Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN


SEMESTER 116-2 2021/2022

Judul Praktikum:
Pengamatan Struktur Jaringan Pengangkut

Dosen Pengampu:
Rizal Koen Asharo, S.Si., M.Si.

Disusun oleh:
Rivaldy Zeidane Kristiando (1308621028)
Biologi A 2021

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Status air dalam tumbuhan bergantung pada kecepatan relatif penyerapan air oleh
akar, dan kehilangan air oleh tranpirasi. Penyerapan air yang tak cukup oleh akar akan
menyebabkan defisit air pada tumbuhan, termasuk sel-sel daun; suatu defisit yang
mengakibatkan penurunan evaporasi dari daun, sehingga laju transpirasi menjadi rendah.
Selain itu, transpirasi yang berlebihan pula dapat menyebabkan defisit air. Sistem
tranportasi bekerja sebagai suatu unit yang cenderung menjaga agar sel tumbuhan selalu
dalam keadaan turgid.
Untuk dapat diserap oleh tumbuhan, molekul-molekul air harus berada pada
permukaan akar. Dari permukaan akar ini, air (beserta bahan-bahan terlarut) diangkut
menuju pembuluh xilem . Lintasan konvoi air dari permukaan akar menuju pembuluh xilem
dianggap lintasan radial pergerakan air.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana mengenal struktur penyusun serta fungsi dari xilem?
2. Bagaimana mengenal struktur penyusun serta fungsi dari floem?
3. Bagaimana mengamati perbandingan struktur penyusun jaringan pengangkut
(vaskuler) antara tumbuhan dikotil, monokotil, dan Gymnospermae?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam melakukan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengenal struktur penyusun serta fungsi dari xilem.
2. Mengenal struktur penyusun serta fungsi dari floem.
3. Mengamati perbandingan struktur penyusun jaringan pengangkut (vaskuler) antara
tumbuhan dikotil, monokotil, dan Gymnospermae.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembuluh Xilem


Xilem ialah jaringan tumbuhan yang mempunyai peranan penting dalam
mengangkut air serta zat-zat terlarut pada tumbuhan. Xilem dapat mengangkut air serta zat-
zat terlarut dari bagian akar ke bagian daun pada tumbuhan. Xilem mempunyai struktur
yang lebih kokoh bila dibandingkan dengan floem (Kurniawati dkk., 2015). Sesuai dengan
pertumbuhannya, xilem terbagi menjadi dua jenis, yaitu xilem primer dan xilem sekunder.
Xilem primer (protoxilem) ialah xilem yang timbul pertama kali pada tumbuhan, serta
mempunyai karakteristik spesial sebagai pembuluh yang sempit dan terdapat penebalan
dinding primitif. Sedangkan xilem sekunder (metaxilem) ialah akibat dari diferensiasi
xilem primer yang letaknya berada pada bagian dalam kambium vaskuler, dan ukurannya
lebih besar daripada xilem primer. Xilem mempunyai dua struktur utama, yaitu trakea serta
trakeid. Trakea ialah struktur xilem yang mempunyai bentuk radial serta banyak ditemukan
pada berkas pengangkut besar. Trakea tersusun atas sel-sel mati dan mempunyai lubang
pada bagian ujungnya. Sedangkan trakeid mempunyai struktur yang panjang, mempunyai
dinding sel primer, dan pada bagian dinding selnya terlignifikasi dengan baik (Taiz &
Zeiger, 2015).

