KELOMPOK 2 KIMIA B
DISUSUN OLEH :
1. PUSPITANINGSIH (16307141038)
2. ASNUR JARIAH (16307141039)
3. RESTI BANGUN PERTIKA (16307141040)
4. MUHAMMAD DERY PRAKOSO (16307141041)
5. YAHYA (16307141042)
B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada praktikum kali ini diamati berbagai macam bagian dari tumbuhan
untuk mengetahui strukturnya dan mengaitkannya dengan fungsi struktur
tumbuhan tersebut. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop
dengan berbagai macam perbesaran. Hal yang menjadi objek pengamatan
diantaranya : lapisan bawah dan atas daun eceng gondok, lapisan bawah dan
atas daun pisang, lapisan bawah daun Rhoe discolor, lapisan bawah daun
durian kering, lapisan bagian dalam bawang merah, pertulangan daun waru,
cairan kentang, cairan jagung, biji anggrek, dan batang dari eceng gondok.
3. Tujuan
1. Mampu menemukan gejala-gejala penyesuaian struktur organ / jaringan
pada tumbuhan.
2. Mampu menunjukan beberapa karakteristik struktur organ / jaringan
tumbuhan.
C. DASAR TEORI
B. JARINGAN
Setiap tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi
serta struktur yang sama yang disebut sebagai jaringan. Berdasarkan sifatnya
jaringan di bedakan menjadi :
a. Maristem primer yakni meristem yang terdiri atas sel-sel yang berasal
dari sel-sel embrionik.
b. Maristem sekunder yaitu meristem yang berasal dari jaringan dewasa
yang berubah menjadi embrional kembali. Misalnya cambium dan
cambium gabus. (Sumardi,1993:28)
2. Jaringan Dewasa
a. Jaringan Epidermis
STOMATA
Stomata terdapat hampir pada semua bagian permukaan tanaman,
walaupun jumlah terbanyak ditemukan pada daun dan batang yang muda.
Suatu stomata terdiri atas lubang (porus) yang dikelilingi oleh 2 sel
penutup. Sel-sel epidermis yang berdekatan dengan sel penutup sering
menunjukan perbedaan bentuk maupun susunannya dengan sel-sel
epidermis lainnya, disebut sel tetangga. Pada daun, stomata terdapat baik
pada permukaan atas maupun bawah, atau biasanya pada permukaan
bawah saja. Di bawah lubang (mulut) stomata terdapat ruang antara sel
yang luas, disebut rongga substomata. Celah pada pori dapat dibuka atau
ditutup dengan jalan mengubah bentuk sel penutup.
Sel penutup biasanya mengandung kloropas, sehingga disini dapat
berlangsung proses fotosintesis. Sel penutup pada umumnya berbentuk
ginjal, tetapi pada tumbuhan monokotil ada yang berbentuk halter.
Misalnya pada suku Gramineae dan Cyperaceae.
Dengan adanya stomata maka dimungkinkan ada hubungan antar
bagian dalam tubuh tumbuhan dengan dunia luar. Hal ini sangat berguna
bagi berlangsungnya proses fotosintesis, pernafasan, dan penguapan.
Letak stomata pada epidermis bervariasi, ada yang sama tinggi dengan
permukaan epidermis disebut faneropor, menonjol, atau tenggelam di
bawah permukaan epidermis dan ini disebut kriptopor.
Stomata berasal dari sel-sel protoderm yang terdapat pada meristem
apikal ujung batang (pucuk). Berdasar ontogeni sel penutup dan sel
tetangga stoma dibedakan menjadi tipe-tipe sebagai berikut: 1). Perigen,
sel tetangga dan sel penutup berasal dari meristemoid yang sama. 2).
Mesogen, sel tetangga dan sel penutup berasal dari meristemoid yang
berbeda. 3). Mesoperigen, salah satu sel tetangga atau lebih mempunyai
asal yang sama dengan sel penutup, sedang yang lain tidak.
Pada dikotil menurut Chalk dan Metcalfe (1950), ada beberapa tipe
stomata. Pembagiantipe-tipe ini didasarkan atas susunan sel yang ada di
dekat stomata. Tipe-tipe yang dimaksud adalahL
1. Anomositik (irregular celled)
Jumlah sel tetangga yang mengelilingi sel penutup tidak tertentu,
dan sel tetangga tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis lainnya.
2. Anisositik (unequal celled)
Biasanya jumlah sel tetangga 3, satu sel lebih kecil dari 2 lainnya.
3. Diasitik (cross celled)
Dua sel tetangga mengelilingi sel penutup, dan letaknya tegak lurus
terhadap poros panjang sel penutup.
4. Parasitik (parallel celled)
Poros panjang sel penutup sejajar dengan sel tetangga.
5. Aktinositik
Jumlah sel tetangga 4 atau lebih, sel-selnya memanjang ke arah radial
terhadap sel penutup.
6. Siklositik
Jumlah sel tetangga 4 atau lebih, sel-selnya tersusun melingkar seperti
cincin. (Sumardi, dkk, 1993: 42-43).
TRIKOMA
Trikoma merupakan tonjolan epidermis ke arah luar. Trikoma dapat
bersifat kelenjar atau bukan kelenjar. Yang bukan kelenjar dapat berupa
rambut sisik, papila, atau rambut. Rambut atau bulu dipakai untuk
penyerapan pada akar. Trikoma terdapat pada bagian permukaan tubuh
tumbuhan, atau pada biji misalnya pada Gossypium. Bentuk dan fungsi
trikoma bermacam-macam, dapat terdiri atas satu sel atau banyak sel.
1) Trikoma non glandular (rambu-rambut biasa) yang tidak
menghasilkan sekret.
Biasanya sangat sederhana, dapat terdiri atas satu sel atau
banyak sel. Trikoma tipe ini masih digolong-golongkan lagi yaitu:
a. Terdiri atas satu sel, merupakan tonjolan kecil, disebut papila.
Merupakan sel yang panjang, bercabang atau tidak bercabang,
atau dinding dengan penebalan seperti duri.
b. Terdiri atas banyak sel. Ada yang terdiri atas kepala, kaki dan
badan trikoma. Dapat berbentuk sisik, dengan atau tanpa kaki,
bercabang, berbentuk seperti bintang, bercabang seperti pohon,
merupakan deretan sel yang panjang. Jumlah deretan sel satu
atau beberapa lapis sel (multiseriat).
- Parenkim air, sel- selnya penuh dengan air untuk mempertahankan diri
terhadap kekeringan.
c. Jaringan Penguat
d. Jaringan Pengangkut
Xilem, tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda baik yang
bersifat hidup atau mati. Xilem terdiri dari trakeid dan trakea yang
berfungsi mengangkut air ,sekaligus sebagai penguat karena
dindingnya mengalami penebalan; Serat (terdiri atas serat trakeida
dan serat lifobrom); dan sel-sel parenkim. Parenkim merupakan sel-
sel hidup terdapat baik pada xylem primer maupun sekunder.
(Sumardi, dkk, 1993: 50).
Floem, tersusun atas buluh tapisan, sel pengiring parenkim,
serat dan sklereida merpakan jaringan pengangkut hasil fotosintesis,
yang biasanyaberasosiasi dengan xilem dalam sistem jaringan
pembuluh. Sel-sel parenkim mempunyai fungsi khusus, yaitu sebagai
tempat cadangan makanan. Sel parenkim yang dimaksud adalah sel
parenkim dan sel albuminous. Sel-sel ini mempunyai huungan dengan
unsur tapisan. Floem juga dibedakan menjadi floem primer dan floem
sekunder. Floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem.
(Sumardi, dkk, 1993: 53).
C. Organ tumbuhan
a. Akar
menyerap air dan garam -garam anorganik dari larutan tanah, namun
akan memiliki bagian : (a) Kaliptra (tudung akar), berfungsi sebagai organ
sel-sel epidermis akar muda; (e) daerah diferensiasi, merupakan tempat sel-
b. Batang
meliputi bakal daun, tunas ketiak, epidermis, korteks, ikatan pembuluh dan
empulur. Epidermis batang dikotil, terdiri atas selapis sel, tertutup oleh
ruang antar sel dibagian tengah terlihat jelas dan berfungsi untuk
tardiri dari jaringan : (a) Berkas pengngkut, pada tanaman dikotil terdiri
dari xilem dan floem yang tersusun dalam ikatan pembuluh, karena
ruang antar sel yang jelas. (c) perisikel, merupakan jaringan yang
sederetan sel seperti pita radier, mulai dari empulur sampai floem.
c. Daun
Bentuk dan ukuran daun sangat bervariasi, terdapat daun lengkap yaitu
daun yang mempunyai helai daun (lamina), tangka daun (petiola) dan
pelepah (vagina). Sementara daun tidak lengkap yaitu daun yang hanya
mempunyai lamina dan petiolus atau lamina dan vagina. Kalau hanya
lamina saja maka disebut daun duduk (sesilis). Struktur anatomi daun:
Stomata, umumnya terdiri dari sel penutup yang berklorofil dan sel
rambut kelenjar.
- Mesofil disebut juga daging daun yang tersusun atas jaringa palisade
d. Bunga
(1) kelopak (kaliks); (2) mahkota bunga (corolla); (3) benang sari
(stamen); (4) putik (pistillum); (5) tangkai bunga ; dan (6) bakal
biji.
e. Buah
f. Biji
26)
D. Mikroskop
- Bagian optic yang terdiri dari kondensor, lensa objekti, dan lensa okuler.
- Bagian non-optik yang terdiri dari kaki dan lengan mikroskop diafragma,
meja objek, pemutar halus dan kasar, penjepit kaca objek dan sumber
cahaya. (Pramudita,2012 : 2)
Penggunaan mikroskop :
4. Slide glass/ gelas obyek / gelas benda (yang sudah berisi spesimen)
diletakkan di atas meja objek dan dijepit supaya tidak bergerak.
6. Knob on/off pada sisi kiri bawah pojok ditekan untuk menghidupkan
atau mematikan lampu.
Bahan :
No Gambar Keterangan
1.
2.
3.
Daun eceng gondok bawah
dengan perbesaran 150 x (lensa
okuler 15, lensa objektif 10)
4.
5.
6.
Biji anggrek dengan perbesaran
150 x (lensa okuler 15, lensa
objektif 10)
7.
9.
Daun waru dengan perbesaran
100 x (lensa okuler 10, lensa
objektif 10)
10.
11.
12.
G. PEMBAHASAN
1. Daun pisang
Daun Pisang
(Bawah)
Epidermis
Stomata
Epidermis
Gelembung Air
Daun pisang (Musa paradiac) dalam percobaan ini diamati struktur pada
bagian atas dan bagian bawahnya. Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilihat
bahwa pada daun pisang bagian atas tidak terdapat stomata sedangkan pada daun
pisang bagian bawah terdapat stomata. Stomata daun pisang merupakan stomata
tipe diastik karena stomata daun pisang dikelilingi oleh dua sel tetangga. Stomata
daun pisang juga memiliki celah stomata yang dikelilingi oleh sel penutup. Pada
daun pisang bagian bawah yang diamati terdapat 73 stomata. Fungsi dari stomata
adalah untuk mengatur proses jalannya fotosintesis, transpirasi, respirasi, dalam
tumbuhan.
Daun Eceng
Gondok (Atas)
Stomata
Daun Eceng
Gondok (Bawah)
Stomata
Gelembung Air
Selaput bagian
dalam bawang
merah
Inti sel
Sel
Pada selaput bagian dalam bawang merah terdapat inti sel. Tampak juga
bulatan kecil. Terdapat pula sel-sel tetangga yang mengelilingi bulatan kecil
tersebut. Stomata selaput bagan dalam bawang merah termasuk tipe Anomositik,
karena memiliki ciri-ciri seperti stomata tipe Anomositik. Stomata ini yang
berfungsi untuk mengatur proses jalannya fotosintesis, transpirasi, respirasi,
dalam tumbuhan.
4. Daun Rhoe discolor
Sayatan bawah
daun Rhoe
discolor
Stomata
Epidermis
Piemen Antosianin
Gelembung Udara
Pada pengamatan daun Rhoe discolor tampak stomata, jaringan epidermis,
pigmen antosianin, dan gelembung udara. Jaringan epidermis tampak rapi, terdiri
dari segi enam, segi lima, dan segi empat. Gelembung udara banyak terlihat
seperti bulatan hitam. Pigmen antosianin yang terlihat merupakan pigmen yang
membuat daun Rhoe discolor menjadi berwarna ungu. Stomata yang terlihat
terdiri dari celah dan sel penutup yang mengapitnya. stomata pada daun Rhoe
discolor termasuk tipe Anisositik. Stomata ini yang berfungsi untuk mengatur
proses jalannya fotosintesis, transpirasi, respirasi, dalam tumbuhan.
5. Lapisan bawah daun durian
Lapisan bawah
daun durian
Stomata
Trikoma
Biji anggrek
Sel gamet
Sayatan tangkai
daun eceng
gondok
Duri
Parenkim udara
Butir-butir
amiloplas
Cairan kentang
Butir-butir
amiloplas
Daun waru
Trikoma
Campbell, Neil A, dkk. 2012. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Jumhana, Nana. Tth. Struktur Organ Pada Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Gambar Cetakan Daun Eceng Gondok Gambar Cetakan daun Eceng Gondok
bagian atas bagian bawah
Gambar Lapisan bawah Daun Durian Gambar Sayatan tangkai Daun Eceng
Gondok
Gambar Biji Anggrek Gambar Lapisan daun Rhoe discolor
bagan bawah
Gambar Selaput bagian dalam Gambar Sayatan Daun atau Tulang Daun
Bawang Merah Waru