BOTANI FARMASI
MORFOLOGI DAN ANATOMI BATANG
OLEH :
KELOMPOK III (TIGA)
UNIVERAL B 2023
II.1.2.1 Epidermis
Epidermis ditinjau dari asal katanya, yaitu dari bahasa
Yunani, epi berarti di atas, derma berarti kulit; maka epidermis
termasuk sistem jaringan kulit bersama-sama bentuk khusus
lainnya yaitu stomata, trikomata, sel-sel kipas (bulliform cells,
motor cells), litosis, sel-sel silika dan sel-sel gabus. Epidermis
adalah lapisan yang berada paling luar pada alat-alat tumbuhan
seperti akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
II.1.2.2 Korteks (Parenkim)
Korteks tersusun dari jaringan parenkim yang merupakan
Jaringan dasar. Di daerah peripir (pinggir) kadang-kadang
terdapat kolenkim yang berkelompok atau membentuk lingkaran
tertutup. Jaringan sklerenkim dapat berupa serabut yang
berkelompok dan skelerida yang soliter. Sel-sel kortek dapat berisi
tepung, Kristal atau zat lainnya. Pada daerah kortek dijumpai
idioblas dapat berupa sel minyak, ruang lender, sel lender, sel
kristal, kelenjar minyak, sel hars, saluran gom, saluran lender.
II.1.2.3 Berkas Pembuluh
Berkas pembuluh merupakan penyebab munculnya variasi
struktur batang. Pada dikotil berkas pembuluh umumnya
membentuk silinder diantara korteks dan empulur. Berdasarkan
proses perkembangannya, dapat dibedakan jaringan pembuluh
primer dan jaringan pembuluh sekunder. Jaringan pembuluh
primer berasal dari prokambium. Prokambium dibentuk terus
menerus didekat meristem apeks. Xilem primer terdiri dari
protoxilem dan metaxilem. Protoxilem dibentuk lebih dulu,
sedangkan pembentukan dan pendewasaan metaxilem terjadi
kemudian. Pada monokotil yang tidak mengalami pertumbuhan
sekunder, prokambium terdiferensiasi seluruhnya menjadi xilem
dan floem primer. Pada dikotil selain berdiferensiasi menjadi xilem
dan floem primer, sebagian prokambium menjadi kambium
pembuluh yang nantinya menghasilkan jaringan pembuiluh
sekunder, yaitu xilem sekunder atau kayu dan floem sekunder
atau kulit kayu.
II.1.2.4 Empulur (Parenkim)
Empulur merupakan bagian batang paling dalam, berkas
pengangkutan tidak tersusun padat tetapi ada bangunan jaringan
dasar diantaranya. Pada tumbuhan Monokotil, tidak dibedakan
antara kortek dengan empulur, sehingga disebut jaringan dasar.
Sistem pembuluhnya terdiri dari ikatan pembuluh yang tersebar
dan pada potongan melintang tidak menunjukkan satu lingkaran.
Kebanyakan tumbuhan Monokotil mempunyai sarung daun yang
melindungi, relative lama, karena ruas-ruas batang masih
melanjutkan pertumbuhan interkalar.
II.1.2.5 Kambium Vaskular
Kambium vaskular yaitu silinder dari sel-sel meristematik
yang seringkali tebalnya hanya satu sel. Kambium ini
meningkatkan lingkar tumbuhan dan juga menambahkan lapisan-
lapisan xilem sekunder dan floem sekunder.
II.1.2.6 Kambium gabus
Kambium gabus merupakan tahap awal pertumbuhan
sekunder, epidermis terdorong ke luar, sehingga pecah
mengering, dan gugur dari batang atau akar. Epidermis digantikan
oleh dua jaringan yang dihasilkan oleh kambium gabus, yaitu
silinder yang tersusun atas sel-sel yang sedang membelah yang
muncul pada korteks batang paling luar dan pada lapisan perisikel
paling luar di akar.
II.3 Morfologi dan Klasifikasi Tanaman
II.3.1 Morfologi Tanaman Brotowali
Medium: Aquades
Perbesaran 4x
1.Epidermis
2. Xilem
3. Floem
Medium: Aquades
Perbesaran 10x
2
1.Epidermis
2. Xilem
3. Floem
Brotowali
Medium: Aquades
Perbesaran 4x
1.Epidermis
2. Xilem
3.Kambium
Medium: Aquades
Perbesaran 10x
1.Epidermis
2. Xilem
2
Medium: Kloralhidrat
Perbesaran 4x
1.Xilem
2. Floem
Brotowali
Medium: Kloralhidrat
Perbesaran 10x
1.Xilem
2. Floem
Medium: Fluoroglusin
Perbesaran 4x
1.Epidermis
Brotowali
Medium: Fluoroglusin
Perbesaran 10x
1.Epidermis
3
Medium: Fluoroglusin
Perbesaran 4x
1. Kambium
2. Xilem
3. Floem
Brotowali
Medium: Fluoroglusin
Perbesaran 10x
1.Kambium
2.Xilem
3.Floem
IV.2 Pembahasan
Batang adalah tumbuhan atau bagian dari tubuh tanaman yang
menghasilkan daun dan struktur reproduktif. Daerah pada batang yang
menumbuhkan daun disebut nodus sedangkan daerah antara dua nodus
disebut interdium atau ruas. Berdasarkan kerampangan batang, tumbuhan
dibedakan menjadi tumbuhan yang tidak berbatang (Planta acaulis)
seperti lobak dan tumbuhan yang jelas berbatang terdiri atas batang
basah (Herbaceous), batang berkayu (Lignosus), batang rumput
(Calmus), batang mendong (Calamus) (Meirantan, 2014).
Pada percobaan kali ini, kami akan mengamati anatomi batang
brotowali, dengan medium aquades, kloralhidrat dan fluoroglusin. Medium
aquades digunakan dengan tujuan untuk menjaga kesterilan sampel,
sedangkan medium kloralhidrat digunakan dengan tujuan untuk
memperjelas sampel yang akan di amati, serta medium fluoroglusin
digunakan dengan tujuan untuk mempercepat reaksi agar bagian-bagian
anatomi yang akan diamati tampak jelas.
Berdasarkan hasil pengamatan pada batang Brotowali dengan
medium aquades, pada potongan melintang dengan perbesaran 4×
terlihat jaringan epidermis, xilem dan floem, pada perbesaran 10x yang
tampak adalah jaringan epidermis, xilem dan floem. Pada potongan
membujur dengan perbesaran 4x yang tampak adalah xilem dan floem,
pada perbesaran 10x yang tampak adalah jaringan epidermis dan xilem.
Berdasarkan hasil pengamatan pada batang brotowali dengan medium
kloralhidrat dengan potongan membujur pada perbesaran 4x terlihat xilem
dan floem, pada perbesaran 10x terlihat lebih jelas xilem dan floemnya.
Berdasarkan hasil percobaan pada batang brotowali dengan medium
fluoroglusin, dengan potongan melintang pada perbesaran 4x hanya
terlihat jaringan epidermis ya, begitupun pada perbesaran 10x terlihat
jaringan epidermis namun pada perbesaran 10x xilem dan floem terlihat
lebih jelas. Kemudian pada percobaan batang brotowali dengan medium
fluoroglusin pada potongan membujur dengan perbesaran 4x terlihat
dengan jelas kambium, xilem dan floem, begitupun pada perbesaran 10x
kambium, xilem dan floem terlihat lebih jelas.
Dari semua pengamatan, anatomi batang brotowali termasuk batang
dikotil karena struktur bagian kambium dan berkas pengangkutnya
tersusun rapi. Berdasarkan literatur struktur anatomi batang pada
perbesaran 4x yang tampak adalah bagian epidermis, kambium, korteks
dan berkas pembuluhnya dan pada perbesaran 10x yang tampak adalah
bagian kambium, korteks dan berkas pembuluhnya sedangkan pada
perbesaran 40x yang tampak adalah bagian korteks, empulur dan berkas
pembuluh. Dengan tidak ditemukannya anatomi batang pada perbesaran
40x, kemungkinan dipengaruhi beberapa faktor, yaitu rendahnya kualitas
mikroskop yang digunakan, pengirisan sampel yang kurang tipis dan saat
melakukan praktikum praktikan dalam keadaan terburu-buru (Fahn.2020).
BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Batang adalah tumbuhan atau bagian dari tubuh tanaman yang
menghasilkan daun dan struktur reproduktif. Daerah pada batang yang
menumbuhkan daun disebut nodus sedangkan daerah antara dua nodus
disebut interdium atau ruas.
Dari hasil percobaan anatomi batang brotowali, dengan medium
aquades, kloralhidrat dan fluoroglusin terlihat bagian jaringan epidermis,
xilem, floem dan kambium. Sedangkan pada pengamatan morfologi
batang brotowali, bentuknya bulat memanjang, permukaan berbenjol-
benjol rapat dan bercabang.
V.2 Saran
V.2.1 Saran Untuk Dosen
Saran kami untuk dosen, sebaiknya terus mendampingi saat
praktikum dilaksanakan.
V.2.2 Saran Untuk Asisten
Saran kami untuk kakak asisten, sebaiknya saat asistensi kakak
memberikan gambaran jelas apa yang akan di amati pada sampel.
V.2.3 Saran Untuk Laboratorium
Sebaiknya alat-alat laboratorium ditingkatkan kualitasnya.
DAFTAR PUSTAKA
Sayatan sampel
3 diletakkan pada gelas
preparat
5 Mengamati sampel
6 Menggunakan mikroskop
SKEMA KERJA
1. Pengamatan Morfologi Batang