Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SEMESTER GENAP

Dosen Pengampu: 1. Dr. Hj. Ria Yulia Gloria, M.Pd

2. Novianti Muspiroh, M.P

Asisten Praktikum: 1. Dinah Fauziyyah

2. Srie Dwi Rahayu

Disusun Oleh:

Nama : Muhamad Syahrulloh

NIM : 2108106043

Kelas : Biologi B

UNIT LABORATORIUM MIPA

IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

2022
ACARA PRAKTIKUM KE-2

JARINGAN EPIDERMIS DAN DERIVAT EPIDERMIS PADA BERBAGAI ORGAN


TANAMAN

A. Tujuan
1. Untuk mengamati struktur dan bentuk jaringan epidermis di berbagai organ
tanaman.
2. Untuk mengamati struktur dan bentuk derivat dari epidermis pada organ batang,
akar dan daun di berbagai tanaman.
B. Dasar Teori
Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi yang
sama. Epidermis merupakan lapisan sel-sel yang paling luar dan menutupi permukaan
daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan ontogeninya, epidermis berasal
dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis berfungsi sebagai pelindung
bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya, epidermis dapat
dikembangkan dan mengalami modifikasi seperti stomata dan trikomata. (Rompas,
2011)
Menurut Bagod Sudjadi dan Siti Laila (2005:30), jaringan epidermis
merupakan lapisan sel yang paling luar pada daun, akar, buah, biji, dan batang. Kata
epidermis berasal dari bahasa Yunani (epi = diatas/menutupi; derma = kulit). Jaringan
epidermis biasanya terdiri atas deretan sel tunggal yang menutupi dan melindungi
semua bagian tumbuhan yang masih muda. Sel-sel epidermis sering kali memiliki ciri
dan fungsi khusus yang berkaitan dengan fungsi utama organ yang ditutupi. Jaringan
epidermis dapat juga berkembang dan mengalami modifikasi menjadi sel rambut akar,
sel penutup pada stomata dan spina. (Kurnia et al., 2014)
Menurut fungsi, bentuk, ukuran dan susunan sel-sel epidermis tidaklah sama
atau berbeda pada berbagai jenis tumbuhan, demikian juga dengan bentuk atau tipe
stomata. Walaupun berbeda epidermisnya, semua epidermi tersusun rapat satu sama
lain dan membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. (Rompas, 2011)
Epidermis merupakan bagian utama pelindung bagian luar dari tumbuhan. Sel-
sel epidermis juga mengalami modifikasi membentuk variasi seperti stomata dan
rambut. Epidermis, umum nya satu lapis sel, melindungi bagian dalam batang, daun,
dan akar pada tumbuhan muda. Sel-sel hidup, memiliki dinding sel setebal dinding sel
primer, dan bagian permukaan luarnya ditutupi oleh kutikula yang dilapisi lilin. Sel-
selnya berhubungan dengan sangat rapat dalam pola yang berbeda-beda. Stomata
merupakan bagian yang terbuka pada epidermis, terutama pada lapisan bawah daun.
Stomata mengatur pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata dibentuk oleh dua sel
khusus epidermis yang disebut sel pelindung/penutup, yang mengatur diameter pori-
pori. (Pro, 1989)
Jaringan epidermis selalu terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan.
Artinya bahwa fungsi lapisan epidermis adalah melindungi bagian dalam organ
bersangkutan dari keadaan seperti hilangnya air karena penguapan, kerusakan
mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan. (Arifin & Husein, 2016)
Adapun ciri-ciri jaringan epidermis yaitu (1) memiliki susunan sel rapat tanpa
disertai ruang antarsel. (2) terdiri dari sel-sel hidup. (3) dinding sel yang berbeda-beda
pada berbagai jenis tumbuhan. (4) memiliki protoplasma hidup yang mengandung
kristal garam, getah, kristal, silikat, dan minyak. (5) memiliki vakuola yang berukuran
besar yang dapat bersisi antosianim. (6) tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup,
pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah naungan. (7) mengalami modifikasi dengan
membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata (rambut-
rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), dan sel kipas. Adapun fungsi dari jaringan
epidermis yaitu (1) melindungi sel-sel bagian dalamnya. (2) mengurangi penguapan.
(3) penyerapan dan penyimpan air. (Herawadi, 2020)
Derivat epidermis pada tumbuhan merupakan jaringan terluar pada tumbuhan
baik pada bagian akar maupun batang maupun daun. Berikut nama-nama derivat
epidermis adalah Buliform (sel kipas), velamen, lenti sel, stomata, dan trikoma. (1)
Buliform, derivat epidermis pada rumput-rumputan yang berfungsi sebagai
penyimpanan air pada selnya. (2) Velamen, Derivat epidermis pada anggrek yang
menutupi akar tanaman epifit. (3) Lenti sel, Derivat epidermis pada "batang" berperan
pada proses transpirasi dan respirasi. (4) stomata, Derivat epidermis yang berperan
proses respirasi dan transportasi pada "daun". (5) trikoma, Derivat epidermis pada
rambut biji kapas/Gossypium yang berperan sebagai bahan tekstil, Derivat epidermis
pada rambut buah kapok/Ceiba pentandra yang berperan sebagai salah satu bahan
untuk membuat kasur, Derivat epidermis pada rambut kelenjar daun Mentha piperita
yang berperan sebagai bahan obat yang mengandung minyak permen, Derivat
epidermis pada rambut kelenjar daun Mentha piperita yang berperan sebagai aroma
pada air teh umumnya terdapat pada rambut daun, biji, dan buah.
Jaringan epidermis daun terdiri atas satu lapis sel dan terdapat pada bagian atas dan
bawah daun. Pada lapisan epidermis daun, terdapat beberapa derivat epidermis, seperti
stomata yang berperan dalam pertukaran gas, trikoma, dan sel kipas. Dinding sel
epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang menghadap
keluar dinding lebih tebal dan tetutup kutikula yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan. (Kurnia et al., 2014)
Stomata adalah lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-
masing dibatasi oleh dua buah “guard cell” atau sel-sel penutup. Stomata umumnya
terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau. Sebuah stomata terdiri
dari beberapa bagian, yaitu: bagian sel penutup, bagian celah, bagian yang merupakan
sel tetangga, serta ruang udara dalam. Fungsi stomata bagi tumbuhan adalah sebagai
berikut (1) Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis. (2)
Sebagai jalan penguapan (transpirasi). (3) Sebagai jalan pernafasan (respirasi). (Kurnia
et al., 2014)
Trikomata merupakan rambut-rambut yang tumbuh yang berasal dari sel-sel
epidermis yang bentuk, susunan, serta fungsinya bervariasi. Trikomata terdapat
hampir pada semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya), selama organ-
organ tumbuhan itu masih hidup/aktif. Disamping itu juga terdapat trikomata yang
hidupnya hanya sebentar. Fungsi trikomata pada tumbuhan yaitu (1) Dapat
memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama mencegah
penguapan yang berlebihan. (2) Sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah. (3)
Sebagai pembantu penyebaran biji serta pengisapan air dan memungkinkan biji-biji itu
tumbuh (kapas). (3) Sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar. (4) Alat penerus
rangsangan yang datang dari luar, yaitu trikomata yang terdiri dari sel-sel hidup. (5)
Alat sekresi. (Kurnia et al., 2014)
Sel Kipas (buliform cell) merupakan sel-sel yang berukuran lebih besar
dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan
mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan
pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel
berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika
udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas
permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya
daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut. (Kurnia et al.,
2014)
C. Metodologi
1. Alat
1) Cawan petri dan objek glass
2) Pipet tetes
3) Gelas kimia 50 ml
4) Solatip
5) Cover glass
6) Silet
7) Kutek kuku
8) Mikroskop
2. Bahan
1) Daun soka (Saracca asoka)
2) Daun mangga (Mangifera indica)
3) Daun waru (Hibiscus tiliaceus)
4) Daun bambu (Bambura sp.)
5) Daun durian (Durio zibethinus)
6) Batang bayam (Amaranthus spinosus)
7) Daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus)
8) Daun sosonggokan (Rhoe discolor)
9) Preparat akar jagung (Zea mays)
3. Prosedur kerja
Jaringan Epidermis
Daun Sosonggokan
1) Disayat secara melintang pada daun sosonggokan dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat daun sosonggokan pada objek glass dan ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass.
3) Diamati preparat daun sosonggokan dengan mikroskop.
4) Preparat sayatan melintang daun sosonggokan dengan perbesaran 400x.
Batang bayam
1) Disayat secara melintang pada batang bayam dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat batang bayam pada objek glass dan ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan diamati
dimikroskop.
3) Preparat sayatan melintang batang bayam dengan perbesaran 400x.
4) Preparat sayatan melintang akar jagung dengan perbesaran 100x.
Derivat Epidermis
Daun Waru
1) Disayat secara membujur pada daun waru dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat daun waru pada objek glass dan ditesisi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan diamati
dengan mikroskop.
3) Preparat sayatan membujur daun waru dengan perbesaran 100x.
Daun Bambu
1) Disayat secara membujur pada daun bambu dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat daun bambu pada objek glass dan ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan diamati
dengan mikroskop.
3) Preparat sayatan membujur daun bambu dengan perbesaran 100x.
Daun sosonggokan
1) Disayat secara membujur pada daun sosonggokan dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat daun sosonggokan pada objek glass dan ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan diamati
dengan mikroskop.
3) Preparat sayatan membujur daun sosonggokan dengan perbesaran 400x.
Daun mangga
1) Disayat secara membujur pada daun mangga dengan menggunakan silet.
2) Diletakka preparat daun mangga pada objek glass dan ditetesi air dengan
menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan diamati
dengan mikroskop.
3) Preparat sayatan membujur daun mangga dengan perbesaran 400x.
Daun kumis kucing
1) Disayat secara membujur pada daun kumis kucing dengan menggunakan silet.
2) Diletakkan preparat daun kumis kucing pada objek glass dan ditetesi air
dengan menggunakan pipet tetes kemudian, ditutup dengan cover glass dan
diamati dengan mikroskop.
3) Preparat sayatan membujur daun kumis kucing dengan perbesaran 100x.
Daun durian
1) Dikerik daun durian pada bagian bawah daun menggunakan silet kemudian,
diletakkan diatas objek glass dan ditetesi air serta ditetesi air dan ditutup
menggunakan cover glass.
2) Diamati preparat daun durian dengan menggunakan mikroskop.
3) Preparat daun durian dengan perbesaran 400x.
Daun soka
1) Dioleskan kutek kuku pada bagian bawah daun soka dan ditunggu hingga
setengah kering, lalu direkatkan menggunakan solatip kemudian, ditarik dan
pasangkan diatas objek glass untuk diamati menggunakan mikroskop.
2) Preparat daun soka dengan perbesaran 400x.

