Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN

Jaringan adalah kumpulan sel yang berhubungan erat satu sama lain dan mempunyai struktur
dan fungsi yang sama. Ilmu yang mempelajari tentang struktur tumbuhan disebut Histologi.
Berbagai jaringan tersusun dan terorganisasi dalam bentuk organ (Campbell, 2000: 32).

Tubuh tumbuhan terdiri atas kumpulan sel-sel yang mempunyai asal, fungsi serta struktur yang
sama disebut jaringan. Berdasarkan sifat ada dua macam jaringan yang menyusun tumbuhan
yaitu jaringan muda mempunyai sifat membelah, sehingga mempunyai fungsi menambah
panjang akar ataupun batang, karena biasanya terdapat pada bagian ujung. Pertumbuhan yang
diawali oleh jaringan yang letaknya dibagian ujung dikenal sebagai tumbuhan primer. Pada
beberapa tumbuhan rumput-rumputan perpanjangan batang disebabkan oleh adanya aktifosa
jaringan muda yang terdapat pada pangkal tiap buku dan pelepa daun (Pudjoarianto, 1988: 40).

Pada tumbuh-tumbuhan, sel-sel yang membentuk jaringan muda (meristem) adalah juga dalam
keadaan muda (embrional). Membran selnya demikian tipis, bentuknya menunjukkan bentuk
yang teratur, antara segi empat dan kubus, sedangkan ruang sel (lumen) masih penuh dengan
“protoplas” serta “vakuola” yang kecil. Dalam kondisi demikian ini sifat khusus dari jaringan
muda yaitu “sel-sel yang membentuknya selalu mengadakan kegiatan-kegiatan untuk
membelah”, yang dalam istilah lainnya disebut meristematis (Anto, 2010).

Jaringan parenkim atau sering pula disebut jaringan dasar (ground tissue) merupakan suatu
jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang
bervariasi dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi. Walaupun struktur morfologi
dan fisiologi bermacam-macam, akan tetapi pada umumnya dapat dinyatakan bahwa parenkim
memiliki sifat-sifat yang sama (Sutrian, 1983:98).

Menurut (Pudjoarianto, 1988: 42), sifat-sifat jaringan meristem secara umum adalah:

1. Sel-selnya mempunyai dinding tipis

2. Bentuk sel isodimetris, dengan inti besar

3. Kaya protoplas

4. Protoplas tidak mengandung makanan cadangan dan kristal-kristal

5. Plastisida dalam bentuk proplastisida

6. Vakuola kecil-kecil

Menurut (Iwan, 2006: 101), jaringan terdiri atas:


1. Jaringan meristematik adalah sekumpulan sel yang selalu aktif melakukan pembelahan
untuk memperbanyak jumlah sel. Proses pembelahan pada jaringan meristem dapat berkembang
dari jaringan embrional jaringan dewasa. Perkembangan jaringan meristem yang berasal dari
jaringan embrional disebut meristem primer, sedangkan jaringan meristem yang berkembang
dari jaringan dewasa disebut meristem sekunder.

a. Meristem primer, jaringan meristem primer banyak terdapat pada bagian tumbuhan seperti
ujung batang, pucuk, daun dan akar.

b. Meristem sekunder adalah jaringan yang terdeferensiasi dari jaringan dewasa.

2. Jaringan dewasa, meristem primer dan meristem sekunder secara terus-menerus


mengalami pembelahan mitosis. Setelah mengalami pembelahan mitosis jaringan mengalami
diferensiasi membentuk jaringan dewasa. Jaringan dewasa tidak mengalami pembelahan lagi
sehingga bentuknya relatif tetap.

3. Jaringan pelindung berfungsi melindungi bagian tubuh tumbuhan yang aktif melakukan
pembelahan primer. Fungsi lain dari jaringan epidermis selain sebagai pelindung adalah tempat
penyimpangan cadangan makanan.

4. Jaringan penguat berfungsi untuk membentuk dan menyokong bagian tumbuhan.


PEMBAHASAN

Epidermis biasanya merupakan satu lapisan sel tebalnya. Bentuk sel


epidermis bermacam-macam, misalnya berbentuk kubus atau prisma, ada yang
tidak teratur sehingga bila dilihat dari permukaan merupakan segi banyak, ada
yang berkelok-kelok dindingnya, mempunyai tonjolan seperti papilla (Primadani,
2006)
Fungsi jaringan epidermis adalah sebagai berikut : sebagai pelindung
terhadap penguapan. sebagai pelindung terhadap kerusakan-kerusakan mekanis.
sebagai pelindung terhadap perubahan temperatur. sebagai pencegah hilangnya
zat-zat hara (Cambell, 2002)
Beberapa derivat epidermis antara lain trikomata, stomata. Trikomata
merupakan derivat derivat epidermis termasuk rambut-rambut yang berkelenjar
dan rambut-rambut yang tak berkelenjar, sisik, papila, dan rambut-rambut akar
untuk absorbsi. Trikomata dapat berupa sebuah sel yang sederhana atau bercabang
atau terdiri dari beberapa deretan sel, ada yan terdiri dari bagian tangkai dan
bagian kepala. Stomata meruapakan celah pada epidermis yang diapit oleh 2 sel
epidermis khusus (sel penutup) (Sutrian, 1992)
Menurut Primadani (2006) Stomata tersusun atas lubang atau pori yang di kelilingi oleh dua sel
berbentuk melengkung seperti ginjal. Kedua sel tersebut disebut sel penutup (sel penjaga).
Stomata berasal dari kata “stoma” yang berarti mulut.

Fungsi stomata, antara lain:

1. Sebagai jalan masuknya CO2 dari udara pada proses fotosintesis

2. Sebagai jalan penguapan (transpirasi)

3. Sebagai jalan pernapasan (respirasi) membuang kelebihan air melalui proses tranparasi.

Pembagian Stomata, yaitu:

1. Menurut bentuk sel penjaga

a. Ginjal

Bentuk dari sel penjaga menyerupai ginjal. Mayoritas tumbuhan memiliki tipe ini. Contoh: Daun
adam-hawa (Rhoeo discolour)
b. Barbel

Bentuk datar ditengah dan membuat di ujung. Pemalik stomata tipe ini adalah dari keluarga Zea.

2. Bentuk sel tetangga

a. Anisositik

Terdapat sel penjaga yang bentuknya berlainan. Contohnya pada cocor bebek (Kalanchoe sp).

b. Animositik

Sel tetangga tidak dapat dibedakan dengan sel epidermis di sekitarnya. Contohnya pada paku
sarang burung (Aspelenium nidus).

c. Parasitik

Letak sel tetangga parallel dengan sel penjaga. Contoh, pada Eichornia crasipes.

d. Telrasit

Terdapat empat sel penjaga yang letaknya parallel dan dengan sel penjaga.

Jaringan Meristem

Secara garis besar, jaringan penyusun tumbuh-tumbuhan dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu jaringan meristem dan jaringan dewasa. Jaringan meristem adalah jaringan yang terus
menerus membelah dan jaringan ini relatif sangat muda. Jaringan ini memiliki sitoplasma yang
penuh dan mempunyai kemampuan totipotensi yang tinggi karena kemampuan membentuk
jaringan yang lain berupa jaringan dewasa. Jaringan meristem dapat dibagi menjadi Jaringan
meristem primer dan jaringan meristem sekunder. Pada jaringan meristem primer, jaringan ini
pada tumbuhan terdapat pada bagian organ yang paling muda ( pada tunas, ujung organ).
Jaringan ini merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan embrional atau tunas atau
lembaga yang mana mempunyai kemampuan untuk membelah, memanjang dan berdefrensiasi
serta spesialisasi membentuk jaringan yang dewasa. Jaringan ini cenderung menghasilkan
hormon auksin sehingga membuat terjadinya pembelahan yang terus menerus kearah
memanjang. Jaringan ini terletak di ujung batang, ujung akar yang kemudian dikenal dengan
meristem apikal yang mengarah ke dominansi apikal. Pertumbuhan jaringan meristem primer ini
sering disebut pertumbuhan primer. Jaringan meristem primer menimbulkan batang dan akar
bertambang panjang bukan melebar, sedangkan pada jaringan meristem sekunder adalah jaringan
meristem yang berasal dari jaringan meristem primer yang melakukan defrensiasi dan
spesialisasi. Jaringan ini merupakan jaringan dewasa namun mempunyai kemampuan totipotensi
lagi. Jaringan ini berada di bagian tengah dari organ untuk melakukan pembentukan jaringan
yang berbeda dari yang sebelumnya. Pertumbuhan jaringan meristem sekunder disebut
pertumbuhan sekunder. Pertumbuhannya kearah membesar sehingga menimbulkan pertambahan
besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem sekunder yaitu kambium. Lakitan (2007)

Jaringan Epidermis

Jaringan epidermis adalah jaringan yang paling luar dan disusun oleh sel-sel hidup dengan
dinding sel yang tipis dan terletak menutupi organ tumbuhan. Jarinagn ini memiliki ciri-ciri
diantaranya,

1. Selnya berbentuk balok, tipis, rapat, serta tidak memiliki ruang antar sel. 2.
Fungsinya sebagai pelindung dilapisi kutikula (lapisan lilin).

3. Sebagian epidermis ada yang bermodifikasi menjadi sisik/ bulu.

4. Tidak mempunyai klorofil. Berdasarkan letaknya, epidermis dibagi menjadi tiga,


yaitu epidermis yang berada didaun, berfungsi untuk melindungi daun dari air. Jaringan
epidermis batang yang berfungsi untuk membentuk bulu sebagai alat perlindungan dan jaringan
epidermis akar yang berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi osmosis. Lakitan
(2007)
Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut pada tumbuhan terdiri atas sel-sel xilem dan floem, yang membentuk
berkas pengangkut (berkas vaskuler). Xilem berperan mengangkut air dan mineral dari dalam
tanah ke daun, sedangkan floem berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.

1) Xilem

Xilem merupakan jaringan kompleks karena tersusun dari beberapa tipe sel yang berbeda.
Penyusun utamanya adalah trakeid dan trakea sebagai saluran pengangkut air dengan penebalan
dinding sel yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penyokong. Xilem juga tersusun atas
serabut, sklerenkim, serta sel-sel parenkim yang hidup dan berperan dalam berbagai kegiatan
metabolisme sel. Xilem disebut juga sebagai pembuluh kayu yang membentuk kayu pada batang.
Trakeid dan trakea merupakan dua kelompok sel yang membangun pembuluh xilem. Kedua tipe
sel berbentuk bulat panjang, berdinding sekunder dari lignin dan tidak mengandung kloroplas
sehingga berupa sel mati. Perbedaan pokok antara keduanya, adalah pada trakeid tidak terdapat
perforasi (lubang-lubang), hanya ada celah (noktah), berupa plasmodesmata yang
menghubungkan satu sel dengan sel lainnya. Sedangkan pada trakea terdapat perforasi
pada bagian ujung-ujung selnya. Transpor air dan mineral pada trakea berlangsung melalui
perforasi ini, sedangkan pada trakeid berlangsung lewat noktah (celah) antar sel selnya. Sel-sel
pembentuk trakea tersusun sedemikian rupa sehingga merupakan deretan sel memanjang (ujung
bertemu ujung) membentuk pipa panjang (kapiler). Bentuk penebalan pada dinding trakea dapat
berupa cincin spiral, atau jala.

2) Floem
Pada prinsipnya, floem merupakan jaringan parenkim.Tersusun atas beberapa tipe sel yang
berbeda, yaitu buluh tapis, sel pengiring, parenkim, serabut, dan sklerenkim. Floem juga dikenal
sebagai pembuluh tapis, yang membentuk kulit kayu pada batang. Unsur penyusun pembuluh
floem terdiri atas dua bentuk, yaitu: sel tapis (sieve plate) berupa sel tunggal dan bentuknya
memanjang dan buluh tapis (sieve tubes) yang serupa pipa. Dengan bentuk seperti ini pembuluh
tapis dapat menyalurkan gula, asam amino serta hasil fotosintesis lainnya dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan. Lakitan (2007)

Jaringan Parenkim

Jaringan Parenkim merupakan jaringan tanaman yang paling umum dan belum berdiferensiasi.
Kebanyakan karbohidrat non-struktural dan air disimpan oleh tanaman pada jaringan ini.
Jaringan Parenkim biasanya memiliki dimensi panjang dan lebar yang sama (isodiametrik) dan
protoplas aktif dibungkus oleh dinding sel primer dengan selulose yang tipis. Ruang interseluler
antar sel umum terdapat pada parenkim. Nama lain dari jaringan parenkim adalah jaringan dasar.
Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang, kulit akar, daging, daun, daging buah dan
endosperm. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil
disebut klorenkim, yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan
cadangan makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim. Berdasarkan
fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam antara lain:

1. Parenkim asimilasi (klorenkim). Parenkim asimilasi adalah sel parenkim yang


mengandung klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.

2. Parenkim penimbun Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan
cadangan makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel padat, atau
cairan di dalam sitoplasma.

3. Parenkim air Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan epifit, dan tumbuhan
sukulen.

4. Parenkim penyimpan udara (aerenkim). Parenkim penyimpan udara atau aerenkim adalah
jaringan parenkim yang mampu menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang
besar. Aerenkim banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit. Lakitan (2007)
Anto. Jaringan Tumbuhan. http:www.membuatblog.2010.web.id (Diakses tanggal 17 Oktober
2015).

Campbell, Neil, dkk. Biologi. Jakarta: Erlangga, 2000.

Cambell. 2002. Biologi edisi lima. Jakarta: Erlangga

Iwan, Wahyu. Biologi. Bogor: CV Regina, 2006.

Lakitan,Benyamin.2007.Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan.Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada.

Primadani. 2006. Anatomi Tumbuhan. Banjarmasin : Universitas Lambung


Mangkurat Press.
Putjoarianto. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: UGM Press, 1988.

Sutrian, Yayan, dkk. Pengantar Anatomi Tumbuh-Tumbuhan. Jakarta: 1993.

Sutrian. 1992. Pengantar Anatomi Tumbuh-tubuhan Tentang Sel dan Jaringan.


Jakarta : Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai