Anda di halaman 1dari 9

LEMBAR KEJA PRAKTIKUM MAHASISWA

PENGAMATAN ANATOMI AKAR TUMBUHAN

Dosen Pengampu:

Dr. Muhamad Jalil, M.Pd.


NIDN. 2010068702

Asisten Praktikum:

1. Muhayyadah Ayuningsih
2. Lia Dwi Aryani
3. Fidia Aulia Nafis
4. Abdul Johan Sofii
5. Dina Najwa Camalia
6. Nasikhatun Nadhiroh

PROGRAM STUDI TADRIS IPA


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS
TAHUN 2023

1
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu mengetahui struktur anatomi akar berbagai tumbuhan
2. Mahasiswa mampu mengamati dan membandingkan struktur dan bentuk anatomi
pada akar dikotil maupun monokotil
3. Mahasiswa mampu mengamamati dan mengidentifikasi jaringan penyusun akar
primer dan sekunder

B. Dasar Teori
Akar merupakan organ tumbuhan yang paling sederhana. Salah satu point utama
yang dapat digunakan adalah bahwa pada akar tidak ditemukan ruas dan buku (Silalahi
and Adinugraha 2019). Akar adalah organ multiseluler yang menambatkan tumbuhan
vaskuler ke dalam tanah, mengabsorpsi mineral dan air, dan sering kali menyimpan
karbohidrat. Sebagian besar cudikotil dan gymnospermae memiliki sistem akar tunggang
(taproot system), yang terdiri dari satu akar vertikal utama, yaitu akar tunggang (taproot)
yang berkembang dari akar embrionik. Akar tunggang memunculkan akar lateral, yang
disebut juga akar cabang (Campbell, 2008). Akar merupakan bagian bawah dari sumbu
tumbuhan dan umumnya berkembang di bawah permukaan tanah, meskipun ada pula
akar yang tumbuh di luar tanah. Akar pertama pada tumbuhan berbiji berkmbang dari
mesristem apeks di ujung akar embrio dalam biji yang berkecambah. Pada
gymnospermae dan dikotil akar tersebut berkembang dan membesar menjadi akar
primer dengan cabang dan berukuran. lebih kecil. System akar tersebut dinamakan akar
tunggang. Pada monokotil, akar primer tidak lama bertahan dalam kehidupan tumbuhan
dan segera mengiring. Dari dekat pangkalnya atau di dekatnya akan muncul akar baru
yang disebut akar tambahan atau adventif (Savitri, 2008).
Berdasarkan asalnya dikenal dua macam akar, yaitu; Akar primer yang berasal
dariembrio dan akan tetap bertahan sepanjang hidupnya, serta akar liar yang bersal dari
batangatau daun. Akar tersebut dapat bersifat permanen atau sementara. Peranan akar
adalah untukmenyerap air dan garam-garam dari dalam tanah serta menambatkan
tumbuhan liar bervariasi, sesuai dengan akarnya. Akar liar dapat berfungsi sebagai akar
tunjang, akargantung, akar nifas, akar pelekat, akar pembelit dan sebagai penunjang.

1
Akar sekunder, pertumbuhan sekunder pada akar seperti pada batang, terdiri
atas pembentukan jaringan pembuluh sekunder oleh cambium pembuluh dan
pembentukan periderm oleh felogen. Dalam akar mempunyai penebalan sekunder,
kambiumnya berasal dari benang-benang meristem dalam jaringan prokambium atau
jaringan parenkimatis yang terletak diatara kelompok-kelompok floempriem dan pusat
stele. Disini bentuk deretan tangensial pendek intial kambium yang akan membentuk
xilem sekunder dan floem sekunder. Kambium pada permukaan dalam floem aktif
terlebih dahulu dibandingkan dengan kambium di dekat pesikel membentuk xilem
sekunder yaitu kambium terdorong ke luar. Kambium dari pesikel yang membentuk
parenkim jari-jari empelur. Periderm terbentuk dari sel-sel perisikel yang membelah
secara periklinal dan antiklinal. Pembelahan periklinal membentuk perluasan radial dan
perisikel (Indriyani et al. 2018).
Secara anantomi struktur akar menyerupai batang, namun yang paling mencolok
perbedaanya adalah susunan pembuluh pengangkut yaitu xilem dan floem. Batang pada
umumnya memiliki susunan pembuluh yang kolateral dan amphivasal, sedangkan
susunan pembuluh pengakut pada akar tidak terkumpul namun relatif tersebar. Akar
memiliki susunan dari arah luar ke dalam adalah epidermis, jaringan dasar, endodermis
dan silinder pusat (Silalahi and Adinugraha 2019).
a. Epidermis
Jaringan epidermis pada akar pada umumnya berupa satu lapis dan dibentuk oleh
jaringan yang pipih dan rapat. Pada berbagai tumbuhan jaringan epidermis akar dapat
bermodifikasi menjadi rambut-rambut akar yang berfungsi untuk memperluas
permkaan sehingga proses absobsi air dan unsur hara lebih episien. Rambut akar juga
dapat digunakan sebagai pembeda pada ujung akar yaitu antara zona difrensiasi
dengan zona lainnya. Pada zona difrensiasi ditandai dengan munculnya rambut-
rambut akar (Tsabit, 2020).
b. Korteks Akar
Kortek akar merupakan lapisan kedua dari jaringan penyusun akar. Kortek akar
biasanya disusun oleh jaringan dasar berua parenkim, kolenkim dan sklerenkim. Pada
berbagai akar tumbuhan Dikotil dan Gymnospermae yang sudah tua kortek akar dapat
mengalami pengelupasan karena pertambahan diameter akar disebabkan adanya

2
pertumbuhan sekunder. Berbagai jenis tumbuhan menggunakan jaringan korteks akar
sebagai penyimpan cadangan makanan seperti singkong (Manihot esculenta), ubi
(Ipomea batatas), gadung (Dioscorea sp). Akar yang berfungsi sebagai penyimpanan
makanan biasnya tumbuh berdaging dan relatif strukturnya seragam (Indriyani et al.
2018).
c. Silinder Pusat
Silinder pusat merupakan bagian paling tengah dari akar dan biasnya lebih kerass
dibandingka dengan jaringan lainnya. Batas antara kortek dan silinder pusat dapat
dibedakan dengan adanya endodermis yaitu jaringan (biasnya 1-2 lapis) yang
berfungsi sebagai pemisah kortek dengan silinder pusat. Pada umbi singkong silider
pusat adalah bagian sumbu singkong, sedangkan korteks adalah bagian daging yang
kita makan, namun pada berbagai tumbuhan lain sulit dipisahkan antara silinder pusat
dan korteks. Secara empirik terlihat bahwa silinder pusat dan kortek pada singkong
mudah dibedakan karena adanya endodermis. Pada jaringan silinder pusat pada akar
ditemukan berbagai jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem. Pada berbagi
tumbuhan xilem berkembang dengan baik terutama tumbuhan dikotil sedangkan pad
tumbuhan monokotil kurang berkembang. Jumlah kelompok atau berkas xilem pada
akar bervariasi antara 1, 2, 3 dan lebih dan dikenal dengan istilah monoark, diark, triar
dan poliark.

Gambar 1. Transection dari akar tumbuhan monokotil gandum muda (Triticum sp.)

3
Gambar 2. Sayatan melintang dari akar tumbuhan dikotil

C. Alat dan Bahan


Untuk menunjang pengamatan, bibutuhkan alat sebagai berikut:
1. LKPM (Lembar Kerja Praktikum Mahasiswa)
2. Alat tulis
3. Kamera Handphone
4. Mikroskop
5. Silet
6. Objek glass
7. Pipet tetes
8. Air
Untuk menunjang pengamatan, bibutuhkan bahan sebagai berikut:

1. Kecambah Kacang Hijau (Phaseolus radiatus)


2. Akar Bawang Merah (Allium cepa)
3. Akar Bayam (Amaranthus spinosus)
4. Akar Kacang Tanah (Arachis hypogaea)
5. Akar Aggrek (Dendrobium sp.)
6. Akar Jagung (Zea mays)
7. Umbi Ketela Rambat (Ipomea batatas)

D. Cara Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan ketika pengamatan berlangsung.
2. Ambil satu akar kemudian buatlah sayat setipis mungkin pada akar tersebut.

4
3. Letakkan sayatan pada objek glass.
4. Beri tetesan air menggunakan bantuan pipet.
5. Tutup menggunakan cover glass dengan perlahan. Pastikan tidak terbentuk
gelembung udara.
6. Amati di bawah mikroskop.
7. Dokomentasikan dalam bentuk foto.
8. Catat perbesaran lensa mikroskop yang digunakan dalam pengamatan.
9. Lakukan hal yang sama pada semua daun pada permukaan atas dan bawah.

E. Hasil Pengamatan

No Bahan Gambar Struktur Anatomi

1.

2.

5
3.

4.

5.

6
F. Pembahasan

G. Pertanyaan
1. Berdasarkan pengamatan sebutkan spesies apa saja yang kedalam tipe akar primer
atau sekunder !
2. Apakah perbedaan struktur anatomi akar pada akar yang sudah diamati ?
3. Berdasarkan pengamatan sebutkan spesies apa saja yang termasuk dalam tipe akar
monokotil dan akar dikotil !
4. Bagaimana perbedaan struktur anatomi pada akar primer dan akar sekunder ?
5. Apa saja bagian utama dalam struktur anatomi tumbuhan dan fungsinya ?

H. Simpulan

7
I. Daftar Pustaka
Campbel.dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Indriyani, Serafinah, Jati Batoro, Gustini Ekowati, Rodliyati Azrianingsih, and Brian
Rahardi. 2018. Petunjuk Praktikum Struktur Dan Perkembangan Tumbuhan.
Silalahi, Marina, and Fajar Adinugraha. 2019. Petunjuk Praktikum Anatomi, Fisiologi,
Dan Perkeembangan Tumbuhan 1. edited by I. Jatmoko. Jl. Mayjen Sutoyo No. 2.
Cawang Jakarta Timur: Pusat Penerbitan dan Publikasi Universitas Kristen
Indonesia.

Savitri, dkk. 2008. Petunjuk Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi


Tumbuhan). Malang : UIN Press.
Tsabit, H. A. F. T. (2020). Pengaruh Model Pembelajaran Argument Driven Inquiry
Terhadap Scientific Literacy Skill Dan Hasil Belajar Peserta Didik Pada Konsep
Jaringan Tumbuhan (Studi Eksperimen di Kelas XI MIPA SMA Negeri 9 Bekasi
Tahun Ajaran 2019/2020) (Doctoral dissertation, Universitas Siliwangi).

Anda mungkin juga menyukai