NIM : 19021037
2020
LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI DAN FARMAKOGNOSI PRAKTIKUM
MORFOLOGI DAUN, BATANG, AKAR, DAN RHIZOMA
NIM : 19021037
2020
PRAKTIKUM I
I. Tujuan
A. Daun
2.1 Pengertian Daun
Daun sebenarnya adalah batang yang telah mengalami modifikasi
yang kemudian berbentuk pipih dan juga terdiri dari sel-sel dan jaringan
seperti yang terdapat pada batang. Perbedaannya, batang mempunyai
pertumbuhan yang tidak terbatas, sedangkan daun mempunyai
pertumbuhan terbatas, yang segera berhenti tumbuh, berfungsi untuk
beberapa musim lalu gugur (Tjitrosomo, 1983).
Organ pembuat makanan ini berbentuk pipih lebar, agar dapat
melaksanakan tugas utamanya, yaitu fotosintesis, seefektif-efektifnya.
Bagian daun yang menempel pada batang disebut pangkal daun. Daun
dapat mempunyai tangkai daun (petiolus) atau tidak. Daun tanpa tangkai
ini disebut daun duduk (sessilis). Bagian yang pipih lebar disebut helaian
daun (lamina). Pada tanaman monokotil pangkal daun pipih lebar dan
membungkus batangnya. Bagian ini disebut pelepah daun. Contohnya
terdapat pada pisang, rumput, tebu. Pada tumbuhan dikotil pangkal daun
sering membengkak dan diapit oleh dua helai daun kecil yang biasanya
lekas tanggal sehingga hanya tinggal bekasnya pada batang. Daun kecil ini
disebut daun penumpu (stipula). Pada ercis daun penumpu lebar dan
membantu dalam fotosintesis (Tjitrosomo, 1983).
Bentuk daun pada dasarnya dinyatakan berdasarkan bentuk dari
helaiannya tanpa dipengaruhi oleh ada tidaknya torehan pada tepi daun.
Istilah untuk menyatakan bentuk daun tersebut biasanya digunakan kata-
kata yang umum untuk menyatakan bentuk suatu benda. Selain bentuk
helaian daun, apeks dan pangkal daun juga memperlihatkan bentuk yang
beraneka ragam (Kusdianti, 2013).
Helaian daun ditopang oleh rangka daun yang disusun oleh tulang
daun. Tulang daun mengandung jaringan pembuluh (xilem dan floem)
yang menyalurkan air ke daun dan hasil-hasil fotosintesis dari daun.
Sistem pertulangan daun ada tiga tipe: pertulangan sejajar pada tumbuhan
monokotil, pertulangan bersisip pada tumbuhan dikotil, dan pertulangan
dikotom pada paku-pakuan (Tjitrosomo, 1983).
Berdasarkan susunan daunnya, daun dibedakan menjadi daun tunggal
dan daun majemuk. Daun tunggal adalah daun yang memiliki satu daun
pada setiap tangkainya, sedangkan daun majemuk adalah daun yang
memiliki beberapa (lebih dari satu) daun pada satu tangkainya (Kusdianti,
2013).
Oleh karena setiap anak daun dari daun majemuk memiliki
karakteristik yang sama dengan daun tunggal, kadang-kadang sulit
dibedakan antara daun tunggal dengan anak daun dari daun majemuk,
khususnya bila anak daun tersebut berukuran besar. Di bawah ini adalah
dua hal yang dapat dijadikan dasar perbedaan antara daun tunggal dengan
anak daun dari daun majemuk, yaitu: (Kusdianti, 2013)
1. Pada ketiak daun tunggal terdapat tunas aksilar, sedangkan pada
ketiak anak daun dari daun majemuk tidak ada tunas aksilar.
2. Daun tunggal menempati bidang tiga dimensi pada batang atau dahan,
sedangkan anak daun dari daun majemuk menempati satu bidang.
2.2 Daun Tunggal
2.2.1. Bentuk Daun
Secara umum bentuk daun sangat bervariasi. Berdasarkan letak
bagian daun yang terlebar maka dapat kita bedakan ke dalam 4
golongan sebagai berikut (Tjitrosoepomo, 1985)
1. Bagian daun terlebar berada di tengah-tengah helai daun
Daun dengan bagian daun terlebar berada di tengah-tengah
helai daun.
Bulat , bentuk daun disebut bulat (orbiculate) jika
perbandingan panjang : lebar = 1 : 1. Tangkai daunnya terdapat
di bagian tepi, tidak tertanam pada bagian helai daun. Daun
teratai termasuk dalam kategori ini berbentuk bulat, seperti
tampah.
Perisai (peltate), bentuk daun disebut perisai jika helai daunnya
bulat dan tangkai daunnya tertanam di bagian tengah helai
daun. Contoh daunya yaiu daun jarak.
Jorong (elliptic), bentuk daun disebut jorong jika bagian daun
terlebar berada di tengah helai daun dan perbandingan
panjang : lebar = 1,5 sampai 2. Daun nangka termasuk
berbentuk jorong.
Memanjang (oblong), bentuk daun disebut memanjang jika
bagian daun terlebar berada di tengah helai daun dan
perbandingan panjang : lebar = 2.5 sampai 3. Daun srikaya
termasuk berbentuk memanjang.
Lanset , bentuk daun disebut lanset jika bagian daun terlebar
berada di tengah helai daun dan perbandingan panjang dan
lebar = 3 sampai 5. Daun kamboja termasuk dalam kritera
yang berbentuk lanset (lanceolate)
B. Batang
2.1 Pengertian Batang
Batang merupakan sumbu dengan daun yang melekat padanya. Di
ujung sumbu titik tumbuhnya, batang dikelilingi oleh daun muda dan
menjadi terminal. Di bagian batang yang lebih tua, yang daunnya saling
berjauhan, nodus tempat daun melekat pada batang dapat dibedakan dari
ruas, yakni bagian batang di antara dua buku yang berturutan. Di ketiak
daun biasanya terdapat tunas ketiak. Bergantung pada pertumbuhan ruas
dapat dibedakan beberapa macam bentuk tumbuhan. Batang bisa
memperlihatkan sumbu yang memanjang dengan buku dan ruas yang
jelas. Sebaliknya, batang dapat juga amat pendek dan letak daunnya
merapat membentuk roset. Taraf percabangan yanng terjadi jika tunas
ketiak tumbuh menjadi ranting menambah keragaman bentuk. Berkaitan
dengan habitat tumbuh dibedakan batang yang tumbuh dibawah tanah, di
dalam air atau di darat. Batang juga ada yang tegak, memanjat atau
merayap. Ragam lain adalah susunan daun pada batang, ada atau tidak
adanya tunas ketiak yang tumbuh menjadi cabang, serta taraf percabangan
bila ada (Tjitrosoepomo, 2011).
Batang bagian tubuh tumbuhan yang amat penting, dan mengingat
tempat serta kedudukan batang bagi tumbuhan. Batang dapat disamakan
dengan sumbu tubuh tumbuhan. Pada umumnya batang mempunyai sifat-
sifat seperti berikut (Tjitrosoepomo, 2011) :
1. Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula
mempunyai bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf, artinya
dapat dengan sejumlah bidang dibagi menjadi dua bagian yang
setangkup.
2. Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku-buku
dan pada buku-buku inilah terdapat daun.
3. Tumbuhnya biasanya keatas, menuju cahaya atau matahari.
4. Selalu bertambah panjang diujungnya oleh sebab itu sering dikatakan
bahwa batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5. Mengadakan percabangan dan selama hidupnya tumbuhan tidak
digugurkan kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6. Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya
pendek misalnya rumput dan waktu batang masing muda.
Sebagian dari bagian tumbuh-tumbuhan batang mempunyai tugas
untuk (Tjitrosoepomo, 2011) :
1. Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah yaitu:
daun, bunga, dan buah.
2. Dengan percabangannya memperluas bidang asimilasi dan
menempatkan bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian
rupa, sehingga dari segi kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi
terdapat dalam posisi yang posisi yang paling menguntungkan.
3. Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi ke atas ke bawah.
4. Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.
Jika kita membandingkan berbagai jenis tumbuhan ada di antaranya
yang jelas kelihatan batangnya, tetapi ada pula yang tampaknya tidak
berbatang. Oleh sebab itu kita membedakan (Tjitrosoepomo, 2011) :
1. Tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis). Tumbuh-tumbuhan
yang benar tidak berbatang sesungguhnya tidak ada hanya tampaknya
saja tidak ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek,
sehingga semua daunnya seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya
dan tersusun rapat satu sama lain merupakan suatu rosert, misalnya
lobak (Raphanus sativus L.), sawi (Brassica juncea L.). Tumbuhan
semacam ini akan memperlihatkan batang dengan nyata pada waktu
berbunga. Dari tengah-tengah roset daun akan muncul batang yang
tumbuh cepat dengan daun-daun yang jarang-jarang, bercabang-
cabang, dan mendukung bunga-bunganya.
2. Tumbuhan yang jelas berbatang, batang tumbuhan dapat dibedakan
seperti berikut :
a. Batang basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair
misalnya pada bayam (Amaranthus spinosus L), krokot (Portulaca
oleracea L).
b. Batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang biasa keras dan kuat,
karena sebagian besar terdiri atas kayu, yang terdapat pada pohon-
pohon dan semak-semak pada umumnya. Pohon adalah tumbuhan
yang tinggi besar, batang berkayu dan bercabang jauh dari
permukaan tanah, sedang semak adalah tumbuhan yang tak
seberapa besar, batang berkayu, bercabang-cabang dekat
permukaan tanah atau malahan dalam tanah. Contoh mangga
(Mangifera indica L), sidaguri (Sida rhombifolia L).
c. Batang rumput (calmus), yaitu batang yang tidak keras mempunyai
ruas-ruas yang nyata dan seringkali berongga misalnya pada padi
(Oryza sativa L) dan rumput (Gramineae) pada umumnya.
d. Batang mendong (calamus), seperti batng rumput tetapi
mempunyai ruas-ruas yang lebih panjang, misalnya pada mendong
(Fimbristylis globulosa Kunth.), wlingi (Scirpus grassu L.) dan
tumbuhan sebangsa teki (Cyperaceae), lainnya.
Bentuk batang pada umumnya bula, meskipun demikian beberapa
tumbuhan memiliki bentuk batang yang tidak bulat. Bentuk batang
menjadi kunci dalam determinasi dan mengklasifikasi tumbuhan. Pada
tumbuh-tumbuhan yang tergolong pada kelas monokotil biasanya
mempunyai batang yang dasarnya dianggap tidak berubah dari pangkal
sampai ke ujung. Sedangkan pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong kelas
dikotil bentuk batang pada umumnya mengecil pada bagian atas, yang
dianggap sebagai suatu kerucut sesuai dengan pertumbuhan ujung batang
dan cabang-cabangnya. Bentuk batang sendiri biasanya dilihat dari
penampang melintangnya. Berdasarkan hal ini, bentuk batang tumbuhan
dibedakan yaitu bulat, bersegi, dan pipih. Batang bulat jika penampang
melintangnya menunjukkan bangun lingkaran. Batang bulat dapat
ditemukan pada kebanyakan tumbuhan seperti pada batang bambu. Pada
batang bersegi, penampang melintang batang menunjukkan bangun
segitiga dan segi empat. Batang segitiga dapat ditemukan pada jenis-jenis
teki (Cyperus sp). Tumbuhan berbatang segi empat dapat ditemukan pada
tumbuhan markisa (Passiflora quadrangularis), anggur (Vitis sp), dan
sebagainya. Untuk batang pipih, penampang melintang batang yang
terlihat biasanya berbentuk elips atau setengah lingkaran. Batang pipih
biasanya selalu melebar menyerupai daun, sehingga mengambil alih tugas
daun pula. Batang yang bersifat demikian dinamakan filokladia
(Phyllocladium) dan kladodia (Cladodium). Batang bersifat filokladia jika
bentuk batang sangat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas,
misalnya pada jakang. Sedangkan batang bersifat kladodia, jika batang
masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, misalnya dari jenis-
jenis kaktus. (Rosanti, 2013)
C. Akar
2.1 Pengertian Akar
Akar adalah salah satu organ fital yang dimiliki tumbuhan. Akar
berfungsi memperkuat tubuh tumbuhan, menyerap air dan unsur hara yang
terkandung di dalam tanah, mengangkut air dan zat-zat makanan yang
sudah diserap dan dibawa ketempat-tempat pada tubuh tumbuhanyang
memerlukan dan kadang-kadang sebagai tempat untuk penimbunan atau
tempat penyimpanan cadangan makanan (Rosanti, 2013).
D. Rhizoma
Rhizoma adalah batang beserta daun yang terdapat di dalam tanah,
bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dari ujungnya dapat tumbuh
tunas yang muncul di atas tanah dan dapat merupakan suatu
tumbuhan baru. Rhizoma adalah penjelmaan dari batang dan bukan
akar, yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Beruas-ruas, berbuku-buku, akar tidak pernah bersifat demikian.
2. Berdaun, tetapi daunnya telah menjelma menjadi sisik-sisik.
3. Mempunyai kuncup-kuncup.
4. Tumbuhnya tidak ke pusat bumi atau air, terkadang tumbuh ke
atas, muncul di atas tanah.