2.2 Pembuluh Floem


Floem ialah salah satu jaringan vaskuler yang mempunyai fungsi dalam
mengangkut hasil fotosintesis ke semua bagian tumbuhan. Selain berfungsi dalam
mengangkut hasil fotosintesis ke semua bagian tumbuhan, floem pula berfungsi untuk
menyimpan zat-zat organik, melindungi sel pengantar, serta mengangkut hormon
penyembuh luka (Kusumaningrum, 2017). Floem adalah jaringan yang terdiri atas
komponen penyaring, sel pendamping, sel parenkim, sel intermediet, sel transfer, dan serat
floem. Komponen penyaring ialah bagian dari struktur pada floem yang tak mempunyai
inti sel dan tonoplast, serta mempunyai fungsi untuk menyaring zat-zat yang masuk melalui
sieve tube. Sel pendamping ialah struktur dari floem yang terhubung langsung dengan
plasmodesmata. Sel-sel parenkim pada floem berfungsi menjadi tempat penyimpanan hasil
fotosintesis. Sel intermediet pada floem mempunyai karakteristik spesial berupa tonjolan-
tonjolan yang berfungsi dalam membawa larutan melalui penghubung sitoplasmik. Sel
transfer berfungsi menjadi penghubung antar sitoplasma. Sedangkan serat floem
mempunyai peran untuk memperkokoh jaringan floem (Saputri dkk., 2020).

2.3 Kambium Vaskuler


Kambium vaskuler ialah jaringan meristem lateral yang ada di antara xilem serta
floem. Kambium vaskuler ada pada pertumbuhan sekunder pada tumbuhan. Sesuai dengan
struktur dan manfaatnya, kambium vaskuler dibagi menjadi dua macam, yaitu prokambium
dan kambium pembuluh. Prokambium ialah lapisan sentra yang akan berkembang menjadi
jaringan vaskuler. Prokambium dibuat oleh sel inisial fusiform. Prokambium mendukung
pertumbuhan xilem dan floem primer. Selain prokambium, kambium pembuluh pula
termasuk ke dalam jenis kambium vaskuler. Kambium pembuluh ialah kambium vaskuler
yang berperan terhadap pertumbuhan jaringan xilem dan floem sekunder (Hasanuddin dkk.,
2017).

2.4 Tipe-Tipe Jaringan Vaskuler


Jaringan pengangkut (vaskuler) mempunyai tipe struktur yang bervariasi, yang
terbagi menjadi amfikribal, amfivasal, kolateral terbuka, kolateral tertutup, bikolateral, dan
radial. Tipe amfikribal tersusun atas floem yang dilingkupi oleh xilem. Pada tipe amfivasal,
floem dilingkupi oleh xilem. Kolateral terbuka ialah tipe jaringan vaskuler, di mana letak
floem berada di luar kambium vaskuler, dan xilem terletak di bagian dalam kambium
vaskuler. Pada tipe kolateral tertutup, tak ada kambium vaskuler yang menyekat xilem dan
floem, sehingga posisisi xilem serta floem cenderung menyebar. Bikolateral ialah tipe
jaringan vaskuler yang terdiri atas satu bagian xilem serta dua bagian floem. Tipe jaringan
vaskuler lainnya ialah radial, di mana tipe ini tersusun atas xilem serta floem yang tersusun
secara bergantian (Frasiandini dkk., 2012; Darmanti, 2009).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah mikroskop cahaya, object glass,
cover glass, pipet tetes, pinset, jarum bedah, dan silet. Adapun bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah aquadest, batang jagung (Zea mays), batang miana (Coleus
sp.), sayatan preparat permanen tumbuhan hardwood dan softwood, batang vitis (Vitis
hastata), dan batang kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

3.2 Langkah Kerja


3.2.1 Pengamatan Xilem pada Batang Miana (Coleus sp.)
1. Disiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian batang miana disayat secara
transversal.
3. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
4. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 40x/10x secara berurutan.

3.2.2 Pengamatan Xilem pada Batang Jagung (Zea mays)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian batang jagung disayat secara
transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 40x/10x secara berurutan.

3.2.3 Pengamatan Floem pada Batang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian batang kembang sepatu disayat
secara transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 40x/10x secara berurutan.

3.2.4 Pengamatan Floem pada Batang Vitis (Vitis hastata)


1. Ditetesi aquadest pada object glass, kemudian batang vitis disayat secara
transversal.
2. Sayatan tersebut diletakkan di atas object glass dan ditutup dengan cover glass,
kemudian sisa aquadest pada object glass diserap menggunakan tisu.
3. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 40x/10x secara berurutan.

