Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI
TUMBUHAN
MODUL 5
JARINGAN DASAR
(Untuk memenuhi salah satu nilai praktikum Mata Kuliah Anatomi Fisiologi
Tumbuhan)

DOSEN :
Apt. Eko Sri Wahyuningsih M. Farm

Oleh :
Nama: Nur Halimatus Sa’diyah
Kelas: 22416248201151
Nim: FM22E

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN
KARAWANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Jaringan tumbuhan terbentuk karena berlangsungnya
pembelahan dari sel-selyang dalam hal ini sel-sel yang terjadi tetap
melakukan hubungan-hubungan dengan erat antara yang satu dengan
yang lainnya. Selanjutnya pembentukkan jaringan- jaringan tersebut
sangat erat hubungannya pula dengan pembentukkan berbagai alat pada
tumbuhan, akar, batang, daun, bunga, buah dan lain sebagainya. Dalam
hal ini, tiap jaringan biasanya hanya melakukan satu proses dalam
hidupnya. Seperti; jaringan meristem yang mampu membelah terus
menerus dan membentuk sel-sel baru(Waluyo, 2006: 71).
Menurut Joko Waluyo (2006:77), jaringan epidermis merupakan
jaringan terluar tumbuhan yang meliputi seluruh tubuh tumbuhan mulai
dari akar, batang hingga daun. Epidermis biasanya hanya terdiri ataas
selaput sel yang pipih dan rapat. Pada epidermis berfungsi sebagai
pelindung jaringan didalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat.
Jaringan epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi
menjadi sel rambut akar, sel penutup pada stomata dan spina. Epidermis
seperti halnya kulit pada tubuh kita, merupakan komponen perlindungan
pertama untuk melawan kerusakan fisik dan organisme organisme
patogenik.
Tebal epidermis merupakan salah satu pertahanan struktural
yang terdapat pada tumbuhan, bahkan sebelum patogen datang dan
berkontak dengan tumbuhan (Agrios, 1996). Ketebalan dan kekuatan
dinding bagian luar sel sel epidermis merupakan faktor penting dalam
ketahanan beberapa jenis tumbuhan terhadap patogen tertentu
(Aliah,2015: 36).
1. 2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bentuk dari Jaringan Dasar?
2. Bagaimana Bentuk jaringan-jaringan penyusun pada tumbuhan?
3. Bagaimana Mahsiswa dapat mengetahui jaringan parenkim, kolenkim,
sklerenkim secara mikroskop?
4. 3 Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui dan menganalisa jaringan parenkim secara
mikroskop
2. Untuk mengetahui dan menganalisa jaringan kolenkim secara
mikroskop
3. Untuk mengetahui dan menganalisa jaringan sklerenkim secara
mikroskop
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1 Jaringan Dasar
Jaringan dalam adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan-jaringan yang berbeda dapat bekerja sama untuk
suatu fungsi fisiologi yang sama membentuk organ. Tumbuhan dapat
melakukan pertumbuhan secara terus-menerus karena memiliki suatu
jaringan yang bersifat embrional yang disebut sebagai jaringan meristem.
Jaringan meristem memiliki dua tipe utama jaringan, yaitu meristem apikal
dan meristem lateral. Jaringan meristem apikal merupakan jaringan
meristem yang memungkinkan jaringan tumbuhan tumbuh memanjang
(pertumbuhan primer) dan dapat ditemukan pada ujung akar, ujung batang
(tunas) serta di dalam kuncup aksilaris tunas. Sementara jaringan meristem
lateral merupakan jaringan yang memungkinkan terbentuknya kambium
vaskular sehingga menyebabkan pertumbuhan membesar (sekunder) pada
tumbuhan(Campbell et al., 2008).
Jaringan dasar adalah jaringan yang dalam hal ini mengisi sebagian
besar tumbuh- tumbuhanDalam hal ini fungsi utama dari jaringan dasar
pada tumbuhan ialah mengisi biomassayang menjalankan berbagai fungsi
fisiologi vital dan menopang serta memberi bentuk tubuh tumbuhan
(Anonim2021). Jaringan dasar biasanya dibagi menjadi 3 jenis antara lain,
parenkimkolenkimdan sklerenkim.