Rhizoma berfungsi sebagai alat perkembangbiakan dan
tempat
penimbunan zat-zat cadangan makanan (Setiaji, 2009)
A. Alat
3. Penghapus 9. Silet
6. Penggaris
B. Bahan
Pada buku praktikum atau buku gambar, tulis latihan, tujuan, sebutkan nama jenis
A. Daun (Folium)
1. Amati daunnya apakah merupakan daun tunggal atau majemuk, lengkap atau tidak
lengkap, adakah daun penumpu (spitula), selaput bumbung (ocrea), dan lidahlidah
(ligula).
daun bertoreh atau tidak, ujung daun, susunan tulang-tulang daun, daging daun,
permukaan daun, dll. Lakukan hal yang sama dengan di atas, bila tumbuhan yang
berkarang atau tersebar. Bila tersebar buat rumus dan diagram daunnya.
B. Batang (Caulis)
rumput (calmus) atau mendong (calamus), permukaan batang, arah tumbuh, tegak
keras/menahun (perennial).
C. Akar (Radix)
secara lengkap
V. Hasil pengamatan
VI. Pembahasan
Dari hasil pengamatan dapat diketahui bahwa yang termasuk daun tunggal yaitu
daun sirih, daun pandan, dan alang-alang. Sedangkan yang termasuk dalam daun
majemuk yaitu daun katuk, daun salam, daun seledri, dan daun dadap. . Dalam satu
struktur daun terdiri dari satu pelepah daun, satu tangkai daun, dan satu helaian daun.
Pada keadaan lain, setangkai daun tidak memiliki satu buah helaian daun, tetapi
memiliki jumlah helaian lebih dari satu. Struktur seperti ini dikenal sebagai daun
majemuk (folium compositum). Daun majemuk merupakan modifikasi dari daun
tunggal, dimana dalam setiap satu tangkai daun terdiri dari beberapa daun yang
disebut anak daun. Dari seluruh daun tidak ada yang termasuk daun lengkap dan yang
termasuk daun tidak lengkap yaitu daun sirih, daun pandan, alang-alang, daun katuk,
daun salam, daun seledri, dan daun dadap.
Bentuk daun beraneka ragam sehingga sering digunakan untuk mengenali jenis
tumbuhan. Bentuk umum daun ditentukan berdasarkan letak bagian daun yang
terlebar, perbandingan lebar dengan panjang helai daun, dan pertemuan antara helai
daun dengan tangkai daun, bentuk pangkal, ujung dan tepi daun. Keragaman daun
juga dapat dilihat pada susunan pertulangan daun, ketebalan helai daun dan warna
serta bagian permukaannya.
Daun sirih (Piper betle L.) merupakan daun yang tidak lengkap karena hanya
terdiri dari helai daun dan tangkai daun. Ciri-ciri daun sirih yaitu bangun daun
(circumscriptio) bulat oval atau bulat telur karena dibagian yang terlebar dibawah
helaian daun, daging daun (intervenium) tipis lunak, tepi daun (margo) rata karena
pada tepinya pada saat diraba tidak kasar, ujung daun (apex) meruncing (acuminatus)
karena pada ujung yang runcing tetapi titik pertemuan kedua tepi daunnya jauh lebih
tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit panjang dan runcing, pangkal
daun (basis) agak bulat, permukaan daun licin mengkilat, susunan tulang daun
(nervatio) melengkung karena mempunyai beberapa tulang yang besar, satu ditengah,
yaitu paling besar sedangkan yang lainnya mengikuti jalannya tepi daun, berwarna
daun hijau muda.(Kristio,2007)
Seledri merupakan tanaman sayuran yang diketahui berasal dari benua Amerika.
Tanaman ini tumbuh dengan baik di ketinggian sekitar 1000 – 1200 meter di atas
permukaan laut dan suhu optimal yang bagus untuk tanaman ini sekitar 15 – 24
derajat celcius. Selain terkenal sebagai bumbu masakan, maka masyarakat tradisional
ini telah lama memanfaatkan daun seledri sebagai obat. Tanaman ini diketahui bisa
menurunkan panas demam dengan cara mengoleskan tumbukan daun seledri tersebut
ke bagian kepala atau kening. Daun tumbuhan seledri ini berbentuk menyirip ganjil
atau disebut juga daun majemuk, memiliki anak daun sekitar 3 – 8 helai. Anak daun
memiliki tangkai yang panjangnya sekitar 1 – 2 cm. Sedangkan untuk tangkai daun
berwarna hijau keputih-putihan dan untuk helaian daun terlihat tipis serta rapat. Pada
pangkal dan ujung daun seledri ini meruncing yang mana bagian tepi daun beringgit.
