Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

MORFOLOGI BUNGA

Oleh :
Golongan A/Kelompok H
Reza Eka Wahyuning F. 191510501034
Nur Laila Magvira 191510501068
Ajeng Aditia Putri 191510501076
Ema Sintia 191510501081
Leo Antori Hamzah A. H 191510501097

LABORATORIUM REKAYASA AGROEKOSISTEM


PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2020
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tumbuhan merupakan salah satu produsen makanan untuk kelangsungan hidup
manusia, hewan dan tumbuhan itu sendiri. Tidak hanya sebagai penyedia makanan,
tumbuhan juga memproduksi oksigen yang sangat penting keberadaannya bagi
kelangsungan hidup. Tumbuhan tersusun atas beberapa bagian-bagian penting yang
memiliki peran dan fungsi masing-masing. Tumbuhan memiliki beberapa bagian
penting seperti akar, batang, daun. Namun, disamping itu tumbuhan memiliki satu
bagian lain yang juga penting yaitu bunga.
Menurut Andriyani dkk, (2017) Bunga merupakan organ reproduktif pada
tumbuhan, bunga bukanlah organ pokok pada tumbuhan dan merupakan modifikasi
dari organ utama yaitu batang dan daun yang bentuk, susunan, dan warnanya yang
telah disesuaikan dengan fungsinya sebagai alat reproduktif pada tumbuhan.
Menurut kebanyakan ahli botani, bunga adalah sepotong batang atau cabang pendek
dengan beberapa kumpulan daun khusus. Berdasarkan tipenya, bunga dibagi
menjadi bunga tunggal dan bunga majemuk. Pada bunga tunggal, satu tangkai
hanya mendukung satu bunga, sedangkan pada bunga majemuk, satu tangkai dapat
mendukung banyak bunga. Pada umumnya, bunga majemuk memiliki 4 organ
utama yaitu kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Benang sari dan putik
merupakan organ reproduksi yang biasanya bergabung dengan daun mahkota dan
daun kelopak (Widyawan dan Prahastuti, 1994). Bunga dikatakan organ reproduktif
karena memiliki putik dan benang sari sebagai alat perkembang biakannya.
Bagian-bagian bunga secara umum yaitu ibu tangkai bunga yang biasanya
berupa cabang yang mendukung bunga majemuk. Tangkai bunga, yaitu cabang ibu
tangkai yang mendukung bagian-bagian bunga lainnya. Daun-daun pelindung yaitu
bagian yang serupa dengan daun yang dari ketiaknya muncul cabang-cabang ibu
tangkai. Daun tangkai yaitu satu atau dua daun kecil yang terdapat pada tangkai
bunga. Perhiasan bunga terdiri dari kelopak dan mahkota. Bunga majemuk
dibedakan menjadi tiga yaitu bunga majemuk berbatas, tak berbatas, dan campuran.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat pada laporan praktikum kali ini terdiri dari
morfologi dan alat produksi pada bunga serta duduk daun pada beberapa jenis
bunga

1.3 Tujuan
Praktikum yang dilakukan dengan menggambar bagian-bagian yang
terdapat pada bunga lalu membandingkan hasil gambar tersebut dengan literatur
atau referensi lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk mengetahui adanya bagian-
bagian serta bentuk dan dudk daun pada beberapa jenis bunga dari tumbuhan yang
berbeda yang dijadikan sebagai sumber pengetahuan.
BAB 2. METODE

2.1 Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum morfologi bunga secara
mandiri dan berkelompok, sebagai berikut :
1. Peralatan tulis, seperti pensil, penghapus, bolpoin, penggaris, stipo, spidol,
dan pensil warna.
2. Lembar kerja praktikum sebagai media gambar.
3. Handphone untuk mengambil gambar dan video bahan praktikum.
4. Bunga alamanda (Allamanda cathartica), bunga asoka (Saraca asoca),
bunga kertas ungu (Bougainvillea spectabilis), bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis), dan bunga merak (Caesalpinia pulcherrima).

