Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

BOTANI FARMASI

JARINGAN DAUN

Dosen Pengampu :
Dr. Isnindar, M. Sc., Apt
NIP. 197809112008021011

DISUSUN OLEH :

KELAS REG A / KELOMPOK 1

Ramidiani Syaifitri (I1021191001)


Vivi Putriana Taslim (I1021191002)
Rahmi Septiani (I1021191003)
Tendianus (I1021191004)
Devita Rani Damayanti (I1021191005)
Dwi Wulan Anggraini (I1021191006)
Rosiana Melda (I1021191007)
Brigitha Maria Cindy (I1021191008)
Hendrawan (I1021191009)

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI FARMASI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur tim penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tim penyusun dapat
menyelesaikan rangkaian penyusunan makalah Botani Farmasi mengenai
"Jaringan Daun". Atas segala berkah, nikmat kesehatan dan kesabaran yang
diberikan-Nya, pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan pembuatan makalah
ini.

Dalam proses penyusunan makalah tim penyusun menghadapi beberapa


pesoalan, namun berkat semangat dan keyakinan kepada kebesaran Tuhan
Yang Maha Esa semuanya dapat teratasi. Dan tanpa adanya berkah, nikmat
kesehatan, dan kesabaran tersebut niscaya makalah ini tidak akan pernah hadir
di hadapan pembaca.

Penyusunan makalah yang berjudul "Jaringan Daun" memang tidaklah


mudah. Sebab, tim penyusun harus melakukan berbagai pencarian literatur dan
menyimpulkannya dalam sebuah analisis yang komperhensif. Kendala-kendala
utama yang penulis rasakan selama penyusunan makalah ini ialah pada saat
melakukan akumulasi informasi mengenai makalah "Jaringan Daun" karena
tugas dan waktu yang berbeda setiap anggota tim penyusun.

Tim penyusun ingin menyampaikan terimah kasih kepada pihak-pihak yang


ikut membantu penyelesaian makalah. Akhirnya, seperti yang dikatakkan
pepatah bahwa "Tak ada gading yang tak retak", tim penyusun menyadari
bahwa makalah ini banyak "retakny", sehingga masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh sebab itu,dengan segera kerendahan hati tim penyusun mengharapkan
kritik dan saran yang berisi nasihat membangun agar tim penyusun dapat lebih
menyempurnaknya di kemudian hari.Semoga makalah ini bermanfaat bagi tim
penyusun khususnya dan pembaca pada umumnya.

Pontianak, 25 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................


KATA PENGANTAR ..................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................... 1
I.1 Latar Belakang ................................................................................... 1
I.2 Perumusan Masalah ........................................................................... 1
I.3 Tujuan................................................................................................. 1
I.4 Manfaat ............................................................................................... 2
BAB I ISI MATERI........................................................................................... 3
II.1 Pengertian Daun, Syarat dan Struktur Anatomi Daun ........................ 3
II.1.1 Daun ....................................................................................... 3
II.1.2 Syarat Anatomi Daun .............................................................. 3
II.1.3 Struktur Anatomi Daun ............................................................ 3
II.2 Fungsi Jaringan-Jaringan Daun ........................................................ 6
II. 2. 1 Jaringan Pelindung................................................................. 6
II. 2. 2 Jaringan Dasar ....................................................................... 7
II. 2. 3 Jaringan Pengangkut ............................................................. 8
II. 2. 4 Jaringan Penguat .................................................................. 10
II.3 Struktur Jaringan-Jaringan Daun ....................................................... 11
II. 3. 1 Jaringan Pelindung................................................................. 11
II. 3. 2 Jaringan Dasar ....................................................................... 11
II. 3. 3 Jaringan Pengangkut ............................................................. 12
II. 3. 4 Jaringan Penguat .................................................................. 12
II.4 Struktur Jaringan Penyusun Daun Dikotil .......................................... 12
II.5 Struktur Jaringan Penyusun Daun Monokotil .................................... 14
BAB I PENUTUP ............................................................................................ 16
A. Kesimpulan ......................................................................................... 16
B. Saran ................................................................................................. 16
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

