Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI DASAR

TOPIK 6: JARINGAN PENYUSUN ORGAN TUMBUHAN

Disusun oleh:

Nama: Tito Abimanyu


NIM: 225090300111029
Kelas: A
Kelompok: 7
Asisten PJ: Raihana Melati Subekti

DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG 2022
SURAT PERNYATAAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Dasar Teori

1.1. Pengertian Jaringan


Jaringan merupakan rangkaian dari sel-sel di oragnsime multiseluler yang membentuk
ikatan seperti jaringan saraf, otot, epitel dan ikat yang ditemukan pada vertebrata. Jaringan
tidak hanya terdiri atas rangkaian banyak sel saja, contohnya pada tulang dan kayu ada matriks
ekstaselular, bahan yang diekresikan sel di sekitar jaringan tersebut, matriks tersebutlah yang
dapat memberikan kekuatan pada tulang dan kayu. Jaringan perlu diatur dan dikoordinasikan
secara tepat semua komponen-komponennya. Dengan waktu yang tepat, tempat yang tepat
dan jumlah yang tepat sel-sel mari pada sebuah jaringan harus diganti (Albert dkk, 2019).
1.2. Jarinagn Penyusun Tumbuhan

Ada dua penyusun utama yang dimiliki oleh jaringan tumbuhan yaitu apoplast dan
symplast. Segala bagian yang berada diluar membrane plasma sel hidup yang berada dalam
jaringan seperti dinding sel, ruang ekstraseluler dan bagian dalam sel mari seperti elemen
pembuluh dan trakeid termasuk kedalam apoplast. Sedangkan seluruh massa sitosol dari
semua sel-sel hidup tumbuhan serta plasmodesmata, saluran sitoplasma yang
menghubungkannya termasuk kedalam symplast (Campbell dkk, 2020).

Gambar 1.1 : (Campbell, 2020) Kompartemen sel dan rute untuk transportasi jarak pendek.
1.3. Perbedaan Jaringan pada Tumbuhan Monokotil dan Dikotil
Terdapat perbedaan pola yang sangat berbeda pada pola jaringan vaskular daun
tumbuhan dikotil dan monokotil. Urat-urat dengan ordo ukuran yang berbeda membentuk
jaringan yang sangat bercabang pada kebanyakan daun dikotil yang dinamakan pola retikulat.
Sedangkan jika urat-urat longitudinal utama terletak secara pararel di sepanjang sumbu
proximodistal daun maka kemungkinan besar itu adalah daun dari tumbuhan monokotil dan
polanya dinamakan pola urat bergaris (Scarpella & Meijer, 2004).
Gambar 1.2 : (Scarpella & Meijer, 2004). (a) daun dengan pola retikulat. (b) daun dengan pola urat
bergaris.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah
1. Mengamati jaringan penyusun organ tumbuhan dikotil terpilih.
2. Mengamati jaringan penyusun organ tumbuhan monokotil terpilih.
BAB II
METODE
2.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah mikroskop, silet tajam,
empulur singkong atau gabus singkong, alat tulis. Lalu organ tumbuhan dikotil. Pada praktikum kali ini
digunakan preparat jadi dari tanaman tomat (Solanum licopersicum). Organ tumbuhan monokotil
terpilih. Pada praktikum ini digunakan preparate jadi dari tanaman jagung (Zea mays).
2.2 Langkah Kerja
Dibuat irisan melintang akar, batang, dan daun tumbuhan dikotil terpilih. Diletakkan irisan
tersebut di atas gelas objek yang telah ditetesi air, kemudian ditutup dengan gelas penutup. Lalu
diamati dengan mikroskop pada perbesaran lemah dahulu dan dilanjutkan dengan perbesaran kuat.
Jaringan penyususn organ tersebut diperhatikan. Hasil pengamatan ditulis pada lembar pengamatan.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Tumbuhan Dikotil
3.1.1. Akar

(Shrivastava dkk., 2014)


Gambar 3.1 : Bagian-bagian akar tumbuhan dikotil dari A) Gambar hasil pengamatan,
B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Xilem
3. Floem
4. Korteks
5. Endodermis
Tumbuhan dikotil memiliki jenis akar tunggang. Akar jenis ini merupakan
perpanjangan batang dan terdapat cabang akar kecil. Akar dikotil tersusun dari
jaringan-jaringan pokok, seperti epidermis, korteks dan endodermis.

