Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM

PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PRAKTIKUM IV : PENGAMATAN EPIDERMIS DAN


DERIVATNYA (STOMATA DAN TRIKOMA)

NAMA : HERNI ERNASARI


NIM : 08041282126052
KELOMPOK : 1 (SATU)
ASISTEN : NANDA DWI PUTRI

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
II. LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Epidermis
Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan fungsinya,
yang menutupi tubuh tumbuhan. Struktur yang demikian tersebut dapat
dihubungkan dengan peranan jaringan tersebut sebagai lapisan yang berhubungan
dengan lingkungan luar. Adanya bahan lemak, kutin dan kutikula dapat
membatasi penguapan, pada dinding terluar menjadikannnya kompak dan keras,
sehingga dapat dianggap sebagai penyokong mekanis. Di antara sel-sel epidermis
terdapat derifatnya antara lain yang disebut stomata, trikoma, sel kipas, sel silika
dan sel gabus (Hidayat, 1995).
2.2 Stomata
Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel epidermis
khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup terdapat sel-sel yang
mengelilinginya disebut sel tetangga. Sel penutup dapat membuka dan menutup
sesuai dengan kebutuhan tanaman akan transpirasinya, sedangkan sel-sel tetangga
turut serta dalam perubahan osmotik yang berhubungan dengan pergerakan sel
±sel penutup. Stomata terdapat pada semua bagian tumbuhan yang terdedah ke
udara, tetapi lebih banyak terdapat pada daun (Pandey, 1982).
Sel-sel penutup tanaman dikotil umumnya berbentuk ginjal, sedangkan
monokotil mempunyai bentuk seragam dan strukturnya spesifik yang jika dilihat
dari permukaan sel terlihat sempit di bagian tengah dan membesar pada ujungnya.
Dilihat dengan mikroskop elektron, protoplas dari kedua sel penutup saling
berhubungan melalui pori dinding yang membesar tersebut.karena adanya
sinambung ini, sel-sel penutup dianggap sebagai satu unit secara fisiologi dimana
terjadi keseimbangan perubahan turgor. Orientasi radial dari mikrofibril selulosa
pada dinding sel penutup dapat dilihat juga dengan mikroskop polarisasi.
(Fahn,1991).
Tipe stomata pada daun sangat bervariasi. Berdasarkan hubungan stomata
dengan sel epidermis sel tetangga ada banyak tipe stomata, Klasifikasi ini terpisah
dari klasifikasi berdasarkan perkembangan. Walaupun tipe yang berbeda dapat
terjadi pada satu familia yang sama ataudapat juga pada daun darispesies yang
sama. Struktur aparatus stomata dapat digunakan dalamstudi taksonomi (Fahn,

Universitas Sriwijaya
1991). Tipe stomata pada dikotil berdasarkan susunan sel epidermis yang
berdekatan dengan sel tetangga ada 5 yaitu sbb:

1. Anomositik/Ranunculaceous yaitu sel penutup dikelilingi oleh sejumlah


sel tertentu yang tidak berbeda dengan epidermis yang lain dalam bentuk
maupun ukurannya. Terdapat pada Ranunculaceae, Capparidaceae,
Cucurbitaceae dll.

2. Anisositik/Cruciferous yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel


tetangga yang ukurannya tidak sama, terdapat pada Cruciferae, Solanaceae

3. Parasitik/Rubiaceous yaitu tiap sel penjaga bergabung dengan satu atau


lebih sel tetangga, sumbu membujurnya sejajar dengan sumbu sel tetangga
dan apertur ,terdapat pada Rubiaceae dan Magnoliaceae.

4. Diasitik/Cariophyllaceus yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh dua sel


tetangga dengan dinding sel yang membentuk sudut siku-siku terhadap
sumbu membujur stoma, terdapat pada Cariophyllaceae dan Acanthaceae.

5. Aktinositik yaitu setiap sel penutup dikelilingi oleh sel tetangga yang
menyebar dalam radius Modifikasi tipe-tipe tersebut dan tipe tambahan
dapat terjadi pada spesies dari berbagai familia. Lebih dari satu tipe
stomata terkadang terjadi bersama-sama pada organ yang sama.

Kegiatan transpirasi terpengaruh oleh faktor luar dan dalam. Faktor luar
misalnya kecepatan angin, cahaya, air, kelembaban udara, suhu, tekanan udara.
Faktor dalam misalnya ketebalan daun, jumlah stomata/ mm2, adanya kutikula,
banyak sedikitnya trikoma/bulu daun dan bentuk serta lokasi stomata di
permukaannya. Sel epidermis yang menjadi sel tetangga tidak mempunyai
klorofil, sedangkan sel penutup stomata mengandung klorofil, fosfat organik,
enzim posporilase dan waktu pagi masih kedapatan adanya sedikit amilum di
dalamnya.
Proses membuka dan menutupnya stomata sangat dipengaruhi oleh
cahaya. Sel penutup mengandung amilum, dimana konsentrasinya lebih tinggi
pada malam hari dari pada siang karena telah berubah menjadi glukosa. Adanya
cahaya membangkitkan klorofil untuk fotosintesis, sehingga kadar CO2 dalam sel

Universitas Sriwijaya
tersebut menurun (mereduksi menjadi CH2O). Kenaikan pH lingkungan memacu
posporilase mengubah amilum menjadi glukosa-1-pospat. Terjadi kenaikan
osmose sehingga air masuk dari sel tetangga ke sel penutup, bertambahnya
volume menyebabkan turgor, sehingga terbukalah porus stomata (Dwijoseputro,
1978).

2.3 Trikoma
Pada epidermis sering terdapat alat tambahan, baik yang unisel ataupun
multisel yang disebut trikoma. Trikoma mempunyai struktur yang lebih padat
seperti tonjolan, struktur kelenjar, dan duri yeng terdiri atas sel epidermis atau
jaringan subepidermis, yang disebut emergence.Pada beberapa kasus, sukar
membedakan secara tegas kedua tipe alat tambahan ini tanpa mempelajari
ontogeninya. Karena itu, untuk praktisnya di sini digunakan istilah trikoma, baik
untuk alat tambahan yang berasal dari sel epidermis maupun dari subepidermis.
Sel trikoma ada yang mempunyai dinding sekunder dankadang-kadang
berlignin. Beberapa trikoma dapat kehilangan protoplashidupnya.Trikoma dapat
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu: trikoma yang tidakmenghasilkan sekret
dapat berbentuk rambut bersel satu atau sel banyak,rambut sisik yang memipih
dan bersel banyak, rambut bercabang dan bersel banyak, dan rambut akar.
Sedangkan trikoma yang menghasilkan sekret dapat bersel satu atau bersel banyak
dan berupa sisik, trikoma yang menghasilkan sekret yang kental atau koleter,
rambut gatal, dan trikoma yang menghasilkannektar (Hidayat, 1995).

Universitas Sriwijaya
III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Praktikum IV . Pengamatan Epidermis dan Derivatnya (Stomata


dan Trikoma).
. 3.2 Tujuan praktikum
Untuk mengamati dan mengenal bentuk-bentuk stomata dan trikoma.

3.3 Waktu dan Tempat Praktikum


Praktikum ini dilaksanakan pada pukul 13.00 tanggal 30
September 2022, di Laboratorium Fisiologi dan Perkembangan , Jurusan
Biologi FMIPA Unsri.

3.4 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini : Mikroskop, kaca objek, kaca
tutup, pisau silet, pipet tetes, kamera, alat tulis, botol , Tisue

3.5 Bahan/ Preparat


1. Anredera cordifolia (Daun Binahong)
2. Gynura procumbens (Daun Sambung Nyawa)
3. Plectranthus amboinicus (Batang Jinten)
4. Durio Zibenthinus (Daun Durian)
5. Solanum torvum (Batang cempokak)
6. Pandanus amryllifolius (Daun pandan wangi)

3.6 Cara Kerja


1. Buat sayatan atau sobek bagian punggung daun Anredera cordifolia dan
Gynura procumbens, tetesi air terlebih dahulu pada kaca objek kemudian
letakkan bagian bening punggung daun dikaca objek tersebut, setelah itu
tetesi dengan pewarna safranin dan tutup dengan kaca penutup.
2. Buat sayatan melintang pada batang jinten, letakkan sayatan pada kaca
objek kemudian tetesi air dan tutup dengan kaca penutup
3. Untuk Durio Zibenthinus kerik bagian punggung daun langsung pada kaca
objek hingga lepas seperti serbuk kuning, kemudian tetesi dengan air dan
tutup dengan kaca penutup.

Universitas Sriwijaya
4. Pada batang cempokak cukup kerik pada bagian batang langsung diatas
kaca objek kemudian tetesi dengan air dan tutup dengan kaca penutup.
5. Pada daun pandan wangi digunakan teknik replika dengan cara siapkan
daun pandan wangi yang sudah diambil permukaan atas dan bawahnya
bersihkan dengan tissue untuk menghilangkan debu atau kotoran. Olesi
permukaan daun dengan kuteks bening biarkan hingga mengering, olesan
yang sudah kering ditempel isolasi, setelah beberapa menit isolasi
dikelupas pelan-pelan, lalu tempelkan pada kaca objek.
6. Amati preparat dibawah mikroskop, catat perbesarannya, foto dan
diengkapi bagian-bagianya.

Universitas Sriwijaya
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Anredera cordifolia (Daun Binahong)

Preparat: Daun Anredera cardifolia

Klasifikasi
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Caryophyllales
Famili : Basellaceae
Genus : Anredera
Spesies : Andera cordifolia

3 4

Keterangan :
1. Stoma
2. Sel Penjaga
3. Sel Tetangga

Universitas Sriwijaya
Pembahasan

Setelah dilakukan praktikum sayatan paradermal permukaan bawah daun


binahong dengan mikroskop perbesaran 10 x 40 dan menggunakan pewarnaan
safranin dapat dilihat jelas bentuk stomata pada daun binahong ini. Bagian
yang diamati adalah bagian abaksial atau permukaan bawah daun. Terlihat
pada setiap sel penutup dikelilingi oleh 3 sel tetangga yang ukurannya tidak
sama besar. Maka dapat ditentukan bahwa tipe stomata pada daun binahong ini
adalah tipe stomata anisositik.
Bagian yang dipilih adalah bagian abaksial karena pada daun binahong ini
stomatanya banyak tersebar dibagian abaksial. Penyebaran stomata tipe potato
apabila jumlah stomata adaxial lebih sedikit dan abaxial jumlah stomata lebih
banyak pada permukaan daun (Pandey dan Chandha, 1996). Pada
permukaan daun terdapat sejumlah stomata yang merupakan derivat dari
epidermis. Secara fisiologi stomata berperan sangat penting dalam fotosintesis,
transpirasi dan respirasi (Larcher, 1995; Tambaru, 2012). Stomata merupakan
tempat pertukaran gas CO2 dari luar ke dalam jaringan tumbuhan
dan oksigen dari jaringan tumbuhan ke atmosfir.

Universitas Sriwijaya
4.2 Gynura procumbens (Daun Sambung Nyawa)

Preparat: Daun Gynura procumbens

Klasifikasi
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Gynura
Spesies : Gynura procumbens

Keterangan :
1. Celah Stomata
2. Sel penjaga

Universitas Sriwijaya
Pembahasan
Setelah dilakukan praktikum yang telah dilakukan pada pengamatan
bagian abaksial daun sambung dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 40
dapat dilihat jelas stomatanya. Telihat sel penutup dikelilingi oleh beberapa sel
yang bentuk bentuk dan ukurannya sama dengan sel epidermis lainnya
sehingga sel penjaganya tidak dapat dibedakan dengan jelas. Tipe stomata
seperti ini disebut tipe stomata anomositik.
Semakin banyak intensitas cahaya matahari yang diterima, stomata akan
terbuka semakin lebar dan semakin panjang sehingga pertukaran CO2
meningkat, dan didukung oleh penurunan presentase kelembapan udara,
menyebabkan laju transpirasi dan penyerapan unsur hara dari tanah ke dalam
tanaman dengan gaya kapiler meningkat, semakin tinggi pula laju fotosintesis,
maka laju penimbunan berat kering tanaman meningkat. Seperti yang
dinyatakan oleh Rachmawati et al., (2009) laju transpirasi tinggi akan memacu
akar menarik air lebih banyak sehingga meningkatkan pasokan nutrisi.

Universitas Sriwijaya
4.3 Plectranthus amboinicus (Batang Jinten)

Preparat: Batang Plectranthus amboinicus

Klasifikasi
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Plectranhtus
Spesies : Plectranthus amboinicus

2
4
3

Keterangan :
1. trikoma grandular
2. Trikoma non-grandular
3. Kolenkim
4. Parenkim

Universitas Sriwijaya
Pembahasan
Setelah dilakukan praktikum pengamatan sayatan melintang batang jinten
dengan perbesaran 10 x 40 dapat dilihat berbagai jenis tipe trikoma. Pada
batang Plectranthus amboinicus ditemukan jenis trikoma dengan tipe grandula
dan non-grandula. Tipe grandula terlihat dari bentuknya yang seperti memiliki
tangkai dan kepala. Untuk trikoma non-grandular bentuknya yang tidak
bercabang seperti rambut tunggal menandakan bahwa ini adalah tipe trikoma
ber sel satu atau multisel.
Trikoma pada genus Solanum berbentuk seperti stellata, berambut
sederhana, menyerupai jarum, dan hidatoda. tipe trikoma pada tumbuhan famili
solanaceae masih sedikit, padahal pada masing-masing spesies tumbuhan
tersebut dapat memiliki tipe trikoma yang berbeda. Menurutnya Daryanto,
(2012) solanaceae dapat ditemukan dimana saja sehingga dapat memudahkan
mahasiswa untuk mendapatkan preparat yang akan diamati dan dipelajari
bentuk trikomanya.

Universitas Sriwijaya
4.4 Durio zibethinus (Daun Durian)

Preparat: Daun Durio zibethinus

Klasifikasi

Kelas : Dikotiledoneae

Ordo : Malvales

Famili : Malvaceae

Genus : Durio

Spesies : Durio zibethinus

Keterangan :

1. Trikoma

Universitas Sriwijaya
Pembahasan

Setelah dilakukan praktikum pengamatan trikoma daun durian (Durio


zibethinus) di perbesaran 10 x 40 didapatkan hasil yaitu bentuk trikoma seperti
bunga atau lebih dikenal dengan nama sisik (Olea), dan sering disebut juga
seperti perisai. Trikoma ini termasuk kedalam trikoma non-glandular dan
trikoma sel yang termasuk kedalam multiseluler. Pengamatan trikoma pada
daun durian ini cukup dikerik bagian punggung daun hingga bagian serbuk
kuning terlepas, serbuk kuning itulah yang merupakan trikoma.
Trikoma yang tidak menghasilkan secret (trikoma non-glandular) yaitu
salah satunya ialah rambut sisik yang memipih dan bersel banyak, contohnya
pada daun durian (Durio zibethinus). Menurut Mulyani (2006), Trikoma
berbentuk sisik, pipih, dan multisel.ada yang tidak bertangkai (sessile), disebut
sisik dan ada yang bertangkai sehingga seperti perisai, misalnya pada Olea.
.Menurut Kartosapoetra (1988), para ahli ada yang membedakan trikoma
ini dengan memperhatikan kepala bentuknya, yaitu trikoma sebagai rambut
trikoma sebagai sisik. Yang termasuk dalam trikoma sebagai rambut (hairs)
ialah trikoma unicelluler, sedangkan yang dimaksud dengantrikoma sebagai
sisik (peltate hairs, scale) yaitu trikoma yang dianggap berbentuk peltatus atau
perisai/sisik, bagian bawah trikoma ini melekat pada permukaan epidermis.

Universitas Sriwijaya
4.5 Solanus torvum (Batang cempokak)

Preparat: Batang Solanum torvum

Klasifikasi

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Solanales

Famili : Solanaceae

Genus : Solanum

Spesies : Solanum torvum

Keterangan :
1. Trikoma berbentuk bintang

Universitas Sriwijaya
Pembahasan
Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan didapatkan hasil pada bagian
batang tumbuhan terung cepoka (Solanum torvum) yang bagian trikomanya
dikerik didapatkan trikoma tipe non glandular dengan bentuk stellata menyerupai
bintang multiseluler. Pada bagian adaksial daun terdapat trikoma tipe glandular
dengan bentuk hidatoda (short capitate) multiseluler. Sedangkan pada bagian
abaksial daun hanya didapatkan trikoma tipe non glandular dengan bentuk stellata.
Tipe trikoma pada batang solanum torvum yang seperti bintang dan bercabang
membuat tonjolan trikoma ini dapat dilihat dengan jelas tanpa harus diamati
dibawah mikroskop.
Fungsi trikoma ini diantanya mengurangi penguapan (apabila terdapat
pada epidermis daun). Meneruskan rangsangan. melindungi tumbuhan dari
gangguan hewan. Membantu penyebaran biji. Membantu penyerbukan bunga.
Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah. Tanaman terung
takokak (Solanum torvum) potensi tumbuh subur pada iklim sub tropis dan tropis
tersebar seluruh wilayah Indonesia. Nama lain terung ini dikenal dengan terung
pokak, terung gelatik, terung pipit dan dikonsumsi sebagian masyarakat pedesaan
dalam masakan kuliner sepertu botok, tumis, balado, aneka sambal seperti sambel
teri, sambel tomat, dan lainya. Menurut Jaiswal (2012), di luar negeri Solanum
torvum adalah buah buni.

Universitas Sriwijaya
4.6 Pandanus amryllifolius (Daun Pandan Wangi)

Preparat: Daun Pandanus amryllifolius

Klasifikasi

Kelas : Liliopsida

Ordo : Pandanales

Famili : Pandaneceae

Genus : Pandanus

Spesies : Pandanus amryllifolius

Keterangan : 4

1. Celah Stomata
2. Sel penutup
3. Sel tetangga
4. Papila

Universitas Sriwijaya
Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilakukan pengamatan pada bagian