3.2.5 Pengamatan Xilem pada Sayatan Preparat Permanen Hardwood dan


Softwood
1. Preparat permanen diletakkan di atas meja preparat mikroskop.
2. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan magnifikasi 4x/10x terlebih
dahulu, kemudian ditingkatkan menjadi 40x/10x secara berurutan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
4.1.1 Hasil Pengamatan Xilem pada Batang Miana (Coleus sp.)
Gambar Sketsa

Gambar 1: Sayatan Transversal Batang Miana


(Mag. 10x/10x)

4.1.2 Hasil Pengamatan Xilem pada Batang Jagung (Zea mays)


Gambar Sketsa

Gambar 2: Sayatan Transversal Batang Jagung


(Mag. 10x/10x)

4.1.3 Hasil Pengamatan Floem pada Batang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis)
Gambar Sketsa

Gambar 3: Sayatan Transversal Batang Kembang


Sepatu (Mag. 10x/10x)
4.1.4 Hasil Pengamatan Floem pada Batang Vitis (Vitis hastata)
Gambar Sketsa

Gambar 4: Sayatan Transversal Batang Vitis (Mag.


10x/10x)

4.1.5 Hasil Pengamatan Xilem pada Sayatan Preparat Permanen Hardwood dan
Softwood
Gambar Sketsa

Gambar 5: Preparat Permanen Sayatan Transversal


Batang Tumbuhan Softwood (Mag. 10x/10x)

Gambar 6: Preparat Permanen Sayatan Transversal


Batang Tumbuhan Hardwood (Mag. 10x/10x)

4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengamatan Xilem pada Batang Miana (Coleus sp.)
Dalam pengamatan struktur xilem yang terdapat pada batang miana (Coleus
sp.) yang merupakan tumbuhan dikotil, dijumpai jaringan vaskuler yang bertipe
kolateral terbuka. Di mana tipe jaringan vaskuler ini terdapat kambium vaskuler
yang menyekat xilem dan floem. Xilem pada batang miana letaknya di sebelah
dalam kambium vaskuler, xilem berfungsi sebagai pengangkut air dan garam
mineral dari akar melalui epidermisnya, selain itu xilem juga berfungsi sebagai
penyokong dan penyimpan cadangan makanan tumbuhan.

4.2.2 Pengamatan Xilem pada Batang Jagung (Zea mays)


Dalam pengamatan struktur xilem yang terdapat pada batang jagung (Zea
mays) yang merupakan tumbuhan monokotil, dijumpai berkas pembuluh yang
tersebar tidak merata. Jaringan vaskuler dari tumbuhan jagung ini bertipe kolateral
tertutup yang umum terdapat pada tumbuhan monokotil, di mana berkas
pembuluhnya tidak terdapat kambium vaskuler, dan dikelilingi oleh seludang
berkas pembuluh (jaringan sklerenkim).

4.2.3 Pengamatan Floem pada Batang Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)


Dalam pengamatan struktur floem pada batang kembang sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis) yang merupakan tumbuhan dikotil, dijumpai jaringan vaskuler yang
bertipe kolateral terbuka. Di mana tipe jaringan vaskuler ini terdapat kambium
vaskuler yang menyekat xilem dan floem, dan umum terdapat pada tumbuhan
dikotil. Floem pada batang kembang sepatu letaknya di sebelah luar kambium
vaskuler, dan terhimpit ke perifer batang. Floem berfungsi sebagai pengangkut
untuk mendistribusikan zat-zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
tubuh tumbuhan. Floem juga dapat menentukan bagian tubuh tumbuhan yang perlu
tumbuh lebih cepat, sebab hasil fotosintesis seperti gula dapat lebih banyak
diangkut ke jaringan meristem, bakal daun, struktur reproduksi, dan tempat
cadangan makanan yang sesuai dengan kebutuhannya.

