Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 2

Pengamatan Jaringan PenyusunTumbuhan

Disusun oleh :
KELOMPOK 4
1. Isna Amanatul Hayati

(12312241008)

2. Vini Rahayu

(12312241012)

3. Muhammad Labib Ridlo

(12312241015)

4. Robiyatul Abdawiyah

(12312241021)

5. Purnamasari Pragusta

(12312241029)

6. Wulan Sari Ningsih

(12312241044)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2014

A. TUJUAN
1. Mengidentifikasi jaringan penyusun batang tumbuhan bayam, kangkung, dan sledri
2. Membandingkan struktur jaringan penyusun batang tumbuhan bayam, kangkung, dan
sledri
B. DASAR TEORI
1.
Pengertian jaringan
Tumbuhan pada dasrnya disusun oleh tiga bentuk organ utama, yaitu akar, batang
dan daun. Sedangkan setiap organ tersebut dibentuk oleh tiga sistem jaringan utama yaitu
jaringan dasar, jaringan dermal dan jaringan pembuluh. Ketiga sistem jaringan tersebut
berasal dari aktivitas sel meristem apikal tunas dan akar. Selain itu juga berisi sejumlah
kecil tipe-tipe sel yang mengalami spesialisasi. Diawali dengan pembelahan sel,
kemudian tumbuh, dan mengalami diferensiasi membentuk jaringan dengan fungsi-fungsi
yang khusus. Jadi, jaringan merupakan sekelompok sel yang mempunyai bentuk dan
fungsi yang sama. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang berhubungan erat satu sama
lain dan mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Tumbuhan berpembuluh matang
dapat dibedakan menjadi beberapa tipe yang semua dikelompokkan menjadi jaringan
(Kimball, 1992). Jaringan adalah kumpulan struktur, fungsi, cara pertumbuhan, dan cara
perkembangan (Brotowidjoyo, 1989).
2. Macam jaringan tumbuhan
Jaringan menurut fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu jaringan muda atau
meristem dan jaringan dewasa atau permanen (Kimball,1992). Jaringan terdiri dari
jaringan muda atau meristem, jaringan dasar atau parenkim, sklerenkim, xilem, dan floem
(Brotowidjoyo, 1989).
Jaringan meristem dibagi menjadi tiga yaitu meristem apikal yang terletak di ujung
batang dan akar, meristem lateral yang terletak di kambium gabus dan meristem
interkalar yang terletak diantara satu dan lainnya (Kimball,1992). Jaringan meristem
adalah jaringan muda yang terdiri atas sel-sel yang mempunyai sifat membelah diri.
Fungsinya untuk mitosis, dimana sel-selnya kecil, berdinding tipis tanpa vakuola tengah
di dalamnya (Yartim, 1987). Jaringan muda yang sel-selnya selalu membelah atau
bersifat meristematik. Fungsi sel meristematik adalah mitosis. Bentuk dan ukuran sama
relatif, kaya protoplasma, umumnya rongga sel yang kecil (Prawiro, 1997).
Jaringan permanen dibagi menjadi dua yaitu jaringan epidermis dan jaringan parenkim
(Yartim, 1987). Jaringan permanen merupakan jaringan yang telah mengalami

deferensiasi. Umumnya jaringan dewasa tidak membelah diri, bentuknya pun relatif
permanen serta rongga selnya besar (Mulyani, 1980). Sel perenkim terdapat diberbagai
sebagian tumbuhan, bentuknya besar-besar dan berdinding tipis (Kimball, 1991). Fungsi
utama sel parenkim sebagai tempat cadangan makanan serta sebagai jaringan penyokong
(Prawiro, 1997). Sel-sel parenkim adalah sel-sel yang hidup dan mempunyai fungsi yang
bervariasi. Pada sel-sel meristematik apikal dan lateral dari tunas dan akar menyediakan
sel-sel baru yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Pada batang dan daun (pada bagian
mesofil) sel-sel ini berperan dalam memproduksi dan menyimpan mkanan selama
fotosintesis.
Jaringan penyokong merupakan jaringan yang berfungsi untuk menyokong agar tanaman
dapat berdiri dengan kokoh dan kuat. Jaringan penyokong dibagi menjadi dua yaitu
jaringan kolenkim dan sklerenkim (Mulyani, 1980). Jaringan kolenkim adalah jaringan
penyokong yang masih muda, jaringan yang berdinding tebal terutama pada sudutsudutnya. Kollenkim adalah adalah sel-sel hidup serupa dengan sel-sel parenkim dengan
kekecualian, sel-sel kollenkim memilikidinding sel yang lebih tebal dan biasanya
memanjang dan berkumpul membentuk serabut seperti tali. Kollenkim mampu meregang
dan memberikan sokongan secara mekanik pada sistem jaringan dasar pada tumbuhan
yang mengalami pemanjangan.

Jaringan sklerenkim adalah jaringan yang terdiri dari sel-sel yang sudah mati, dinding sel
yang tidak elastis tetapi kuat. Dinding-dinding sel ini sangat tebal dan dibagun dalam
lapis yang sama di sekitar batas sel (Mukhtar, 1992). Jaringan sklerenkim merupakan sel
penunjang yang lebih umum, dinding sel sangat tebal. Sklerenkim merupakan komponen

yang sangat penting pada penutup luar biji dan buah keras (Kimball, 1991). Sel-sel
sklerenkim adalah sel-sel yang mati, dinding sekundernya tebal dan mengandung lignin.
Ada dua tipe sklerenkim yaitu serat (fiber) dan sklereid. Dalam bentuk serat sklerenkim
dapat dijumpai berupa bundel yang panjang. Seklereid lebih pendek daripada serat dan
bentuknya tidak beraturan.

Jaringan dermal berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari lingkungan luar, berperan
dalam pengmbilan air dan ion-ion pada akar dan pengaturan pertukaran gas pada daun
dan batang. Epidermis merupakan bagian utama pelindung bagian luar dari tumbuhan.
Sel-sel epidermis juga mengalami modifikasi membentuk variasi seperti stomata dan
rambut. Epidermis umumnya satu lapis sel, melindungi bagian dalam batang, daun dan
akar pada tumbuhan muda. Sel-selnya hidup, memiliki dinding sel setebal dinding sel
primer dan bagian permukaan luarnya ditutupi oleh kutikula yang dilapisi lilin. Sel-selnya
berhubungan dengan sangat rapat dalam pola yang berbeda-beda.

(Hubungan yang erat antar sel epidermis pada permukaan atas daun dan batang).

Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk transportasi hasil asimilasi dari
daun ke seuruh bagian tumbuhan dan pengangkutan air serta garam-garam mineral
(Kimball, 1992). Pada tumbuhan muda jaringan ini biasanya dihubungkan dengan
berbagai variasi tipe sel. Elemen-elemen penyusunnya dihubungkan dengan sel-sel
parenkim yang memelihara dan mengatur pertukaran mater-materi antar elemen peyusun
tersebut.Jaringan pengangkut dibagi menjadi dua yaitu xilem dan floem, xilem
merupakan jaringan kompleks yang terdiri dari sel mati maupun hidup. Floem berfungsi
sebagai alat transportasi bagi zat-zat hasil fotosintesis dari daun ke seluruh tubuh
tumbuhan (Kimball, 1991). Jaringan floem dibangun oleh beberapa jenis sel yaitu
pembuluh tapis, parenkim, dan serabut floem. Selnya berbentuk tabung dan bagian ujung
berlubang. Floem merupakan jaringan kompleks yang tediri dari berbagai unsur dengan
tipe berbeda yaitu pembuluh lapisan, parenkim serabut, dan kloroid. Sel-sel terpenting di
dalam floem adalah tabung tapis.
Xilem membawa air dan ion-ion terlarut dalam tumbuhan. Xilem merupakan
jaringan campuran yang terdiri atas beberapa sel yang mempunyai tipe tertentu yang
paling khas. Xilem mempunyai dinding sel yang tebal. Dindingnya menebal dalam polapola berkas (Kimball, 1991). Sel-sel parenkim xilem secara aktif mentransfer larutan
tertentu kedalam dan keluar elemen pembuluh melalui membran plasma secara
horizontal.
3. Fisiologi Tumbuhan
a . Kangkung
Kangkung air (Ipomoea aquatica) adalah tumbuhan akuatik yang sering digunakan
orang sebagai sayuran. Berikut adalah klasifikasi kangkung air:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Convolvulales

Famili

: Convolvulacae

Genus

: Ipomoea

Spesies

: Ipomoea aquatica

Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak mengandung air


(herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar. Memiliki percabangan
yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan merayap (menjalar). Warna
batangnya lebih hijau pekat daripada warna daun. Batang terdiri atas peridermis,
korteks dan stele. Berkas pengangkut tipe bikolateral, dimana terdapat floem luar,
xilem dan floem dalam. Batang kangkung tersusun atas sel aerinkim atau parenkim
aerob, batang kangkung berwarna hijau sehingga mengandung kloroplas. Hal ini
membuktikan bahwa batang kangkung juga melakukan fotosintesis. Pada batang
kangkung empulurnya mengalami perombakan(tidak terdapat empulur) sehingga
bagian tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas (buku), hal ini mendukung
fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki kemampuan untuk mengapung.

b . Bayam
Klasifikasi tanaman bayam adalah sebaga berikut:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom

: Tracheobionta

Super Divisi

: Spermatophyta

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Sub Kelas

: Hamamelidae

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Amaranthaceae

Genus

: Amaranthus

Spesies

: Amaranthus blitum

Batang tanaman bayam berbentuk bulat, berair, lunak serta kurang berkayu. Warna
batang bayam tergantung dari jenis bayam tersebut bayam hijau memiliki batang
berwarna hijau, begitu juga bayam merah juga memiliki batang berwarna merah.
batang bayam terdiri atas jaringan epidermis, korteks, floem, kambium, xylem dan
empulur. Batang Bayam ini termasuk batang dikotil. Epidermis pada batang adalah
sel hidup yang mampu bermitosis, hal ini penting dalam upaya memperluas
permukaan apabila terjadi tekanan dari dalam akibat pertumbuhan sekunder. Korteks
adalah kawasan diantara epidermis dan sel silinder pembuluh paling luar, korteks
btang terdiri dari parenkim yang berisi kloroplas. Di tepi luar sering terdapat
kolenkim dan sklerenkim. Batas antara korteks dan daerah pembuluh atau pengangkut
tidak jelas karena sering tidak ditemukan endodermis apalagi pada batang yang masih
muda (Hidayat, 1995). Batang bayam ini termasuk dikotil karena salah satunya
Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus
yang dibentuk dari kambium gabus

c . Seledri
Klasifikasi tanaman seledri (Apium graveolens L.) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae
Class

: Dicotyledonae

Ordo

: Apiales

Famili

: Apiaceae

Genus

: Apium

Spesies

: Apium graveolens L.

Batang Seledri (Apium graveolens L.) memiliki batang tidak berkayu, memiliki
bentuk bersegi, beralur, beruas, tidak berambut, bercabang banyak, dan berwarna hijau.
C. METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Tempat : Laboratorium ipa 2
b. Waktu : Selasa, 4 Maret 2014
c. Alat
1. Silet
2. Mikroskop
Bahan :
1. Tanaman bayam
2. Tanaman kangkung
3. Tanaman sledri

D. LANGKAH PERCOBAAN

E. DATA HASIL PENGAMATAN


No.
1.

Jaringan tumbuhan
Keterangan
Penampang melintang batang
bayam dengan perbesaran 10x10

2.

Penampang melintang batang


kangkung perbesaran

3.

Penampang melintang batang


sledri perbesaran

F. PEMBAHASAN
Pada percobaan yang berjudul Pengamatan Jaringan PenyusunTumbuhan bertujuan
untuk mengidentifikasi jaringan penyusun batang tumbuhan bayam, kangkung, dan sledri,
membandingkan struktur jaringan penyusun batang tumbuhan bayam, kangkung, dan sledri.
Pada percobaan kali ini praktikan mengamati jaringan tumbuhan pada batang
melintang tanaman bayam, jaringan tumbuhan pada batang melintang tanaman seledri dan
jaringan tumbuhan pada batang melintang tanaman kangkung. Alat dan bahan yang
digunakan dalam percobaan ini antara lain tanaman bayam, tanaman seledri dan tanaman
kangkung sebagai media yang akan diamati, silet untuk memotong melintang batang tanaman
yang akan di amati, gelas obyek untuk meletakkan irisan atau potongan tanaman yang akan
di amati, mikroskop untuk mengamati jaringan tumbuhan pada tanaman yang di amati.
Langkah pertama yang praktikan lakukan pada percobaan ini yaitu memotong tipis
melintang batang tanaman bayam, tanaman seledri dan tanaman kangkung menggunakan
silet yang sudah di sediakan, kemudian meletakkan potongan tersebut dalam gelas obyek,

lalu memberi sedikit air dan kemudia diamati mengggunakan mikroskop.Dari hasil
pengamatan yang praktikan lakukan didapatkan hasil sebagai berikut :
1. Jaringan tumbuhan pada batang melintang tanaman bayam
Berdasarkan literature yang praktikan peroleh berikut adalah klasifikasi tanaman bayam:
Kingdom
Divisi

: Spermatophyta

Sub Divisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotiledonae

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Amaranthaceae

Genus

: Amaranthus

Species

: Plantae

: Amaranthus hybridus L

Penampang melintang batang Amaranthus hybridus L


Pada pengamatan penampang batang
Amaranthus hybridus L praktikan
diharapkan dapat mengetahui jaringan penyusun tumbuhan dikotil Amaranthus hybridus
L. Menurut literatur mengenai struktur anatomis batang Amaranthus hybridus L dapat
diketahui bahwa pada batang Amaranthus hybridus L merupakan batang dikotil bila
dilihat dari jaringan yang menyusun organ tumbuhan Amaranthus hybridus L. Jaringan
penyusun tersebut antara lain, jaringan epidermis yang berkutikula dan kadang terdapat
stomata, korteks, endodermis, perisikel, stele yang terdiri atas jaringan berkas pengangkut
xilem dan floem, empulur, perikambium, dan jari-jari empulur. Epidermis merupakan
selapis sel bagian terluar batang, rapat, dinding luar dilapisi kutikula, dan berfungsi
sebagai pelindung. Epidermis memiliki kutikula yang berfungsi mencegah kehilangan air
yang berlebihan. Perikambium, yang disebut juga sebagai perisikel merupakan jaringan
yang melingkari pembuluh angkut disebut juga sebagai perisikel, merupakan jaringan yang
merlingkari pembuluh angkut, bagian dalamnya berbatasan dengan floem primer, dan bagian luarnya
oleh luar korteks tersusun dari sklerenkim.
Berikut adalah foto hasil pengamatan :

Perbesaran 10 x 10
Berikut adalah hasil gamabar literature

Sumber : http://bioliciousedu.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan.html
Amaranthus sp (bayam) merupakan tumbuhan dikotil. Dimana tumbuhan dikotil
memiliki berkas pembuluh yang teratur sedangkan pada hasil pengamatan di dapat bahwa
berkas pembuluh pada Amaranthus sp. terlihat tersebar. Ini merupakan bentuk anomali
batang pada Amaranthus sp. Tipe dari berkas pembuluh Amaranthus sp. Merupakan tipe
kolateral terbuka yaitu antara xilem dan floem terdapat kambium.
Dari pengamatan yang dilakukan praktikan dapat diketahui jaringan penyusun
Amaranthus hybridus L. jaringan penyusun yang terluar yaitu jaringan epidermis.
Epidermis merupakan selapis sel bagian terluar batang, rapat, dinding luar dilapisi
kutikula, dan berfungsi sebagai pelindung. Epidermis memiliki kutikula yang berfungsi
mencegah kehilangan air yang berlebihan.

Korteks pada batang dikotil Amaranthus hybridus L memiliki beberapa lapis sel.
Korteks batang tersusun oleh parenkim, mengandung kloroplas, ruang antar sel dibagian tengah terlihat
jelas dan berfungsi untuk pertukaran gas.
Stele,adalah bagian terdalam organ batang tumbuhan, yang tardiri dari jaringan berkas
pengangkut pada tumbuhan dikotil terdiri dari xilem dan floem yang tersusundalam ikatan pembuluh,
karena letaknya berdekatan, di antara xilem dan floem juga terdapat kambium. Oleh karena
itu, berkas pengangkutan pada batang dikotil disebut berkas kolateral terbuka. Terdapat
perbedaan antara jaringan pengangkut pada dikotil dan monokotil. Pada herba dikotil,
bisa ditemukan berkas vaskuelr dalam bentuk cincin, dengan masing-masing berkas
mengandung masa floem di bagian luar dan massa xylem yang lebih besar di bagian
tengah. Di antara xylem dan floem terdapat jaringan meristematik disebut kambium
vaskuler yang berada di antara xilem dan floem dan berasal dari. Sedangkan kambium
yang terletak di luar xilem dan floem yang berasal dari sel-sel parenkim disebut kambium
intravaskuler. Kambium merupakan titik pertumbuhan sekunder kearah dalam
membentuk xylem dan kearah luar membentuk floem dan berperan dalam peningkatan
lebar batang (disebut pertumbuhan sekunder). Pusat batang terisi oleh empulur yang
terdiri atas jaringan perenkim, dengan ruang antar sel yang jelas. Bagian luarnya terdiri
sari sel yang kecil dan rapat, terdapat kelenjar minyak dan Kristal
Ciri-ciri anatomi tumbuhan dikotil :
Jaringan penyusun organ batang tumbuhan dikotil :

Jaringan epidermis, berfungsi sebagai pelindung,


Korteks berungsi sebagai penguat, bagian dalam berupa parenkim longgar

yang berfungsi: menyimpan cadangan makanan


Endodermis berfungsi menyimpan cadangan makanan
Perisikel merupakan bagian terluar stele, menyelubungi berkas pengangkut,

berupa sklerenkim dan berfungsi sebagai penguat/penyokong


Ikatan pembuluh tersusun atas xilem dan floem. Letak xilem di dalam dan
floem di luar dan di antara xilem dengan floem terdapat kambium (kolateral

terbuka).
Empulur merupakan bagian yang paling dalam, berupa parenkim.

2.

Jaringan tumbuhan pada batang melintang tanaman kangkung


Pada percobaan ini praktikan menggunakan tanaman kangkung sebagai salah
satu tanaman yang akan dilihat struktur anatominya namun sebelum itu praktikan
mengamati struktur morfologi tanaman kangkung terlebih dahulu. Berdasarkan
pengamatan batang kangkung bulat dan berlubang berwarna hijau, berbuku-buku
dan bentuk daun umumnya runcing ada juga yang tumpul, permukaan daun sebelah
atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Berdasarkan literatur kangkung merupakan tanaman menetap yang dapat tumbuh
lebih dari satu tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus tanah sampai
kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara mendatar pada radius 150 cm atau
lebih, terutama pada jenis kangkung air. Batang kangkung bulat dan berlubang,
berbuku-buku, banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah
sekali keluar akar. Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang
dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi percabangan
baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul, permukaan daun sebelah atas
berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian bawah berwarna hijau muda.
Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji
terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk
terompet dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung.
Berikut adalah klasifikasi kangkung air:
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Spermatophyta

Sub Divisio

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledoneae

Ordo

: Convolvulales

Famili

: Convolvulacae

Genus

: Ipomoea

Spesie

: Ipomoea aquatica

Kemudian setelah mengamati struktur tubuh bagian luarnya praktikan mengamati


struktur bagian dalam tumbuhan kangkung yaitu merupakan struktur anatominya. Pada

kegiatan ini praktikan terlebih dahulu membuar preparat penampang melintang batang
kangkung.
Berikut ini hasi pengamatan dibawah mikroskop
Gambar

Kambium
vaskuler
Xylem dan
floem
endodermis
epidermis

kolenkim

parenkim

Berdasarkan pengamatan jaringan yang terlihat dibawah mikroskop diantaranya yaitu


Pada bagian luar batang tumbuhan kangkung, yang merupakan sel-sel epidermis yang tipis,
terdapat stomata. Lalu, di bawah epidermis ada sel-sel korteks. Fotosintesis dapat
berlangsung dalam batang karena sel-sel korteks tersebut karena

memiliki klorofil.

Endodermis,parenkim, kolenkim, xylem floem dan kambium vaskuler.


Epidermis batang terdiri dari satu lapisan sel yang tersusun rapat dan tidak berongga.
Dinding sel epidermis yang dilapisi kutikula tebal. Lapisan epidermis ini berperan sebagai
lapisan pelindung bagi lapisan-lapisan yang ada di dalamnya. Korteks batang adalah
jaringan parenkim yang terdiri dari beberapa lapisan sel berdinding tipis yang memiliki
vakuola besar. Korteks memiliki rongga-rongga/ruang-ruang antarsel yang berfungsi untuk
pertukaran udara. Dalam korteks terdapat floeterma. Floeterma adalah lapisan terdalam
pada korteks yang memiliki bentuk dan susunan khas, serta mengandung butir-butir pati.
Stele/Silinder pusat merupakan bagian terdalam batang. Pada stele terdapat xilem
(pembuluh kayu) di bagian dalam dan floem (pembuluh tapis) di bagian luar. Pada
tumbuhan dikotil terdapat kambium di antara xilem dan floem. Struktur Primer Batang
Dikotil Dibangun oleh sistem jaringan primer sebagai berikut : a. Epidermis b. Korteks c.
Stele atau silinder pusat yang tersusun atas : a) Floem Primer b) Kambium Vaskular

(kambium pembuluh) c) Xilem primer d) Empulur. Struktur Sekunder Batang Hanya


tumbuhan dikotil yang memiliki kambium sehingga hanya dikotil yang mengalami
pertumbuhan sekunder. Jaringan sekunder terbentuk akibat aktivitas kambium. Macammacam sekunder pada tumbuhan dikotil yaitu : a. Floem Sekunder b. Xilem Sekunder c.
Gabus dan Kambium Gabus. Namun berbeda dengan tumbuhan kangkung ini walaupun
tumbuhan kangkung termasuk kedalam tumbuhan dikotil namun anomali atau mengalami
penyimpangan atau ada perbedaan anatomi batang antara tumbuhan kangkung dan
tumbuhan berkayu. Pada bagian luar batang tumbuhan kangkung, yang merupakan sel-sel
epidermis yang tipis, terdapat stomata. Lalu, di bawah epidermis ada sel-sel korteks.
Fotosintesis dapat berlangsung dalam batang karena sel-sel korteks tersebut memiliki
klorofil. Batang tumbuhan kangkung ini tidak memiliki jaringan kayu dan tidak
mengandung gabus, tetapi memiliki jaringan penyokong. Jaringan penyokong, yaitu
kolenkim dan sklerenkim, adalah penyebab batang tumbuhan kangkung mampu menopang
daun-daun.
Selain itu berdasarkan teori-teori dari literatur sudah hampir sesuai yaitu pada batang
terdiri atas epidermis, korteks dan stele. Berkas pengangkut tipe bikolateral, dimana
terdapat floem luar, xilem dan floem dalam. Batang kangkung tersusun atas sel aerinkim
atau parenkim aerob, batang kangkung berwarna hijau sehingga mengandung kloroplas.
Hal ini membuktikan bahwa batang kangkung juga melakukan fotosintesis. Pada batang
kangkung empulurnya mengalami perombakan(tidak terdapat empulur) sehingga bagian
tengahnya berlubang dan dibatasi oleh ruas (buku), hal ini mendukung fungsinya sebagai
tumbuhan air yang memiliki kemampuan untuk mengapung.
Pada batang floem dan xilem terletak dalam satu radius, floem berada di sebelah luar
dan xilem di sebelah dalam. Susunan berkas pengangkut pada batang kolateral. Sifat xylem
pada batang disebut endark karena letak protoxilem di sebelah dalam metaxilem. Floem
dan xilem pada batang membentuk suatu berkas yang tersusun di dalam satu lingkaran.
Epidermis batang pada umumnya memiliki stoma dan trikoma pada waktu masih muda
sehingga batang dapat berfungsi sebagai organ fotosintesis.
Berikut adalah gambar literature jaringan tumbuhan melintang batang pada tanaman
kangkung

Sumber: http://kurangtekan.blogspot.com/2011/07/anatomi-tumbuhan-kankoeng.html
3.

Jaringan tumbuhan pada batang melintang tanaman kangkung


Berdasarkan literature yang praktika peroleh, klasifikasi ilmiah pada tumbuhan seldri

adalah sebagai berikut :


Kingdom
Divisi
Sub divisi
Kelas
Keluarga
Genus
Spesies

: Plantae
: Spermatophyta
: Angiospermae
: Dicotyledonae
: Umbelliferae (Apiaceae)
: Apium
: Apium greveolens L.

Pada pengamatan mikroskop dengan perbesaran tersebut, hasil yang terlihat adalah
seperti di bawah ini :
Gb. Penampang melintang batang seledri
Menurut literature, penampang batag seledri adalah sebagai berikut :

Parenkim

Kolenkim
Parenkim

Gb. Penampang Melintang Tangkai Daun Apium graveolus


Pengamatan pada batang seledri dilakukan seperti pada pengamatan-pengamatan
batang sebelumnya, yaitu pengamatan mikroskopik. Pengamatan mikroskopik ini dilakukan
untuk melihat jaringan apa saja yang dapat terlihat. Pada pengamatan mikroskopik ini,
perbesaran yang dipakai adalah dengan perbesaran lensa objektif 10 x dan lensa okuler 10 x.
Pada pengamatan mikroskopik tersebut, terlihat bahwa bayangan mikroskop
menunjukkan jaringan kolenkim dan parenkim.
a. Jaringan Kolenkim
Pada tumbuhan seledri ini, bagian yang diamati praktikan adalah organ batang.
Menurut literature, batang seledri tumbuh tegak, dengan batang persegi, beralur, beruas,
tidak berambut. (http://seledri.org/tanaman-seledri-apium-graveolens/). Pada literature
tersebut disebutkan bahwa batang seledri beralur. Hal ini sesuai dengan pengamatan
secara langsung, bahwa batang seledri bagian tangkai daun seperti berserat. Serat tersebut
adalah karena adanya kandungan kolenkim di dalamnya. Menurut literature, kolenkim
merupakan sel hidup dan mempunyai sifat mirip dengan parenkima, yaitu tidak
mengandung kloroplas, terletak umumnya di bagian dekat permukaan dan di bawah
epidermis pada batang, tangkai daun, tangkai bunga, dan ibu tulang daun. Dinding selnya
mengandung selulosa, pektin, dan hemiselulosa, tetapi mengalami penebalan yang tidak
merata. Penebalan terjadi pada sudut-sudut sel, sehingga disebut kolenkima sudut.
Kolenkim berfungsi sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang
tumbuh dan pada tumbuhan herba.

Menurut literature yang praktikan peroleh, didapatkan informasi bahwa kolenkim


tersusun dari sel-sel hidup dengan dinding yang menebal di sudut-sudutnya. Tempattempat tebal pada dinding menambah kekuatan sel, sedangkan tempat yang tipis berguna
untuk transfer bahan lebih cepat dari sel ke sel dari pada saat dinding sel telah menebal
seluruhnya.
Sel-sel kolenkim membantu menyokong bagian tubuh yang muda. Hal ini nampak
jelas pada batang- batang muda yang memiliki silinder kolenkim yang tepat berada di
permukaannya (misalnya pada batang seledri dan tanaman yang digunakan untuk
membuat tali). Keadaan ini disebabkan karena tidak adanya dinding sekunder dan lignin
yang merupakan agen pengerasan pada dinding primer, sel-sel kolenkim memberikan
dukungan tanpa menghambat pertumbuhan (Campbell, 2000: 300)
Kolenkim bersifat turgid sehingga memberi kekuatan pada daun. Berat daun
menyebabkan daun cenderung melengkung ke bawah, hal ini menimbulkan
kecenderungan bagian atas daun tertarik dan bagian bawah daun termampatkan. Karena
itu, kolenkim terdapat di bagian ibu tulang daun tempat yang paling memerlukan bahan
penguat. (http://eprints.uny.ac.id/9265/3/bab%202%20-%2008304241023.pdf)
b. Jaringan Parenkim
Jariungan perenkim terdapat di sebelah dalam jaringan epidermis sampai ke
empulur. Tersusun atas sel-sel yang bersegi banyak dan terdapat ruang antar sel.
Parenkima disebut jaringan dasar, menjadi tempat bagi jaringan-jaringan yang lain. Misal
pada daun, batang dan akar, serta mengitari jaringan lainnya seperti xilem dan floem.
Jaringan parenkim berfungsi sebagai: jaringan penghasil & penyimpan cadangan
makanan. Parenkima penghasil makanan adalah parenkima yang memiliki kloroplas
(untuk melakukan fotosintesis) dan biasa disebut kolenkima. Lalu, hasil fotosintesisnya
diangkut ke parenkima batang / akar, dan disana disusun kembali menjadi bahan organik
lain yg lebih kompleks (tepung, protein, lemak).
Pada jaringan parenkim ini terdapat floem. Dimana floem tersebut sebagai
penyalur zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan. Pada
floem terdapat beberapa macam sel yang mampu membawa makanan berupa zat organik
dari satu bagian ke bagian yang lain pada tumbuhan. Selnya pun berbentuk khusus, yaitu

berupa elemen pipa, yang mempunyai tapisan/ayakan pada ujungnya. Sehingga disebut
pembuluh tapis. Selain itu terdapat sel-sel pengiring yang berfungsi untuk membantu
pengangkutan zat. Diantara pembuluh floem juga terdapat jaringan parenkima yang
disebut parenkima floem. Pada tumbuhan tertentu terdapat serabut-serabut floem yang
kecil, berdinding tebal oleh lapisan lignin, dan pada sel tua tidak terdapat protoplasma.
Pada tumbuhan tertentu, serabut floem tersebut digunakan sebagai tali.
Dari pemaparan menurut hasil pengamatan dan kemudia dikaitkan dengan hasil
literature, diperoleh informasi bahwa pada tumbuhan seledri, mempunyai jaringan
kolenkim dan parenkim. Dimana kolenkim pada tumbuhan seledri ini berfungsi sebagai
jaringan penyokong. Pada tumbuhan seledri ini, yang digunakan sebagai tali bukanlah
pada parenkim floemnya. Karena serabut floem pada tumbuhan seledri tidak
mengandung lignin. Yang dapat digunakan sebagai tali adalah pada jaringan kolenkimnya
yang dapat kita lihat dari permukaan berupa alur-alur serat.
Dari pembahasan diatas dapat diketahui persamaan dan perbedaan dari masing-masing
jaringan tumbuhan yang diamati. Peramaan pada masing-masing jaringan tumbuhan tersebut
antara lain tanaman tersebut termasuk dalam kategori tumbuhan dikotil. Jaringan penyusun
tanaman dikotil antara lain epidermis yang berfungsi sebagai pelindung. Epidermis memiliki
kutikula yang berfungsi mencegah kehilangan air yang berlebihan. Korteks yang berfungsi untuk
pertukaran gas. Stele adalah bagian terdalam organ batang tumbuhan, yang tardiri dari xilem dan floem, xylem
berfungsi untuk mengangkut air dan mineral serta floem untuk mengangkut hasil fotosintesis, di antara xilem
dan floem juga terdapat kambium.
Selain dari persamaan tersebut juga terdapat perbedaan antara jaringan penyusun tanaman
bayam, seledri dan kangkung antara lain pada batang tumbuhan kangkung ini tidak memiliki
jaringan kayu dan tidak mengandung gabus, tetapi memiliki jaringan penyokong. Jaringan
penyokong, yaitu kolenkim dan sklerenkim, adalah penyebab batang tumbuhan kangkung
mampu menopang daun-daun. Pada tanaman bayam bisa ditemukan berkas vaskuelr dalam
bentuk cincin, dengan masing-masing berkas mengandung masa floem di bagian luar dan massa
xylem yang lebih besar di bagian tengah. Di antara xylem dan floem terdapat jaringan
meristematik disebut kambium vaskuler yang berada di antara xilem dan floem. Sedangkan pada
kangkung tersusun atas sel aerinkim atau parenkim aerob, batang kangkung berwarna hijau
sehingga mengandung kloroplas. Perbedaan selanjutnya yaitu pada batang kangkung empulurnya

mengalami perombakan(tidak terdapat empulur) sehingga bagian tengahnya berlubang dan


dibatasi oleh ruas (buku), hal ini mendukung fungsinya sebagai tumbuhan air yang memiliki
kemampuan untuk mengapung. Sedangkan pada tanaman bayam pusat batang terisi oleh empulur
yang terdiri atas jaringan perenkim, dengan ruang antar sel yang jelas. Bagian luarnya terdiri sari
sel yang kecil dan rapat, terdapat kelenjar minyak dan Kristal.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan praktikan maka dapat disimpulkan :
1.
Jaringan penyusun organ batang tumbuhan
a. Tanaman bayam :
Jaringan epidermis
Korteks
Endodermis
Perisikel
xilem dan floem
Empulur
b. Tanaman kangkung :
Kambium
Xylem dan folem
Endodermis
Epidermis
Kolenkim
Parenkim
c. Tanaman seledri:
Kolenkim
Parenkim
2.
Perbandingan struktur jaringan tumbuhan

H. DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2008.

Jaringan.

Diunduh

dari

http://filipded.files.wordpress.com/2008/06/jaringan.pdf pada tanggal 7 Maret 2014 pukul


17:03 WIB
Anonim._____.

Diunduh

dari

http://syekhfanismd.lecture.ub.ac.id/files/2013/02/SELEDRI.pdf pada hari Minggu, 9 Maret


2014 pukul 18.30.

Anonim.

_____.

Diunduh

dari

(http://eprints.uny.ac.id/9265/3/bab%202%20-

%2008304241023.pdf) pada hari Minggu, 9 Maret 2014 pukul 18.35.


Brotowidjoyo. 1989. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga.
Campbell N, dkk. 2000. Biology Jilid II. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kimball, J.W. 1991. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Kimball, J.W. 1998. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Prawiro. 1997. Biologi Sains. Jakarta: Bumi Aksara.
Saefudin.

---.

Jaringan

Tumbuhan.

Diunduh

dari

http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/196307011988031SAEFUDIN/Jaringan_tumbuhan.pdf pada tanggal 7 Maret 2014 pukul 17:08 WIB


http://2012/12/taksonomi-tanamanshowComment=1394321642842#c4858251966491479202
http://bioliciousedu.blogspot.com/2011/12/laporan-praktikum-anatomi-tumbuhan.html

html?

Anda mungkin juga menyukai