D. Hasil Pengamatan
1. Jaringan Epidermis

No. Preparat Gambar Bentuk sel Derivat Keterangan

1. Heksagonal Epidermis dan Jaringan tumbuhan yang


parenkim memiliki kloroplas

Daun
sosonggokan
2. Bulat Empulur, Ditemukan komponen
kolenkim, protoplasmik dan
parenkim, nonprotoplasmik
sklerenkim, dan
Batang bayam
epidermis
3. Bulat Korteks, Banyak terdapat jaringan
endodermis, pericycle
epidermis, dan
Akar jagung pericycle
2. Derivat Epidermis

No. Preparat Gambar Bentuk sel Derivat Keterangan

1. Bulat dan Trikoma jenis Glandular pada preparat


meruncing glandular tersebut berisi cairan
berupa getah
Daun waru

2. oval Stomata Pada penampang sel daun


sosonggokan terdapat
derivat epidermis yaitu

Daun stomata yang bertipe

sosonggokan anomositik.

3. Bulat stomata Pada penampang sel daun


mangga terdapat derivat
epidermis yaitu stomata
Daun mangga
4. Bulat Sel tetangga, Pada penampang sel daun
stomata, sel kumis kucing terdapat
penjaga dan derivat epidermis yaitu
mulut stomata stomata
Daun kumis
kucing

5. Bulat Trikoma Pada penampang sel daun


durian terdapat derivat
epidermis yaitu trikoma

Daun durian dan memiliki cairan

6. Bulat tidak Stomata Pada penampang sel daun


beraturan soka terdapat derivat
epidermis yaitu stomata.
Daun soka
7. Memanjang Trikoma, Pada penampang sel daun
stomata dan bambu terdapat derivat
parenkim epidermis yaitu trikoma.
Daun bambu

E. Pembahasan
Berdasarkan praktikum yang dilaksanakan pada hari Selasa, 29 Maret 2022
mengenai jaringan epidermis dan derivat epidermis pada berbagai organ tanaman yang
bertujuan untuk mengamati struktur dan bentuk jaringan epidermis di berbagai organ
tanaman dan untuk mengamati struktur dan bentuk derivat dari epidermis pada organ
batang, akar dan daun di berbagai tanaman. Dengan alat yang digunakan adalah
Cawan petri dan objek glass, Pipet tetes, Gelas kimia 50 ml, Solatip, Cover glass,
Silet, Kutek kuku dan Mikroskop.
Telah diidentifikasi bahwa Jaringan merupakan kumpulan sel yang mempunyai
bentuk dan fungsi yang sama. Epidermis merupakan lapisan sel-sel yang paling luar
dan menutupi permukaan daun, bunga, buah, biji, batang dan akar. Berdasarkan
ontogeninya, epidermis berasal dari jaringan meristematik yaitu protoderm. Epidermis
berfungsi sebagai pelindung bagian dalam organ tumbuhan. Berdasarkan fungsinya,
epidermis dapat dikembangkan dan mengalami modifikasi seperti stomata dan
trikomata. (Rompas, 2011)
Jaringan tumbuhan di bagi menjadi 2 yaitu jaringan meristem dan jaringan
dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional,
artinya mampu terus menerus membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh.
Biasanya sel muda yang belum mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Adapun ciri-
ciri dari jaringan meristem adalah berdinding tipis, banyak mengandung protoplasma,
vakuola kecil, inti besar, plastida belum matang (umumnya berbentuk sama ke segala
arah, seperti kubus). Berdasarkan letaknya dalam tumbuhan, ada 3 macam meristem:
(1) meristem apikal (ujung), terdapat diujung batang dan ujung akar. (2) meristem
interkalar (antara), terdapat diantara jaringan dewasa (misal: pada pangkal ruas
rumput). (3) meristem lateral (samping), terdapat pada kambium pembuluh dan
kambium gabus. (Tita, 2017.)
Jaringan dewasa (jaringan permanen) adalah jaringan yang terbentuk dari hasil
diferensiasi dan spesialisasi dari sel-sel hasil pembelahan meristem. Sudah tidak
mengalami pertumbuhan/sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa terdiri
dari: (1) Epidermis, merupakan jaringan terluar tumbuhan, terdiri dari selapis sel yang
pipih dan rapat (tidak ada ruang antar sel). Fungsinya sebagai: pelindung jaringan
didalamnya serta sebagai tempat pertukaran zat. (2) Parenkim, terdapat disebelah
dalam jaringan epidermis sampai ke empulur. Tersusun atas sel-sel yang bersegi
banyak dan terdapat ruang antar sel. Parenkim disebut jaringan dasar, menjadi temapt
bagi jaringan-jaringan yang lain. Berfungsi sebagai jaringan penghasil dan penyimpan
cadangan makanan. (3) Floem, sebagai penyalur zat makanan hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh bagian tumbuhan. (4) Xilem, sebagai penyalur air dan mineral dari
akar ke daun. (5) Jaringan penguat, untuk memperkokoh tubuhnya. Jaringan ini juga
disebut sebagai jaringan mekanik. Ada 2 macam jaringan penguat yaitu kolenkima dan
sklerenkima. (Tita, 2017.)
Epidermis merupakan bagian utama pelindung bagian luar dari tumbuhan. Sel-
sel epidermis juga mengalami modifikasi membentuk variasi seperti stomata dan
rambut. Epidermis, umum nya satu lapis sel, melindungi bagian dalam batang, daun,
dan akar pada tumbuhan muda. Sel-sel hidup, memiliki dinding sel setebal dinding sel
primer, dan bagian permukaan luarnya ditutupi oleh kutikula yang dilapisi lilin. Sel-
selnya berhubungan dengan sangat rapat dalam pola yang berbeda-beda. Stomata
merupakan bagian yang terbuka pada epidermis, terutama pada lapisan bawah daun.
Stomata mengatur pertukaran gas pada tumbuhan. Stomata dibentuk oleh dua sel
khusus epidermis yang disebut sel pelindung/penutup, yang mengatur diameter pori-
pori. (Pro, 1989)
Jaringan epidermis selalu terletak paling luar pada setiap organ tumbuhan.
Artinya bahwa fungsi lapisan epidermis adalah melindungi bagian dalam organ
bersangkutan dari keadaan seperti hilangnya air karena penguapan, kerusakan
mekanik, perubahan suhu, dan hilangnya zat-zat makanan. (Arifin & Husein, 2016)
Adapun ciri-ciri jaringan epidermis yaitu (1) memiliki susunan sel rapat tanpa
disertai ruang antarsel. (2) terdiri dari sel-sel hidup. (3) dinding sel yang berbeda-beda
pada berbagai jenis tumbuhan. (4) memiliki protoplasma hidup yang mengandung
kristal garam, getah, kristal, silikat, dan minyak. (5) memiliki vakuola yang berukuran
besar yang dapat bersisi antosianim. (6) tidak berkloroplas, kecuali pada sel penutup,
pada hidrofit, dan tumbuhan dibawah naungan. (7) mengalami modifikasi dengan
membentuk derivat jaringan epidermis seperti stomata, vilamen, trikomata (rambut-
rambut), sel kersik (sel silika), spina (duri), dan sel kipas. Adapun fungsi dari jaringan
epidermis yaitu (1) melindungi sel-sel bagian dalamnya. (2) mengurangi penguapan.
(3) penyerapan dan penyimpan air. (Herawadi, 2020)
Pada praktikum kali ini di dapatkan hasil pengamatan yaitu percobaan pertama
Daun sosonggokan (Rhoe discolor) di sayat secara melintang di amati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 400x terlihat bentuk sel daun sosonggokan berbentuk
heksagonal, dan pada daun sosonggokan ditemukan derivat yaitu epidermis dan
parenkim. pada percobaan ke dua yaitu batang bayam (amaranthus spinosus) yang
disayat secara melintang di amati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x
terlihat bentuk sel batang bayam berbentuk bulat, dan pada batang bayam ditemukan
derivat yaitu empelur, korteks, kolenkim, parenkim, sklerenkim dan epidermis. pada
percobaan ketiga yaitu akar jagung (zay mayz) disayat secara melintang diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x terlihat bentuk sel akar jagung
berbentuk bulat, dan pada akar jagung ditemukan derivat korteks, epidermis,
endodermis, dan pericycle.
Derivat epidermis pada tumbuhan merupakan jaringan terluar pada tumbuhan
baik pada bagian akar maupun batang maupun daun. Berikut nama-nama derivat
epidermis adalah Buliform (sel kipas), velamen, lenti sel, stomata, dan trikoma. (1)
Buliform, derivat epidermis pada rumput-rumputan yang berfungsi sebagai
penyimpanan air pada selnya. (2) Velamen, Derivat epidermis pada anggrek yang
menutupi akar tanaman epifit. (3) Lenti sel, Derivat epidermis pada "batang" berperan
pada proses transpirasi dan respirasi. (4) stomata, Derivat epidermis yang berperan
proses respirasi dan transportasi pada "daun". (5) trikoma, Derivat epidermis pada
rambut biji kapas/Gossypium yang berperan sebagai bahan tekstil, Derivat epidermis
pada rambut buah kapok/Ceiba pentandra yang berperan sebagai salah satu bahan
untuk membuat kasur, Derivat epidermis pada rambut kelenjar daun Mentha piperita
yang berperan sebagai bahan obat yang mengandung minyak permen, Derivat
epidermis pada rambut kelenjar daun Mentha piperita yang berperan sebagai aroma
pada air teh umumnya terdapat pada rambut daun, biji, dan buah. (Kurnia et al., 2014)
Jaringan epidermis daun terdiri atas satu lapis sel dan terdapat pada bagian atas
dan bawah daun. Pada lapisan epidermis daun, terdapat beberapa derivat epidermis,
seperti stomata yang berperan dalam pertukaran gas, trikoma, dan sel kipas. Dinding
sel epidermis mengalami penebalan yang tidak merata. Dinding sel yang menghadap
keluar dinding lebih tebal dan tetutup kutikula yang berfungsi untuk mengurangi
penguapan. (Kurnia et al., 2014)
Stomata adalah lubang-lubang yang terdapat pada epidermis yang masing-
masing dibatasi oleh dua buah “guard cell” atau sel-sel penutup. Stomata umumnya
terdapat pada bagian-bagian tumbuhan yang berwarna hijau. Sebuah stomata terdiri
dari beberapa bagian, yaitu: bagian sel penutup, bagian celah, bagian yang merupakan
sel tetangga, serta ruang udara dalam. Fungsi stomata bagi tumbuhan adalah sebagai
berikut (1) Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis. (2)
Sebagai jalan penguapan (transpirasi). (3) Sebagai jalan pernafasan (respirasi). (Kurnia
et al., 2014)
Trikomata merupakan rambut-rambut yang tumbuh yang berasal dari sel-sel
epidermis yang bentuk, susunan, serta fungsinya bervariasi. Trikomata terdapat
hampir pada semua organ tumbuh-tumbuhan (pada epidermisnya), selama organ-
organ tumbuhan itu masih hidup/aktif. Disamping itu juga terdapat trikomata yang
hidupnya hanya sebentar. Fungsi trikomata pada tumbuhan yaitu (1) Dapat
memperbesar fungsi epidermis sebagai jaringan pelindung, terutama mencegah
penguapan yang berlebihan. (2) Sebagai alat penghisap air dan garam-garam tanah. (3)
Sebagai pembantu penyebaran biji serta pengisapan air dan memungkinkan biji-biji itu
tumbuh (kapas). (3) Sebagai pelindung tumbuhan dari gangguan luar. (4) Alat penerus
rangsangan yang datang dari luar, yaitu trikomata yang terdiri dari sel-sel hidup. (5)
Alat sekresi. (Kurnia et al., 2014)
Sel Kipas (buliform cell) merupakan sel-sel yang berukuran lebih besar
dibandingkan dengan sel epidermis, berbentuk seperti kipas, berdinding tipis dan
mempunyai vakuola yang besar. Dindingnya terdiri dari bahan-bahan selulosa dan
pektin, dinding paling luar mengandung kutin dan diselubungi kutikula. Plasma sel
berupa selaput yang melekat pada dinding sel dan berfungsi menyimpan air. Jika
udara panas, air dalam sel kipas akan menguap, sel kipas akan mengerut sehingga luas
permukaan atas daun akan lebih kecil dari luas permukaan bawah. Oleh karenanya
daun akan menggulung dan akan mengurangi penguapan lebih lanjut. (Kurnia et al.,
2014)
Pada derivat epidermis di lakukan 7 kali percobaan, percobaan pertama yaitu
daun waru (Habiscus tiliaceus) disayat secara membujur diamati menggunakan
mikroskop dengan perbesaran 100x terlihat bentuk sel daun waru berbentuk bulat dan
meruncing, dan pada daun waru ditemukan derivat epidermis yang berupa trikoma
dengan jenis glandural. Pada percobaan kedua yaitu daun bambu (bambura sp.)
disayat secara membujur diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x
terlihat bentuk sel daun bambu memanjang serta pipih, dan pada daun bambu
ditemukan derivat epidermis yang berupa trikoma, stomata, dan parenkim. Pada
percobaan ketiga yaitu daun sosonggokan (Rhoe discolor) disayat secara membujur
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x terlihat bentuk sel daun
sosonggokan berbentuk oval, dan pada daun sosonggokan ditemukan derivat
epidermis berupa stomata. pada percobaan keempat yaitu daun mangga (mangifera
indica) disayat secara membujur diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran
400x terlihat bentuk sel daun mangga berbentuk bulat, dan pada daun mangga
ditemukan derivat epidermis berupa stomata dengan jumlah banyak. Pada percobaan
kelima yaitu daun kumis kucing (orthosiphon aristatus) disayat secara membujur
diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 100x terlihat bentuk sel daun
kumis kucing berbentuk bulat, dan pada daun kumis kucing ditemukan derivat
epidermis berupa sel tetangga, stomata, sel penjaga dan mulut stomata.
Pada percobaan keenam yaitu daun durian (durio zibethinus) dikerik bagian
belakang daun menggunakan silet diamati menggunakan mikroskop dengan
perbesaran 400x terlihat bentuk sel daun durian berbentuk bulat, dan pada daun durian
ditemukan derivat epidermis berupa trikoma yang berbentuk duri juga grandula. Pada
percobaan yang terakhir yaitu daun soka (saracca asoka) dioleskan kutek kuku pada
bagian bawah daun soka dan ditempeli solatip kemudian ditarik dan diamati
menggunakan mikroskop dengan perbesaran 400x terlihat bentuk sel daun soka
berbentuk bulat tidak beraturan, dan pada daun soka ditemukan derivat epidermis
berupa stomata yang banyak.
Berikut nya adalah karakteristik morfologi, klasifikasi dan manfaat pada daun
soka. Soka merupakan tanaman hias yang cukup populer dikalangan hobis tanaman
hias. Soka berasal dari dalam negri yaitu soka jawa (Ixora javanica), ada pula yang
berasal dari luar negri, dan kini hadir soka baru yang disebut soka hibrida. Dikalangan
masyarakat, tanaman soka sering dijadikan sebagai tanaman hias.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Kelas : Dicotyledonea
Ordo : Rubiales

Family : Rubiaceae

Genus : Ixora https://images.app.goo.gl/auwqYvNfsw29AGM37

Spesies : Ixora paludosa L.

Ixora Paludosa (asoka) memiliki tinggi tanaman hingga 4m. Lingkar pangkal batang
bisa mencapai 40cm. Batang tumbuhan dikotil ini berwarna gelap yang disertai
bercak-bercak oleh lumut kerak yang banyak menempel pada batang, cabang, dan
ranting-rantingnya dengan akar tunggang dengan kayunya relative keras. Bentuk daun
lonjong dengan ukuran panjang maksimum 24,2cm dan lebar daun bagian tengah
9,6cm. Warna bunga merah dengan susunan menggerombol. (Iione, 2012)
Selanjutnya adalah dekripsi dari tanaman mangga (Mangifera indica L.) daun
mangga tergolong daun tunggal karena pada tangkai daunnya hanya terdapat satu
helaian daun saja. Daun mangga berbentuk lanceolatus (lanset), daging daunnya
papyraceus (seperti kertas), tepi daunnya integer (rata), ujung daun acuminatus
(meruncing), pangkal daun acutus (runcing), pertulangan daun penninervis (menyirip),
permukaan daun scaber (kasap), dan duduk daun folio sparsa (tersebar). Bentuk buah
mangga sangat bervariasi, ukuran dan bentuk sangat berubah-ubah bergantung pada
macamnya, mulai bentuk bulat, bulat seperti telur atau jorong hingga lonjong
memanjang. Kulit buah agak tebal, hijau, kekuningan atau kemerahan bila masak.
Daging buah jika masak berwarna kuning sampai merah jingga, krem, berserabut,
rasanya manis sampai asam, mengandung banyak air dan berbau kuat sampai lemah.
Biji putih terbungkus endokarp yang tebal, mengayu dan berserat, bentuknya gepeng
memanjang. (TJitrosoepomo, 2015)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnollophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Sub kelas : Rosidae https://images.app.goo.gl/cKZ1g39FxZJjCtka9
Ordo : Sapindales
Famili : Anarcadiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : Mangifera Indica Linn (Correa & Montero, 2013)

Bagian tubuh dari pohon mangga hampir seluruh dapat dimanfaatkan untuk kesehatan
mulai dari getah, kulit batang, daun, buah muda maupun buah masak. Getah pada
mangga di bagian kulit batang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk
penyakit luar, seperti kudis dan gatal-gatal. Sedangkan penyakit rematik dapat diobati
dengan menggunakan kulit batangnya. Selain untuk manisan, buah mangga muda juga
berkhasiat untuk mengobati beberapa penyakit seperti diare dan wasir, kemudian
untuk buah mangga yang masih hijau di india digunakan untuk sebagai obat pencegah
pendarahan, pembentukan sel-sel baru, dan empedu. Selain itu, daun mangga juga
memiliki khasiat sebagai antimikroba, dimana ekstrak dari daun mangga diketahui
mengandung senyawa tanin, alkaloid, saponin, flavonoid, dan juga senyawa
mangiferin. Senyawa mangiferin yaitu golongan xanton dan phenol, yang dapat
dimanfaatkan sebagai senyawa antimikroba. Menurut beberapa peneliti, terdapat
beberapa fungsi lain dari senyawa mangifera yaitu sebagai antioksidan, anti inflamasi,
analgesik, dan peningkat daya tahan tubuh. (Rachman, 2018)
Selanjutnya adalah mengenai morfologi, klasifikasi, dan manfaat dari daun
waru. Tanaman waru memiliki tinggi yaitu 5-15 m. Batang berkayu, bulat, bercabang,
berwarna cokelat. Daun bertangkai, berbentuk jantung atau bundar telur, diameter
sekitar 19 cm. Pertulangan menjari, warna hijau, bagian bawah berambut abu-abu
rapat. Bunga terdiri sendiri atau 2-5 dalam tandan, bertaju 8-11 buah, berwarna kuning
merah dan akhirnya menjadi kemerah-merahan. Buah bulat telur, berambut lebat,
beruang lima, panjang sekitar 3 cm, berwarna cokelat. Biji kecil, berwarna cokelat
muda. (S.Hut & Hendrati, 2014)

Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Famili :Malvaceae
Genus : Hibiscus https://images.app.goo.gl/h1h2djsLzS19qFf47
Spesies : H. Tiliaceus

Daun dan batang tanaman waru diketahui mengandung zat musilago yang sifatnya
berfungsi untuk melapisi dinding saluran cerna, saluran kencing seta tenggorokan.
Sementara zat yang lain yakni emolien bermanfaat sebagai pembasmi kuman (anti
septik). Tanaman waru diketahui juga mengandung protein serta zat tanin. Nenek
moyang kita telah menggunakan tanaman waru sebagai obat-obatan tradisional untuk
menjaga kesehatan. Ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh daun waru,
dan diantaranya adalah penyakit batuk serta demam. Daun waru juga dapat dipakai
sebagai obat untuk melancarkan buang air kecil dan penyubur rambut. Sementara itu
kayu Waru banyak dimanfaatkan untuk pembuatan ukiran sebagai cindera mata.
(S.Hut & Hendrati, 2014)
Selanjutnya adalah mengenai morfologi, klasifikasi dan manfaat dari daun
bambu. Bambu termasuk dalam anak suku Bambusoideae dan suku Poaceae. Suku
Poaceae dikenal juga dengan nama Graminae atau suku rumput-rumputan. Bambu
mudah sekali dibedakan dengan tumbuhan lainnya, karena tumbuhnya merumpun.
Ciri lainnya adalah: batang bulat, berlubang di tengah dan beruas-ruas, percabangan
kompleks, setiap daun bertangkai, dan bunganya terdiri atas sekam, sekam kelopak
dan sekam mahkota serta 3 – 6 buah benang sari. Morfologi bambu dapat dilihat pada
karakteristik pada : akar rimpang yang terdapat dibawah tanah dan membentuk sistem
percabangan. Batang berupa buluh yang terdiri atas ruas dan buku–buku. Pelepah
buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap ruas, yang terdiri
dari daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh, dan ligula. Percabangan umumnya
terdapat pada nodus. Helaian daun bambu mempunyai urat daun yang sejajar. Helaian
daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun. Pelepah daun dilengkapi oleh
kuping pelepah dan ligula. (Putra, 2012)

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Moniocotyledoneae
Ordo : Graminales
Famili : Gramineae https://images.app.goo.gl/oSKCaFQH4rKaGpgH6
Subfamili : Bambusoideae
Genus : Schizotachyum, Dendrocalamus, Bambusa
Spesies : Schizostachyum brachycladum, Dendrocalamus asper,
Bambusa vulgaris. (Putra, 2012)

Manfaat dari daun bambu adalah (1) akar tanaman bambu dapat berfungsi sebagai
penahan erosi guna mencegah bahaya kebanjiran. Akar bambu juga dapat berperan
dalam menangani limbah beracun akaibat keracunan merkuri. Bagian tanaman ini
menyaring air yang terkena limbah tersebut melalui serabut-serabut akarnya. (2)
batang, Batang bambu merupakan bagian yang paling banyak digunakan untuk dibuat
berbagai macam keperluan mulai dari sebagai bahan bangunan, bahan kerajinan dan
bahan pembuatan perkakas rumah tangga. (3) daun, Daun bambu dapat digunakan
sebagai alat pembungkus, misalnya makanan kecil seperti uli dan wajik. Selain itu
didalam pengobatan tradisional daun bambu dapat dimanfaatkan untuk mengobati
demam panas pada anak-anak. Hal ini disebabkan karena daun bambu mengandung
zat yang bersifat mendinginkan. (Putra, 2012)
Selanjutnya adalah pada daun sosonggokan. Daun sosonggokan (Rhoe
discolor) merupakan tumbuhan suku gawar-gawar yang sering digunakan oleh
masyarakat sebagai tanaman hias. Tumbuhan ini berasal dari meksiko dan hindia
barat. Tinggi tumbuhan ini sekitar 40-60 cm, memiliki batang kasar, pendek, lurus,
tidak bercabang. Panjang daun lebih dari 30 cm, lebar 2,5-6 cm. Tumbuhan ini juga
memiliki bunga yang berwarna putih dan berbentuk bunga kerang. Tumbuhan ini
memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Selain dari digunakan sebagai tanaman hias
karena keunikan fisiologisnya, ternyata tumbuhan ini dapat dijadikan obat. Sifat kimia
dan efek farmakologis yang dimilikinya berupa rasa manis, sejuk dan dapat digunakan
sebagai anti radang, memilihara paru, mencairakna dahak, anti batuk, anti diare,
membersihkan darah. Selain itu tumbuhan ini juga dapat dimanfaatkan sebagai obat
mimisan, obat berak darah, terkilir atau memar, serta sebagai obat flu. Adapun berikut
klasifikasi dari tanaman sosonggokan (Rhoe discolor)

Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisio : Spermatophyta
Divisio : Magnoliophyta
Class : Liliopsida

Ordo : Commelinales

Famili : Commelinaceae

Genus : Rhoeo discolor https://images.app.goo.gl/FMyYB69htkDyX63y7

Tanaman ini memiliki daun yang merupakan daun nya itu daun tunggal yang
berbentuk lonjong, dengan permukaan atas berwarna hijau dan permukaan bawah
berwarna merah keunguan. Batangnya merupakan bunga majemuk, berbentuk
mangkok, mucul di ketiak daun yang terbungkus dengan kelopak seperti kerang,
mahkota bunga berbentuk segi tiga, terdiri atas tiga lemabran berwarna putih.
Perkembangbiakan tanaman ini (Rhoe discolor) dengan menggunakan biji. Nanas
kerang dirawat dengan disiram dengan air yang cukup, dijaga kelembaban tanahnya
dan juga dengan menggunakan pupuk organik.(Samsul, 2017)

Selanjutnya yaitu mengenai pada daun durian. Buah durian merupakan


tanaman daerah tropis, karenanya dapat tumbuh baik di Indonesia. Panjang buah
durian yang matang bisa mencapai 30-45 cm dengan lebar 20-25 cm, dan berat antara
1,5-2,5 kg. Setiap buah berisi 5 juring yang di dalamnya terletak 1-5 biji yang
diselimuti daging buah yang berwarna putih, krem, kuning, atau kuning tua. Tiap
varietas durian menentukan besar kecilnya ukuran buah, rasa, tekstur, dan ketebalan
daging.

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Dicotydonae

Ordo : Bombacales

Famili : Bombacaceae https://images.app.goo.gl/ruuNiLws3mpPZo147

Genus : Durio

Spesies : Durio Zibethinus Murr


Adapun manfaat dari buah durian adalah (1) mencegah penuaan diri, (2) mencegah
depresi, (3) meningkatkan kemampuan otak, (4) obat tidur alami. (Correa & Montero,
2013)

Selanjutnya yaitu morfologi, klasifikasi dan manfaat dari bayam. Morfologi


pada bayam, pada akar bayam memiliki akar tunggang, tidak berkayu dan berwarna
putih kekuningan. Akarnya ketika masih segar berwarna kuning abu-abu. Pada batang,
bayam berbentuk berbatang bulat, tegak, termasuk berbatang basah. Batang berwarna
hijau atau kemerahan, bercabang banyak. Daun, pada daun tunggal, bundar telur,
memanjang sampai lanset, tata letak daun tersebar, daun berselang-seling, bulat atau
oval, menyempit kebagian ujungnya, panjang tangkai daun 2-8 cm, berujung runcing
serta urat-urat daun yang kelihatan jeals, tulang daun menyirip, tepi daun rata,
bertangkai panjang. (Setiyawan, 2013)

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Caryophyllales https://images.app.goo.gl/zTZXKAdYtrPMGwd8A

Famili : Amaranthaceae

Genus : Amaranthus

Spesies : Amaranthus hybridus L. (Setiyawan, 2013)

Manfaat dari daun bayam yaitu untuk menjaga pencernaan, menjaga kesehatan tulang,
menyehatkan mata, menurunkan tekanan darah, mencegah kanker, dan anti inflamasi.
(Lindri, 2018)

Lalu selanjutnya yaitu pada daun kumis kucing. Tanaman kumis kucing
merupakan tumbuhan terna, tumbuh tegak, pada bagian bawah berakar di bagian
buku-bukunya, tinggi sampai 2 m, batang bersegi empat agak beralur, berambut
pendek atau gundul. Helai daun berbentuk bundar telur lonjong, lanset, bundar telur
atau belah ketupat yang dimulai dari pangkalnya, lancip atau tumpul, panjang 1 cm
sampai 10 cm, lebar 7,5 mm sampai 5 cm; urat daun sepanjang tepi berambut tipis
atau gundul, kedua permukaan berbintik-bintik karena adanya kelenjar yang
jumlahnya sangat banyak, panjang tangkai 3 cm. Perbungaan berupa tandan yang
keluar di ujung cabang, panjang 7 cm sampai 29 cm, ditutupi oleh rambut pendek
berwarna ungu dan kemudian menjadi putih; gagang berambut pendek dan jarang,
panjang 1 mm sampai 6 mm. Kelopak bunga berkelenjar, urat dan pangkal berambut
pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul. Bunga bibir, mahkota
berwarna ungu pucat atau putih, panjang 13 mm sampai 27 mm, di bagian atas di
tutupi oleh rambut pendek yang berwarna ungu atau putih panjang tabung 10 mm
sampai 18 mm, panjang bibir 4,5 mm sampai 10 mm, helai bunga tumpul, bundar.
Benang sari lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
Bunga geluk berwarna cokelat gelap, panjang 1,75 mm sampai 2 mm.

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Kelas : Dicotyledonae

Subkelas : Sympetalae https://images.app.goo.gl/ACpAzXapHmSJdVuQ9

Ordo : Tubiflorae/Solanales

Famili : Labiatae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon spicatus

Herbal kumis kucing rasanya manis sedikit pahit, sifatnya sejuk. Berkhasiat sebagai
antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghilangkan panas dan lembap, serta
menghancurkan batu saluran kencing. Di India kumis kucing digunakan untuk
mengobati reumatik. Para pengguna obat tradisional memanfaatkan daun kumis
kucing untuk menyembuhkan berbagai penyakit, diantaranya adalah masuk angin,
batuk, encok, dan susah buang air. Bahkan ektrak daun kumis kucing yang dicampur
dengan daun sambiloto (Andrographis paniculata) dipakai sebagai obat sakit diabetes,
tetapi sifatnya tidak konsisten. Bagian yang digunakan biasanya adalah herba, baik
yang segar maupun yang telah dikeringkan. (Brilian, 2005)
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa spesies tanaman, dapat disimpulkan
bahwa jaringan adalah tingkat organisasi kehidupan antara sel dan organ. Jaringan
adalah kumpulan sel serupa dan matriks ekstraselulernya yang bersama-sama
melakukan fungsi tertentu. Epidermis merupakan lapisan terluar dari jaringan
tumbuhan dan mempunyai fungsi sebagai epidermis yang melindungi atau menutupi
seluruh organ. Epidermis seringkali mengalami spesialisasi membentuk turunan yang
disebut dengan derivat epidermis yang memiliki fungsinya masing-masing. Derivat
epidermis yang ditemukan pada praktikum kali ini yaitu korteks, stomata, dan trikoma.
Menurut tabel hasil pengamatan, derivat korteks hanya ditemukan pada daun bayam
dan akar jagung Korteks berfungsi untuk tempat menyimpan cadangan makanan.
Derivat trikoma terdapat pada daun waru, daun bambu, daun kumis kucing, daun
durian, dan daun soka trikoma berfungsi mengurangi penguapan, meneruskan
rangsangan, mengurangi gangguan dari hewan herbivore, membantu penyerbukan.
Derivate stomata ditemukan pada daun sosonggokan dan daun mangga Stomata
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas (CO2) untuk proses fotosintesis.
LAMPIRAN

Alat dan bahan Alat dan bahan Alat dan bahan

Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada akar
durian sosonggokan jagung

Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada daun
waru sosonggokan bambu

Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada daun Preparat sayatan pada daun
mangga kumis kucing soka
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z., & Husein, A. (2016). Struktur dan Fungsi Jaringan. Modul Belajar Mandiri, 37–58.

Correa, G., & Montero, A. V. (2013).

Herawadi, D. (2020). Struktur Jaringan Tumbuhan.

Ii, B. A. B., & Teori, A. K. (2012). Gambar 2.1 Struktur tubuh semut api merah Solenopsis
invicta (Minarti, 2012) 6. 6–27.

Kurnia, E., Roy, T. Van, & Amirullah, G. (2014). Laporan Praktikum Biologi Umum
METABOLISME. Universitas Lampung, 1–25.

Lindri, 2018. (2018). Pemanfaatan Bayam Sebagai Pencegahan Anemia. Universitas


Pasundan, 11–29. http://repository.unpas.ac.id/37105/1/BAB II.pdf

Pro, F. (1989). Jaringan Penyusun pada Tumbuhan. 49–71.

Putra, A. (2012). Klasifikasi Bambu. Jurnal Pendidikan Biologi, 2(1), 5–21.


file:///D:/jiptummpp-gdl-auliaputra-48463-3-babii.pdf

Rachman, T. (2018). Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., 10–27.

Rompas, Y. (2011). Struktur Sel Epidermis dan Stomata Daun Beberapa Tumbuhan Suku
Orchidaceae. Jurnal Bios Logos, 1(1).

