JUDUL PRAKTIKUM
OLEH :
NIM : 0704173086
JURUSAN/PRODI : BIOLOGI
KELAS/SEMESTER : BIOLOGI-1/ IV
KELOMPOK :8
Batng (stem) adalah organ yang terdiri dari sistem nodus yang berselang-
seling, titik tempat daun melekat, dan internodus, segmen batang diantara nodus-
nodus. Pada sudut teratas (aksi) yang terbentuk oleh setiap daun dan batang terdapat
dikuncup aksilaris struktur yang dapat membentuk tunas lateral biasa disebut cabang.
Sebagian besar kuncup aksilaris suatu tunas muda bersifat dorman (titik bertumbuh)
(Campbell, 2008).
Menurut bentuknya batang dibagi menjadi dua macam yaitu batang herba dan
batang kayu. Batang tumbuhan herba mengandung klorofil sehingga berwarna hijau
dan memungkinkan terjadinya fotosintesis. Pada bagian ini juga terdapat jaringan
penyokong yaitu kolenkim dan sklerenkim sehingga tumbuhan herba dapat tumbuh
tegak. Bagian luar batang berkayu keras dan dilindungi oleh sel-sel gabus yang
mengandung lilin. Batang memiliki ciri-ciri lain terdiri atas ruas-ruas yang masing-
masing dibatasi buku-buku yang merupakan tempat duduknya daun, adanya kuncup,
tumbuh kearah cahaya matahari, gerak batang disebut juga fototropisme positif
(Saktyowati, 2014).
Batang adalah bagian kedua dari tumbuhan setelah akar. Pada beberapa jenis
tumbuhan batang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan. Batang
pada umumnya berada diatas permukaan tanah. Ada tiga jenis batang tumbuhan yang
1
terdapat disekitar yaitu batang berkayu, batang berair (batang basah), dan batang
rumput (berongga). Sama halnya dengan akar pada ujung batang terdapat pula titik
tumbuh. Titik tumbuh batang pada umumnya tidak mempunyai pelindung yang
khusus. Pada ujung batang terdapat tiga daerah perkembangan seperti pada ujung
akar. Bagian-bagian batang menurut irisan memanjang terdiri atas zona meristem,
memanjang dan pematangan (diferensial). Secara umum batang memiliki stele
dengan xylem, floem, perisikel, endodermis, korteks dan epidermis. Pada batang
berakar xylem dan floem terletak bersebelahan dan dalam radius yang sama. Pada
organ batang terdapat tiga bagian pokok yang berkembang dari jaringan protoderm,
prokambium dan meristem dasar yaitu jelas pada tumbuhan dikotil sedangkan pada
tumbuhan monokotil batas antara korteks dan stele kurang jelas (Nugroho, 2005).
2
Pada batang monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel batas antara
korteks dan stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan
pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya diantara
xylem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya cambium pada
monokotil menyebabakan batang monokotil tidak dapat tumbuh memebesar
dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal sekunder. Batang
berperan dalam menyangga posisi daun, melakukan fotosintesis, mentranspor zat-
zat mentah. Perbedaan utama pada batang dikotil dan monokotil adalah pada
struktur jaringan pembuluhnya. Pada tumbuhan dikotil dan monokotil jaringan
primer batang memiliki beberapa perbedaan yaitu memiliki susunan jaringan
epidermis, korteks batang dan silinder pusat (stele). Bagian batang sebelah luar
dibatasi oleh selapis sel rapat yang memiliki bentuk yang khas memiliki sel
penjaga dan berbagai tipe trikom. Pada tahun pertama epidermis pada batang
digantikan oleh lapisan gabus. Pada beberapa tumbuhan parenkim batangnya
berfungsi sebagai alat fotosintesis (Hayati, 2016).
3
Klasifikasi batang berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan kuncup:
a. Monocoulis, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup
ujung batang monocoulis.
b. Monopodial, yaitu batang yang pertumbuhannya didominir oleh kuncup
ujung.
c. Simpodial, yaitu batang yang pertumbuhannya di dominir oleh kuncup
samping (Nugroho, 2006).
4
IV. ALAT DAN BAHAN :
No Nama Alat Jumlah
1. Mikroskop binokuler 1 buah
2. Silet 2 buah
3. Pipet tetes 1 buah
4. Cover glass 8 buah
5. Objek glass 8 buah
6. Jarum pentul 2 buah
V. PROSEDUR KERJA :
1. Dibuat preparat irisan batang lidah buaya setipis mungkin dalam air, diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diperhatikan, diamati tipe berkas
pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.
2. Dibuat preparat irisan melintang batang jagung (Zea mays) setipis mungkin
dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10 atau 10×40,
diperhatikan jaringan-jaringan penyusun batangnya, diamati tipe berkas
pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.
5
3. Dibuat preparat irisan melintang batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis)
setipis mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran
10×10 atau 10×40, diperhatikan jaringan-jaringan penyusun batangnya, diamati
tipe berkas pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang
diamati.
4. Dibuat preparat irisan melintang terong (Capsicum Sp) setipis mungkin dalam
air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diperhatikan, diamati
tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang yang
diamati.
5. Dibuat preparat irisan melintang batang paku-pakuan (Pteridophyta) setipis
mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10 atau
10×40, diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang
batang yang diamati.
6. Dibuat preparat irisan melintang batang bayam setipis mungkin dalam air.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diamati tipe berkas
pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.
7. Dibuat preparat irisan melintang batang begonia setipis mungkin dalam air.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10, diamati tipe berkas
pengangkutnya, dibuat gambar penampang melintang batang yang diamati.
8. Dibuat preparat irisan melintang batang cabe (Capsicum frustacens) setipis
mungkin dalam air. Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10×10,
diamati tipe berkas pengangkutnya , dibuat gambar penampang melintang batang
yang diamati.
6
No Batang Terong (Capsicum Sp) Hasil pengamatan
1.
7
4. Batang lidah buaya (Aloe vera) Hasil pengamatan
8
7. Batang begonia (Begonia Sp) Hasil pengamatan
9
VI. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diamati dapat diketahui dari
masing-masing bagian yaitu meliputi:
1. Pada batang lidah buaya (Aloe vera). Pada hasil pengamatan yang telah
dilakukan dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan epidermis.
Jaringan epidermis adalah lapisan yang paling luar dari tumbuhan yang
berbentuk dari protoderm dan pada umumnya terdiri dari selapis ganda yang
berfungsi sebagai pelindung atau menutupi seluruh organ. Korteks adalah
bagian terluar dari batang atau akar tumbuhan yang dibatasi luar oleh
epidermis dan bagian dalam oleh endodermis. Korteks batang tersusun dari
jaringan penyokong yang tidak terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar.
Terdapatnya floem dan xylem. Batang lidah buaya mempunyai berkas
pembuluh tipe konsentris amfivasal yaitu terdapatnya kambium dalam berkas
ini yang berfungsi sebagai penghubung antara xylem dan floem. Selain itu
dapat berfungsi dalam membentuk floem sekunder kearah dalam. kambium
adalah lapisan jaringan meristematik pada tumbuhan yang sel-selnya aktif
membelah yang terdapat dipertumbuhan sekunder tumbuhan. kambium ini
lapisan tipis dari jaringan yang terletak diantara kulit dan kayu batang. Fungsi
kambium untuk mendukung jaringan pembuluh angkut sekunder dalam tubuh
tumbuhan. Batang lidah buaya ini termasuk batang dikotil. Empelur terdiri
dari parenkim yang dapat mengandung kloroplas.
2. Pada batang jagung (Zea mays). Pada pengamatan sayatan tipis batang jagung
dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan epidermis yang merupakan
bagian terluar dari suatu jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung
dibagian dalam organ tumbuhan. Jaringan dasar berupa korteks bagian terluar
dari batang tumbuhan yang dibatasi oleh bagian luar epidermis dan dibagian
dalam oleh endodermis. Korteks batang tersusun dari jaringan penyokong
yang tidak terdiferensiasi dan menyusun jaringan dasar. Batang jagung
termasuk kedalam batang monokotildan mempunyai berkas pembuluh tipe
kolateral tertutupdan berkas pengangkutnya tersebar, terdapatnya kambium.
10
Berkas pengangkut dekelilingi oleh jaringan sklerenkim oleh karena itu
disebut seludang sklerenkim. Pada tipe ini floem dan xylem berdampingan
ada dua tipe yaitu kolateral tertutup yang terdapat pada ikatan pembuluh
batang dikotil.
3. Pada batang bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis). Pada pengamatan sayatan
tipis batang bunga sepatu dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat jaringan
penyusunnya yaitu: epidermis yang merupakan bagian terluar dari suatu
jaringan tumbuhan yang berfungsi sebagai pelindung dibagian dalam organ
tumbuhan. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis,
hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila terjadi tekanan
dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks adalah kawasan diantara
epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar. Korteks batang terdiri dari
parenkim yang terdapat kloroplas. Kambium pada batang penampang
melintang merupakan lingkaran yang kontinu. Pada tipe ini floem dan xylem
berdampingan. Ada dua tipe yaitu kolateral tertutup, bagian tengah emulur
dapat rusak diwaktu pertumbuhan sedangkan didaerah buku empulur masih
utuh.