2.2 Macam-macam Jaringan Dasar
2 .2. 1 Parenkim
Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan
belum berdiferensiasi. Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air
disimpan oleh tanaman pada jaringan ini. Parenkim biasanya memiliki
dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan protoplas aktif
dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang
interseluler antar sel umum terdapat pada parenkim. Merupakan bagian
yang paling banyak terdapat padatumbuhan.Sel- sel penyusun jaringan
parenkim tidak terspesialisasi. Oleh karenaitu, sel- sel jaringan parenkim
dapat berubah menjadi jaringan lain. Sel- sel jaringan parenkim juga bersifat
fleksibel, lentur. Hal ini dimungkinkan karena dinding selnya tipis
(Mukhlisa, 2022).
Parenkim adalah jaringan dasar yang utama. Sel-sel parenkim
ditemukan pada akar dan batang terutama sebagai pengisi bagian korteks
batang, daun, bunga, buah, dan biji. Parenkim di daun yang berfungsi
sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis disebut juga klorenkim, yaitu
jaringan mesofil, yang mencakup jaringan tiang/palisade dan jaringan
spons. Disebut klorenkim karena ia mengandung klorofil
Berdasarkan fungsinya parenkim dibagi menjadi beberapa jenis
jaringan, yakni parenkim asimilasi, parenkim penimbun, parenkim air, dan
parenkim udara. Sedangkan berdasarkan bentuknya, parenkim dibagi
menjadi beberapa kelompok, yakni parenkim pagar, parenkim bunga
karang, parenkim bintang, parenkim lipatan, dan parenkim pengangkut
(Gloria, 2022)
2 .2. 2 Kolenkim
Kolenkim Jaringan kolenkim adalah jaringan hidup sebagai
penyokong dalam organel muda. Bentuknya prisma pendek atau bulat
memanjang. Bersifat plastisdan tersusun atas sel- sel hidup dengan
protoplasma yang aktif serta sel kolenkim dapat mengandung kloroplas.
Dapat ditemukan pada batang, daun serta pada bagian bunga dan buah.
Biasanya kolenkim terdapat langsung dibawah epidermis. Menurut
penebalan dinding, kolenkim dibedakan menjadi tiga jenis yaitu kolenkim
sudut, kolenkim papan, dan kolenkim lakuner. (Setiawan,2021)
2 .2. 3 Sklerenkim
Skelrenkim adalah jaringan penyokong yang dijumpai pada organ
tumbuhan yang tidak lagi mengalami pertumbuhan dan perkembangan atau
pada tumbuhan yang telah dewasa. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut
(serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-sel batu). Sklerenkim tidak
mengandung protoplas, sehingga sel-selnya telah mati. Dinding selnya tebal
karena berlangsung penebalan sekunder sebelumnya yang terdiri atas zat
lignin. Sklerenkim dibagi menjadi dua yakni serat sklerenkim (fibers) dan
sel batu (sklereid). Serat sklerenkim berbentuk ramping dan runcing serta
dinding sel yang mengalami penebalan dari zat kayu dan mengandung
lamella-lamela selulosa serta sel nya berbentuk polygon. Sedangkan
sklereid pada dindingnya tersusun atas selulosa yang mengandun lignin
yang tebal dan keras (Setiawan, 2021).
2.3 Klasifikasi Tanaman
1. Lidah Buaya
Kingdom: Plantae
Subkingdom:Tracheobionta
Superdivisi: Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Subdivisi: Spermatophytina
Kelas: Liliopsida
Subkelas: Liliidae
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera (L.). Burm. f.
