Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN LENGKAP

PRAKTIKUM BOTANI
MORFOLOGI DAN ANATOMI DAUN

OLEH :
KELOMPOK III
1. MARWAHIDAH (16.01.349)
2. MUJRIAH (16.01.348)
3. IANATUL ALIYAH (16.01.315)
4. ISNAINA F G MUBAROKAH (16.01.307)
5. HELSIWATI RURA PALONDONGAN (16.01.261)
6. ARINATUL MUSLIKAH (16.01.372)
7. SAWITRI EKA BUDIASIH (16.01.221)
8. SITTI HALIJAH SALAM (16.01.316)

KELAS : TRANSFER 2016 (A,B,C)


ASISTEN : FADILLAH MARYAM B.A S.si.M.Si.,Apt

SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI


MAKASSAR
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan salah satu penopang hidup manusia yang
sangat penting. Di samping itu, tumbuhan juga memiliki peranan yang
sangat penting untuk perkembangan mahluk hidup. Daun merupakan
struktur pokok tumbuhan yang tak kalah pentingnya dengan akar. Setiap
tumbuhan pada umumnya memiliki daun. Daun dikenal dengan nama
ilmiah folium. Secara umum, daun memiliki struktur b erupa
helaian, berbentuk bulat atau lonjong dan berwarna hijau (Rosanti,
2013).

Daun sesungguhnya adalah cabang atau ranting yang mengalami


modifikasi. Pada tumbuhan tingkat tinggi daun merupakan tempat
penting untuk fotosinteis . Daun merupakan salah satu organ pokok
pada tumbuhan (Idarianawaty, 2011).

Daun memilki fungsi antara lain sebagai resorpsi. Dalam hal ini
helaian daun bertugas menyerap zat-zat makanan dan gas. Daun juga
berfungsi mengolah makanan melalui fotosintesis. Selain itu daun juga
berfungsi sebagai alat transportasi atau pengangkutan alat makanan hasil
fotosintesis ke seluruh tubuh tumbuhan dan daun juga berfungsi sebagai
alat transpirasi (penguapan air) dan respirasi (pernafasan dan pertukaran
gas) (Rosanti, 2013).

Hasil fotosintesis akan didistribusikan ke seluruh organ untuk


pertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain dari
tumbuhan karena umumnya bersifat sementara. Untuk fotosintesis
diperlukan sinar dan klorofil serta CO 2 dan H2O sebagai bahan baku,
dengan demikian posisi daun mempengaruhi strukturnya. Selain itu
pengaruh lingkungan yang lain seperti ketersediaan air, adanya kadar
garam yang tinggi dalam air disekitar tumbuhan juga berpengaruh
terhadap struktur luar dan dalam dari daun (Savitri, 2008)

Dengan kemampuan membedakan setiap komponen penyusun


struktur daun, dapat dijadikan sebagai dasar ilmu taksonomi dengan cara
mengelompokkan tumbuhan berdasarkan karakteristiknya tersebut.
Dengan mengenal struktur daun, serta memahami komponen-komponen
setiap struktur secara lebih terperinci, mulai dari ujung, pangkal, tepi,
daging, sistem pertulangan, warna dan permukaannya dan dapat
membedakan struktur daun antara satu jenis tumbuhan dengan tumbuhan
lainnya yang ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari (Rosanti, 2013)

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah bentuk ujung daun, pangkal ujung daun, pangkal
daun, tepi daun, susunan tulang daun, daging daun dan permukaan
dari suatu tumbuhan?
2. Apa perbedaan daun tunggal dan daun majemuk?
3. Bagaimanakah struktur anatomi daun dan cara pengamatan
jaringan tumbuhan?
4. Bagaimakah bentuk-bentuk jaringan pada daun dan bentuk-bentuk
stomata?
C. Tujuan Percobaan
1. Mengetahui bagian-bagian daun, bentuk ujung daun, pangkal daun,
tepi daun, susunan tulang daun, daging daun dan permukaan dari
suatu tumbuhan.
2. Mengetahui perbedaan daun tunggal dan daun majemuk.
3. Mengetahui struktur anatomi daun dan cara pengamatan jaringan
tumbuhan.
4. Mengetahui bentuk-bentuk jaringan pada daun dan bentuk-bentuk
stomata.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Bagian batang
tempat duduknya atau melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus)
batang. Dan tempat diatas daun yang merupakan sudut antara batang
dan daun dinamakan ketiak daun (axila). Daun biasanya tipis melebar,
kaya akan suatu zat warna hijau dan menyebabkan tumbuhan atau
daerah-daerah yang ditempati tumbuh-tumbuhan nampak hijau pula
(Tjitrosoepomo, 2003).
Bagian tubuh tumbuhan ini mempunyai umur yang terbatas,
akhirnya akan runtuh dan meninggalkan bekas pada batang. Pada waktu
akan runtuh warna daun akan berubah menjadi kekuning-kuningan dan
akhirnya menjadi perang. Daun yang telah tua, kemudian mati dan runtuh
dari batang mempunyai warna yang berbeda dengan daun yang masih
segar. Perbedaan warna ini kita lihat pula bila kita membandingkan warna
antara daun yang masih muda dan daun yang sudah dewasa. Daun yang
muda berwarna hijau muda keputih-putihan, kadang-kadang juga ungu
atau kemerah-merahan. Sedangkan yang sudah dewasa biasanya
berwarna hijau (Tjitrosoepomo, 2003).
Daun yang runtuh selalu diganti dengan yang baru. Dan biasanya
jumlah daun yang baru terbentuk melebihi daun yang gugur, sehingga
pada tumbuhan yang semakin besar kita dapati jumlah daun yang besar
pula, sehingga suatu batang pohon nampak makin lama makin rindang
(Tjitrosoepomo, 2003).
B. Fungsi Daun
Daun bagi tumbuhan mempunyai beberapa fungsi yaitu :
1. Tempat terjadinya fotosintesis
Pada tumbuhan dikotil, terjadinya fotosintesis di jaringan parenkim
palisade, sedangkan pada tumbuhan monokotil, fotosintesis terjadi
pada jaringan spons.
2. Sebagai organ pernafasan (respirasi).
3. Sebagai tempat penguapan air (transpirasi).

4. Sebagai tempat pengambilan zat-zat makanan (resorbsi) terutama


yang berupa zat gas (CO2) (Hidayat, 1995).

C. Daun Tunggal

1. Pangkal Daun (Basis Folli)

Pangkal daun merupakan bgaian helaian daun yang berhubungan


langsung dengan tangkai daun. Pangkal yang terdapat di kiri-
kanan tangkai daun, baik berlekatan atau tidak, dapat dibedakan
menjadi sedikitnya enam macam yaitu (Rosanti, 2013).

a) Runcing (acutus), biasanya terdapat pada bangun


memanjang, lanset dan belah ketupat.

b) Meruncing (acuminatus), biasanya terdapat pada bangun


bulat telur.

c) Tumpul (obtusus), biasanya terdapat pada bangun bulat telur.

d) Membulat (rotundatus), terdapat pada bangun bulat telur dam


jorong.

e) Rompang/rata (truncatus), terdapat pada bangun segitiga,


delta dan tombak.

f) Berlekuk (emerginatus), terdapat pada bangun jantung, ginjal


dan anak panah.

2. Ujung Daun (Apex Folli)


Ujung daun merupakan puncak daun, diaman letaknya paling jauh
dari tangkai daun. Ujung daun memiliki bentuk yang beraneka
ragam, antara lain (Rosanti, 2013)

a) Runcing (acantus)

Ujung daun mengecil dan menyempit di kiri dan kanan secara


bertahap dan membentuk sudut kurang dari 90 0.

b) Meruncing (acuminatus)

Hampir mirip dengan ujung ujung runcing namun titik


pertemuan tidak menyempit secara bertahap, tetapi memiliki
jarak yang cukup tinggi pada akhir bagian ujung tersebut.

c) Tumpul (obtusus)

Bila tulang daun yang berjarak jauh tiba-tiba menyempit lalu


membentuk sudut lebih besar 900.

d) Membulat (rotundatus)

Ujung daun tidak membentuk sudut sama skali.

e) Rompang (truncatus)

Ujung daun seperti garis.

f) Terbelah (retusus)

Ujung daun memperlihatkan suatu lekukan.

g) Berduri (mucronatus)

Ujung daun ditutup oleh duri.

3. Tepi Daun (Margo Folii)


Tepi daun hanya dibedakan dalam dua macam yaitu tepi yang rata
(integer) dan yang tidak rata. Tepi daun yang tidak rata disebut juga tepi
daun yang bertoreh (divisus) atau berlekuk (Rosanti, 2013).
4. Daging Daun (Intervenium)
Daging daun berbeda-beda, ada yang berdaging tebal dan ada yang
berdaging tipis. Karena itulah daging daun dapat dibedakan menjadi:
(Rosanti, 2013).
a) Tipis seperti selaput (membranaceus). Daging daun jenis ini mudah
sekali robek, karena berbentuk seperti sayap capung.
b) Tipis seperti kertas (papyraceus). Meskipun berdaging tipis,
strukturnya tegar dengan helaian daun yang tidak mudah robek. Bila
diremas, helaian daun akan kembali ke bentuk semula.
c) Tipis lunak (herbaceous). Daun yang memiliki daging tipis lunak
biasanya helaian daun banyak mengandung air.
d) Kaku (perkamenteus). Daging daun yang kaku. Meskipun kaku,
daging daun hampir sama tipis dengan daun berdaging seperti kertas.
e) Seperti kulit (coriaceus). Daging daun seperti kulit cukup tebal, kaku
dan keras tapi tidak berair.
f) Berdaging (carnosus). Struktur daging daun ini sangat tebal dan
mengandung air.
5. Pertulangan Daun (Nervatio)
Berdasarkan posisi tulang-tulang cabang terhadap ibu tulang
daunnya, sistem pertulangan daun dibedakan menjadi: (Rosanti, 2013)
a) Bertulang menyirip (penninervis). Pada sistem tulang daun menyirip,
posisi tulang-tulang cabang tersusun di sebelah kanan dan kiri ibu
tulang daun.
b) Bertulang menjari (palminervis). Pada sistem pertulangan ini, tulang-
tulang cabang berpencar pada satu titik di pangkal ibu tulang daun.
c) Bertulang melengkung (cervinervis). Letak tulang cabang perpaduan
antara tulang daun menyirip dan menjari, yaitu terletak di kiri kanan
ibu tulang daun, hampir terpencar dari satu titik di pangkal daun,
namun tulang cabang tumbuh mengikuti arah tumbuh tepi daun
menuju satu titik di ujung daun.
d) Bertulang lurus/sejajar (rectinervis). Posisi tulang cabang terletak di
kiri-kanan ibu tulang daun. Arah tumbuh tulang cabang sejajar
dengan arah tumbuh ibu tulang daun.
Daun bertulang menyirip dan menjari umumnya terdapat pada
tumbuhan dikotil, sedangkan daun bertulang melengkung dan sejajar
umumnya ditemukan pada tumbuhan monokotil (Idarianawaty, 2011).
6. Permukaan Daun
Permukaan daun dapat ditentukan dengan alat peraba (tangan). Ada
beberapa jenis permukaan daun, yaitu: (Rosanti, 2013)
a) Licin (laevis), dimana permukaan daun terlihat mengkilat atau
berlapis lilin.
b) Gundul (glaber), bila tidak ditemukan stuktur apapun pada
permukaan daun.
c) Berkerut (rugosus), terdapat kerutan pada permukaan daun.
d) Berbulu (pilosus), terdapat struktur bulu pada permukaan daun.
e) Bersisik (lepidus), terdapat struktur sisik mengkilat di permukaan
daun.
7. Warna Daun
Walaupun umum telah maklum, bahwa daun itu biasanya berwarna
hijau, tetapi tak jarang pula kita jumpai daun yang warnanya tidak hijau,
lagipula warna hijau pun dapat memperlihatkan banyak variasi atau
nuansa. Sebagai contoh antara lain: (Tjitrosoepomo, 2011).
a) Merah, misalnya daun bunga buntut bajing (Acalypha wilkesiana).
b) Hijau bercampur atau tertutup warna merah, misalnya bermacam-
macam daun puring (Codiaeum variegatum).
c) Hijau tua, misalnya daun nyamplung (Colophyllum inophyllum).
d) Hijau kekuningan, misalnya daun tanaman guni (Corchorus cap-
sularis).
D. Daun Majemuk
Pada suatu daun majemuk dapat kita bedakan bagian-bagian berikut:
(Tjitrosoepomo, 2011)
1. Ibu tangkai daun (petiolus communis), yaitu bagian daun majemuk yang
menjadi tempat duduknya helaian-helaian daunnya, yang disini dinamakan
masing-masing anak daun.
2. Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang
mendukung anak daun.
3. Anak daun (foliolum), bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian
daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.
4. Upih daun (vagina), yaitu bagian di bawah ibu tangkai yang lebar dan
biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Areca
catechu).
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat di
bedakan dalam dua golongan, yaitu: (Tjitrosoepomo, 2011)
1. Daun majemuk menyirip (pinnatus), jika anak daun tersusun seperti sirip
pada kanan kiri ibu tangkainya.
2. Daun majemuk menjari (palmatus).
3. Daun majemuk bangun kaki (pedatus).
4. Daun majemuk campuran (digitato pinnatus).
BAB III
METODE KERJA
A. Alat dan Bahan
1. Alat
Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah :
a) Mikroskop
b) Gelas obyek dan gelas penutup
c) Pipet dan silet
d) Jarum preparat
2. Bahan
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah :

a) Daun Kelor (Moringa oleifera)


b) Daun Pepaya (Carica papaya )
c) Daun Kapuk (Ceiba pentandra L.)
d) Kloral hidrat
e) Aquades
B. Cara Kerja
DAFTAR PUSTAKA

Rosanti, Dewi. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta: Erlangga


Idarianawaty. 2011. Struktur dan Fungsi Tubuh Tumbuhan. Gajah Mada
University Pree. Yogyakarta.
Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur
Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang : UIN Press
Tjitrosoepomo, G. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Gajah Mada
University Press. Yogyakar
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB

Anda mungkin juga menyukai