4. Pada batang terong (Capsicum Sp). Pada pengamatan batang terong dengan
perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium,
xylem dan empulur. Epidermis pada batang adalah sel hidup yang mampu
bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas permukaan apabila
terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks batang
terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas dan ditepi luarnya terdapat
kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau
pengangkut kurang jelas terlihat karena tidak ditemukan endodermis pada
batang yang masih muda. Batang termasuk tumbuhan dikotil tipe berkas
pengangkunya kolateral terbuka .
5. Pada batang paku-pakuan (Pteridophyta). Pada pengamatan batang paku-
pakuan dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks,
berkas pengangkut (floem mengelilini xylem) dan empulur. Tumbuhan paku-
11
pakuan termasuk kedalam tumbuhan tingkat rendah dan termasuk kedalam
tipe konsentris amfikibral. berkas pengangkut pada paku-pakuan terdapat
bagian yang konsentris yaitu salah satu dari unsur jaringan pengangkut yang
terletak ditengah-tengah dimana xylem dikelilingi oleh floem maupun
sebaliknya bila xylem berada ditengah dan floem mengelilinginya disebut
ikatan pembuluh konsentris amphikibral.
6. Pada batang bayam (Amaranthus Sp). Pada pengamatan batang bayam dengan
perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium,
xylem dan empulur. Batang bayam termasuk batang dikotil. Epidermis pada
batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya
memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat
pertumbuhan sekunder. Batang bayam ini termasuk dikotil karena salah satu
fungsi epidermis untuk melindungi jaringan dibawahnya. Berkas pembuluh
floem terletak disebelah luar pembuluh xylem. Pada batang bayam ini terdapat
kambium diantara xylem dan foem yang disebut dengan kambium
intravaskuler yang berfungsi dalam pertumbuhan sekunder empulur terletak
pada bagian dalam batang stele.
7. Pada batang begonia (Begonia Sp). Pada pengamatan batang begonia dengan
perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem, kambium,
xylem dan empulur. Batang bayam termasuk batang dikotil. Epidermis pada
batang adalah sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya
memperluas permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat
pertumbuhan sekunder. Korteks batang terdiri dari parenkim yang berisi
kloroplas dan ditepi luarnya terdapat kolenkim dan sklerenkim. Batas antara
korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut kurang jelas terlihat karena
tidak ditemukan endodermis pada batang yang masih muda.
8. Pada batang cabe (Capsicum frustacens). Pada pengamatan batang cabe
dengan perbesaran 10×10 dapat terlihat adanya epidermis, korteks, floem,
kambium, xylem dan empulur. Batang cabe ini termasuk tipe bikolateral dan
mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral terbuka dan berkas
12
pengangkutnya tersusun teratur didalam lingkaran. Epidermis pada batang
adalah sel hidup yang mampu bermitosis, korteks batang terdiri dari parenkim
yang berisi kloroplas dan ditepi luarnya terdapat kolenkim dan sklerenkim.
Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut kurang jelas
terlihat karena tidak ditemukan endodermis pada batang yang masih muda.
13
VII. KESIMPULAN :
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa: pada batang Aloe vera mempunyai tipe berkas pembuluh konsentris amfivasal
yaitu terdapatnya kambium didalam korteks yang berfungsi sebagai penghubung
antara floem dan xylem. Pada batang Zea mays termasuk tipe kolateral tertutup dan
berkas pengangkutnya tersebar. Pada batang Hibiscus rosasinensis termasuk tipe
berkas kolateral terbuka karena terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil. Pada
batang Capsicum Sp termasuk kedalam tipe berkas pengangkut kolateral terbuka
yang terdapat pada ikatan pembuluh batang dikotil. Pada dengan tumbuhana batang
Pteridophyta tumbuhan ini dikenal tumbuhan tingkat rendah sehingga termasuk tipe
konsentris amphikibral. Pada batang Amaranthus Sp merupakan tumbuhan dikotil
yang bertipe kolateral terbuka. Pada batang Begonia Sp hanya terdapat berkas
penyusunya yaitu epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan empulur. Pada
batang Capsicum frustacens termasuk tumbuhan dikotil dengan tipe bikolateral dan
mempunyai berkas pembuluh tipe kolateral terbuka yang berkas pengangkutnya
berada teratur dalam lingkaran.
14