abaksial daun pandanus amaryllifolius dengan perbesaran mikroskop 10 x 10
dapat dilihat dengnn jelas stomatanya. Pengamatan stomata pada daun pandan
dipratikum ini menggunakan teknik replika berbeda dengan beberapa tanaman
lain yang menggunakan teknik sayatan atau sobekan. stomata yang teramati pada
epidermis bawah Pandanus amaryllifolius ini memiliki empat sel tetangga
sehingga disebut dengan tetrasitik, terdapat papilla pada sel penutupnya.
Rahayu et al. (2011) menyatakan, semua spesies pandan termasuk
Pandanus amaryllifolius yang diamati memiliki tipe stomata tetrasitik.
Penampang paradermal daun Pandanus amaryllifolius diamati memiliki papilla
pada epidermis bawahnya. Papila yang diamati pada sel epidermis bawah terdiri
dari 2-6 papila yang tersusun dalam satu baris. Papila yang terlihat pada sel
tetangga selalu tersusun pada empat hingga lima baris lurus seperti yang
ditemukan pada Pandanus amaryllifolius.
Dalam identifikasi stomata diperlukan beberapa metode yang efisien, salah
satunya adalah stomatal printing. Metode stomatal printing atau replika
merupakan teknik pembuatan preparat stomata menggunakan cat kuku transparan
sebagai agen pencetak bagian epidermal daun. Pengolesan cat kuku transparan
pada bagian bawah daun (abaksial) dapat menghasilkan cetakan bagian epidermal
daun melalui hasil kupasan plester bening dengan pengamatan di bawah
mikroskop (Sari, D. P. & Harlita, 2018). Berdasarkan hal tersebut, maka
dilakukan identifikasi tipe stomata pada beberapa daun tumbuhan dengan metode
stomatal printing. Dengan metode tersebut diharapkan dapat diperoleh preparat
stomata yang jelas secara efisien sehingga memudahkan dalam identifikasi tipe
stomata.

Universitas Sriwijaya
V. KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan


beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Epidermis adalah sistem sel-sel yang bervariasi struktur dan


fungsinya, yang menutupi tubuh tumbuhan.

2. Stomata adalah celah diantara epidermis yang diapit oleh 2 sel


epidermis khusus yang disebut sel penutup. Di dekat sel penutup
terdapat sel-sel yang mengelilinginya disebut sel tetangga.

3. Pada epidermis sering terdapat alat tambahan, baik yang unisel


ataupun multisel yang disebut trikoma

4. Tipe stomata pada daun binahong adalah tipe stomata anisositik.


5. Pada daun sambung nyawa terlihat sel penutup dikelilingi oleh
beberapa sel yang bentuk bentuk dan ukurannya sama dengan sel
epidermis lainnya sehingga sel penjaganya tidak dapat dibedakan
dengan jelas. Tipe stomata seperti ini disebut tipe stomata
anomositik.

6. Pada batang Plectranthus amboinicus ditemukan jenis trikoma dengan


tipe grandula dan non-grandula.

7. Pada daun durian ditemukan bentuk trikoma seperti bunga atau lebih
dikenal dengan nama sisik (Olea), dan sering disebut juga seperti
perisai.

8. Tipe trikoma pada batang solanum torvum yang seperti bintang yang
merupakan trikoma non-grandular.

9. Pengamatan stomata pada daun pandan dipratikum ini menggunakan


teknik replica. stomata yang teramati pada epidermis bawah

Universitas Sriwijaya
Pandanus amaryllifolius ini memiliki empat sel tetangga sehingga
disebut dengan tetrasitik, terdapat papilla pada sel penutupnya.

Universitas Sriwijaya
DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. (2012). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa


Kartasapoetra. 1988. Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: Bina Aksara.
Larcher, W., 1995.  Physiological Plant  Ecology Ecophysiology and Stress
Physiology of Functional Groups. Third Edition. Springer-Verlag Berlin
Heidelberg. Printed in Berlin, 506 pp.

Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: PT Kanisius.


Pandey, S.N. and A. Chandha,1996. A Texbook of Botany Plant Anatomy and
Economic Botany. Volume III. Vikas Publishing House PVT LTD New
Delhi, pp. 96-103.
Sari, D.P. & Harlita. 2018. Preparasi Hand Free Section dengan Teknik Replika
untuk Identifikasi Stomata. Proceeding Biology Education Conference, 15
(1): 660 - 664.
Tambaru, E., 2012. Potensi Absorpsi Karbon Dioksida pada Beberapa Jenis Pohon
Hutan Kota di Kota Makassar. Disertasi Pascasarjana Universitas
Hasanuddin Makassar, hal. 63-64.

Universitas Sriwijaya

Anda mungkin juga menyukai