Anda di halaman 1dari 9

NAMA : VELIAN SANDY WARDANA

NIM : 512017050
TUGAS : LAPORAN SEMENTARA MORFOLOGI BATANG, RESUME
MORFOLOGI BATANG, & LAPORAN MORFOLOGI AKAR

A. Laporan Sementara Morfologi Batang


a) Tujuan
1). Mahasiswa mengenal morfologi dari batang.
2). Mahasiswa mengetahui jenis-jenis batang.
3). Mahasiswa mampu membedakan aneka batang dari berbagai tanaman.
b) Alat dan Bahan
A). Alat
1). Mikroskop stereo
2). Buku gambar
3). Pinset
4). Lampu
B). Bahan

1). Aneka teki (45 jenis) 10). Bawang merah


2). Markisa besar & kecil 11). Bawang daun
3). Kayu jati 12). Cabai
4). Batang kelapa 13). Tomat
5). Jagung 14). Singkong
6). Padi 15). Terong
7). Aneka kacang 16). Sirih
8). Putri malu 17). Stroberi
9). Bunga merak 18). Tali putri

c) Cara Kerja
1). Amati seluruh bagian-bagian batang secara teliti.
2). Gambarkan seluruh bagian-bagian batang secara teliti pada buku gambar.
3). Berikan keterangan bagian-bagian dari batang secara lengkap dengan
berpatokan pada buku morfologi tumbuhan.
4). Berikan nama latin dari batang, termasuk dari family apakah batang
tersebut.
5). Berikan keterangan yang menunjukan bahwa batang tersebut menjadi
ciri khas dari bunga family tanaman tersebut.
B. Resume Morfologi Batang
Batang adalah salah satu bagian penting atau bagian utama pada tubuh tumbuhan.
Menurut Syukriah dan Liuvita (2016: 24), secara umum struktur batang meliputi : a)
epidermis terutama berfungsi sebagai pelindung, b) korteks tidak berfungsi untuk
pengangkutan zat, tetapi membentuk kulit yang dapat berfungsi sebagai pelindung dan
penguat batang, c) silinder pusat terdapat berkas pengangkut (xilem dan floem), jaringan
dasar, empulur, dan jaringan penguat yang dikelilingi jaringan perisikel.
Berdasarkan struktur batang dibedakan menjadi:
1). Tumbuhan tidak berbatang jelas merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai
batang sesungguhnya, karena sangat pendek, daun seakan akan keluar dari bagian
atas akar. Contoh: lobak, sawi
2). Tumbuhan berbatang jelas merupakan tumbuhan yang mempunyai batang
sesungguhnya. Cabang dan daun keluar dari batang di bagian atas permukaan
tanah.
Untuk sifat-sifat umum dari batang, menurut Tjitrosoepomo (2009: 77) adalah sebagai
berikut:
1). Umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau dapat pula mempunyai
bentuk lain. Akan tetapi selalu bersifat aktinomorf (dapat dengan sejumlah bidang
dibagi menjadi dua bagian yang setangkup.
2). Terdiri atas ruas-ruas yang masing-masing dibatasi oleh buku (nodus), dan pada
buku inilah terdapat daun.
3). Umumnya tumbuh ke atas (geototropisme negatif) dan menuju sumber cahaya
(fototropisme positif).
4). Selalu bertambah panjang di ujungnya, oleh karena itu batang sering disebut
mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas.
5). Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil.
6). Umumnya tidak berwarna hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek,
misalnya rumput dan pada waktu batang masih muda.
Untuk fungsi batang pada tumbuhan adalah :
1). Mendukung bagian-bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, yaitu:
bunga, daun, dan buah.
2). Memperluas bidang asimilasi dengan percabangannya dan menempatkan
bagian-bagian tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa sehingga dari segi
kepentingan tumbuhan bagian-bagian tadi terdapat dalam posisi yang paling
menguntungkan.
3). Sebagai jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas ke bawah.
4). Menjadi tempat penimbunan zat-zat cadangan makanan.

Jenis-jenis adaptasi batang

1). Adaptasi morfologi yaitu adaptasi dengan perubahan struktur tubuh, termasuk di
dalamnya adaptasi batang.
2). Adaptasi fisiologi yaitu adaptasi dengan perubahan fungsi organ tubuh.
3). Adaptasi tingkah laku yaitu adaptasi dengan perubahan tingkah laku.

Bentuk modifikasi batang


1). Stolon / geragih
adalah batang horizontal panjang yang menjalar diatas tanah maupun air. Pada
buku-buku batangnya tumbuh tunas dan membentuk akar. Setelah beberapa waktu
tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi hidupnya lalu membengkok ke atas
membentuk individu baru.
2). Rhizome / rimpang
adalah batang di bawah tanah yang tumbuh horizontal dan biasanya bercabang,
berbuku, beruas daun yang melekat pada buku berbentuk sisik yang tipis seperti
selaput dan warnanya tidak hijau.
3). Umbi batang
Umbi batang ini mempunyai tugas khusus seperti menimbun cadangan makanan
untuk fotosintesis. Umbi batang merupakan salah satu bentuk modifikasi batang
yang berguna untuk menyimpan cadangan makanan.
4). Umbi lapis
Umbi ini terselubung oleh lapisan luar yang kering dan tipis seperti selaput.
Penutup yang dinamakan tunika, berperan sebagi pelindung terhadap kekeringan
dan luka mekanik terhadap umbi.
5). Umbi Kormus
Terdiri dari batang pendek dan gemuk yang berorientasi vertical dalam tanah dan
diselubungi sisk ( daun ) kering. Kormus dapat menghasilkan anak kormus yang
disebut kormel yang merupakan tunas yang berkembang biak di ketiak daun pada
kormus induk. Seringkali kormel terdapat di ujung sumbu batang yang tergolong
geragih.
6). Umbi sisik
Umbi ini tidak memiliki penutup kering. Sisik terpisah dan tidak sam tingginya
serta semua melekat pada papan basal.pada umumnya umbi sisik ini mudah rusak
dan perlu dirawat agar tetap lembab, sebab luka jika kekeringan.
7). Kladodia
Kaktus dan sukulen lainnya memiliki batang fotosintesis yang disebut kladod:
batang rata yang menyimpang air. Tumbuhan baru terbentuk di nodus. Kladoda
beberapa tumbuhan tampak seperti daun, tetapi kebanyakan disangka berdaging.
C. Laporan Morfologi Akar

Akar adalah bagian utama dari tumbuhan setelah batang dan daun. Akar
memiliki fungsi memperkuat berdirinya tumbuhan, menyerap air dan zat mineral dari
dalam tanah, mengangkut air dan zat mineral ke bagian lain yang membutuhkan dan
juga bisa sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Ciri-ciri dari akar ini biasanya
ada di dalam tanah, tidak berbuku dan tidak beruas, biasanya berwarna keputih-putihan
atau kekuning-kuningan, tumbuh terus pada ujungnya, dan bentuknya meruncing
(Tjitrosoepomo, 2011).
Bagian dari akar ada leher akar (collum), ujung akar (apex radicis), batang akar
(corpus radicis), cabang-cabang akar (radix lateralis), serabut akar (fibrilla radicalis),
rambut akar (pilus radicalis), dan tudung akar (calyptra) (Tjitrosoepomo, 2011).
Rambut akar berkembang dari sel epidermis yang khusus dan sel tersebut
mempunyai ukuran yang berbeda dengan sel epidermis yang dinamakan trikoblas.
Rambut akar merupakan sel epidermis yang memanjang keluar tegak lurus permukaan
akar dan membentuk tabung. Rambut akar merupakan bagian yang sifatnya sementara,
yaitu umurnya pendek dan hanya terdapat pada ujung akar saja (Sumardin, 2010).
Bedasarkan asalnya dikenal dua macam akar yaitu akar primer dan akar
liar/adventif. Akar primer adalah akar yang berasal dari embrio dan akan tetap bertahan
sepanjang hidupnya. Sedangkan akar liar/adventif adalah akar yang berasal dari batang
atau daun yang bersifat permanen dan sementara. Tumbuhan yang memiliki akar primer
biasanya mempunyai sistem perakaran tunggang, dan tumbuhan yang memiliki akar
liar/adventif biasanya mempunyai sistem perakaran serabut. Peranan akar primer secara
umum sama yaitu menyerap air dan garam-garam dari dalam tanah. Sedangkan peranan
akar liar sangat bervariasi, sesuai dengan peranan akarnya (Issrep, 2007).
Sistem perakaran dibedakan menjadi dua, yaitu akar tunggang dan akar serabut.
Tumbuhan yang memiliki sistem perakaran tunggang adalah tumbuhan dikotil.
Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut. Bagian dari kedua
sistem perakaran ini hampir sama hanya yang membedakan pada sistem akar tunggang
terdapat akar pokok atau primer sedangkan pada sistem akar serabut tidak memiliki akar
primer. Modifikasi dari akar ada akar tunggang bercabang, akar tunggang tidak
bercabang yang meliputi berbentuk seperti tombak (fusiformis), seperti gasing
(napiformis), dan benang (filiformis) (Tjitrosoepomo, 2011). Modifikasi akar
berdasarkan penyesuaian cara hidup ada 8, yaitu akar gantung (radix aereus), akar
penghisap (haustorium) , akar pelekat (radix adligans), akar pembelit (cirrhus radicalis),
akar nafas (pneumathopora), akar tunjang, akar lutut, dan akar banir (Tjitrosoepomo,
2011).

Sumber
Sumardin. 2010. Struktur Jaringan Akar. Yogyakarta : Fakultas Teknologi Industri
Institusi Sains dan Teknologi.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2011. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press.
D. Gambar Akar Tanaman

Anda mungkin juga menyukai