I. 1 Latar Belakang
Tumbuhan tersusun dari berbagai organ seperti akar, batang, daun dan
organ reproduksi. Organ-organ tersebut juga tersusun dari berbagai jaringan,
seperti jaringan meristem, parenkim, sklerenkin, kolenkim, epidermis dan
jaringan pengangkut.
Daun adalah salah satu organ tumbuhan yang tumbuh dari ranting,
umum nya berwarna hijau dan mengandung klorofil. Daun memiki fungsi
sebagai penangkap energi cahaya matahari untuk fotosintesis. Daun
merupakan organ penting bagi tumbuhan untuk melangsungkan hidupnya
karena tumbuhan merupakan organisme autotrof obligat, ia harus memasok
kebutuhan energinya melalui konversi energi cahaya matahari menjadi energi
kimia.
Baik dari segi morfologi maupun anatomi, daun merupakan organ pada
tumbuhan yangmemiliki keberagaman. Sangat sukar untuk membedakan
dengan jelas baik secara teoritis maupun secara praktis antara jaringan daun
dan batang. Struktur jaringan pengangkut dalam tangkai dan ibu tulang daun
biasanya sama dengan pada batang. Namun, ciri terpenting pada daun
adalah pertumbuhan apikalnya cepat terhenti. Pada Spermatophyta,
aktivitasmeristem apeks daun segera terhenti, sementara bentuk dan ukuran
daun ditentukan oleh pertumbuhan interkalar dan marginal. Dari segi
anatominya daun setidaknya memiliki 3 struktur jaringan penyusun
diantaranya jaringan epidermis, jaringan mesofil dan jaringan pengangkut.

I. 2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang maka dapat dirumuskan masalahnya, yaitu :
a. Apa yang dimaksud dengan jaringan daun?
b. Apa saja jaringan-jaringan penyusun daun?
c. Apa fungsi jaringan-jaringan pada daun?
d. Bagaimana struktur jaringan pada daun?
e. Bagaiman letak jaringan pada daun?
f. Bagaimana struktur jaringan penyusun daun dikotil?
g. Bagaimana struktur jaringan penyusun daun monokotil?

I. 3 Tujuan
Tujuan dibuatnya makalah ini, yaitu :
a. Mengetahui dan memahami pengertian jaringan daun.
b. Mengetahui dan memahami macam-macam jaringan penyusun daun.
c. Mengetahui fungsi jaringan-jaringan pada daun
d. Mengetahui dan memahami bagaimana struktur jaringan daun

1
e. Mengetahui dan memahami bagaimana letak jaringan daun
f. Mengetahui dan memahami struktur jaringan penyusun daun dikotil
g. Mengetahui dan memahami struktur jaringan penyusun daun monokotil
h. Mengetahui perbedaan struktur jaringan penyusun daun dikotil dan
monokotil.

I.4 Manfaat
Manfaat dalam penulisan makalah ini ialah diharapkan para penyusun
maupun pembaca dapat mengetahui dan lebih memahami lagi materi
tentang jaringan daun khususnya tentang struktur, jaringan-jaringan
penyusun dan fungsi jaringan pada daun serta lebih khususnya lagi dapat
lebih mengetahui tentang struktur penyusun jaringan daun pada daun dikotil
maupun daun monokotil.

2
BAB II
ISI MATERI

II. 1 Pengertian Daun, Syarat dan Struktur Anatomi Daun


II. 1. 1 Daun
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun dan berwarna
hijau. Daun hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat
pada bagian lain tubuh tumbuhan. Bagian batang tempat duduknya atau
melekatnya daun dinamakan buku-buku (nodus) batang dan tempat di
atas daun yang merupakan sudut antara batang dan daun di namakanan
ketiak daun. Daun biasanya tipis melebar kaya akan sesuatu zat warna
hijau yang dinamakan klorofil. (1)
II. 1. 2 Syarat Anatomi Daun
Daun merupakan organ utama tempat berlangsungnya fotosintesis,
agar daun dapat menjalankan tugasnya dengan baik maka harus
dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut.(2)
1. Terdiri atas sel-sel yang tersusun teratur agar cahaya matahari dapat
diterima secara efisien.
2. Sel-sel tersebut harus berisi atau mengandung kloroplas.
3. Diantara sel-sel yang tersusun teratur terdapat ruang anatar sel agar
udara dari luar.
4. Sel-sel yang menyusun daun harus dilindungi jaringan penutup (lapisan
epidermis) supaya tidak tercerai berai.
5. Pada lapisan epidermis harus terdapat lubang-lubang untuk keluar
masuknya udara (stomata).
6. Untuk mengedarkan hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian
tumbuhan diperlukan jaringan pengangkut berupa floem pada daun.
Xilem mengangkut air dari dalam tanah yang dibutuhkan oleh daun.
7. Supaya daun kuat, perlu adanya jaringan penyokong
(Sklerenkim/kolenkim).
II. 1. 3 Struktur Jaringan pada Daun
Struktur jaringan pada daun terdiri atas 3 sistem jaringan yaitu sebagai
berikut.
1. Jaringan Epidermis Daun
Epidermis daun pada bagian tumbuhan beragam dalam jumlah
lapisan, bentuk, struktur, susunan stomata, munculnya trikoma dan
susunannya, dan adanya sel yang khusus. Struktur yang biasanya
berbentuk pipih itu, dibedakan antara jaringan epidermis kedua

3
permukaannya, permukaan daun lebih dekat dengan ruas di
atasnya dan yang biasanya menghadap ke atas, maka bagian
permukaan tersebut dinamakan permukaan adaksial, dan
permukaan yang lain sebagai permukaan abaksial.(3)
Struktur epidermis pada daun yaitu padat dan diperkuat oleh
kutikula. Dinding sel yang tebal banyak mengandung silika sehingga
dapat memberikan sokongan pada helai daun, jaringan penyokong
lainya adalah kolenkim. Kolenkim pada daun dikotil sering
ditemukan didekat ibu tulang daun, dibawah epidermis dan juga di
tepi daun. Selain kolenkim, dapat juga ditemukan sklerida pada
mesofil daunnya dan tulang daun dikotil berukuran besar atau
sedang, dikelilingi oleh sekelompok serabut. (4) jaringan epidermis
tersusun atas stomata dan trikoma.
Stomata adalah lubang atau celah yang terdapat pada epidermis
organ tumbuhan yang berwarna hijau yang dibatasi oleh sel khusus
yang disebut sel penutup. Sel penutup dikelilingi oleh sel-sel yang
bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainya yang
disebut sel tetangga. Peran sel tetangga dalam perubahan osmotik
yaitu menyebabkan gerakan sel penutup yang mengatur lebar
celah. Letak sel penutup sama tinggi dengan pemukaan epidermis
yang disebut penerofor, atau lebih rendah dari permukaan
epidermis disebut kriptofor, sedangkan sel penutup yang lebih tinggi
dengan permukaan epidermis disebut tipe menonjol.(2)
Trikoma berasal dari sel-sel epidermis, pada epidermis sering
terdapat alat tambahan, baik yang unisel maupun multisel yang
disebut trikoma. Trikoma mempunyai struktur yang lebih padat
seprti tonjolan, struktur kelenjar, dan duri yang terdiri atas sel
epidermis atau jaringan sub epidermis yang disebut emergence. Sel
trikoma ada yang mempunyai dinding sekunder dan kadang-kadang
berlignin. Beberapa trikoma dapat kehilangan protoplas hidupnya.
Trikoma dikelompokkan menjadi dua, yaitu trikoma nonglanduler
(rambut tak kelenjar) dan trikoma bergranduler (rambut kelenjar). (4)
2. Jaringan Mesofil
Mesofil merupakan jaringan dasar yang dikelilingi epidermis
atau terletak di antara epidermis atas dan epidermis bawah.
Mesofil dikatakan sebagai bagian paling utama pada organ
daun. Hal ini dikarenakan pada bagian mesofil inilah banyak
mengandung kloroplas serta ruang antarsel. Mesofil pada umumnya
dapat bersifat homogen atau justru terbagi menjadi dua jenis
jaringan yaitu jaringan tiang (palisade) dan jaringan spons. (5)
Jaringan palisade dapat ditemukan tepat dibawah satu atau berlapis
jaringan. Jaringan palisade tersusun rapat dan lebih kompak

4
daripada jaringan spons. Jaringan sel membentuk struktursel yang
memanjang tegak lurus terhadap permukaan helai daun. Pada sel
palisade terdapat banyak kloroplas yang melekat di tepi dinding
sel. Sedangkan jaringan spons terletak dibagian bawah dari
jaringan palisade dan memiliki struktur atau bentuk yang lebih
beragam. Ruang antar sel pada jaringan ini lebih luas jika
dibandingkan dengan palisade sehingga jaringan ini sangat cocok
dalam menyimpan udara dan air. (3)
3. Jaringan Pembuluh/Pengangkut
Sistem jaringan pengangkut pada organ daun tumbuhan
terletak didalam daerah jaringan mesofil. Sistem jaringan pembuluh
tersebar di seluruh helai daun dan dengan demikian menunjukkan
adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil. Berkas
pembuluh dalam daun biasanya disebut dengan tulang daun
dan sistemnya adalah sistem tulang daun. Jika ditinjau dari
pola pada sistem tulang daun, maka terdapat dua macam pola
yakni sistem tulang daun jala dan sistem tulang daun sejajar.
Sistem jaringan pengangkut pada daun memiliki struktur bentuk
lingkaran. Pada umumnya sistem jaringan pengangkut terdiri
dari dua jaringan yaitu, jaringan xilem dan Floem. Bagian
dalam lingkaran tersusun dari xilem (ke arah permukaan atas daun)
dan floem (ke arah permukaan bawah daun).(5)
4. Jaringan Penguat
Jaringan penguat atau jaringan penyokong adalah salah satu
jaringan penyusun tumbuhan yang berfungsi memperkuat atau
menyokong tubuh tumbuhan sehingga tumbuhan dapat berdiri
tegak. Berdasarkan bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong
tumbuhan ada 2 (dua) yaitu jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim.

a. Kolenkim
Jaringan kolenkim adalah jaringan penguat atau penyokong
pada organ tumbuhan yang masih aktif mengadakan pertumbuhan
dan pengembangan. Jaringan kolenkim tersusun dari sel-sel
hidup, memiliki bentuk memanjang dan umumnya memiliki dinding
dengan penebalan yang tidak teratur. Penebalan dinding tersebut
terutama terjadi pada bagian sudutnya dan terdiri atas bahan
selulosa yang tebal. Jaringan kolenkim hanya memiliki dinding
primer yang lunak lentur dan tidak berlignin. Isi selnya bisa
mengandung tanin dan kloroplas. Kolenkim bisa ditemukan pada
batang, daun, bunga, dan buah serta akar yang terkena sinar
matahari.

5
b. Sklerenkim
Jaringan sklerenkim adalah jaringan penguat atau jaringan
penyokong dengan dinding sekunder yang tebal karena
mengandung zat lignin. Jaringan sklerenkim ini hanya dijumpai
pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan
dan perkembangan.
Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut sklerenkim (serat
sklerenkim) dan sklereid (sel batu). Serabut sklerenkim memiliki
bentuk yang panjang, ramping, dan terdapat dalam bentuk untaian
atau lingkaran. Serabut sklerenkim bisa ditemukan pada serat
rami, Agave, dan Hibiscus sabdariffa.
Sedangkan, sklereid memiliki ukuran yang lebih pendek dan
memiliki bentuk yang tidak beraturan. Sebenarnya sklereid bisa
ditemukan pada semua bagian tumbuhan terutama kulit kayu,
pembuluh tapis dan biji. Pada tempurung kelapa hampir
seluruhnya terdiri atas sklereid. Sel batu pada buah bisa
memberikan ciri khas, misalnya struktur berpasir pada kulit buah
dan daging buah pir atau butiran berpasir pada daging buah jambu
biji.

