Judul Praktikum:
Pengamatan Anatomi dan Anomali Batang
Dosen Pengampu:
Dr. Reni Indrayanti, M.Si.
Rizal Koen Asharo, S.Si., M.Si.
Pinta Omas Pasaribu, S.Si., M.Si.
Disusun oleh:
Rivaldy Zeidane Kristiando (1308621028)
Biologi A 2021
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengamati anatomi batang tumbuhan.
2. Mengetahui perbandingan jaringan penyusun batang tumbuhan dikotil dengan
monokotil.
3. Mengetahui perbedaan struktur penyusun batang muda dan tua.
4. Mengamati anomali batang tumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batang
Batang ialah suatu sistem berselang-seling yang terdiri atas buku-buku (nodus), titik
di mana daun menempel, ruas-ruas batang, serta bagian batang di antara buku-buku
(internodus) (Campbell et al., 2004).
Antara lain ada yang jelas terlihat batangnya, namun ada juga yang nampaknya
tidak berbatang (Tjitrosoepomo, 2011):
a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis), tumbuhan ini tampak tidak
berbatang. Hal itu disebabkan oleh batangnya yang amat pendek, sehingga seakan-akan
daunnya keluar dari bagian atas akarnya.
b. Tumbuhan yang tampak berbatang dapat dibedakan menjadi;
1) batang basah (herbaceus), yaitu batang yang bertekstur lunak dan berair;
2) batang berkayu (lignosus), yaitu batang yang umumnya keras dan kuat, sebab
sebagian besar terdiri atas struktur kayu;
3) batang rumput (calmus), yaitu batang yang bertekstur tidak keras, memiliki ruas-
ruas yang nyata dan tak jarang berongga; dan
4) batang mendong (calamus), sama seperti batang rumput, namun memiliki ruas-ruas
yang lebih Panjang.
4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Nodus pada Batang Miana Muda (Coleus sp.)
Gambar Sketsa
4.1.6 Hasil Pengamatan Anomali Batang pada Batang Bayam (Amaranthus sp.)
Gambar Sketsa
4.1.8 Hasil Pengamatan Anomali Batang pada Batang Andong (Cordyline sp.)
Gambar Sketsa
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan Nodus pada Batang Miana (Coleus sp.)
Diamati celah daun (leave gap) dan jalan daun (leave trace) pada nodus
batang miana (Coleus sp.). Adanya jalan daun menunjukkan hubungan antara ikatan
pembuluh batang dengan ikatan pembuluh pada daun. Pada setiap nodus, suatu atau
beberapa ikatan pembuluh pada daun melebar ke arah daun. Pada bagian nodus, di
mana jalan daun menjauh dari stele ke arah dasar daun terdapat jaringan parenkim
yang disebut celah daun.
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang sudah diperoleh beserta pembahasannya, maka dapat
ditarik kesimpulan. sumbu dengan daun yang menempel padanya, fungsi batang adalah
untuk mendukung bagian tumbuhan yang berada di atas tanah, selain itu pula menjadi alat
transportasi, yaitu jalan pengangkutan air dan zat makanan dari akar ke daun serta jalan
pengangkutan hasil asimilasi dari daun ke bagian lain. Struktur penyusun batang terdiri atas
tiga daerah utama atau tiga sistem jaringan, yaitu epidermis, korteks, serta stele. Pada
tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium vaskuler dan berkas pembuluhnya tersebar,
berbeda dengan tumbuhan dikotil dan Gymnospermae yang tipe berkas pembuluhnya
bertipe kolateral terbuka, karena di antara floem dan xilem terdapat kambium vaskuler.
Umumnya tumbuhan monokotil tidak terdapat kambium, sehingga tidak mengalami
pertumbuhan sekunder. Pada batang tumbuhan dikotil muda seperti pada batang miana
(Coleus sp.) muda, di bagian zona meristemnya (tepatnya pada nodus batang) terdapat jalan
daun (leaf trace) dan celah daun (leaf gap); menunjukkan hubungan antara ikatan
pembuluh batang dengan ikatan pembuluh pada daun. Pada pengamatan anatomi batang
tumbuhan dikotil seperti karet merah (Ficus elastica) dan tumbuhan Gymnospermae seperti
pinus (Pinus merkusii), dengan tumbuhan monokotil seperti jagung (Zea mays) terdapat
perbedaan pada struktur penyusunnya; pada tumbuhan dikotil berkas pembuluhnya bertipe
kolateral terbuka (terdapat kambium vaskuler di antara floem dan xilem), sedangkan pada
tumbuhan monokotil berkas pembuluhnya menyebar dan tidak terdapat kambium vaskuler,
sehingga tidak mengalami pertumbuhan sekunder. Pada batang juga terdapat beberapa
anomali, seperti pada bayam (Amaranthus sp.) dan bunga kertas (Bougainvillea spectabilis)
yang merupakan tumbuhan dikotil tidak terdapat kambium; dan sebaliknya pada batang
andong (Cordyline sp.) yang merupakan tumbuhan monokotil terdapat kambium, sehingga
dapat mengalami pertumbuhan sekunder.
DAFTAR PUSTAKA