S.Hut, S., & Hendrati, R. L. (2014). Perbanyakan Vegetatif dan Penanaman Waru (Hibiscus
Tiliaceus).

Setiyawan. (2013). Klasifikasi Bayam. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.

Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh, P.
(2017). Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017 KARAKTERISTIK MORFOLOGI
DAUN DI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN SEBAGAI REFERENSI
MORFOLOGI TUMBUHAN Eriawati.

TJitrosoepomo. (2015). Tinjauan Pustaka “Deskripsi Tanaman Mangga.” Journal of Chemical


Information and Modeling, 9–30.

Tumbuhan, M. J. (n.d.). Jaringan Tumbuhan.


PASCAPRAKTIKUM

1. Sebutkan jenis-jenis derivate epidermis pada tumbuhan secara lengkap beserta


fungsinya!
2. Berdasarkan pengamatan apa perbedaan stomata yang terdapat di daun mangga, daun
soka, dan daun sosonggokan, jelaskan!
Jawaban
1. A. Stomata (tunggal disebut stoma) atau mulut daun, Merupakan pori kecil yang diapit
oleh dua sel penjaga. Di dalam sel penjaga terdapat kloroplas. Kloroplas merupakan
bagian epidermis yang berisi kloroplas dengan peran sebagai tempat terjadinya proses
fotosintesis. Fungsi stomata adalah sebagai tempat terjadinya respirasi (pertukaran
gas) dan juga transpirasi (proses penguapan air).
B. Sel kipas. ( Bulliform Cell), Sel kipas terdapat pada epidermis atas daun rumput-
rumputan (Gramineae atau Cyperaceae). Sebagai contoh, sel kipas pada rumput teki
dan daun bambu. Sel kipas bentuknya lebih besar dibanding sel epidermis, dinding sel
tipis dan bisa mengempis. Daun rumput teki, bambu, dan sejenisnya dapat
menggulung untuk mengurangi penguapan. Sel epidermis daun atas juga mengalami
diferensiasi.
C. Lapisan kutikula (senyawa lemak), Merupakan zat kutin yang mengalami
penebalan, Contohnya daun pohon nangka. Sementara lapisan lilin dapat ditemukan
pada epidermis bawah daun. Misalnya saja, lapisan lilin pada daun pisang.
D. Trikoma (jamak disebut trikomata), Trikoma ialah bentuk modifikasi sel epidermis
yang berupa rambut-rambut. Trikoma biasanya terletak pada akar, daun, batang,
bunga, buah, maupun biji. Pada sel epidermis, trikoma muncul dari epidermis atas.
Jumlah selnya bisa tunggal atau banyak. Ada trikoma yang mempunyai kelenjar
sekretori dan ada juga yang tidak. Trikoma memiliki beragam fungsi, antara lain
mengurangi penguapan, mengurangi gangguan hewan, dan membantu penyerbukan
bunga. Trikoma juga berfungsi menyerap air dan garam mineral dari tanah, misalnya
trikoma pada akar. Selain itu, trikoma mampu meneruskan rangsang dari luar dan
membantu penyebaran biji. Peranan trikoma bagi tumbuhan, antara lain sebagai
berikut.
a. Trikoma yang terdapat pada epidermis daun berfungsi untuk mengurangi
penguapan.
b. Menyerap air serta garam-garam mineral.
c. Mengurangi gangguan hewan.
Trikoma dibedakan menjadi dua, yaitu :
a) Trikoma Glanduler
Trikoma glanduler merupakan trikoma yang dapat menghasilkan sekret.
Trikoma glanduler dapat bersel satu atau banyak. Tumbuhan yang memiliki
trikoma glanduler, contohnya, tembakau (Nicotiana tabacum) yang terletak pada
daunnya.
Macam-macam trikoma glanduler antara lain:
1. Trikoma hidatoda, terdiri atas sel tangkai dan beberapa sel kepala dan
mengeluarkan larutan yang berisi asam organik; kelenjar madu, berupa
rambut bersel satu atau lebih dengan plasma yang kental dan mampu
mengeluarkan madu ke permukaan sel permukaan sel; kelenjar garam
terdiri atas sebuah sel kelenjar besar dengan tangkai yang pendek.
Rambut gatal, berupa sel tunggal dengan pangkal berbentuk kantong dan
ujung runcing. Isi sel menyebabkan rasa gatal.
2. Trikoma Nonglanduler
Trikoma ini tidak menghasilkan sekret. Macam-macam Trikoma
nonglanduler, antara lain:
1) Rambut sisik, misalnya pada daun durian; rambut bercabang,
misalnya pada daun waru; rambut akar.
2) Spina (Duri) pada batang atau cabang tumbuhan. Duri (spina)
merupakan modifikasi sel epidermis yang terdapat pada
tumbuhan tertentu. Duri tumbuhan terbagi dalam dua jenis, yakni
duri asli dan duri palsu. Duri asli dibentuk oleh jaringan di dalam
stele batang. Misalnya, duri pada tanaman bunga kertas
(Bougainvillea). Sedangkan duri palsu dibentuk oleh jaringan di
bawah epidermis yaitu jaringan korteks batang. Contohnya, duri
pada batang tumbuhan mawar.
3) Velamen.
Velamen merupakan modi?kasi sel epidermis yang terdapat pada
akar udara tanaman anggrek. Epidermis dan akar anggrek disebut
epidermis ganda atau multipel epidermis. Velamen berfungsi
sebagai tempat menyimpan air.
4) Kersik.
Sel kersik merupakan hasil modifikasi sel epidermis pada batang
Graminae. Sel kersik mengandung zat kersik atau silika (SiO2).
Batang tebu adalah tanaman yang banyak mengandung sel ini.
Karenanya, permukaan batang tebu menjadi keras.

2. Perbedaan stomata yang terletak pada ada daun mangga, daun Soka dan
daun sosongkokan adalah apabila Stomata yang berada pada daun
sosongkokan yaitu memiliki bentuk besar namun dalam jumlah sedikit
dan tidak terlalu membuka mulut stomatanya, Stomata yang terletak pada
daun mangga berjumlah banyak dan berukuran kecil juga saling
berdempetan. Pada daun Soka bentuk stomata yaitu oval dengan ukuran
sedang dan jumlahnya yang banyak dengan posisi stomata terbuka lebar
hasil dari perlakuan pemberian kutek pada pembuatan preparat.

Anda mungkin juga menyukai