Anda di halaman 1dari 11

Nama : Silvia Oktovia Putri

NIM : 2010251020

Prodi : Proteksi Tanaman

Kelas : DDFT Prot-B (Praktikum)

STOMATA PADA TANAMAN

A. Tujuan Praktikum
1. Mengetahui bentuk, ukuran, dan densitas stomata permukaan atas dan
bawah daun
2. Membedakan morfologi stomata menutup dan membuka.
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas stomata

B. Prosedur kerja
a. Bahan dan Alat
Alat yang digunakan adalah gelas benda dan penutup,isolasi transparan,
kutek warna transparan, kertas label, gunting, mikroskop. Bahan yang
digunakan adalah daun tanaman padi dan eceng gondok yang diambil
pada jam 08.00-10.00.

b. Cara Kerja
1. Daun daun yang sudah diambil permukaan atas dan bawahnya
dibersihkan ditiup atau dengan tissue untuk menghilangkan
debu/kotoran.
2. Olesi dengan kutek (tipis,1xoles) dibiarkan 1-10 menit, supaya kering
3. Olesan yang sudah keringditempeli isolasi dan diratakan
4. Isolasi dikelupas/diambil pelan-pelan,lalu tempelkan pada objek glass
5. Diratakan dan diberi label
6. Pengamatan jumlah stomata per bidang pandang menggunakan
mikroskop. Cara penghitungan stomata dengan pembagian bidang
pandang dalam beberapa sektor kemudian dikalikan jumlah sektornya.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Nama Tipe Stomata Gambar Stomata


Tanaman
1. Mentimun Anomositik/Ranucul
aceae

2. Pare Anomositik/Ranucul
aceae

3. Alpukat Anomositik/Ranucul
aceae
4. Anyelir Diasitik

5. Cabai Anisositik/Cruiferae
Rawit

6. Telang Parasitik/Rubiceae

7. Putri Malu Parasitik/Rubiceae


8. Paprika Anisositik/Cruiferae

9 Adam Tetrasitik
hawa
(Rhoeo
discolor)

10. Tembakau Anisositik/Cruiferae

11. Padi kriptofor

A B C

Stomata ialah bagian dari daun yang berbentuk layaknya lubang pori-pori
yang kecil dan berbentuk lonjong. Bentuk dari stomata ini terbentuk dari sel penutup
yang berjumlah 2 dimana yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Hal ini sesuai
dengan pernyataan dari Kertasapura (1988) yang menyatakan bahwa stomata berasal
dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-
lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang
disebut sel penutup (Guard Cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel
epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur
besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata pada umumnya terdapat pada bagian-
bagian tumbuhan yang berwarna hijau, terutama sekali pada daun-daun tanaman. Pada
submerged aquatic plant atau tumbuhan yang hidup dibawah permukaan air terdapat alat-alat
yang strukturnya mirip dengan stomata, padahalalat-alat tersebut bukanlah stomata.
Pada daun-daun yang berwarna hijau stomata terdapat pada satu permukaannya saja.

Stomata memiliki mekanisme buka tutup dimana yang dipengaruhi oleh


tekanan turgor, dan juga perubahan dari konsentrasi dari karbon dioksida, perubahan
kandungan asam absisat, dan pengaruh dari kadar cahaya. Pada kondisi yang ekstrim
seperti panas berlebih, stomata dipaksa menutup agar mengurangi laju transpirasi dan
pada saat kelebihan air stomata akan membuka selebar-lebarnya agar mempercepat
laju transpirasi agar tumbuhan tidak kelebihan air. Hal ini bertujuan untuk sebagai
alat adaptasi. Senyawa yang banyak berperan dalam membuka dan menutupnya
stomata adalah asam absisat. Mekanisme membuka dan menutup stomata pada
tanaman yang toleran terhadap cekaman kekeringan sangat efektif sehingga jaringan
tanaman dapat menghindari kehilangan air melalui penguapan. Tipe stomata yang
berbeda dipengaruhi olek kondisi lingkungan, habitat tanaman tersebut dan anatomi
tanaman itu sendiri. Tanaman dengan kondisi kekurangan air memiliki stomata
dengan kerapatan rendah serta memiliki sel buliform berukuran besar dengan
kerapatan relative besar Sedangkan pada kondisi kelebihan air memiliki stomata
dengan kerapatan tinggi. Pendapat ini juga diperkuat oleh pernyataan Arifin (2010)
yang menyatakan bahwa sel yang mengelilingi stomata atau biasa disebut dengan sel
tetangga berperan dalam perubahan osmotik yang menyebabkan gerakan sel penutup.
Sel penutup letaknya dapat sama tinggi, lebih tinggi atau lebih rendah dari sel
epidermis lainnya. Bila sama tinggi dengan permukaan epidermis lainnya disebut
faneropor, sedangkan jika menonjol atau tenggelam di bawah permukaan disebut
kriptopor. Campbell et al (2003) menyatakan juga bahwa masing-masing stomata
diapit oleh sepasang sel penjaga, yang berbentuk sperti ginjal pada tumbuhan dikotil
dan berbentuk halter pada tumbuhan monokotil. Sel-sel penjaga dikelilingi oleh sel
tetangga epidermal disekitar ruangan udara sampai ke jaringan ruangan udara pada
daun. Sel penjaga mengontrol diameter stomata dengan cara mengubah bentuk yang akan
melebarkan atau menyempitkan celah di antara kedua sel tersebut. Ketika sel
penjaga mengambil air melalui osmosis, sel penjaga akan membengkak dan semakin dalam
keadaan turgid. Pada sebagian besar tumbuhan dikotil di dinding sel-sel penjaganya
mempunyai ketebalan yang tidak seragam, serta mikrofibril selulosa yang
diorientasikan ke suatu arah sehingga sel-sel penjaga itu menutup kearah atas ketika
mereka dalam keadaan turgid. Hal ini meningkatkan ukuran celah antar sel, ketika sel
kekurangan air dan menjadi lembek serta mengkerut sel-sel tersebut akan mengecil secara
bersamaan kemudian menutup ruangan diantaranya.

Secara morfologi, terdapat 5 tipe stomata pada tumbuhan dikotil, yaitu:


1. Tipe anomosit ( Ranunculaceous)
Pada tipe anomosit, sel penutup dikelilingi sejumlah sel tertentu yang tidak
dapat dibedakan bentuk dan ukurannya dari sel epidermis yang lain.
2. Tipe anisosit (Cruciferous)
Pada tipe anisosit, sel penutup dikelilingi oleh tiga sel tetangga yang tidak
sama ukurannya.
3. Tipe parasit (Rubiaceous)
Pada tipe parasit, setiap sel penutup didampingi oleh satu atau lebih sel
tetangga yang letaknya sejajar dengan stomata. Tipe ini biasa terdapat pada
Rubiaceae, Magnoliaceae, Convolvulaceae, dan Mimosaceae, beberapa genus
dari Papilionaceae seperti Ononis, Arachis, Phaseolus, dan Psoralea, dan
berbagai spesies dari familia lain.
4. Tipe diasit (Caryophillaceous)
Pada tipe diasit, setiap stomata dikelilingi oleh dua sel tetangga yang letaknya
memotong stomata.

5. Tipe aktinosit
Tipe aktinosit merupakan variasi dari tipe diasit. Stomatanya dikelilingi sel
tetangga yang teratur menjari.
(Melcalfe dan Chalk, 1950)

Berdasarkan letak dari sel penutup nya, terdapat 3 tipe stomata


1. Tipe paneropor
- Sel penutup terletak sejajar dengan permukaan helaian daun
- Terdapat pada tumbuhan yang tergolong Xerophyta
2. Tipe kriptopor
- Stomata letaknya tenggelam pada permukaan daun
- Terdapat pada tumbuhan Xerophyta dan tumbuhan yang berdaun kaku
serta tebal (Pinus sp dan Ficus sp)
3. Tipe menonjol
- Sel penutup lebih tinggi dari pada sel-sel epidermis
- Terhadap pada tumbuhan air yang daunnya terapung (Nymphea sp)

Panjang dan lebar stomata berkaitan erat dengan ukuran porus stomata,
semakin besar ukuran stomata maka porus stomata juga akan semakin besar. Hal ini
mengakibatkan tingginya laju transpirasi karena air yang keluar lebih banyak
sehingga akan meningkatkan serapan unsur hara dari dalam tanah. Unsur hara yang
diserap akan digunakan untuk proses fotosintesis yang menyebabkan peningkatan laju
fotosintesis yang akan berpengaruh pada meningkatnya pertumbuhan dan
perkembangan tanaman . Menurut Juairiyah [19], ukuran panjang stomata
diklasifikasikan menjadi tiga: ukuran kurang panjang (< 20 μm), ukuran panjang (20–
25 μm), dan ukuran sangat panjang (> 25 μm), sementara ukuran lebar juga
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu ukuran kurang lebar (˂19,42 μm), ukuran lebar
(19,42-38,84 μm), dan ukuran sangat lebar (˃38,84 μm).

Banyaknya stomata kira-kira meliputi 0,1 persen dari luas daun. Pada
sebagian besar tanaman, stomata terdapat pada bagian bawah daun. Pada perhitungan
banyaknya stomata pada berbagai jenis tanaman, maka banyaknya stomata pada
permukaan atas daun berkisar antara 0-100 buah, sedangkan di bagian bawah daun
berkisar antara 0-600 buah (Darmawan dan Baharsjah, 2010). Stomata biasanya
ditemukan pada bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara terutama di daun,
batang dan rizoma. Stomata umumnya terdapat pada permukaan bawah daun, tetapi
ada beberapa spesies tumbuhan dengan stomata pada permukaan atas dan bawah
daun. Stomata pada tumbuhan yang daunnya mengapung dipermukaan air, hanya
terdapat pada permukaan atas saja. Hal ini berkaitan dengan pemasukan dan
pengeluaran air yang dilakukan daun dalam melaksanakan fungsi transpirasi dan
respirasi. Kajian struktur sel epidermis dan stomata daun khususnya pada tumbuhan
air belum diketahui secara jelas dan masih terbatas mengenai keberadaan letak
stomatanya saja. Oleh sebab itu penelitian ini perlu dilakukan untuk memberikan
informasi ilmiah tentang struktur sel epidermis dan stomata tumbuhan air.

D. Kesimpulan
Stomata ialah bagian dari daun yang berbentuk layaknya lubang pori-pori
yang kecil dan berbentuk lonjong. Bentuk dari stomata ini terbentuk dari sel penutup
yang berjumlah 2 dimana yang dikelilingi oleh beberapa sel tetangga. Stomata
memiliki mekanisme buka tutup dimana yang dipengaruhi oleh tekanan turgor, dan
juga perubahan dari konsentrasi dari karbon dioksida, perubahan kandungan asam
absisat, dan pengaruh dari kadar cahaya. Pada kondisi yang ekstrim seperti panas
berlebih, stomata dipaksa menutup agar mengurangi laju transpirasi dan pada saat
kelebihan air stomata akan membuka selebar-lebarnya agar mempercepat laju
transpirasi agar tumbuhan tidak kelebihan air. Hal ini bertujuan untuk sebagai alat
adaptasi. Banyaknya stomata kira-kira meliputi 0,1 persen dari luas daun. Pada
sebagian besar tanaman, stomata terdapat pada bagian bawah daun. Pada perhitungan
banyaknya stomata pada berbagai jenis tanaman, maka banyaknya stomata pada
permukaan atas daun berkisar antara 0-100 buah, sedangkan di bagian bawah daun
berkisar antara 0-600 buah.

DAFTAR PUSTAKA
Arifin. 2010. Jaringan Epidermis Dan Derivatnya. (online).
(http://arifinbits.wordpress.com/2010/04/01/jaringan-epidermis-dan-derivatnya/). di
akses tanggal 18 April 2017.

Campbell et al. 2003. Biologi jilid 2. Jakarta : Erlangga.

L. Juairiah, “Studi karakteristik stomata beberapa jenis tanaman revegetasi di lahan


pasca penambangan timah di Bangka”, Widyariset 17 (2) : 213-218, 2014.

Kartasaputra, A.G. 1998. Pengantar Anatomi Tumbuh-tumbuhan, tentang Sel


dan Jaringan. Jakarta : Bina Aksara. 

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai