Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI TUMBUHAN

JENIS-JENIS BATANG

Disusun Oleh:
NAMA : INTAN TRINDANI
NIM : 2016 411 011.P

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PGRI
PALEMBANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Batang (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus (node) yang
berselang-seling, titik tempat daun melekat dan internodus (internode),
segmen batang diantara nodus-nodus. Pada sudut teratas (aksil) yang
membentuk tunas lateral, biasa disebut cabang. Sebagian besar kuncup
aksilaris suatu tunas muda bersifat dorman (tidak tumbuh). Dengan demikian,
pemanjangan tunas muda biasanya terkonsentrasi di dekat ujung tunas, yang
terdiri dari kuncup apical (apical bud), atau kuncup terminal, dengan
dedaunan yang berkembang dan serangkaian nodus dan internodus yang
tersusun rapat (Campbell., dkk 2008: 318)
Batang mempunyai nama ilmiah Caulis. Struktur ini merupakan
struktur pokok tumbuhan yang tidak kalah penting dari daun. Batang
berfungsi memperkokoh berdirinya tumbuhan, sebagai fungsinya sebagai
jalur transportasi air dan unsur hara tumbuhan, dari akar ke daun. Sifat-sifat
umum batang yang dapat dikatakan sebagai karaktersitik, antara lain adalah
tumbuh selalu ke atas dan menjauhi pusat bumi (fototrofi positif dan geotrofi
negatif). Selain itu, batang biasanya berwarna coklat. Batang memiliki bentuk
yang beragam, walaupun umumnya berbentuk bulat (Rosanti 2013: 3)
Berdasarkan sifat internal dan ekstenalnya, tipe batang dibedakan
menjadi: rumput-rumputan (gandum, jagung), herba atau terna (kacang-
kacangan, bunga matahari, tomat), batang berkayu dan pohon. Ada juga tipe
batang yang mengadakan metamorfosis dengan bentuk khusus sesuai dengan
lingkungan atau fungsinya. Tipe itu meliputi bulbus atau umbi lapis (bawang)
dan umbi (kentang) yang berfungsi untuk menyimpan makanan. Batang juga
dapat mengalami modifikasi menjadi sulur (tendril) dan duri (Mulyani 2006:
22)
Batang juga mengalami metamorphosis sesuai dengan fungsinya yang
berubah, bisa berbentuk duru, sulur, menyerupai daun dan umbi. Sulur batang
keluar dari ketiak daun, dan kerap kali menyangga sisa-sisa daun atau bunga.
Duri batang dan duru cabang berasal dari metamorfosis cabang.
Phyllocladium atau cladodium adalah batang atau cabang yang mengambil ali
fungsi daunnya karena daun itu mengalami reduksi yang lanjut atau berubah
menjadi duri. Tumber atau umbi adalah cabang yang tumbuh di bawah tanah,
menggelembung besar dan di pakai untuk menyimpan cadangan makanan
(Tjitrosomo 1983: 43-47)
Batang mempunyai pertumbuhan yang tidak terbatas, berbeda dari daun
yang mempunyai pertumbuhan terbatas dan akhirnya ditinggalkan. Di ujung
batang terdapat titik vegetatif yang meristematik dan mempunyai kemampuan
untuk terus-menerus membentuk sel baru. Pada tumbuhan Angiospermae dan
Gymnospermae, titik vegetasi terdiri dari sekelompok sel meristem yang
membentuk seluruh batang berserta daun-daunnya, sedangkan pada
Pteridophyta titik vegetasi hanya terdiri dari satu sel tunggal yang disebut sel
apikal (Tjitrosomo 1983: 41)
Pada tumbuhan monokotil, biasanya buku-buku batang terlihat dengan
jelas, seperti pada batang tebu, jagung, dan rumput-rumputan. Sedangkan
pada tumbuhan dikotil, buku-buku batang kadang-kadang tidak terlihat, tetapi
hanya berupa tonjolan-tonjolan, tempat tangkai daun melekat, sehingga bila
tangkai daun lepas, akan meninggalkan bekas pada batang. Sama halnya
dengan daun, batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan tumbuan
secara vegetatif atau aseksual (Rosanti 2013: 3-4)

1.2. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk melihat sifat umum
pada batang seperti jenis batang, bentuk batang dan permukaan batang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Jika memperhatikan tumbuhan, biasanya yang pertama kali dilihat adalah


batangnya. Dari batang baru dilihat bagaimana keadaan daun. Sebagian besar
tumbuhan memiliki batang yang jelas. Namun demikian beberapa tumbuhan tidak
memiliki batang yang jelas. Berdasarkan hal tersebut, salah satu cara
membedakan tumbuhan dapat dilakukan melalui struktur batangnya. Oleh karena
itu tumbuhan dibedakan menjadi tumbuhan yang berbatang dan tumbuhan yang
tidak berbatang (Rosanti 2013: 56)
Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis), tumbuh-tumbuhan
yang benar tidak berbatang sesunggunya tidak ada, hanya tampaknya saja tidak
ada. Hal itu disebabkan karena batang amat pendek, sehingga semua daunnya
seakan-akan keluar dari bagian atas akarnya dan tersusun rapat satu sama lain
merupakan suatu roset. Tumbuhan yang jelas berbatang (planta caulis); batang
basah (herbaceus), yaitu batang yang lunak dan berair. Batang berkayu (lignosus),
yaitu batang yang biasnya kuat dan keras, kerena sebagian besar terdiri atas kayu,
yang terdapat pada pohon-pohon dan semak-semak pada umumya. Batang
rumput, yaitu batang yang tidak keras mempunyai ruas-ruas yang nyata dan
seringkali berongga. Batng mending seperti batang rumput, tetapi mempunyai
ruas-ruas yang lebih panjang (Tjitrosoepomo 2009: 75-76)
Biasanya batang memiliki sifat yang tumbuh tegak, mempunyai ruas dan
buku, pada batang yang bersifat roset akar, batang merupakan struktur yang
pendek. Keadaan ini menyebabkan daun-daun yang duduk pada batang tersusun
sangat rapat, seakan-akan keluar dari bagian atas akar. Tumbuan yang tergolong
planta acaulis dapat ditemukan pada lobak, jenis-jenis lidak mertua, lidah buaya,
sawi putih serta tumbuhan dari famili Brassicaceae.
Batang akan terlihat pada saat berbunga. Bila tumbuhan memasuki tahap
pembungaan, dari tengah-tengah roset tempat berkumpulnya daun akan muncul
batang yang tumbuh cepat dengan daun-daun yang tesusun jarang dan mendukung
bunga-bunganya. Pada tumbuhan yang memiliki umbi batang atau rimpang,
pelepah daun akan tumbuh berimpitan saling melekat. Pelepah daun yang
berlekatan ini terlihat seperti batang (Rosanti 2013: 57)
Pada kebanyakan dikotil yang berbentuk pohon, daerah antar
pembuluhnya sempit, misalnya pada Salix, dan Quercus dan sangat smpit pada
Tilia. Pada spesies-spesies tersebut, jaringan sekunder membentuk silinder yang
membentang terus, tidak putus-putus oleh jari-jari empulur. Dibawah epidermis
terdapat selapis sel parenkim yang kemudian menjadi beberapa lapisan kolenkim.
Bagian korteks yang lain tersiri atas sel parenkim yang bersisi klorofil.
Endodermis yang berisis tepung disebut floeoterma atau selubung tepung
(Mulyani 2005: 229-230)
Pada umumnya, Monokotil tidak mempunyai pertumbuhan sekunder dari
cambium pembulh, tetapi batangnya dapat berkembang menjadi tebal. Misalnya,
pada palmae. Penebalan ini berasal dari pembelan dan perbesaran sel parenkim
dasar. Pertumbuhan ini disebut pertumbuhan sekunder menyebar. Namun ada juga
tumbuhan Monokotil yang mempunyai cambium sehingga mengalami
pertumbuhan sekunder, yaitu pada Liliflorae berkayu (Agave, Aloe, Cordyline,
Dracena, Sansevieria, dan Yucca) (Mulyani, 2006)
Batang pada umumnya berbentuk panjang bulat seperti silinder atau
dapat pula mempunyai bentuk lain, terdiri atas rua-ruas yang masing-masing
dibatasi ole buku-buku, tumbuhnya biasanya ke atas, menuju cahay atau matahari
(bersifat fototrop atau heliotrop). Selalu bertambah panjang pada ujungnya.
Mengadakan percabangan, dan selama hidupnya tumbuhan tidak digugurkan,
kecuali kadang-kadang cabang atau ranting yang kecil. Umumnya tidak berwarna
hijau, kecuali tumbuhan yang umurnya pendek, misalnya rumput dan waktu
batang masih muda (Tjitrosoepomo, 2009)
Sebagai bagian tubuh tumbuhan, batang mempunyai tugas untuk;
mendukung bagian-bagian tumbuhan yang ada di atas tanah, dengan
percabangannya memperluas bidang asimilasi dan menempatkan bagian-bagian
tumbuhan di dalam ruang sedemikian rupa. Jalan pengangkutan air dan zat-zat
makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asmiliasi dari atas
ke bawah. Menjadi tempat penimbunan zat-zat makanan cadangan
(Tjitrosoepomo, 2009)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat


1. Waktu/ Tanggal : pukul 17.30-18.45, Oktober 2016
2. Tempat : Laboratorium science center universitas PGRI palembang

3.2. Alat dan bahan


A. Alat
1. Alat tulis
2. Lembar tabel pengamatan
B. Bahan
1. Bayam (Amaranthus sp.)
2. Jambu biji (Psidium guajava)
3. Keladi (Caladium sp.)
4. Mawar (Rosa sp.)
5. Nangka (Artocarpus integra)
6. Padi (Oryza sativa)
7. Rumput teki (Cyperus rotundus)

3.3. Cara Kerja


Disiapkan bahan berupa batang Bayam (Amaranthus sp.), Jambu bij
(Psidium guava), Keladi (Caladium sp.), Mawar (Rosa sp.), Nangka
(Artocarpus integra), Padi (Oryza sativa) dan Rumput teki (Cyperus
rotundus). Kemudian diamati morfologi batangnya berupa jenis batang,
bentuk batang, dan permukaan batang. Lalu di tulis hasilnya pada tabel
pengamatan jenis-jenis batang.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

Hari /Tanggal: Jumat/ 11 November 2016 Keterangan:


Judul : Jenis-jenis Batang
- Rumput teki (Cyperus rotundus)
- Batang Rumput (calmus)

- Bayam (Amaranthus sp.)


- Rumput basah (herbaceus)

Paraf : Nilai :

Hari /Tanggal: Jumat/ 11 November 2016 Keterangan:


Judul : Jenis-jenis Batang
- Padi (Oryza sativa)
- Batang rumput (calmus)
- Jambu biji (Psidium guava)
- Batang berkayu (lignosus)

Paraf: Nilai:

Hari /Tanggal: Jumat/ 11 November 2016 Keterangan:


Judul : Jenis-jenis Batang
- Nangka (Artocarpus sp.)
- Batang berkayu (lignosus)
- Keladi (Caladium sp.)
- Batang basah (herbaceus)

Paraf: Nilai:

Hari /Tanggal: Jumat/ 11 November 2016 Keterangan:


Judul : Jenis-jenis Batang
- Mawar (Rosa sp.)
- Batang berkayu (lignosus)
Paraf: Nilai:

4.2. Pembahasan
Dari praktikum morfologi yang membahas tentang sifat umum pada
batang yaitu dapat dihasilkan sebagai tabel berikut ini:
Nama Jenis Bentuk Permukaan
No. Tumbuhan Batang Batang Batang
1. Bayam Herbaceus Bulat Licin
2. Jambu biji Berkayu Bulat Berkerak
3. Keladi Herbaceus Bulat Licin
4. Mawar Berduri Bulat Berduri, licin
5. Nangka Berkayu Bulat Ada bekas daun
penumpu
6. Padi Rumput Bulat Licin
7. Rumput Teki Rumput Segi 3 Licin

