadar ADN tinggi sekali sehingga warna berbinar inti
sel sangat menyolok dibandingkan dengan sel normal.
Mikroskop fluoresensi juga dipakai untuk menetapkan apakah
suatu sel mengandung kromosom Y ( penentu jenis kelamin jantan )
atau tidak (Yatim, 1996:12).

c) Mikroskop fase-kontras
Bagian-bagian sel yang tidak diwarnai secara mikroteknik dapat
dibedakan dibawah mikroskop, kalau cahaya yang datang menuju
obyek membuat pembiasan berbeda-beda. Organel biasanya memiliki
indeks bias berbeda-beda, karena itu dapatlah dibedakan dibawah
mikroskop. Pembiasan cahaya yang berbeda-beda ini dilaksanakan oleh
suatu sistem optik khusus. Mikroskop yang memiliki sistem optik ini
disebut mikroskop fase-kontras. Mikroskop jenis ini cocok untuk
mengamati sel hidup atau sel pertanaman (Yatim, 1996:12).

d) Mikroskop polarisasi
Ini adalah jenis MC yang mengandung prisma Nicol dari kalsit
atau balsam, yang membuat cahaya yang datang ke obyek dipolarisasi.
Film polaroid kini mulai banyak dipakai menggantikan prisma Nicol.
Bagian obyek yang berhablur atau bersegi-segi, dapat dilihat di
bawah mikroskop. Mikroskop ini dapat dipakai mengamati sel tulang,
dinding sel tumbuhan, serat kolagen, otot, saraf, cilia dan flagella; juga
untuk mengamati butiran tepung dan lemak yang dikandung sel (Yatim,
1996:12).

e) Mikroskop elektron
Mikroskop elektron ditemukan oleh Knoll dan Ruska ( 1932 ),
mempergunakan elektron sebagai pemantul bayang suatu obyek.
Karena elektron tidak dapat dilihat mata maka bayangan obyek
diterima layar fluoresen ( berbinar ) atau film potret, dari situlah baru
mata dapat mengamatinya. Mikroskop elektron dikembangkan dalam
bidang biologi baru pada tahun 50-an
Mikroskop elektron memperkuat daya membeda mikroskop biasa.
Cahaya diganti dengan elektron. Bagian obyek yang tebal lebih banyak
mengabsorpsi elektron daripada bagian yang tipis. Dengan perbedaan
ini bayangan benda dapat dibuat pada layar atau film. Jika elektron
berpusat lewat mikroskop dengan tegangan 50.000 volt, mereka
berpanjang gelombang sekitar 0,05 A. Ini 100.000X lebih pendek dari
panjang rata-rata gelombang cahaya. Secara teoritis mikroskop elektron
1
dapat membedakan obyek ber- 0,005 A = 0,025 A. Ini lebih
2
kecil dari atom. atom H 1,06 A.
Tapi praktisnya alat modern sekarang dipakai hanya untuk
membedakan 10 A ( 0,001 um ). Karena kemampuan mata membedakan
0,1 mm maka kekuatan membesarkan bayangan benda oleh mikroskop
elektron ialah 100.000X (Yatim, 1996:12).

f) MET
Mikroskop elektron ialah mikroskop yang mempergunakan
elektron sebagai sumber cahaya. Sel atau jaringan dilihat berupa
irisan atau replika. Mikroskop ini memiliki perbesaran puluhan sampai
ratusan ribu kali (Yatim, 1996:12).

g) MES
Mikroskop elektron skaning ialah mikroskop yang menggunakan
elektron sebagai sumber cahaya, dan sel atau jaringan dilihat dari luar
atau permukaan. Di dapat gambaran obyek secara stereometris.
Mikroskop jenis ini lazim dipakai untuk melihat permukaan sel
yang menyelaputi suatu rongga atau saluran, atau sel yang lepas-bebas.
Seperti untuk melihat susunan cilia, flagela, dan spermatozoa. Daya
perbesaran lebih rendah daripada MET, yakni beberapa ribu sampai
puluhan ribu kali (Yatim, 1996:12).

Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu


lensa objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat
bayangan maya, terbalik dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler
mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan diperbesar. Benda yang
diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa objektif.
Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berada
dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di
titik fokus lensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan
pengamatan dilakukan secara terakomendasi bila bayangan objektif
berada diruang pertama okuler. Mikroskop yang terdiri dari lensa
positif, bayangan akhir berada jauh tak terhingga, yang memiliki sifat
bayangan diperbesar, maya dan tegak (Supriyanto, 1993:3).

Penggunaan Mikroskop
Hal-hal yang perlu diperhatikan bila menggunakan mikroskop
a. Selalu membawa mikroskop dengan dua tangan.
b. Bila menggunakan preparat basah, tabung mikroskop selalu dalam
keadaan tegak, berarti meja dalam keadaan datar. Ini berlaku bagi
mikroskop dengan tabung tegak, tidak berlaku untuk mikroskop
dengan tabung miring.
c. Preparat basah harus selalu ditutup dengan gelas penutup saat dilihat
di bawah mikroskop.
d. Selalu menjaga kebersihan lensa-lensa mikroskop termasuk cermin.
e. Bila ada bagian mikroskop yang bekerja kurang baik atau hilang
segera laporkan kepada laboran.
f. Tidak dibenarkan melepas lensa-lensa mikroskop dari tempatnya.
g. Setelah selesai menggunakan mikroskop, pasang lensa objektif
dengan perbesaran paling rendah pada kedudukan lurus ke bawah
(Supriyanto, 1993:3).

Bagaimana kita dapat mengamati suatu objek atau preparat


dengan mikroskop? Langkah yang dilakukan agar kita dapat mengamati
suatu objek atau preparat dengan menggunakan mikroskop, yaitu :
a. Pastikan meja preparat dalam keadaan datar dan lensa objektif
perbesaran rendah, dipasang pada kedudukan segaris sumbu dengan
lensa okuler.
b. Melihat melalui okuler dengan satu mata (untuk mikroskop
monokuler) dan dua mata (untuk mikroskop binokuler). Sesuaikan
cermin agar sinar cukup tersedia atau nyalakan lampu serta sesuaikan
jumlah sinar yang diperlukan. Sesuaikan lubang diafragma sehingga
sinar yang diterima mata optimal (tidak terlalu terang atau redup).
c. Jauhkan lensa objektif dari meja preparat dengan memutar pengatur
kasar searah jarum jam. Letakkan preparat di bawah objektif. Dengan
melihat dari samping, sesuaikan lensa objektif perbesaran rendah pada
jarak kira-kira 1 cm dari preparat. Lihat lagi melalui okuler, dan naikkan
meja preparat dengan pemutar kasar kemudian gunakan pengatur halus
sampai preparat jelas terlihat.
d. Lihat lagi dari samping, dengan hati-hati putar objektif dengan
perbesaran yang lebih tinggi ( misalnya 45X ) pada kedudukannya.
Perhatikan agar lensa tidak menyingung preparat, kemudian lihat lagi
melalui okuler dan fokuskan preparat dengan memutar pemutar halus
secara perlahan ke arah berlawanan jarum jam. Sesuaikan pencahayaan.
e. Amati preparat, apabila perlu digambar.
f. Bila pengamatan telah selesai putar revolver objektif ke perbesaran
rendah, naikkan tabung atau turunkan meja, setelah itu ambil preparat
dari meja preparat (Supriyanto, 1993:4).

Pemeliharaan Mikroskop

a. Mikroskop harus disimpan ditempat sejuk, kering, bebas debu, bebas


dari uap asam-basa. Tempat penyimpanan yang sesuai adalah kotak
mikroskop yang dilengkapi silica gel, yang bersifat higroskopis
sehingga lingkungan mikroskop tidak lembab. Selain itu dapat pula
dalam almari yang diberi lampu.
b. Bagian mikroskop non-optik dapat dibersihkan dengan kain flanel.
Untuk membersihkan debu yang terselip dapat dengan kuas kecil atau
kuas lensa kamera, serta alat semprot atau kuas lembut.
c. Bersihkan kotoran, berkas jari, minyak dan lain-lain pada lensa
dengan menggunakan kain lensa, tissue atau kain lembut yang dibasahi
sedikit alkohol-ether atau isopropil alkohol. Jangan sekali-kali
membersihkan lensa dengan sapu tangan atau kain.
d. Bersihkan badan mikroskop dan lengan dengan kain lembut dengan
sedikit deterjen.
e. Sisa minyak imersi pada lensa objektif dapat dibersihkan dengan xilol
(xylene). Hati-hati xilol dapat merusak bahan plastik (Supriyanto,
1993:3).

Bentuk dan Struktur Sel

Seperti telah kita ketahui bahwa salah satu satu ciri yang
membedakan antara hewan dan tumbuhan dapat dilihat secara stuktural
yaitu melalui pengamatan secara mikroskopis.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar
kehidupan dalam arti biologis. Semua fungsi kehidupan diatur dalam
suatu sel dan berlangsung di dalamnya. Sel juga terbagi menjadi 2
yaitu: sel eukariota dan sel prokariota. Sel prokariota beradaptasi
dengan kehidupan uniseluler, sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi
untuk hidup saling kerja sama dalam lingkup yang rapi. Sel tumbuhan
dan sel hewan memiliki kemiripan dan perbedaan, yakni sel tumbuhan
memiki dinding sel, kloplas, vakuola sentral, dan plasmodesmata,
sedangkan sel hewan tidak. Pada sel hewan terdapat lisosom,
sentrosom, dan sentriol flagella, sedangkan pada sel tumbuhan tidak ada
(Yatim, 1996:1).
Pada umumnya sel hewan dan sel tumbuhan mempunyai ukuran
30 sampai 50 . Dalam sayatan segar yang diamati dibawah
mikroskop biologi, sel tersebut terlihat sangat transparan. Biasanya
yang dapat kita lihat dengan cukup jelas adalah dinding sel, sitoplasma,
inti atau nukleus dan kadang-kadang butir-butir inti atau nukleolus dari
vakuola (Parjatmo, 1999:10).
Untuk dapat mengamati struktur sel yang lebih jelas maka sel
tersebut harus difiksasi dan diwarna terlebih dahulu. Fiksasi disini
bertujuan untuk mematikan sel secara cepat sehingga menjaga agar
sturkturnya sedapat mugkin tidak berubah. Sedangkan tujuan
pewarnaan adalah agar dapat dibedakan dengan jelas struktur bagian-
bagiannya.
Pada sel hewan bentuknya tidak tetap karena tidak memiliki
dinding sel, sehingga membran sel dapat bergerak dengan bebas. Pada
tumbuhan bentuknya tetap karena memiliki dinding sel, sehingga
gerakan membrane sel terbatas. Sel bisa berbentuk batang ( basil ), bulat
( coclus ), oval, dan spiral.
Sel merupakan unit terkecil dari bagian tubuh makhluk hidup
yang mampu melaksanakan suatu fungsi. Bentuk, ukuran serta struktur
sel berbeda-beda. Ada sel yang berbentuk kubus empat, persegi
panjang, bulat polihedral dan lain-lain. Ukuran sel dari beberapa puluh
mikron sampai dengan puluhan sentimeter. Struktur sel dari yang
sederhana tanpa inti sampai kompleks. Dengan mikroskop cahaya biasa,
hanya dapat diamati bentuk, ukuran serta sebagian kecil dari struktur
selnya. Tetapi dengan dijumpai teknik pewarnaan maka banyak bagian-
bagian sel yang semula sukar untuk dibedakan, menjadi tampak nyata
dan dapat dibedakan ( antara bagian sel yang satu dengan bagian sel
yang lain ). Pengetahuan manusia tentang struktur sel yang sangat rumit
semakin berkembang pesat dengan dijumpainya mikroskop elektron.
Mikroskop ini mampu mendeteksi benda yang besarnya seperseribu
ukuran benda yang terlihat dibawah mikroskop cahaya yang paling
baik, dengan kata lain mampu memperbesar benda sampai 280.000
kali ( Waluyo, 1993:11 ).
Makhluk hidup ada yang bersel tunggal dan ada yang bersel
banyak. Pada makhluk hidup yang bersel tunggal segala fungsi
kehidupan harus dilakukan oleh sel itu sendiri, contohnya metabolisme
zat yang menghasilkan energi untuk aktifitas kehidupan, bertumbuh dan
berkembang biak, dan kemampuannya menanggapi berbagai keadaan
dari lingkungannya. Sedangkan makhluk hidup bersel banyak, berbagai
fungsi kehidupan dilakukan oleh kelompok-kelomok sel yang berbeda
yang membentuk suatu jaringan, organ, atau membentuk sistem
(Waluyo, 2012:7).
Beberapa ahli telah mencoba menyelidiki tentang struktur dan
fungsi sel, dan kemudian muncullah beberapa teori tentang sel. Sejarah
ditemukannya teori tentang sel diawali penemuan mikroskop yang
menjadi sarana untuk mempermudah melihat struktur sel. Berbagai
penelitian para ahli biologi, antara lain seperti berikut:
1. Robert Hooke ( 1635-1703 ). Ia mencoba melihat struktur sel pada
sayatan gabus di bawah mikroskop. Dari hasil pengamatannya
diketahui terlihat rongga-rongga yang dibatasi oleh dinding tebal.
Jika dilihat secara keseluruhan, strukturnya mirip sarang lebah.
Satuan terkecil dari rongga tersebut dinamakan sel (Yatim, 1996:1).
2. Schleiden ( 1804-1881 ) dan T. Schwann ( 1810-1882 ). Mereka
mengamati sel-sel jaringan hewan dan tumbuhan. Schleiden
mengadakan penelitian terhadap tumbuhan. Setelah mengamati
tubuh tumbuhan, ia menemukan bahwa banyak sel yang menyusun
tubuh tumbuhan. Akhirnya ia menyimpulkan bahwa satuan terkecil
dari tumbuhan adalah sel. Schwann melakukan penelitian terhadap
hewan. Ternyata dalam pengamatannya tersebut ia melihat bahwa
tubuh hewan juga tersusun dari banyak sel. Selanjutnya ia
menyimpulkan bahwa satuan terkecil dari tubuh hewan adalah sel.
Dari dua penelitian tersebut keduanya menyimpulkan bahwa sel
merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup (Yatim, 1996:1).
3. Robert Brown. Pada tahun 1831, Brown mengamati struktur sel pada
jaringan tanaman anggrek dan melihat benda kecil yang terapung-
apung dalam sel yang kemudian diberi nama inti sel atau nukleus.
Berdasarkan analisanya diketahui bahwa inti sel selalu terdapat
dalam sel hidup dan kehadiran inti sel itu sangat penting, yaitu untuk
mengatur segala proses yang terjadi di dalam sel (Yatim, 1996:2).
4. Felix Durjadin dan Johannes Purkinye. Pada tahun 1835, setelah
mengamati struktur sel, Felix Durjadin dan Johannes Purkinye
melihat ada cairan dalam sel, kemudian cairan itu diberinya nama
protoplasma (Yatim, 1996:2).
5. Max Schultze ( 1825-1874 ). Ia menegaskan bahwa protoplasma
merupakan dasar-dasar fisik kehidupan. Protoplasma merupakan
tempat terjadinya proses hidup (Yatim, 1996:3).
Dari pendapat beberapa ahli biologi tersebut akhirnya melahirkan
beberapa teori sel, diantaranya:
a) Sel merupakan unit struktural makhluk hidup;
b) Sel merupakan unit fungsional makhluk hidup;
c) Sel merupakan unit reproduksi makhluk hidup;
d) Sel merupakan unit hereditas ( Icha, 2011 ).

Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti :


a) Sel prokariotik, sel yang intinya tidak memiliki membran,
materi inti tersebar dalam sitoplasma ( sel yang memiliki satu
sistem membran ). Yang termasuk dalam kelompok ini adalah
bakteri dan alga biru.
b) Sel Eukariotik, sel yang intinya memiliki membran. Materi ini
dibatasi oleh satu sistem membran terpisah dari sitoplasma.
Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup
kecuali bakteri dan alga biru.
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel
eukariotik. Akan tetapi sel prokariotik mempunyai ribosom ( tempat
protein dibentuk ) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel
eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut:
Aspek
Prokariota Eukariota
Pembeda
Organisme Bakteri dan siano-bakteri Protista, jamur,
tumbuhan dan hewan
Ukuran sel 1-10 mikrometer 10-100 mikrometer

Metabolisme Anaerob atau aerob Aerob

Organel Sedikit atau tidak ada Nukleus, mitokondria,


kloroplas, dll
DNA Melingkar dalam sitoplasma DNA lurus dan
panjang sekali,
terdapat didalam
nukleus
RNA dan RNA dan protein disintesis Disintesis dan diproses
Protein dalam kompartemen yang di nukleus, protein di
sama sitoplasma
Sitoplasma Tanpa rerangka: aliran Rerangka tersusun dari
sitoplasma, endositosis, dan filamen protein, ada
eksositosis, semua tidak ada aliran sitoplasma,
endositosis dan
eksositosis
Pembelahan Kromosom di regang kedua Kromosom diregang
Sel arah karena tarikan membran kedua arah
plasma oleh perangkat
penggulung pada kerangka sel
Organisasi Sel tunggal Bersel banyak

Tabel 1.3 Perbedaan Sel Eukariotik dan Prokariotik


( Purwanto, 1996:16 )
Untuk sel eukariotik contohnya adalah tumbuhan dan hewan.
Pada dasarnya keduanya memiliki struktur yang sama, hanya beberapa
organel yang dimiliki tumbuhan tidak dimiliki hewan maupun ada yang
dimiliki hewan tetapi tidak dimiliki oleh tumbuhan. Berikut adalah
gambar sel hewan dan sel tumbuhan beserta tabelnya

Gambar 3.2 Sel Hewan (Fatkhomi, 2009)


Gambar 3.3 Sel Tumbuhan (Fatkhomi, 2009)

ORGANEL SEL TUMBUHAN SEL HEWAN

Dinding sel Ada Tidak ada


Kloroplas Ada Tidak ada
Ada Tidak ada
Plastida
Ada besar Jika ada kecil
Vakuola Diktisom Ada
Badan golgi Tidak ada Ada
Tidak ada Ada
Lisosom
Sentrosom

Tabel 3.2 Perbedaan Sel Hewan dan Sel Tumbuhan


Jadi, dapat disimpulkan bahwa pada sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
perbedaan yang khas (Kamajaya, 1996:15).
Setelah perbedaan antara sel hewan dan sel tumbuhan diketahui, berikut
uraian tentang organel yang ada di dalam sel tersebut :
a. Membran Sel
Membran sel adalah lapisan terluar dari sel hidup. Membran sel
mengendalikan lalu lalang zat ke dalam dan keluar sel. Membran sel sangat
tipis kira-kira 10 nm. S.J. Singer dan G.L. Nicholson ( 1972 ) mengajukan
suatu konsep model membran plasma, yaitu model mosaik cair ( fluid mosaic
model ), yang pada dasarnya adalah lipid dan protein integral tersusun secara
mosaik dan membran plasma merupakan struktur cairan sehingga lipid dan
protein integral dapat mengadakan pergerakan. Pada tumbuhan, fungi, dan
bakteri, lapisan terluar disebut dinding sel. Dinding sel tersusun atas, secara
berurutan, selulosa, kitin, atau beragam kombinasi asam amino dan
karbohidrat kompleks. Dinding sel berfungsi sebagai penyokong dan bahkan
dapat menjaga sel-sel yang berada dibawahnya. Sedangkan pada hewan
lapisan luar tersusun dari rantai-rantai pendek karbohidrat yang berikatan
dengan kovalen karbohidrat dan disebut glikokaliks (Fried, 2005:38).
b. Dinding Sel
Hanya terdapat pada sel tumbuhan, terbuat dari bahan polisakarida yaitu
selulosa. Berfungsi melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma sel satu
dengan sel yang lain dihubungkan dengan plasmodesmata. Perbedaan fungsi
antara dinding sel dan membran sel di tunjukkan oleh struktur dinding sel
yang relatif sederhana daripada membran sel, bersifat permeabel (Waluyo,
2006 : 22).
c. Mitokondria
Mitokondria nampak jelas didalam sel-sel eukariota. Struktur ini bervariasi
dalam ukuran, bentuk, jumlah dan lokasinya, tergantung dari spesies sel.
Ukurannya berkisar antara 0,2um-5um yakni mendekati ukuran bakteri.
Bentuknya bulat atau berbentuk tongkat. Mitokondria mengandung protein
dan fosfolipid. Tiap mitokondria mempunyai dua sistem membran. Membran
luar bersifat licin mengelilingi keseluruhan mitokondria. Membran sebelah
dalam berlipat-lipat, disebut krista. Bagian dalam mitokondria terisi matriks
yang menyerupai gel. Fungsi mitokondria sebagai tempat respirasi sel
(Purwanto, 1996:29).
d. Ribosom
Ribosom berukuran sangat kecil, diameter 20-25 nm, terdapat pada
sitoplasma secara bebas/menempel pada retikulum endoplasma. Ribosom
sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein. Ribosom ini juga terdapat
pada sel hewan dan sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan ribosom biasanya
letaknya menyebar, sedangkan pada sel hewan menyebar dan ada juga
menempel pada retikulum endoplasma (Waluyo, 2006 : 23).
e. Retikulum Endoplasma ( RE )
Organela ini ditemukan oleh Porter, dkk. Dalam tahun 1945, merupakan
struktur yang berbentuk ruangan-ruangan yang berdinding membran.
Berdasarkan bentuk dan besarnya ruangan, RE dapat dibedakan menjadi jenis
sisterna ( berbentuk ruangan gepeng ), tubuler ( berbentuk seperti pipa kecil ),
vesikuler ( berbentuk gelembung yang terlepas dan melayang didalam
sitosol ). Berdasarkan ada/tidaknya ribosom, RE dibedakan menjadi RE kasar
dan RE halus (Purwanto, 1996:35).
f. Badan Golgi
Organel yang memiliki struktur membran serupa dengan RE adalah Aparatus
Golgi. Aparatus golgi merupakan tumpukan kantung atau vesikula yang
termampatkan, yang bersambungan dengan saluran-saluran retikulum
endoplasma halus. Fungsi utamanya untuk penyimpanan, modifikasi, dan
pengepakan zat-zat yang dihasilkan untuk disekresikan ke luar sel, sebab
organel-organel tersebut banyak terdapat pada sel-sel sekretoris seperti yang
ada di pankreas. Aparatus golgi juga bisa menyediakan materi bagi membran
sel (Fried, 2005:38).
g. Lisosom
Lisosom terdapat pada sel hewan, bentuknya seperti bola dan ukuran
diameternya kurang lebih 500 nm. Lisosom mengandung enzim berfungsi
untuk mencernakan bahan makanan masuk ke dalam sel, baik secara
pinositosis ( makanan berupa cairan masuk secara diminum ) maupun secara
fagositosis ( makanan padat masuk secara di telan ) (Waluyo, 2006 : 24).
h. Sentrosom ( sentriol )
Pada umumnya sel hewan memilki sentrosom, letaknya pada sitoplasma
dekat membran inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol, sebuah
sentrosom terbentuk dari 9 sel tabung masing-masing sel terdiri atas 3 buah
mikrotubul berfungsi menggerakkan kromosom pada saat pembelahan sel
(Waluyo, 2006 : 24).
i. Plastida
Plastida hanya terdapat pada sel tumbuhan, yang tidak berwarna disebut
leukoplas, sedangkan yang berwarna disebut kromoplas. Leukoplas berfungsi
membuat amilum disebut amiloplas dan yang membentuk lemak disebut
lipoplas. Sedangkan kromoplas mengandung klorofil disebut kloroplas
(Waluyo, 2006 : 24).
j. Vakuola
Terdapat pada sel hewan maupun pada sel tumbuhan. Hanya saja pada sel
tumbuhan tampak lebih besar dan jelas terutama pada sel yang sudah tua.
Vakuola pada sel tumbuhan dikelilingi membran tunggal disebut tonoplas.
Vakuola sel tumbuhan umumnya berisi air, phenol, anthosianin, alkaloid, dan
protein (Waluyo, 2006 : 24).
k. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan cairan yang terdapat di dalam sel, kecuali di
dalam inti dan organel sel. Khusus cairan yang terdapat di dalam inti sel
dinamakan nukleoplasma. Sitoplasma bersifat koloid, yaitu tidak padat dan
tidak cair. Penyusun utama dari sitoplasma adalah air yang berfungsi sebagai
pelarut zat-zat kimia serta sebagai media terjadinya reaksi kimia sel (Waluyo,
2006 : 24).
l. Nukleus
Hampir setiap sel mengandung sedikitnya satu nukleus. Nukleus sel biasanya
sukar dilihat dibawah mikroskop biasa. Tetapi mudah dilihat setelah diwarnai.
Hal ini disebabkan karena nukleus bereaksi terhadap zat warna, atau
banyaknya zat warna yang diserap nukleus berbeda dibandingkan dengan
bagian sel yang lainnya (Waluyo, 1993:11).
Nukleus biasanya terletak ditengah sel, dibatasi oleh dua lapis membran.
Didalam membran nukleus terdapat medium setengah cair yang didalamnya
tersuspensi kromosom. Biasanya kromosom tersebut nampak sebagai struktur
memanjang dan tidak mudah diamati dengan mikroskop cahaya. Pada
keadaan seperti ini dinamakan kromatin. Fungsi nukleus merupakan pusat
pengendali dalam sel. Didalam nukleus terdapat nukleolus, suatu benda
berbentuk bulat, yang berfungsi memproduksi ribosom (Purwanto, 1996:22).
m. Kloroplas
Sel tumbuhan umumnya mengandung plastida, ialah organel yang
berhubungan dengan sintesis dan penyimpanan makanan. Plastida dapat
dilihat dengan mudah walaupun tanpa diwarnai, karena kebanyakan plastida
berwarna oleh pigmennya sendiri. Kloroplas adalah plastida yang berwarna
hijau karena sebagian besar pigmennya berwarna hijau. Pigmen hijau ini
disebut klorofil, yang sangat penting dalam fotosintesis (Waluyo, 1993:12).
IV. METODE PENELITIAN
ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a) Mikroskop
b) Gelas obyek dan gelas penutup
c) Pipet tetes
d) Skalpel
e) Silet tajam

2. Bahan
a) Potongan kertas yang bertuliskan huruf b dan q.
b) Air
c) Epitel rongga mulut
d) Bawang merah
e) Methilen Blue
f) Alkohol 70%

LANGKAH KERJA

1. Pengamatan potongan huruf b atau q


2. Pengamatan bentuk dan stuktur
Pengamatan Epitel rongga mulut (sel hewan)
Pengamatan sel bawang merah (sel tumbuhan)
V. HASIL PENGAMATAN

1. Pengamatan Potongan huruf b atau q

2. Pengamatan Bentuk dan Struktur Sel

Gambar : Epitel rongga mulut Keterangan :

1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel

Perbesaran :
Gambar : Umbi lapis bawang merah Keterangan :

Perbesaran :

VI. PEMBAHASAN

Mikroskop merupakan salah satu alat yang penting pada kegiatan


laboratorium sains, khususnya biologi. Mikroskop merupakan alat bantu yang
memungkinkan kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil
( mikroskopis ). Hal ini membantu memecahkan persoalan manusia tentang
organisme yang berukuran kecil. Mikroskop berasal dari kata mikro yang berarti
kecil dan scopium ( penglihatan ). Mikroskop adalah suatu benda yang berguna untuk
memberikan bayangan yang diperbesar dari benda-benda yang terlalu kecil untuk
dilihat dengan mata telanjang. Mikroskop adalah alat optik yang terdiri dari dua
buah lensa cembung yang digunakan untuk mengamati benda-benda renik ( sangat
kecil ) supaya terlihat lebih besar. Mikroskop terdiri dari beberapa bagian yang
memiliki fungsi masing-masing.
Sifat bayangan pada mikroskop di tentukan pada 2 lensa, yaitu lensa
objekif dan lensa okuler. Lensa objektif mempunyai sifat bayangan maya, terbalik
dan diperkecil. Sedangkan lensa okuler mempunyai sifat bayangan nyata, tegak dan
diperbesar. Benda yang diamati diletakkan sedekat mungkin dengan titik fokus lensa
objektif. Sedangkan mata kita tepat berada I lensa okuler. Mata pengamat berada
dibelakang lensa objektif yang kebetulan bayangan dari okuler tepat di titik fokus
lensa okuler dinamakan pegamat secara rilks dan pengamatan dilakukan secara
terakomendasi bila bayangan objektif berada diruang pertama okuler. Mikroskop
yang terdiri dari lensa positif, bayangan akhir berada jauh tak terhingga, yang
memiliki sifat bayangan diperbesar, maya dan tegak.
Praktikum yang pertama kali kita lakukan, adalah pengamatan huruf b
atau q yang diamati dengan menggunakan mikroskop, pertama tama dengan
meletakkan potongan huruf b atau q pada gelas objek dan menutupnya dengan
gelas penutup. Lalu mengamati preparat dengan menggunakan perbesaran lensa
obyektif lemah. Kemudian membandingkan bayangan dengan letak obyek. Letak
bayangan sama atau terbalik. Bayangan merupakan bayangan cermin atau bukan.
Kemudian sambil memandang kedalam okuler, ke arah mana bayangan bergeser jika
preparat digeser ke kiri, kanan, depan, ataupun belakang.
Dari hasil pengamatan diatas ternyata letak bayangan terbalik. Karena
bayangan pada mikroskop dipengaruhi oleh dua lensa obyektif dan lensa okuler.
Lensa obyektif akan membentuk bayangan maya, selanjutnya bayangan maya
tersebut diperbesar oleh lensa okuler menghasilkan bayangan maya yang kelihatan
oleh mata. Jadi, bayangan yang terbentuk oleh mikroskop adalah maya, terbalik, dan
diperbesar. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa okuler keduanya
merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif menghasilkan suatu
bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, terbalik dan diperbesar terhadap
posisi benda mula- mula. Jadi data hasil pengamatan yang telah dilakukan adalah
benar dan sesuai seperti dasar teori.
Adapun hasil dari letak bayangan terbalik yang dipengaruhi oleh dua lensa
obyektif dan lensa okuler yaitu pada percobaan huruf b, bayangan huruf b akan
terbalik menjadi huruf q dan pada percobaan huruf q, bayangan huruf q akan
terbalik menjadi huruf b.
Dalam pergeseran preparat dari kiri ke kanan dan dari belakang ke depan
juga dipengaruhi oleh dua prinsip yaitu lensa objektif dan lensa okuler yang sama
penerapannya ketika awal pengamatan benda yaitu terbalik. Dengan menggeserkan
preparat ke kiri maka bayangan akan berpindah atau bergerak ke kanan. Dengan
menggeserkan preparat ke kanan maka bayangan akan berpindah atau bergerak ke
kiri. Dengan menggeserkan preparat ke belakang maka bayangan akan berpindah
atau bergerak ke depan. Dengan menggeserkan preparat ke depan maka bayangan
akan berpindah atau bergerak ke belakang.
Dan berdasarkan dari percobaan tersebut telah diketahui bahwa sifat
bayangan dari mikroskop adalah maya, terbalik, dan diperbesar. Bayangan yang
dihasilkan oleh mikroskop berbeda dengan cermin, sebab bayangan yang dihasilkan
oleh cermin adalah maya, sama tegak dengan bendanya, sama besar dengan
bendanya dan sama tinggi. Sehingga bayangan yang dihasilkan oleh mikroskop
bukanlah bayangan cermin.
Sel merupakan unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan
dalam arti biologis. Di dalam sel terdiri dari 4 komponen, yaitu :
1. Membran Sel
2. Dinding Sel ( sel tumbuhan )
3. Sitoplasma
4. Nukleus ( inti sel )
5. Organel-organel
Fungsi-fungsi dari komponen-komponen tersebut :
1. Membran Sel
Membran sel adalah lapisan terluar yang tipis sekali dari sel hidup.
Membran sel berfungsi untuk mengendalikan lalu lintas zat ke dalam dan
keluar sel.

2. Dinding Sel
Berfungsi melindungi sitoplasma dan membran sitoplasma sel satu
dengan sel yang lain dihubungkan dengan plasmodesmata. Perbedaan fungsi
antara dinding sel dan membran sel di tunjukkan oleh struktur dinding sel
yang relatif sederhana daripada membran sel, bersifat permeabel. Dinding sel
berfungsi sebagai penyokong dan bahkan dapat menjaga sel-sel yang berada
dibawahnya.
3. Sitoplasma
Sitoplasma berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan kimia yang
penting bagi metabolisme sel, seperti enzim-enzim, ion-ion, gula, lemak dan
protein.
4. Nukleus
Nukleus berfungsi untuk mewadahi kromosom yang terbuat dari
kromatin ( DNA, alias materi genetik dan protein ); mengandung nukleolus,
tempat subunit ribosom dibuat. Pori-pori meregulasi lalu lintas materi keluar
masuk nukleus.
5. Ribosom
Ribosom berfungsi sebagai tempat untuk sintesis protein.
6. Retikulum Endoplasma ( RE )
RE halus, berfungsi sebagai tempat untuk mensintesis lipid,
2+
metabolisme karbohidrat, penyimpanan , detoksifikasi obat dan racun.
Ca
RE kasar, berfungsi untuk membantu sintesis protein sekresi dan
berbagai protein lain dari ribosom terikat; menambahkan karbohidrat ke
glikoprotein; menghasilkan membran baru.
7. Aparatus Golgi
Aparatus golgi berfungsi untuk memodifikasi protein, karbohidrat
pada protein, dan fosfolipid; sintesis banyak polisakarida; pemilahan produk-
produk golgi, yang kemudian dilepaskan dalam vesikel.
8. Lisosom
Lisosom berfungsi untuk penguraian zat yang diingesti,
makromolekul sel dan organel rusak untuk didaur ulang.
9. Vakuola
Vakuola berfungsi sebagai tempat pencernaan makanan, penyimpanan,
pembuangan zat sisa, keseimbangan air, pertumbuhan sel dan perlindungan.
10. Mitokondria
Mitokondria berfungsi sebagai tempat terjadinya respirasi seluler
( menghasilkan ATP ).
11. Kloroplas
Kloroplas berfungsi sebagai tempat terjadinya fotosintesis.
12. Peroksisom
Mengandung enzim-enzim yang mentransfer hidrogen ke air,
menghasilkan hidrogen peroksida ( H 2 O2 ) sebagai produk sampingan,
yang diubah menjadi air oleh enzim-enzim lain di peroksisom.

Pada saat melaksanakan praktikum dengan menggunakan sel epitel dalam


rongga mulut digunakan methilen blue dan alkhohol. Fungsi dari penggunaan
methilen blue yang diteteskan pada preparat sel epitel adalah agar bagian dari sel
epitel tersebut dapat terlihat jelas saat diamati dengan mikroskop. Sedangkan
penggunaan alkohol adalah untuk membersihkan atau mensterilkan scalpel.
Pada praktikum ini menggunakan beberapa alat dan bahan, yang masing-
masing dari alat dan bahan tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda, yaitu :
Alat
1. Mikroskop, berfungsi untuk mengamati objek yang akan diamati
2. Gelas obyek, berfungsi sebagai tempat untuk meletakkan preparat yang
akan diamati.
3. Gelas penutup, berfungsi sebagai pelindung preparat atau untuk menutup
preparat.
4. Pipet tetes, berfungsi sebagai alat untuk meneteskan cairan yang akan
diteteskan pada preparat ( Air dan Methilen Blue ).
5. Skalpel, berfungsi sebagai alat untuk mengambil sel epitel dalam rongga
mulut.
6. Silet tajam, berfungsi untuk mengiris tipis bahan-bahan yang akan diamati
dengan menggunakan mikroskop
Bahan
1. Potongan kertas yang bertuliskan huruf b atau q, berfungsi sebagai
objek yang akan diamati.
2. Air, berfungsi untuk memperjelas hasil pengamatan.
3. Epitel rongga mulut, berfungsi sebagai bahan yang akan dijadikan
preparat untuk diamati selnya.
4. Bawang merah, berfungsi sebagai bahan yang akan dijadikan preparat
untuk diamati selnya.
5. Methilen Blue, berfungsi untuk memperjelas hasil pengamatan.
6. Alkohol 70 %, berfungsi untuk membersihkan scalpel agar steril.

Pada hasil dari pengamatan sel hewan ( sel epitel ) dan sel tumbuhan
( umbi bawang merah ) terlihat ada organel sel yang terlihat.
a. Sel Hewan ( Sel Epitel )
Membran Sel
Sitoplasma
Inti sel ( Nukleus )

b. Sel Tumbuhan ( Umbi Bawang Merah )


Dinding sel
Sitoplasma
Nukleus ( Inti Sel )

VII. KESIMPULAN

a. Komponen-komponen Mikroskop dan Cara Penggunaannya

A. Lensa okuler = lensa yang dilihat/diintip


B. Tabung mikroskop = bagian yang menghubungkan lensa okuler dengan lensa
obyektif .
C. Revolver = pemutar yang digunakan untuk mengubah perbesaran lensa
obyektif
D. Lensa objektif perbesaran lemah
E. Lensa objektif perbesaran kuat
F. Meja mikroskop = tempat meletakkan specimen / preparat yang diamati
G. Klip = penjepit object glass
H. Kaki mikroskop, dibuat berat dan kokoh agar mikroskop dapat berdiri stabil.
I. Cermin = memantulkan cahaya pada lensa obyektif agar pengamatan preparat
lebih jelas
J. Diafragma = bagian yang digunakan untuk mengatur intensitas cahaya yang
masuk ke lensa obyektif
K. Lengan mikroskop atau pegangan
L. Pemutar halus = bagian yang digunakan untuk menggerakkan
(menjauhkan/mendekatkan) lensa obyektif terhadap preparat secara pelan/halus
M. Pemutar kasar = bagian yang digunakan untuk menggerakkan
(menjauhkan/mendekatkan) lensa obyektif terhadap preparat secara cepat

Langkah-langkah penggunaan mikroskop


1. Letakkan mikroskop di tempat terang, buka diafragma sampai
maksimal.
2. Atur posisi cermin datar/cekung sedemikian rupa sehingga kaca
kondensor menjadi terang.
3. Naikkan kondensor sampai maksimal dengan memutar tombol
kondensor.
4. Tempatkan preparat di meja mikroskop.
5. Turunkan tabung mikroskop sampai lensa obyektif hampir menyentuh
gelas penutup.
6. Melalui lensa okuler, amati preparat sampai terfokus dengan cara
memutar pengatur kasar dan pengatur halus ( gunakan lensa okuler
dan obyektif perbesaran lemah terlebih dahulu dan aturlah celah
diafragma agar memperoleh cahaya yang cukup pada saat
menggunakan mikroskop ).

Cara menyiapkan bahan-bahan yang akan diamati dibawah mikroskop,


yaitu pertama ambilah gelas obyek lalu letakkan obyek yang akan diamati, teteskan
air ( jika perlu ) dan tutuplah dengan gelas penutup. Letakkan gelas obyek di meja
preparat. Aturlah lensa obyektif untuk memperjelas obyek yang diamati. Gunakan
perbesaran lemah terlebih dahulu.
Bentuk dan struktur sel hewan dan tumbuhan itu berbeda, sel tumbuhan
mempunyai struktur yang kaku, bentuk yang lebih tetap karena sel tumbuhan
memilki dinding sel. Di dalam sel tumbuhan ada organel yang dimiliki tumbuhan
tetapi tidak dimiliki hewan adalah kloroplas dan vakuola besar. Sel hewan
mempunyai struktur sel yang yang tidak tetap atau fleksibel karena tidak mempunyai
dinding sel dan pada sel hewan terlihat adanya flagella. Tetapi lebih ditentukan oleh
kedudukannya terhadap sel-sel lain dalam jaringan serta fungsinya yang berpengaruh
terhadap bentuk sel hewan yaitu mikrofilamen dan mikrotubula yang berperan
sebagai endoskeleton sel. Di dalam sel hewan ada organel yang dimiliki sel hewan
tetapi tidak dimiliki sel tumbuhan, diantaranya seperti lisosom, sentrosom, sentriol,
dan flagella. Selain memiliki perbedaan, sel tumbuhan dan sel hewan memiliki
persamaan. Dalam hal adanya membran plasma, retikulum endoplasma, aparatus
golgi, nukleus atau inti sel. Bentuk dari sel tumbuhan itu letak dari bagian-bagian
selnya beraturan, sedangkan pada sel hewan tidak beraturan.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Mikroskop,


http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/MIKROSKOP.pdf ( diakses pada
tanggal 10 April 2013 )

Fried, George H. 2005. Biologi. Jakarta : Erlangga

Fatkhomi. 2009. Struktur dan Fungsi Sel,


http://wordbiology.wordpress.com/2009/08/27/struktur-dan-fungsi-sel-2/ ( diakses
pada tanggal 12 april 2013

Icha.2011. Sel (Online), http://andiicha05.blogspot.com.10052011 ( diakses pada


tanggal 10 April 2013 )

Kamajaya. 1996. Sains Biologi. Bandung : Ganesa Exact

Purwanto, Drg.1996. Biologi Sel. Jember : Universitas Jember

Parjatmo,Widjoyo. 1999. Petunjuk Praktikum Biologi. Jakarta : Universitas Terbuka

Supriyanto, dkk. 1993. Petunjuk Praktikum Biologi. Jember : Universitas Jember

Waluyo, Joko.1993. Petunjuk Praktikum Biologi Umum. Jember : Universitas Jember

Waluyo, Joko. 2006. Biologi Dasar. Jember : Universitas Jember

Yatim, Wildan. 1996. Biologi Sel. Bandung : TARSITO


LAMPIRAN

Pengamatan potongan huruf b atau q


Pengamatan sel bawang merah

Pengamatan sel epitel rongga mulut

Anda mungkin juga menyukai