Panjang daun selsdri ini kurang lebih sekitar 2 – 7,5 cm dengan lebar sekitar 2 – 5
cm. Untuk pertulangan daun seledri ini menyirip, daun terlihat berwarna hijau muda
sampai hijau tua.(Depkes RI 2001).
Pandan wangi adalah jenis tanaman monokotil dari famili Pandanaceae.
Pandanus umumnya merupakan pohon atau semak yang tegak, tinggi 3–7 meter,
bercabang, kadang-kadang batang berduri, dengan akar tunjang sekitar pangkal
batang. Daun umumnya besar, panjang 1–3 m, lebar 8–12cm, ujung daun segitiga
lancip-lancip, tepi daun dan ibu tulang daun bagian bawah berduri, tekstur daun
berlilin, berwarna hijau muda–hijau tua. Buah letaknya terminal atau lateral, soliter
atau berbentuk bulir atau malai yang besar (Rahayu SE dan S Handayani, 2008).
Biji lada putih (Piper nigrum) merupakan salah satu jenis rempah yang
didapatkan dari buah lada. Buah lada berbentuk bulat, biji yang keras, serta kulit buah
yang lunak. Tanaman lada merupakan tanaman dengan batang pokok berkayu,
beruas, dan tumbuh merambat dengan akar pelekat pada tiang panjat atau menjalar di
permukaan tanah. Tanaman lada memiliki akar tunggang dan daun tunggal, berseling,
dan tersebar. (Tjitrosoepomo, 2004).
Praktikum ini bertujuan untuk mengenal dan menentukan ciri-ciri atau karakter
morfologi daun, batang, akar dan rhizoma. Morfologi tumbuhan adalah cabang ilmu
biologi yang mempelajari organ tubuh tumbuhan, baik-bagiannya, bentuk ataupun
fungsinya. Secara umum, tumbuhan memiliki tiga organ dasar yaitu akar, batang,
daun.
Akar (rhadix) adalah bagian pokok yang nomor tiga (disamping batang dan
daun) bagi tumbuhan yang tubuhnya telah merupakan korpus.
Anatomi dari jaringan penyusun akar terdiri atas empat lapisan, yaitu epidermis,
korteks, endodermis dan stele. Rimpang (Rizhoma) sesungguhnya adalah batang
beserta daun yang terdapat didalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar,
dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul diatas tanah dan dapat merupakan
suatu tumbuhan baru.
DAFTAR PUSTAKA
BPOM, 2008, Informatorium Obat Nasional Indonesia, Badan Pengawas Obat dan
Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Depkes RI. 2001. Inventaris Tumbuhan Obat Indonesis I. Jilid 2. Jakarta : Depkes RI
Ditjen POM. (1980). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI Hal : 65
Fauzi, Arif. (2009) Aneka Tanaman Obat Dan Khasiatnya. Yogyakarta: Media
Pressido.
Heyne, K. (1987). Tumbuhan Berguna Indonesia, Jilid III, Badan Litbang Kehutanan,
Jakarta. Hal. 795 dan 797.
Inayatullah, S., 2012. Efek Ekstrak Daun Sirih Hijau (Piper betle Linn) Terhadap
Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah.
Koensoemardiyah, 2010. Khasiat dan Manfaat Dauh Sirih, Sentra Informasi IPTEK,
Jakarta.
Maryani, H. 2003. Tanaman Obat untuk Mengatasi Penyakit pada Usia Lanjut.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Mursito, B., 2002, Ramuan Tradisional Untuk Penyakit Malaria, Penebar Swadaya,
Jakarta.
Rismunandar dan Farry B. Paimin. 2001. Kayu Manis Budidaya dan Pengolahan.
Penebar Swadaya : Jakarta.
Sumono, A dan Wulan A. 2008. Kemampuan Air Rebus Daun Salam (Eugenia
polyantha w) Dalam Menurunkan Jumlah Koloni Bakteri Streptococcus sp. Majalah
Farmasi Indonesia. 20(3), 112-117.
Sumardi. 1998. Isolasi dan identifikasi Minyak Atsiri dari Biji Kapulaga (Amonium
Cardamomum). Undergraduate thesis, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam Universitas Diponegoro. Semarang. Tidak diterbitkan.
Suyanti Satuhu, Sri Yulianti (2012). Panduan Lengkap Minyak Atsiri. Bogor:
Penebar Swadaya.
Setiaji,2009. Struktur Anatomi Tumbuhan. Bina Aksara. Jakarta
USDA. (2011). USDA National Nutrient Database for standard Reference, Release
24. USDA. Download 29 September 2011.
Van Steenis. 2008. Flora, Cetakan ke-12. Jakarta : PT. Pradnya Paramita.