4.2.4 Pengamatan Floem pada Batang Vitis (Vitis hastata)


Dalam pengamatan struktur floem pada batang vitis (Vitis hastata),
dijumpai jaringan vaskuler yang bertipe kolateral terbuka. Di mana tipe jaringan
vaskuler ini terdapat kambium vaskuler yang menyekat xilem dan floem, dan umum
terdapat pada tumbuhan dikotil. Floem pada batang vitis letaknya di sebelah luar
kambium vaskuler. Struktur floem pada batang vitis tersusun atas tapis dan sel
pengiring. Floem berfungsi sebagai pengangkut untuk mendistribusikan zat-zat
makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Floem juga dapat
menentukan bagian tubuh tumbuhan yang perlu tumbuh lebih cepat, sebab hasil
fotosintesis seperti gula dapat lebih banyak diangkut ke jaringan meristem, bakal
daun, struktur reproduksi, dan tempat cadangan makanan yang sesuai dengan
kebutuhannya.

4.2.5 Pengamatan Xilem pada Sayatan Preparat Permanen Hardwood dan Softwood
Dalam pengamatan struktur xilem yang terdapat pada sayatan preparat
permanen tumbuhan softwood, yaitu pada sayatan transversal batang pinus (Pinus
merkusii), tidak dijumpai adanya pembuluh (trakea) pada struktur xilemnya,
melainkan trakeid. Sedangkan pada preparat permanen tumbuhan hardwood, yaitu
sayatan transversal batang kaliandra (Calliandra sp.), dijumpai adanya pembuluh
pada struktur xilemnya. Kemudian pada sayatan radial dari preparat permanen
batang pinus dan kaliandra, tipe jejari empulurnya berturut-turut adalah
homoseluler dan heteroseluler.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang sudah diperoleh beserta pembahasannya, maka dapat
ditarik kesimpulan. Xilem tersusun atas dua struktur primer, yaitu trakea dan trakeid.
Trakeid berfungsi sebagai penopang tumbuhan, sedangkan trakea berfungsi untuk
menyalurkan air dari tempat yang lebih rendah ke tempat yang lebih tinggi. Floem tersusun
atas bagian sekat pipa, sel pelindung, sel pendamping, dan sieve plate. Pada tumbuhan
dikotil, floem tumbuh di bagian luar tumbuhan, sedangkan pada tumbuhan monokotil,
floem tumbuh di dalam bundle sheet bersamaan dengan xilem. Kambium hanya terdapat
pada tumbuhan dikotil. Kambium memiliki fungsi untuk mengatur pertumbuhan xilem
pada tumbuhan. Kambium juga biasa menjadi penyekat xilem dengan floem pada
tumbuhan.
DAFTAR PUSTAKA

Bracegirdle, B. & P.H. Miles. (1971). An Atlas of Plant Structure. Heinemann Educational
Books. London.
Campbell, N.A. dkk. (2004). Biologi Edisi ke-3. Erlangga. Jakarta.
Frasiandini, I. dkk. (2012). Struktur Morfologi dan Anatomi Syringodium isoetifolium di Pantai
Kondang Merak Malang. Lentera Bio (Berkala Ilmiah Biologi), 1(2): 67-74.
Hasanuddin dkk. (2017). Anatomi Tumbuhan. Syiah Kuala University Press. Banda Aceh.
Hidayat, Estiti B. (1995). Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Kimball, John W. (1999). Biologi Jilid 2. Erlangga. Jakarta.
Kurniawati, F. dkk. (2015). Analisis Perbandingan Bentuk Jaringan Pembuluh Trakea pada
Preparat Maserasi Berbagai Genus Piper sebagai Sumber Belajar Biologi. JPBI
(Jurnal Pendidikan Biologi Indonesia), 1(2).
Kusumaningrum, R. (2017). Peranan Xilem dan Floem dalam Pertumbuhan dan
Perkembangan Tumbuhan. Seminar Nasional Pendidikan Biologi.
Rosanti, Dewi. (2013). Morfologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta.
Saputri, V.Y. dkk. (2020). Translokasi Asimilat pada Anggrek Akar. Jurnal Penelitian Sains,
22(1): 1-8.
Savitri, Evika Sandi. (2008). Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). UIN
Press. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Taiz, L. & E. Zeiger. (2015). Plant Physiology Third Edition. Sinauer Associates. New York.
Tjitrosoepomo, Gembong. (2011). Morfologi Tumbuhan. UGM Press. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.

Anda mungkin juga menyukai