Anda di halaman 1dari 10

JENIS JARINGAN PADA TUMBUHAN

Jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang tersusun atas sel sel yang
mempunyai kemampuan totipotensi yang berbeda dengan jaringan hewan,
manusia artinya jaringan tumbuhan merupakan jaringan yang kemampuan
membelah , memanjang dan defrensiasinya tak terbatas sehingga dari
kemampuannya jaringannya , organisme tumbuhan ini dapat diperbanyak dengan
Vegetatif mengingat kemampuan totipotensi itu tubuh tumbuhan pun terdiri dari
sel-sel. Sel-sel tersebut akan berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan
berkumpul membentuk organ dan seterusnya sampai membentuk satu tubuh
tumbuhan.
Struktur tubuh tumbuhan tingkat tinggi pada umumnya terdiri atas organ
pokok yaitu akar, batang dan daun. Organ tersusun oleh beberapa jaringan, dan
jaringan disusun oleh beberapa sel yang mempunyai bentuk, struktur, serta fungsi
yang sama. Berdasarkan kemampuan sel membelah jaringan pada tumbuhan
dibedakan menjadi dua yaitu jaringan meristem dan jaringan permanen. Setiap
jaringan memiliki struktur dan fungsi yang berbeda. Apakah jaringan itu ?
Jaringan yaitu sekumpulan sel yang mempunyai bentuk, fungsi, dan sifat-sifat
yang sama. Jaringan-jaringan akan menyusun diri menjadi suatu pola yang jelas di
seluruh bagian tumbuhan. Misalnya jaringan-jaringan yang berfungsi dalam
pengangkutan air dan makanan akan membentuk suatu sistem pembuluh
pengangkutan. Jaringan-jaringan tersebut akan menyusun organ tumbuhan yaitu
organ akar, organ batang maupun daun.
A. Jaringan Meristem ( Jaringan Embrional)
Jaringan meristem adalah jaringan pada tumbuhan yang selalu
menhgalami pembelahan diri secara terus menerus. Berdasarkan posisinya
dalam tubuh tumbuhann, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Meristem apikal, terdapat di ujung pucuk utama dan pucuk lateral serta
ujung akar.
2. Meristem interkalar, terdapat di antara jaringan dewasa, contohnya
meristem pada pangkal ruas tumbuhan anggota suku atau family rumputrumputan.

3. Meristem llateral,, terletak sejajar dengan permukaan organ tempat


ditemukannya. Contohnya adalah cambium dan cambium gabus (felogen)
Berdasarkan asal-usulnya, meristem dikelompokkan menjadi dua,
yaitu:
1. Meristem primer, sel-selnya berkembang langsung dari sel-sel embrionik
(contoh: meristem apikal). Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan
meristem primer disebut pertumbuhan primer.
2. Meristem sekunder, sel-selnya berkembang dari jaringan dewasa yang
sudah mengalami diferensiasi. Contohnya adalah kambium dan kambium
gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh
tumbuhan. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan skunder,
sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan
dikotil dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka). Pertumbuhan
kambium kearah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah
dalam akan membentuk kayu. Pada masa pertumbuhan, pertumbuhan
kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium
kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan
kayu

B. Jaringan Permanen (Jaringan Dewasa)


Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah mengalami diferensiasi.
Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain:
1. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri,
2. Mempunyai ukuran sel yang relatif besar dibandingkan sel-sel meristem,

3. Mempunyai vakuola besar, sehingga plasma sel sedikit dan merupakan


selaput yang menempel pada dinding sel,
4. Kadang-kadang selnya telah mati,
5. Selnya telah mencapai penebalan dinding sesuai dengan fungsinya,
6. Di antara sel-selnya dijumpai ruang antarsel. Jaringan dewasa penyusun
organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain jaringan pelindung (epidermis),
jaringan dasar (parenkim), jaringan penyokong (penguat), jaringan
pengangkut (vaskuler), dan jaringan sekretoris.
a. Jaringan pelindung (epidermis)
Epidermis merupakan jaringan paling luar yang menutupi
permukaan organ tumbuhan, seperti: daun, bagian bunga, buah, biji,
batang, dan akar. Fungsi utama jaringan epidermis adalah sebagai
pelindung jaringan yang ada di bagian sebelah dalam. bentuk, ukuran, dan
susunan, serta fungsi sel epidermis berbeda-beda pada berbagai jenis organ
tumbuhan. Ciri khas sel epidermis adalah sel-selnya rapat satu sama lain
membentuk bangunan padat tanpa ruang antar sel. Dinding sel epidermis
ada yang tipis, ada yang mengalami penebalan di bagian yang menghadap
ke permukaan tubuh, dan ada yang semua sisinya berdinding tebal dan
mengandung lignin.
Seperti kita temukan pada biji dan daun pinus, dinding luar sel
epidermis biasanya mengandung kutin, yaitu senyawa lipid yang
mengendap di antara selulosa penyusun dinding sel sehingga membentuk
lapisan khusus di permukaan sel yang disebut kutikula. Di permukaan luar
kutikula kadangkala kita temukan lapisan lilin yang kedap air untuk
mengurangi penguapan air.
Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat tambahan atau
derivate epidermis, misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica,
dan sel gabus.
1) Stoma
Stoma (jamak: stomata) adalah lubang atau celah yang terdapat
pada epidermis organ tumbuhan yang dibatasi oleh sel khusus yang
disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang
bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, dan
disebut sel tetangga. Sel tetangga berperan dalam perubahan osmotik

yang menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar stomata.


Letak stomata kebanyakan berada di permukaan bawah daun. Stomata
berfungsi sebagai tempat pertukaraan gas.

2) Trikoma
Trikoma (jamak: trikomata) berasal dari sel-sel epidermis, biasanya
berbentuk rambut. Ada juga trikomata yang berbentuk sisik atau duri.
Fungsi trikoma bagi tumbuhan adalah sebagai berikut:
a) Mengurangi penguapan
b) Meneruskan rangsang
c) Melindungi tumbuhan dari gangguan hewan
d) Membantu penyebaran biji
e) Membantu penyerbukan bunga
f) Menyerap air dan garam-garam mineral dari dalam tanah
3) Sel kipas
Sel kipas dapat dijumpai pada epidermis atas daun tumbuhan suku
atau family Gramineae atau Cyperaceae. Sel kipas tersusun dari
beberapa sel berdinding tipis dengan ukuran yang lebih besar
dibandingkan sel-sel epidermis di sekitarnya. Sel kipas berfungsi
mengurangi penguapan dengan menggulung daun.
b. Jaringan Parenkim
Parenkim terdiri atas kelompok sel hidup yang bentuk, ukuran,
maupun fungsinya berbeda-beda. Sel-sel parenkim mampu
mempertahankan kemampuannya untuk membelah meskipun telah dewasa
sehingga berperan penting dalam proses regenerasi.
Sel-sel parenkim yang telah dewasa dapat bersifat meristematik
bila lingkungannya memungkinkan. Jaringan parenkim terutama terdapat

pada bagian kulit batang dan akar, mesofil daun, daging buah, dan
endosperma biji. Sel-sel parenkim juga tersebar pada jaringan lain, seperti
pada parenkim xilem, parenkim floem, dan jari-jari empulur.
Ciri utama sel parenkim adalah memiliki dinding sel yang tipis,
serta lentur. Beberapa sel parenkim mengalami penebalan, seperti pada
parenkim xilem. Sel parenkim berbentuk kubus atau memanjang dan
mengandung vakuola sentral yang besar. Ciri khas parenkim yang lain
adalah sel-selnya banyak memiliki ruang antarsel karena bentuk selnya
membulat.
Parenkim yang mempunyai ruang antarsel adalah daun. Ruang
antarsel ini berfungsi sebagai sarana pertukaran gas antar klorenkim
dengan udara luar. Sel parenkim memiliki banyak fungsi, yaitu untuk
berlangsungnya proses fotosintesis, penyimpanan makanan dan fungsi
metabolisme lain. Isi sel parenkim bervariasi sesuai dengan fungsinya,
misalnya sel yang berfungsi untuk fotosintesis banyak mengandung
kloroplas. Jaringan yang terbentuk dari sel-sel parenkim semacam ini
disebut klorenkim. Cadangan makanan yang terdapat pada sel parenkim
berupa larutan dalam vakuola, cairan dalam plasma atau berupa kristal
(amilum). Sel parenkim merupakan struktur sel yang jumlahnya paling
banyak menyusun jaringan tumbuhan.
Ciri penting dari sel parenkim adalah dapat membelah dan
terspesialisasi menjadi berbagai jaringan yang memiliki fungsi khusus. Sel
parenkim biasanya menyusun jaringan dasar pada tumbuhan, oleh karena
itu disebut jaringan dasar.
Berdasarkan fungsinya, parenkim dibagi menjadi bebrapa jenis
jaringan, yaitu:
1) Parenkim Asimilasi Biasanya terletak di bagian tepi suatu organ,
misalnya pada daun, batang yang berwarna hijau, dan buah. Di dalam
selnya terdapat kloroplas, yang berperan penting sebagai tempat
berlangsungnya proses fotosintesis.
2) Parenkim Penimbun Biasanya terletak di bagian dalam tubuh,
misalnya: pada empulur batang, umbi akar, umbi lapis, akar rimpang

(rizoma), atau biji. Di dalam sel-selnya terdapat cadangan makanan


yang berupa gula, tepung, lemak atau protein.
3) Parenkim Air Terdapat pada tumbuhan yang hidup di daerah panas
(xerofit) untuk menghadapi masa kering, misalnya pada tumbuhan
kaktus dan lidah buaya.
4) Parenkim Udara Ruang antar selnya besar, sel- sel penyusunnya bulat
sebagai alat pengapung di air, misalnya parenkim pada tangkai daun
tumbuhan enceng gondok

c. Jaringan Penyokong (Penguat)


Jaringan penyokong merupakan jaringan yang menguatkan
tumbuhan. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
dibedakan menjadi jaringan kolenkim dan sklerenkim.
1) Kolenkim
Kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya
memanjang dengan penebalan dinding sel yang tidak merata dan
bersifat plastis, artinya mampu membentang, tetapi tidak dapat
kembali seperti semula bila organnya tumbuh. Kolenkim terdapat pada
batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel kolenkim dapat
mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim. Sel sel
kolenkim dindingnya mengalami penebalan dari kolenkim bervariasi,
ada yang pendek membulat dan ada yang memanjang seperti serabut
dengan ujung tumpul.

Berdasarkan bagian sel yang mengalami penebalan, sel


kolenkim dibedakan atas:
a) kolenkim angular (kolenkim sudut), merupakan jaringan kolenkim
dengan penebalan dinding sel pada bagian sudut sel;
b) kolenkim lamelal, merupakan jaringan kolenkim yang penebalan
dinding selnya membujur;
c) kolenkim anular, merupakan kolenkim yang penebalan dinding
selnya merata pada bagian dinding sel sehinggi berbentuk pipa.
2) Sklerenkim
Sklerenkim merupakan jaringan penyokong tumbuhan, yang sel selnya mengalami penebalan sekunder dengan lignin dan menunjukkan
sifat elastis. Sklerenkim tersusun atas dua kelompok sel, yaitu sklereid
dan serabut. Sklereid disebut juga sel batu yang terdiri atas sel - sel
pendek, sedangkan serabut sel selnya panjang. Sklereid berasal dari
sel-sel parenkim, sedangkan serabut berasal dari sel - sel meristem.
Sklereid terdapat di berbagai bagian tubuh. Sel selnya membentuk
jaringan yang keras, misalnya pada tempurung kelapa, kulit biji dan
mesofil daun. Serabut berbentuk pita dengan anyaman menurut pola
yang khas. Serabut sklerenkim banyak menyusun jaringan pengangkut.

d. Jaringan Pengangkut (Vaskuler)


Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan
floem, yang membentuk berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem
berperan mengangkut air dan mineral dari dalam tanah ke daun, sedangkan
floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.
1) Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari


beberapa tipe sel yang berbeda. Penyusun utamanya adalah trakeid dan
trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan dinding sel
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga
tersusun atas serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup
dan berperan dalam berbagai kegiatan metabolisme sel. Xilem disebut
juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang
membangun pembuluh xilem. Kedua tipe sel berbentuk bulat panjang,
berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah
pada trakeid tidak terdapat perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah
(noktah), berupa plasmodesmata yang menghubungkan satu sel dengan
sel lainnya.

Sedangkan pada trakea terdapat perforasi pada bagian ujungujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung
melalui perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah
(celah) antar sel selnya. Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian
rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung bertemu
ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada
dinding trakea dapat berupa cincin spiral, atau jala.
2) Floem

Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun


atas beberapa tipe sel yang berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring,
parenkim, serabut, dan sklerenkim.

Floem juga dikenal sebagai pembuluh tapis, yang membentuk


kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh floem terdiri atas
dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan
bentuknya memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa.
Dengan bentuk seperti ini pembuluh tapis dapat menyalurkan gula,
asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.
Tipe-tipe berkas pengankut Berdasarkan posisi xylem dan
floem dibedakan atas :
a) Tipe kolateral Kolateral terbuka, jika diantara xylem dan floem
terdapat cambium Kolateral tertutup, jikaq antara xylem dan floem
tidak dijumpai kambium
b) Tipe konsentris Konsentris amfikibral, apabila xylem berada
ditengah dan floem mengelilingi xylem Konsentris amfivasal,
apabila floem ada ditengah dan xylem mengelilingi floem c) Tipe
radial, xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari
lingkaran
e. Jaringan sekretori
Disebut juga kelenjar internal karena senywa yang dihasilkan tidak
keluar dari tubuh. Penyusun jaringan sekretori adalah :
1) Sel kelenjar, sel minyak dalam endosperma biji jarak

2) Saluran kelenjar, saluran kelenjar pada daun jeruk, senyawa yang


dihasilkan ditimbun dalam ruangan penyimpan, misalnya minyak
atsiri, lender, dan damar
3) Saluran getah, sel-sel yang mengalami fusi membentuk suatu system
jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain dalam tubuh. Sel
tersebut berisi getah.

Anda mungkin juga menyukai