2. Eceng Gondok
Kingdom : Planta
Sub Kingdom : Viridiplantae
Super Divisi: Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia Kunth
Spesies : Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms
3. Buah Pir
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Tracheobionta
Divisi : Spermatophita
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus Communis
4. Lidah mertua
Kingdom : Plantaeymax
Subkingdom:
Tracheobionta
Super Divisi: Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta Sub Divisi : Angiospermae Kelas :
Monocotyledonae Sub-kelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
Jenis : Sansevieria trifascita
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3. 1 Alat
Mikroskop cahaya, Gelas Object, Gelas Penutup, Pipet Tetes, Pinset,
Blade/silet, Tissue
3 . 2 Bahan
Batang eceng gondok, Batang rosela, Lidah buaya, Buah pear, Batang dan
dau Begonia, Tempurung kelapa, Tangkai lobak, Daun jeruk diiris
melintang, Daun seledri diiris melintang, Daun sansiviera (lidah mertua)
diiris melintang.
3 .2 Cara Kerja
1. Menyayat setipis mungkin bahan yang akan di amati dengan silet
2. Setelah di dqpqt sayatan yang tipis, letakkan bagian sayatan di atas kaca
preparat
3. Letakkan preprat padak meja objek mikroskop
4. Lakukan pengamatan dengan perbesaran menggunakan mikroskop
5. Dokumentasikan hasil yang di dapat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 1 Hasil
No Klasifikasi Tanaman Gambar Jaringan Keterangan
1. Lidah Buaya
Kingdom: Plantae Jaringan parenkim
Subkingdom:Tracheobiont
Air
a
Superdivisi: Meristem
Spermatophyta
Divisi: Magnoliophyta
Subdivisi:
Spermatophytina
Kelas: Liliopsida
Subkelas: Liliidae
Ordo: Asparagales
Famili: Asphodelaceae
Genus: Aloe
Spesies: Aloe vera (L.).
Burm. f.
2. Eceng Gondok
Kingdom : Planta Parenkim udara
Sub Kingdom :
Viridiplantae
Super Divisi: Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Super Ordo : Lilianae
Ordo : Commelinales
Famili : Pontederiaceae
Genus : Eichhornia Kunth
Spesies : Eichhornia
Crassipes (Mart.) Solms
3. Buah Pear Dinding Primer
Kingdom : Plantae sklerenkim
Sub Kingdom :
sel skelereid
Tracheobionta
Divisi : Spermatophita
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Rosales
Famili : Rosaceae
Genus : Pyrus
Spesies : Pyrus Communis
4. Lidah mertua
Kingdom : Plantaeymax Stomata
Subkingdom:
Tracheobionta Parenkim
Super Divisi:
Spermathophyta
Divisi : Magnoliophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Sub-kelas : Lilidae
Ordo : Liliales
Famili : Agavaceae
Genus : Sansevieria
Jenis : Sansevieria
trifasciata .
4. 2 Pembahasan
Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui struktur jaringan pada
tumbuhan. Pertama-tama tanaman disayat setipis kemudian bagian – bagian
jaringan pada objek diamati. Berdasarkan hasil pengamatan irisan ujung
akar pada tanaman lidah buaya di bawah mikroskop dengan perbesaran
4x10 di dapati jaringan parenkim air dan ditemukan jaringan meristem
berupa jaringan meristem primer. Jaringan meristem primer adalah jaringan
yang terbentuk dari sel embrional dan biasanya terdapat pada bagian ujung
batang dan ujung akar. Adapun fungsi dari jaringan meristem primer yaitu
membuat pertambahan tinggi ataupun memanjangnya ujung batang dan
ujung akar. Pada irisan membujur ujung akar Aloe vera terdapat bagian-
bagiannya
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah di lakukan pada tangkai
eceng gondok (Eichornia crassipes) terlihat adanya sel-sel yang bercabang-
cabang bentuknya agak membulat dan saling terangkai satu dengan yang
lain sehingga sel-sel parenkim tersebut berbentuk seperti rantai yang
tersusun. Juga di antara sel-sel tersebut terdapat rongga-rongga yang
merupakan ruang udara yang cukup besar yang menyebabkan tanaman ini
dapat mengapung di permukaan air.
Pada pengamatan buah pear (pyrus sp) dibawah mikroskop didapat
hasil jaringan Sklerenkim dan Sklereid ( Sel batu ). Sel batu pada buah pir
berbentuk Brakisklereid Pada umumnya terdiri dari satu lapis sklerenkim.
Ciri – cirinya yaitu selnya mati, bentuknya bulat, kotak, dindingnya
mengalami penebalan sekunder yang mengandung lignin pada seluruh
dindingnya, memiliki sifat yang elastis dan juga memiliki sklereid ( sel batu
). Sel batu (atau sklereid) adalah sel sklerenkim yang dibentuk oleh
pengendapan sekunder lignin pada dinding sel primer sel parenkim.
Perkembangannya berkaitan erat dengan sintesis, transfer, dan pengendapan
lignin. Sel batu dapat didistribusikan sebagai sel tunggal atau sebagai
agregat yang dikenal sebagai kelompok sel batu (SCCs; Nii et al., 2008 ).
Hasil pemeriksaan mikroskopik dengan pembesran 4x10 pada
tanaman lidah mertua memperlihatkan adanya jaringan parenkim dan
stomata.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Jaringan parenkim adalah jaringan yang dapat ditemukan hampir
disetiap bagian tumbuhan, karena merupakan jaringan dasar dari penyusun
tumbuhan tersebut. Jaringan parenkim berasal dari jaringan meristem yang
mampu terus berkembang dan kemudianmenjadi dewasa.
2. Setelah pengamatan pada mikroskop didapat hasil bahwa tumbuhan
lidah buaya memiliki jaringan parenkim air dan merisetem, pada tanaman
eceng gondok terdapat jaringan udara, pada buah pir teradapat jaringan
sklerenkim dan sel sklereid, pada tanaman lidh mertua teradapat jaringan
parenkim dan stomata.
5 .2 Saran
Saran untuk praktikum yang telah dilakukan ialah praktikan dapat
lebih teliti lagi dalam preparasi, sebaiknya praktikan lebih teliti dalam
menyayat sampel agar hasil mikroskopik yang didapatkan lebih baik dan
sesuai dengan literatur.
DAFTAR PUSTKA
Agrios, G.N. 1996. Ilmu Penyakit Tumbuhan. Edisi Ketiga. Terjemahan M.
Busnia.UGM-Press, Yogyakarta.
Aliah, N. 2015. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Cengkeh (Syzigium aromaticum)
Sebagai Repellent Semprot Terhadap Lalat Rumah.
Anonim. 2021. Buku Pedoman Penyusunan Poposal dan Laporan Skripsi.
Universitas Yudharta Pasuruan.
Campbell, NAJane B. R., Lisa AU., Michael L.C.Steven AW.Peter VM., Robert,
B. J(2008)Biologi (Edisi ke-8)Jakarta: Erlangga.
Dhaniaputri, R. (2015)Mata Kuliah Struktur dan Fisiologi Tumbuhan sebagai
Pengantar Pemahaman Proses Metabolisme Senyawa Fitokimia Prosiding
Seminar Nasional Pendidikan Biologi. FKIP.
Handayani, S(2017)Histochemical and chemical analysis of hypocotile Bruguiera
gymnorhiza (L) Lamk during the mature phase. Jurnal Teknologi Pangan,
10(2).
Nii N., Kawahara T., Nakao Y. (2008). Perkembangan sel batu pada buah pir
jepang . J.Hortik. Sains. Bioteknologi. 83 , 148–153. doi:
10.1080/14620316.2008.11512362 [ CrossRef ] [ Google Cendekia ] [
Daftar referensi ]
Peterson RL., Peterson, CA., Melville, L. H. (2008)Teaching Plant Anatomy
Through Creative Laboratory ExercisesNRC Research Press.
Waluyo, Joko. 2006.Biologi Dasar. Jember: Universitas Jember Press.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai