Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN

OLEH :

KELOMPOK 4

1. Dina Puspitasari (10)


2. Fazia Nirwasita Argya Hermanto (13)
3. Shofiyyah (26)
4. Wafiqa Ramadhani Muthoharro (31)

SMAN 1 SOOKO MOJOKERTO

TAHUN 2023
A. Judul
“STRUKTUR JARINGAN PADA TUMBUHAN”
B. Tujuan
Untuk mengamati struktur yang terdapat pada tumbuhan
C. Dasar Teori
Tanaman terdiri dari dua sistem struktural yaitu sistem pucuk dan sistem akar, di mana
sistem pucuk terdiri dari struktur di atas tanah termasuk daun, batang, buah-buahan, dan
bunga. Sementara itu, sistem akar terdiri dari akar, umbi, dan struktur rhizobial yang
terletak di bawah tanah dan merupakan asal pertumbuhan tanaman.
Sistem ini terstruktur secara berbeda, ditentukan oleh set sel matang khusus yang
melakukan berbagai fungsi mulai dari perlindungan, dukungan, metabolisme,
reproduksi yang memungkinkan pertumbuhan tanaman, dan pengembangan. Sebagai
contoh, sel-sel tanaman terbentuk pada meristem yang berlipat ganda dan tumbuh untuk
jaringan tanaman. Struktur jaringan pada tumbuhan sebagai berikut.
1. Jaringan Meristematik
Jaringan meristem tersusun atas sekelompok sel yang tetap dalam masa
pertumbuhan dan terus-menerus akan membelah. Ciri-ciri jaringan diantaranya
 Tersusun atas sel-sel muda yang sedang dalam fase pembelahan dan
pertumbuhan.
 Umumnya tidak ada ruang antarsel.
 Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan susunan dinding sel
yang tipis.
 Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau
lebih dari satu inti sel.

Berdasarkan cara terbentuknya, jaringan meristematik pada tumbuhan dibedakan


menjadi tiga, yaitu:

 Promeristem, telah ada ketika tumbuhan masih dalam masa embrio.


 Meristem primer, jaringan yang aktif membelah, terdapat pada ujung
batang, ujung akar, dan kuncup tumbuhan dewasa. Menyebabkan
pertambahan panjang tumbuhan.
 Meristem sekunder, terbentuk dari jaringan meristem primer.
Menyebabkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.

Berdasarkan letaknya, jaringan meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu :

 Meristem apikal, terdapat di ujung akar dan ujung batang tumbuhan.


Menghasilkan pertambahan tinggi dan panjang tumbuhan
(pertumbuhan primer).
 Meristem lateral, berada sejajar dengan lingkaran ditemukannya
organ. Menghasilkan pertumbuhan sekunder.
 Meristem interkalar, terdapat diantara ruas-ruas batang
menghasilkan pertambahan panjang pada ruas-ruas batang.
2. Jaringan Permanen
Jaringan meristem baik yang merupakan primer atau sekunder akan
berdiferensiasi menjadi jaringan permanen. Nantinya, jaringan permanen tidak
tumbuh dan memperbanyak diri lagi. Berdasarkan fungsinya, jaringan permanen
pada tumbuhan dapat dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu jaringan
epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (kolenkim dan sklerenkim),
jaringan pengangkut (xilem dan floem), dan jaringan gabus.
3. Jaringan Epidermis
Jaringan epidermis adalah jaringan pada tumbuhan yang letaknya berada di
jaringan terluar yang menutupi seluruh permukaan tubuh tumbuhan. Ciri-ciri
jaringan epidermis diantaranya Tipis, biasanya hanya tersusun dari satu lapis sel
saja, Tidak memiliki klorofil, Pada permukaan yang menhadap keluar terlapisi
kutin yang menghasilkan kutikula (lapisan dalam), Vakuola besar bisa berisi
antosianin, Susunan selnya rapat tanpa ruang antar sel, Dinding sel beragam
tergantung dari posisi dan jenis tumbuhannya.
Terdapat sitoplasma yang hidup dan mengandung Kristal garam, Kristal silikat,
dan garam minyak, Tidak berkloroplas, kecuali bagian sel penutup, hidrofit dan
tumbuhan di bawah ruangan.Bentuk sel seperti balok. Umumnya terdiri dari satu
lapisan. Terletak pada lapisan paling luar. Tidak berklorofil kecuali pada sel
penjaga stomata. Tersusun atas sel-sel hidup. Dinding sel bagian luar yang
berbatasan dengan udara mengalami penebalan Berfungsi untuk melindungi
jaringan lainnya.
Fungsi Epidermis pada Tumbuhan, diantaranya:
 Pelindung Semua Organ Tumbuhan Fungsi epidermis yang paling utama
adalah sebagai jaringan pelindung semua organ tumbuhan, mulai dari
batang, daun, akar, atau buah dari segala kondisi dan pengaruh
lingkungan luar. Sel-sel yang tersusun dengan deretan yang rapi pada
jaringan epidermis memungkinkan prgan bagian dam tubuh tumbuhan
terlindungi dari perubahan suhu udara, kelembaban, infeksi pathogen
secara langsung, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, jaringan epidermis
umumnya memiliki ciri dengan tekstur yang lebih keras dibandingkan
dengan jaringan lainnya. Selain itu, epidermis juga dilengkapi dengan
kipas, bulu akar, dan spina (duri).
 Tempat Penyimpanan Cadangan Air Sel-sel yang terdapat pada jaringan
epidermis memiliki protoplasma yang pipih dan besar. Nah, inilah yang
menjadikan fungsi epidermis sebagai salah satu tempat penyimpanan
cadangan air bagi tumbuhan. Di saat musim kemarau dan kadar air tanah
sudah tidak tercukupi, air-air yang tersimpan di dalam protoplasma
jaringan epidermis akan diambil dan diangkut ke daun untuk kemudian
diproses melalui fotosintesis.
 Membatasi Penguapan pada Tumbuhan Fungsi epidermis selanjutnya
adalah sebagai jaringan pengatur proses transpirasi atau penguapan air
dan tumbuhan. Fungsi epidermis ini dilakukan oleh stomata yang
menjadi salah satu bagian dari jaringan epidermis selain trikomata. Di
saat suhu udara sedang tinggi, stomata pada jaringan epidermis akan
menutup dengan rapat agar laju transpirasi tanaman dapat dibatasi.
Sedangkan saat suhu udara sedang rendah, stomata akan membuka
dengan sangat lebar. Hal ini berfungsi agar sebagian air dapat terbuang
ke udara dan tidak membeku di dalam jaringan tumbuhan. Pasalnya,
seringkali stromata juga menjadi jalan sekresi air dalam tumbuhan
melalui proses gutasi.
 Penyerapan Zat Air dan Unsur Hara Jaringan epidermis yang terletak di
akar juga berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara dari dalam
tanah. Maka fungsi epidermis disini dilakukan terutama oleh trikomata
yang termodifikasi menjadi bulu akar.
 Difusi Oksigen dan Karbondioksida Fungsi epidermis yang terakhir
adalah sebagai tempat proses difusi oksigen dan karbondioksida saat
tumbuhan melakukan respirasi dan sekresi hasil fotosintesis. Fungsi ini
umumnya hanya terjadi pada daun dengan stomata sebagai organ
pelaksananya. Stomata pada daun yang dapat melakukan difusi sering
dimanfaatkan petani untuk mengaplikasikan pupuk daun pada tanaman
mereka. Unsur hara yang diberikan melalui daun akan terserap sempurna
melalui difusi yang dilakukan oleh stomata
4. Jaringan Parenkim
Jaringan parenkim adalah jaringan pada tumbuhan yang terbentuk dari meristem
dasar dan memiliki bentuk serta fungsi yang bervariasi. Fungsi Jaringan
Parenkim diantaranya terkait erat dengan sel epidermis permukaan yang
berkontribusi besar terhadap penetrasi dan penyerapan cahaya serta mengatur
pertukaran gas. Dinding permeabel memungkinkan pengangkutan molekul kecil
antara sel dan sitoplasma.
Parenkim palisade yang dikombinasikan dengan sel mesofil sepon yang
ditemukan di bawah lapisan jaringan epidermis membantu penyerapan cahaya
yang digunakan dalam fotosintesis, Sel parenkim sinar ditemukan dalam kayu
yang mengangkut bahan di sepanjang batang tanaman, Sel-sel parenkim juga
ditemukan dalam jumlah yang baik di dalam xilem dan floem tanaman vaskular,
membantu dalam transportasi air dan bahan makanan.
Beberapa juga terlibat dalam sekresi biokimia nektar dan pembuatan elemen
sekunder yang bertindak sebagai bahan pelindung dari pemberian makan
herbivora. Dan sel-sel parenkim yang ditemukan dalam umbi-umbian akar
seperti kentang, tanaman polongan, membantu dalam penyimpanan makanan.
Ciri-ciri jaringan parenkim sendiri diantaranya Sususan sel yang tidak rapat.
Tidak selalu berkloroplas. Tersusun atas sel-sel hidup. Letak inti sel mendekati
dasar sel.
Mampu bersifat meristematik karena dapat membelah diri. Memilki banyak
vakuola. Ukuran selnya besar. Terdapat banyak rongga antarsel.
Berdasarkan bentuknya, jaringan parenkim dibedakan menjadi:
 Parenkim palisade, bentuknya memanjang dan tegak.
 Parenkim bunga karang, bentuknya menyerupai bunga karang.
 Parenkim bintang, bentuknya menyerupai bintang dengan ujung jaringan
saling berhubungan.
 Parenkim lipatan, bentuk dinding sel melipat ke dalam.

Berdasarkan fungsinya, jaringan parekim dibedakan menjadi :

 Parenkim palisade, bentuknya memanjang dan tegak.


 Parenkim bunga karang, bentuknya menyerupai bunga karang.
 Parenkim bintang, bentuknya menyerupai bintang dengan ujung
jaringan saling berhubungan.
 Parenkim lipatan, bentuk dinding sel melipat ke dalam.
5. Jaringan Penyokong
Merupakan jaringan pada tumbuhan yang memiliki dinding yang tebal untuk
menunjang tubuh tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Terdiri dari
jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1. Jaringan Kolenkim
Jaringan kolenkim merupakan jaringan pada tumbuhan yang berfungsi
sebagai penguat pada organ tumbuhan yang masih aktif dalam pertumbuhan.
Struktur Sel Kolenkim sebagai sel yang panjang dengan dinding sel tebal
primer. Dinding sel biasanya tidak teratur dan terdiri dari molekul selulosa
dan pektin di beberapa titik, mereka menyerupai sel parenkim yang berubah
menjadi sel kolenkim. Ketika beberapa sel menumpuk, tubuh Golgi bersama
dengan retikulum endoplasma muncul bersama untuk membentuk dinding
sel primer.
Ketika dua sel berfusi atau bergabung, mereka membentuk dinding primer
tipis yang tidak berdiferensiasi menjadi sel collenchyma. Oleh karena itu
semakin banyak sel menumpuk dan melebur, mereka kemudian membentuk
dinding sel primer fungsional yang kuat dan tidak teratur. Sel-sel yang baru
terbentuk ini akan memanjang untuk memberikan dukungan bagi tanaman
agar dapat tumbuh.
Namun, dinding primer tidak memiliki lignin, kompleks organik polimer
yang membentuk jaringan struktural yang kuat dari tanaman vaskular yang
memberikannya dukungan yang kuat, terutama pada kayu dan kulit kayu dan
juga mencegah pembusukan.
Fungsi jaringan Kolenkim, diantaranya:
 Menjadi sel-sel hidup dalam jaringan tanaman, mereka memberikan
dukungan ke area tanaman yang tumbuh. Karena dinding sel
kekurangan lignin, ia tetap lentur memberikan bagian-bagian
tanaman seperti batang muda, akar muda, dan dukungan daun plastik
muda (elastis).
 Mereka menawarkan fleksibilitas dan kekuatan tarik untuk jaringan
tanam, memungkinkan tanaman membungkuk.
 Mereka juga memungkinkan bagian tanaman tumbuh dan
memanjang.
 Kolenkim dapat bergabung dengan kloroplas dan melakukan proses
fotosintesis.
2. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan pada tumbuhan yang berfungsi sebagai
penguat tumbuhan yang terdiri atas sel-sel mati. Dinding sel sklerenkim
sangat kuat, tebal, dan banyak mengandung lignin. Berdasarkan bentuknya,
sklerenkim dibagi menjadi dua macam, yaitu serabut dan sel batu (sklereid).
Serabut atau serat berasal dari jaringan meristem dan umumnya terdiri atas
sel-sel panjang dan bergerombol membentuk anyaman atau pita.
Contohnya adalah pelepah daun pisang. Sedangkan sel batu (sklereid)
merupakan jaringan sklerenkim yang bentuk selnya membulat dengan
dinding sel yang mengalami penebalan. Contohnya adalah tempurung kelapa
atau kulit biji keras.
Ciri-ciri jaringan sklerenkim, diantaranya:
 Menjadi sel-sel hidup dalam jaringan tanaman, mereka memberikan
dukungan ke area tanaman yang tumbuh. Karena dinding sel
kekurangan lignin, ia tetap lentur memberikan bagian-bagian
tanaman seperti batang muda, akar muda, dan dukungan daun plastik
muda (elastis).
 Mereka menawarkan fleksibilitas dan kekuatan tarik untuk jaringan
tanam, memungkinkan tanaman membungkuk.
 Mereka juga memungkinkan bagian tanaman tumbuh dan
memanjang.
 Kolenkim dapat bergabung dengan kloroplas dan melakukan proses
fotosintesis.
6. Jaringan Pengangkut
Merupakan jaringan pada tumbuhan yang bertugas untuk mengangkut zat-zat
yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Jaringan pengangkut terdiri dari Jaringan
Xilem (Pembuluh Kayu) yang Tersusun oleh trakeid, trakea, pembuluh xilem,
parenkim kayu, dan sklerenkim kayu. Berfungsi untuk mengangkut air dan
garam mineral dari dalam tanah menuju daun. Jaringan Floem Tersusun oleh sel
tapis, pembuluh tapis, sel pengiring, sel parenkim kayu, dan sklerenkim kayu
berfungsi untuk mengangkut zat-zat hasil fotosintesis ke seluruh bagian tubuh.
Xilem dan floem membentuk suatu ikatan pembuluh pengangkut, yaitu Ikatan
pembuluh kolateral, xilem dan floem letaknya bersebelahan dalam suatu jari-
jari. Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa jaringan pengangkut pada tumbuhan
berupa xilem dan floem.
Berdasarkan keberadaan kambium, ikatan pembuluh kolateral terbagi atas
kolateral terbuka, diantara xilem dan floem terdapat kambium. kolateral tertutup,
diantara xilem dan floem tidak terdapat kambium.
Ikatan pembuluh bikolateral, xilem diapit floem, terletak pada radius yang sama.
Ikatan pembuluh konsentris, xilem dan floem berbentuk cincin silindris.
Terdapat dua bentuk dalam ikatan pembuluh konsentris, yaitu amfikribal (floem
mengelilingi xilem) dan amfivasal (xilem mengelilingi floem) Ikatan pembuluh
radial, xilem dan floem letaknya bersebelahan, namun tidak dalam jari-jari yang
sama.
 Pembuluh xilem: Berfungsi untuk mengangkut air dan mineral dari tanah
menuju ke daun melalui akar. Xilem disusun oleh trakeid yang
memgalami penebalan, trakea, parenkim kayu, dan sklerenkim kayu.
Itulah mengapa pembuluh ini biasa disebut pembuluh kayu.
 Pembuluh floem: Berfungsi untuk mengangkut zat hasil fotosintesis dari
daun ke seluruh tubuh tumbuhan. Pembuluh ini disusun oleh sel tapis,
pembuluh tapis (berbentuk lurus seperti tabung), sel pengiring, parenkim
kulit kayu, dan serabut kayu. Perpaduan antara xilem dan floem
membentuk suatu jaringan yang disebut pembuluh pengangkut. Secara
umum, pembuluh angkut dibentuk oleh empat jenis ikatan. Ikatan
pembuluh kolateral, yaitu ikatan yang tersusun atas xilem dan floem
secara bersebelahan dengan xilem di sebelah dalam. Ikatan pembuluh
bikolateral, yaitu xilem diapit floem pada radius yang sama. Ikatan
pembuluh radial, yaitu ikatan yang tersusun atas xilem dan floem yang
bersebelahan tetapi tidak berada pada jari-jari tertentu, contoh pada akar.
Ikatan pembuluh konsentris, yaitu ikatan yang berbentuk cincin silindris
dan tersusun atas xilem yang dikelilingi floem (amfikribal) dan floem
dikelilingi xilem (amfivasal)

D. Tempat dan tanggal


Tempat dilakukannya praktikum Tulang ini yaitu di ruang laboratorium biologi SMAN
1 SOOKO
Tanggal pelaksanaan praktikum ini yaitu pada hari Senin dan Selasa tanggal 19
September 2023
E. Alat dan bahan :
Alat dan Bahan yang digunakan untuk praktikum :
1. Batok kelapa.
2. Buah pir.
3. Daun durian.
4. Daun waru.
5. Kulit rambutan.
6. Lidah buaya.
7. Akar anggrek.
8. Bunga mawar.
9. Bunga tasbih.
10. Daun alpukat.
11. Daun eceng gondok
12. Daun murbei.
13. Daun pacar air.
14. Kulit kacang.
15. Cutter atau silet
16. Kaca objek
17. Kaca penutup
18. Mikroskop cahaya
F. Cara Kerja :
1. Siapakan alat dan bahan terlebih dahulu.
2. Posisikan mikroskop cahaya pada cahaya sinar matahari agar dapat
dipantulkan oleh mrikroskop.
3. Iris tipis daun maupun benda yang lainnya.
4. Letakkan dalam kaca objek dan tutup dengan kaca penutup, setelahnya
amati mikroskop tersebut.
G. Data Pengamatan:
Berikut data dari pengamatan yang sudah dilakukan

No Bahan yang Gambar yang diamati


diamati
1 Batok kelapa

2 Buah pir
3 Daun durian

4 Daun waru
5 Kulit rambutan

6 Lidah buaya

7 Akar anggrek
8 Bunga mawar

9 Bunga tasbih

10 Daun Alpukat

11 Daun eceng
gondok
12 Daun murbei

13 Daun pacar air

14 Kulit kacang

H. Analisis Data
I. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan struktur jaringan pada tumbuhan adalah bahwa
tumbuhan memiliki berbagai jenis jaringan yang berperan dalam fungsi dan
pertumbuhan mereka. Beberapa jenis jaringan yang umum ditemukan pada tumbuhan
meliputi:
1. Jaringan epidermis: Jaringan ini terletak di permukaan luar tumbuhan dan
berfungsi sebagai lapisan pelindung. Epidermis juga dapat memiliki
stomata, yang memungkinkan pertukaran gas antara tumbuhan dan
lingkungannya.

2. Jaringan parenkim: Jaringan ini merupakan jaringan dasar yang ditemukan


di seluruh tumbuhan. Parenkim berperan dalam fotosintesis, penyimpanan
nutrisi, dan pernapasan.

3. Jaringan pengangkut: Jaringan ini terdiri dari xilem dan floem. Xilem
bertanggung jawab untuk mengangkut air dan mineral dari akar ke daun,
sedangkan floem mengangkut hasil fotosintesis dan nutrisi lainnya ke
seluruh bagian tumbuhan.

4. Jaringan meristem: Jaringan ini terletak di ujung akar dan tunas tumbuhan
dan bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Meristem dapat berubah menjadi jaringan permanen seperti parenkim,
xilem, dan floem.

5. Jaringan kolenkima dan sklerenkim: Jaringan ini memberikan dukungan


struktural pada tumbuhan. Kolenkima adalah jaringan yang fleksibel dan
memberikan dukungan pada daun dan batang muda, sedangkan sklerenkim
adalah jaringan yang keras dan memberikan dukungan pada bagian
tumbuhan yang lebih tua.

Dengan mempelajari struktur jaringan pada tumbuhan, kita dapat memahami bagaimana
tumbuhan tumbuh, berfungsi, dan beradaptasi dengan lingkungannya.
J. Daftar Pustaka
 https://www.gramedia.com/literasi/jaringan-pada-tumbuhan/
#Jaringan_Meristematik
 https://www.academia.edu/44484180/
Laporan_Praktikum_Jaringan_Pada_Tumbuhan_Praktikum_Biologi

Anda mungkin juga menyukai