Pada praktikum ini membahas tentang sifat umum batang mulai dari
jenis batang, bentuk batang, dan permukaan batang Bayam (Amaranthus sp.),
Jambu bij (Psidium guajava), Keladi (Caladium sp.), Mawar (Rosa sp.),
Nangka (Artocarpus integra), Padi (Oryza sativa) dan Rumput teki (Cyperus
rotundus). Dari keempat jenis batang ini mempunyaiciri-ciri atau perbedaan
masing-masing dari setiap batang.
Pada tabel diatas ditunjukkan bahwa terdapat banyak perbedaan antara
batang berkayu, basah, herbaceus dan rumput. Batang bayam dan keladi
merupakan batang herbaceus. Menurut Rosanti (2013) menyatakan bahwa
batang basah (herbaceus) dapat ditemukan pada tumbuhan bayam
(Amaranthus spinosus) dan keladi (Caladium sp.). Batang basah, yaitu batang
yang lunak dan berair.
Batang jambu biji dan nangka termasuk batang berkayu, bersifat keras
dan lunak. Hal tersebut berdasarkan pernyataan Tjitrosoepomo (2008) bahwa
batang berkayu, biasanya keras dan kuat, karena sebagian besar terdiri atas
kayu yang terdapat pada poon-pohon dan semak-semak. Pohon adalah
tumbuhan tinggi besar, batang berkayu bercabang jauh dari permukaan tana,
sedangkan semak adalah tumbuhan yang tak seberapa besar, batang berkayu,
bercabang-cabang dekat permukaan tanah atau di dalam tanah.
Batang padi dan rumput teki tergolong batang rumput (calmus),
batangnya tidak keras, ruas-ruas Nampak jelas. Hal ini sesuai pernyataan
Rosanti (2013) bahwa batang rumput merupakan batang yang tidak keras.
Batang rumput memiliki ruas-ruas yang jelas dan berukuran pendek.
Kebanyakan batang rumput seringkali berongga. Batang rumput dapat
ditemukan pada tumbuhan yang tergolong family Gramineae. Batang berduri
dapat ditemukan pada batang mawar (Rosa sp.)
Bentuk batang pada umumnya bulat. Meskipun demikian, beberapa
tumbuhan memiliki bentuk batang yang tidak bulat, seperti pada batang
rumput teki (Cyperus rotundus), yang bentuk batangnya bangun segi tiga.
Menurut Rosanti (2013) menyatakan bahwa pada batang bersegi (angularis),
penampang melintang batang menunjukkan bangun segitiga (triangularis)
dan sego empat (quadrangularis). Batang segitiga dapat ditemukan pada jenis-
jenis teki (Cyperus sp.). Tumbuhan berbatang segi empat dapat deitemukan
pada tumbuhan markisah dan sebagainya.
Batang bayam, jambu biji, keladi, nangka, mawar dan padi bentuk
batangnya tergolong batang bulat (teres), jika penampang melintangnya
menunjukkan bangun lingkar.
Pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong kelas monokotil biasanya
mempunyai batang yang besarnya dianggap tidak berubah dari pangkal
sampai ke ujung. Sedangkan pada tumbuh-tumbuhan biji belah
(Dicotyledoneae) pada umumnya mempunyai batang yang di bagian
bawahnya lebih besar dan ke ujung semakin mengecil, jadi batangnya dapat
dipandang sebagai suatu kerucut atau limas yang amat memanjang, yang
dapat mempunyai percabangan atau tidak.
Dilihat dari permukaannya, batang tumbuh-tumbuhan juga
memperlihatkan sifat yang bermacam-macam seperti batang dengan
permukaan licin dapat ditemukan pada batang bayam (Amarantus sp.), keladi
(Caladium sp.), rumput teki (Cyperus rotundus) dan padi (Oryza sativa).
Lepasnya kerak (bagian yang mati) seperti pada jambu biji (psidium
guajava) (Tjitrosoepomo 2009). Pada batang nangka (Arthocarpus integra)
menunjukkan permukaan batang adanya atau memperlihatkan bekas-bekas
daun penumpu. Batang mawar menampakkan permukaan batang berduri dan
licin.
BAB V
KESIMPULAN

Pada tumbuh-tumbuhan yang tergolong kelas monokotil biasanya


mempunyai batang yang besarnya dianggap tidak berubah dari pangkal sampai ke
ujung. Sedangkan pada tumbuh-tumbuhan dikotil bentuk batang mengecil pada
bagian atas, yang di anggap sebagai suatu kerucut, sesuai dengan pertumbuhan
ujung batang dan cabang-cabangnya.
1. Batang bayam (Amaranthus sp.) dan keladi (Caladium sp.) merupakan batang
basah, bentuk batang bulat dan arah tumbuh batang licin.
2.Batang jambu biji (Psidium guava) dan nangka (Artocarpus integra) merupakan
batang berkayu, bentuk batang bulat dan permukaan batang pada jambu biji
berkerak atau lepasnya kerak sedangkan pada batang nangka memperlihatkan
bekas-bekas daun penumpu
3. Batang mawar (Rosa sp.) tergolong batang berduri, bentuk batang bulat dengan
permukaan batang licin dan berduri
4. Batang padi (Oryza sativa) dan rumput teki (Cyperus rotundus) tergolong
batang rumput, bentuk batang pada rumput teki segitiga atau bersegi,
sedangkan batang padi bulat, dengan permukaan batang licin

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius

Rosanti, D. 2013. Morfologi Tumbuhan. Jakarta : Erlangga

Tjitrisoepomo, G. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada


University Press
http://www.academia.edu/12825960/Laporan_Praktikum_Morfologi_Tumbuhan
Tentang_Batang

Anda mungkin juga menyukai