3.1.2. Batang

(Panawala, 2017)
Gambar 3.2 : Bagian-bagian batang tumbuhan dikotil dari A) Gambar hasil
pengamatan, B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Xylem
4. Floem
5. Silinder pusat/empulur
Batang dikotil adalah batang yang dapat dikenal dari bentuk luarnya, terutama
pada tumbuhan batang berkayu. Batang dikotil bercabang, dan tidak beruas. Adanya
kambuim pada batang dikotil, membuat batang mengalami pertumbuhan membesar.

3.1.3. Daun

Gambar 3.3 : Bagian-bagian daun tumbuhan dikotil dari A) Gambar hasil pengamatan,
B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Jaringan palisade
3. Xylem
4. Floem
5. Korteks
6. Kutikula
Tumbuhan dikotil memiliki sepasang daun yang dinamakan daun kolitedon. Daun
tersebut terbentuk karena adanya proses pembentukan biji. Oleh sebab itu, tumbuhan dikotil
ini sebagian besar memiliki biji-bijian yang bisa terbelah menjadi dua.
3.2. Tumbuhan Monokotil
3.2.1. Akar

(Shrivastava dkk., 2014)


Gambar 3.4 : Bagian-bagian akar tumbuhan monokotil dari A) Gambar hasil
pengamatan, B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Korteks
3. Silinder pusat/empulur
4. Xylem
5. Floem
6. Perisikel

Akar tumbuhan monokotil merupakan akar serabut. Akar serabut akan terjadi
Ketika akar primer membentuk cabang banyak. Cabang akar yang terbentuk tidak
membesar tapi tumbuh muda lagi.

3.2.2. Batang

(Panawala, 2017)
Gambar 3.5 : Bagian-bagian batang tumbuhan monokotil dari A) Gambar hasil
pengamatan, B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Trikom
3. Korteks
4. Xylem
5. Floem
6. Silinder pusat/empulur
Batang pada tumbuhan monokotil memiliki bentuk seperti ruas-ruas dan tidak
memiliki ruang yang cukup besar. Itu bisa dilihapada jagung dan tebu yang
terbentuk atas ruas-ruas batang. batang monokotil tidak bercabang dan tidak
berkambium.

3.2.3. Daun

Gambar 3.6 : Bagian-bagian daun tumbuhan monokotil dari A) Gambar hasil


pengamatan, B) foto pengamatan, C) Gambar literatur.
Keterangan :
1. Epidermis
2. Palisade
3. Xylem
4. Floem
5. Korteks
Secara umum monokotil berurat daun sejejar dan melengkung dan berpelepah
daun. Secara umum monokotil memiliki daun yang tunggal, kecuali pada jenis
tanaman palem. Daun monokotil ada yang mempunyai tangkai daun (petiole) dan
helai daun (Canna, Hosta, Zantedeschia), tetapi banyak berdiferensasi menjadi helai
daun serta pelepah daun, dan helai daunnya relative sempit.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Setelah dilakukannya praktikum ini dapat disimpulkan bahwa terdapat banyak
perbedaan dari jaringan penyusun tumbuhan dikotil dan monokotil yang telah diamati.
Perbedaan tersebut bayak terdapat pada bentuk atau struktur dari tumbuhan dikotil dan
monokotil. Perbedaan juga ada dalam jeringan penyusun orhan dari tumbuhan dikotil dan
monkotil.

4.2. Saran
Praktikum kali ini berjalan dengan lancar. Preparate yang diberikan semuanya dalam
kondisi yang baik daripada praktikum-praktikum sebelumnya.
Daftar Pustaka

Urry, L. A., dkk. (2020). Campbell Biology (12th ed.). New York: Pearson.

Alberts, B., dkk. (2019). Essential Cell Biology (5th ed.). New York: Norton.

Scarpella, E., & Meijer, A. H. (2004). Pattern formation in the vascular system of monocot and
dicot plant species. New Phytologist, 164(2), 209–242. https://doi.org/10.1111/j.1469-
8137.2004.01191.x

Shrivastava, S & Prasad, R & Varma, A. (2014). Anatomy of Root from Eyes of a Microbiologist.
10.1007/978-3-642-54276-3_1.
Panawala, L. (2017). Difference Between Monocot and Dicot Difference Between Monocot and
Dicot.
Lampiran

(Albert dkk, 2019).


(Campbell dkk, 2020).
(Scarpella & Meijer, 2004).
(Shrivastava dkk., 2014)

(Panawala, 2017)

Anda mungkin juga menyukai