2.2 Langkah Kerja


Langkah kerja dalam praktikum morfologi bunga secara mandiri dan
berkelompok disajikan dalam flowchart sebagai berikut :

Mencari bahan praktikum (bunga) dengan mengeksplorasi lingkungan sekitar

Mendokumentasi bahan praktikum (bunga) melalui pengambilan gambar dan


video dengan bantuan handphone

Menggambar hasil dokumentasi pada lembar kerja praktikum

Mengidentifikasi dan menetukkan morfologi (bagian)


bunga berdasarkan referensi yang ada dan valid
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil

Gambar Bunga Referensi Gambar Bunga


1) Bunga Sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.)

Nama : Ajeng Aditia Putri dosenpendidikan.co.id


NIM : 191510501076

2) Bunga Alamanda (Allamanda


cathartica)

Hamidah, 2020.
Nama : Reza Eka Wahyuning F
NIM : 191510501034
3) Bunga kertas (Bougainvillea)

Nama : Leo Antori Hamzah


NIM : 191510501097

ScienceDirect.com
4) Bunga Merak (Caesalpinia
pulcherrima)

vdocuments.site

Nama : Ema Sintia


NIM : 191510501081
5) Bunga Asoka (Saraca asoca)

Nishachithrakumar, 2020.

Nama : Nur Laila Magfira


NIM : 191510501068
3.2 Pembahasan
3.2.1 Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.)
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan dapat diketahui morfologi
bunga sepatu (Hibiscus rosa sinensis L.). Bunga sepatu merupakan salah satu
contoh bunga sempurna. Dikatakan bunga sempurna karena pada satu bunga sepatu
terdapat putik dan benang sari. Bunga sepatu tersebut termasuk bunga tunggal yaitu
terdiri dari selapis daun mahkota. Bagian bunga sepatu sangat kompleks terdiri dari
kelopak, mahkota, benang sari, putik sehingga disebut bunga lengkap (Flos
complektus). Bunga sepatu tumbuh pada ketiak daun sehingga Flos axillaris. Bunga
sepatu umumnya bersifat steril dan tidak menghasilkan buah. Bunga sepatu yang
terlihat indah dan menarik bewarna mencolok dapat menarik perhatian serangga
agar datang untuk membantu proses penyerbukan (Loebis, 2015).
Bunga sepatu yang diamati memiliki ukuran besar sekitar 5-20 cm, bewarna
merah terang, dan tidak berbau. Bunganya berbentuk terompet dan bisa mekar
menghadap ke atas, bawah, dan samping. Bunga sepatu pada gambar memiliki 5
helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan atau epicalyx, sehingga
jika dilihat seperti memiliki dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga sepatu terdiri
dari 5 lembar ataupun bisa lebih jika merupakan hibrida. Mahkota bunga atau
corolla merupakan salah satu dari perhiasan bunga. Tangkai putiknya berbentuk
silindris panjang dikelilingi oleh tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan
serbuk sari. Putik (pistilum) bunga sepatu menjulur keluar dari dasar bunga. Putik
merupakan salah satu bagian bunga yang penting berada di tengah bunga yang
merupakan alat reproduksi bunga betina. Jumlah putik pada bunga sepatu ini
sebanyak 5 (Chan, 2020). Serbuk sari merupakan bagian struktur bagian yang
dihasilkan oleh tumbuhan berbunga yang merupakan alat reproduksi jantan
terbentuk pada ruang sari (theca) yang telah dewasa. Serbuk sari terlihat seperti
bulir-bulir tepung yang sangat halu, kering, dan ringan sehingga mudah sekali untuk
serbuk sari dapat terbang terbawa oleh angin (Nurisa dkk, 2016). Setiap serbuk sari
pada bunga lain memiliki perbedaan. Pada bunga sepatu jumlah benang sarinya tak
terhingga.
3.2.2 Bunga Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Bunga Alamanda termasuk ke dalam golongan perdu berkayu dengan
ketinggian tanaman 5-6 meter. Batang tanaman alamanda yaitu berkayu, berbuku-
buku, tiap buku terdapat 4-5 daun yang melingkar dan daunnya mengandung getah.
Batang yang sudah tua akan berwarna coklatkarena pembentukankayu dan unas
muda akan berwarma hijau. Tanaman alamanda memiliki daun tunggal, lonjong,
tepi, rata melipat ke bawah dan bagian ujung dan pangkalnya meruncing.
Permukaan daunnya kasar dengan panjang 6 cm hingga 16 cm. umumnya daun
alamanda akan berkumpul sebanyak tiga sampai empat helai. Bunga alamanda
berwarna kuning dan berbentuk seperti terompet dengan ukuran diameter 5-7.5 cm.
Bunga alamanda termasuk ke dalam bunga majemuk berbatas yang ujung ibu
tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga jadi ibu tangkai mempunyai
pertumbuhan yang terbatas. Bunga alamanda berbentuk tandan, diujung cabang dan
ketiak daun, tangkai silindris, pendek dan berwarna kuning (Hidayat, 2015).
Bunga alamanda termasuk ke dalam bunga yang sempurna dan bbunganya
memiliki mahkota seperti terompet namun pada bagian atas mahkotanya terdapat torehat.
Putik bunga alamanda tertutupi oleh mahkota bunga dan benang sarinyan tertutupi oleh
mahkota. Benang sari bunga alamanda menempel pada bagian dalam mahkota bunga
alamanda. Bunga alamanda termasuk bunga banci, bersimeteri banyak, memiliki kelopak
yang tidak berdekatan dan memiliki banyak benang sari yang berdekatan satu sama lain
dan seuruhnya berlekatan lagi dengan 5 buah daun mahkotanya. Pada bunga alamanda
putiknya hanya ada satu dan tidak berdekatan. Rumus bunga alamanda K5, C5, A5, G1
(Hidayat, 2015).
3.2.3 Bunga Asoka (Saraca asoca)
Bunga asoka dengan nama ilmiah Saraca asoca merupakan golongan tanaman
semak yang banyak ditemui di halaman rumah, area kampus, taman, maupun
sekolah. Bunga tanaman asoka memiliki warna yang beragam dan menunjukkan
adanya perbedaaan beberapa spesies tanaman asoka, adapun spesies tersebut
memiliki warna merah, kuning, putih, jingga, dan merah muda. Tanaman asoka
tumbuh secara berkelompok dengan batang yang memiliki banyak percabangan dan
memiliki tinggi berkisar 50 cm - 150 cm, hal tersebut tergantung pada teknik
pemeliharaan serta perawatan tanaman (Wahyuni dkk. 2017).
Morfologi bunga tanaman asoka terdiri dari serbuk sari (stamen) yang
berbentuk tetrahedral (2D) atau terdiri dari empat serbuk sari, dan pada spesies
tertentu ada yang memiliki lima serbuk sari atau membentuk trigonal bipiramida
(2D) yang menyebar diantara daun pemikat yang didukung oleh mahkota yang
memanjang berbentuk tabung atau corolla tube (Hesse et al. 2009). Panjang serbuk
sari bunga asoka termasuk kelompok perminuta yang memiliki panjang kurang dari
<10,0 µm, dengan skulptur reticulate, aperture tricolporate, dan bentuknya
subprolate (Zahrina dkk. 2017). Bunga asoka juga memiliki sepasang stigma yang
menjulang ke atas sejajar dengan stamen, karena ditunjang dengan adanya tangkai
putik (style) yang berada di dalam corolla tube. Selain itu, pada bagian bawah
terdapat kelopak bunga berwarna hijau yang melindungi bakal buah atau ovary
maupun bakal biji atau ovule sebagai bentuk regenerasi tanaman.
3.2.4 Kembang Merak (Caesalpinia pulcherrima)
Kembang merak dengan nama latin Caesalpinia pulcherrima merupakan
tanaman hias keluarga polong-polongan yang sering dijumpai di Indonesia.
Tanaman kembang merak termasuk tanaman perdu berkayu, berdaun majemuk, dan
memiliki bunga dengan warna beragam. Warna bunga dari kembang merak antara
lain merah-oranye, merah-oranye dengan tepi kuning, kuning sempurna, dan
berwwarna merah stroberi(Warren, 2012). Kembang merak termasuk bunga
majemuk tak terbatas dengan tangkai tidak bercabang yang berjenis tandan.
Ratnasari (2007) menyebutkan bahwa kembang merak termasuk bunga majemut
tak terbatas yang dicirikan dengan arah mekar bunga dari pangkal ke ujung
karangan bunga atau dari dari tepi ke bagian tengah karangan dan pada bagian ujung
aksis bunga tumbuh kuncup baru secara kontinyu.
Kembang merak memiliki bunga unik dan memiliki bagian bunga lengkap
berupa kelopak, tangkai, mahkota, dasar bunga, serta alat kelamin jantan dan betina
atau biseksual. Kembang merak memiliki 4 mahkota bunga, 5 kelopak bunga dan
benang sari dengan stamen atau benang sari yang terlihat jelas(Ong, 2006). Stamen
atau benang sari pada bunga tanaman kembang merak berwarna merah dan sangat
panjang dengan ujung kepala berwarna keemasan. Benang sari pada pada bunga
tanaman kembang merak umumnya berjumlah dua kali lipat jumlah mahkota bunga
namun dapat kurang ataupun lebih(Arasti, 2020). Bunga tanaman kembang merak
memiliki kelopak bunga tidak seperti tanaman lainnya, dimana kelopak bunga pada
tanaman kembang merak berwarna oranye atau merah sama seperti mahkota bunga
pada saat tua dan berwarna hijau bercampur oranye pada saat kuncup. Kuncup
bunga pada tanaman kembang merak berbentuk bulat dengan kelopak bunga hanya
menutup 2/3 bagian kuncup bunga.
3.2.5 Bunga Bougenville (Bouganvillea spectabilis)
Bunga bougenville atau biasa juga disebut dengan bunga kertas termasuk
tanaman perdu tegak dengan tinggi tanaman berkisar 2-4 meter. Tanaman
bougenville ini memiliki warna bunga yang beragam karena terdiri dari banyak
spesies, dimana tiap spesies memiliki warna yang berbeda. Bunga bugenvil
termasuk ke dalam bunga majemuk tak berbatas, karena . Daun pemikat pada bunga
bougenville seringkali dikira sebagai mahkota bunga, bagian bunganya sendiri
terlindung oleh seludang yang berbentuk silinder memanjang dengan diameter
sekitar 2-4mm dimana didalamnya terdiri atas putik, 9 benang sari, dan bakal buah.
Kepala putik berada pada bagian ujung dan bagian yang panjang disebut dengan
tangkai putik. Bagian bawah putik terdapat bagian menggelembung yang
merupakan tempat bakal buah dan biji dari tanaman bougenville. Menurut Xu et, al
(2009) menyatakan bahwa bagian seludang dilindungi tiga daun pemikat mirip
kertas. Daun pemikat pada bunga bougenville dapat disebut juga dengan “lokblad”
yang merupakan suatu modifikasi dari daun dan memiliki banyak warna tergantung
dari spesiesnya. Daun pemikat pada bougenville berjumlah tiga helai dengan
struktur tipis seperti kertas sehingga bunga bougenville seringkali disebut dengan
bunga kertas.
BAB 4. KESIMPULAN

Tumbuhan tersusun atas beberapa bagian-bagian penting yang memiliki


peran dan fungsi masing-masing. Tumbuhan memiliki beberapa bagian penting
seperti akar, batang, daun. Namun, disamping itu tumbuhan memiliki satu bagian
lain yang juga penting yaitu bunga.Bunga merupakan organ reproduktif pada
tumbuhan dan memiliki morfologi serta ciri yang berbeda Bunga sepatu merupakan
salah satu contoh bunga sempurnakarena pada satu bunga sepatu terdapat putik dan
benang sari. Bunga sepatu tersebut termasuk bunga tunggal yaitu terdiri dari selapis
daun mahkota. Bunga alamanda termasuk ke dalam bunga yang sempurna dan bunganya
memiliki mahkota seperti terompet namun pada bagian atas mahkotanya terdapat torehat.
Bunga asoka dengan nama ilmiah Saraca asoca merupakan golongan tanaman
semak yang banyak ditemui di halaman rumah memiliki ciri bunga kecil. Kembang
merak merupakan tanaman hias keluarga polong-polongan yang sering dijumpai di
Indonesia. Tanaman kembang merak termasuk tanaman perdu berkayu, berdaun
majemuk, dan memiliki bunga dengan warna beragam. Bunga bougenville atau
biasa juga disebut dengan bunga kertas termasuk tanaman perdu tegak dengan
tinggi tanaman berkisar 2-4 meter.
DAFTAR PUSTAKA

Andriyani, A., & Muslihatin, W. (2017). Pengaruh Mutagen Kimia EMS Terhadap
Perkembangan Bunga Tanaman Cabai (Capsicum frutescens var.
bara). Jurnal Sains dan Seni ITS, 6(2), E23-E25.
Arasti. 2020. Studi Keanekaragaman Struktur Morfologi Famili Caesalpinaceae
Berdasarkan Indeks Pollen. Prosiding Seminar Nasional V 2019. Malang: 5
Maret 2020. Hal. 280-288
Dosen Pendidikan 2. 2020. Bagian-Bagian Kembang Sepatu.
https://www.dosenpendidikan.co.id/bagian-bagian-kembang-sepatu/.
Diakses pada Senin, 7 Desember 2020 pukul 19:40 WIB
Chan. S. 2020. Bunga Sepatu-Klasifikasi, Morfologi, dan Ciri-ciri.
https://ilmuusekolah.blogspot.com/2020/06/bunga-sepatu-klasifikasi-
morfologi-dan.html . Diakse pada 8 Desember 2020 pukul 18:39 WIB.
Hidayat, S. 2015. Kitab Tumbuhan Obat. Bogor : Penebar Swadaya.
Hesse, M., H. Halbritter, R. Zetter, M. Weber, R. Buchner, A. Frosch-Radivo, and
S. Ulrich. 2009. Pollen Terminology : An Ilustration Handbook. Vienna :
Springer Wien New York.
Iqbal, M. dan E. Sulistyorini. Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis L).
https://ccrc.farmasi.ugm.ac.id/?page_id=217# . Diakses pada 8 Desember
2020 pukul 18:59 WIB.
Pandu K. 2016. 5 Contoh Bunga Sempurna, Bagian-bagian, dan Gambarnya.
http://www.ebiologi.net/2016/05/contoh-bunga-sempurna-bagian-
bagian.html. Diakses pada 8 Desember 2020 pukul 18:29 WIB.
Nishachithrakumar. 2020. A Textbook of Practical Botany II ( PDFDrive.com ).
https://fliphtml5.com/nfyqp/sgra/basic/151-200. Diakses pada 10 Desember
2020 pukul 09:50 WIB
Nursia, W. O., A. Munir, dan H. W. Sudrajat. 2016. Studi Morfologi Serbuk Dari
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.). AMPIBI: Jurnal Alumni
Pendidikan Biologi, 1(2): 43-45.
Loebis, Maju. 2015. Laporan Praktikum Biologi Tentang Bunga dan Buah.
Ong, Hean Chooi. 2006. Tanaman Hiasan Khasiat Makanan & Ubatan. Kuala
Lumpur:Utusan Publication & Distributors Sdn Bhd
Ratnasari, Juwita. 2007. Galeri Tanaman Hian Bunnga. Jakarta:Penebar Swadaya
Vdocuments.site. 2015. TP Diagram Floral. https://vdocuments.site/tp-
diagramme-floral.html. Diakses pada 9 Desember 2020 pukul 14: 15 WIB
Wahyuni, A. S., Syamsiah, dan B. F. Wahidah. 2017. Identifikasi Jenis-jenis
Tumbuhan Semak di Area Kampus 2 UIN Alaudin dan Sekitarnya.
Agroprimatech. 1(1): 32-39.
Widyawan, R. dan Prahastuti, S. 1994. Bunga Potong: Tinjauan Literatur. Pusat
Dokumentasi dan Informasi Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Warren, William. 2012. Handy Pocket Guide to Tropical Flowers.
Singapura:Periplus Edition(HK).
Xu, S., Huang, Q., Shu, Q., Chen, C., & Vick, B. A. (2009). Reproductive
organography of Bougainvillea spectabilis Willd. Scientia
horticulturae, 120(3), 399-405.
Zahrina, Hasanuddin, dan Wardiah. 2017. Studi Morfologi Serbuk Sari Enam
Anggota Famili Rubiaceae. Ilmiah Mahasiswa Fakultas Ilmu Keguruan dan
Pendidikan Unsyiah. 2(1):114-123.
ScienceDirect. Reproductive organography of Bougainvillea spectabilis Willd.
https://www.sciencedirect.com/science/article/abs/pii/S030442380800455X.
diakses pada 9 Desember 2020 pukul 19:06 WIB

Anda mungkin juga menyukai