II. 2 Fungsi Jaringan-Jaringan Daun


II. 2. 1 Jaringan Pelindung
Jaringan pelindung atau jaringan epidermis merupakan jaringan
yang menutup permukaan tubuh, seperti menutup permukaan akar,
batang, daun dan biji.Sesuai dengan letaknya, jaringan epidermis
merupakan pembatas antara tumbuhan dengan lingkungannya, jaringan
epidermis tersusun oleh selapis sel berbentuk pipih berderet rapat tanpa
ruang antar sel. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan lainnya,
karena fungsi tersebut beberapa epidermis mengalamai modifikasi
diantaranya.(6)
1. Stomata dan lenitisel membentuk rambut rambut akar yang merupakan
perluasan sel epidermis diujung akar untuk menyerap air dan mineral
dari dalam tanah
2. Mensekresikan lapisan lilin yang disebut kutikula untuk mencegah
penguapan air
3. Membentuk bulu-bulu, duri dan modifikasi lain untuk alat pelindung

Karena fungsi itu pula maka umumnya epidermis tertutup oleh lapisan lilin
atau kutikula pada daun, dan zat gabus pada batang, kecuali pada lenisel
yang berfungsi untuk pertukaran gas.Ciri-ciri jaringan epidermis diantara
lain(7)

6
1. Biasanya terdiri dari satu lapisan sel yang terletak pada lapisan paling
luar
2. Bentuk sel seperti balok dan tersusun rapat, dan
3. Tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga (guard cell) stomata

Pada dedaunan dan kebanyakan batang, kutikula, lapisan lilin pada


permukaan epidermis, membantu mencegah hilangnya air. Pada
tumbuhan berkayu, jaringan pelindung disebut Periderm menggantikan
epidermis didaerah-daerah yang lebih tua pada batang dan akar. Selain
melindungi tumbuhan dari kehilangan air dan penyakit, epidermis memiliki
berbagai karakteristik yang terspesialisasi pada setiap organ, misalnya
rambut akar merupakan pemanjangan sel epidermis didekat ujung akar.
Trikoma yaitu pertumbuhan serupa rambut dari epidermis tunas yang
berfungsi mengurangi kehilangan air dan memantulkan sinar yang berleih.
Trikoma juga dapat memberikan pelindungan terhadap serangga dengan
membentuk penghalang atau menyekresikan cairan lengket dan senyawa
beracun. Sebagai contoh, trikoma pada dedaunan aromatik seperti mint
menyekresikan minyak yang melindungi tumbuhan dari herbivor dan
penyakit.(8)

II. 2. 2 Jaringan Dasar


Jaringan dasar atau jaringan parenkim terdapat hampir disemua
bagian tumbuhan dan mengisi jaringan tumbuhan baik pada
akar,batang,daun, biji dan buah. Parenkim melaksanakan sebagian besar
metabolisme tumbuhan antara lain, mensintesis dan menyimpan
bermacam-macam produk organik, misalnya melaksanakan fotosintesis di
dalam kloroplas pada sel-sel parenkim daun. Beberapa sel parenkim di
akar dan batang mempunyai plastida yang tidak berwarna untuk
menyimpan tepung atau pati.(6)
Jaringan berdaging pada kebanyakan buah terutama tersususun atas
sel-sel parenkim. Sebagian besar sel-sel parenkim mempertahankan
kemampuannya untuk membelah dan berdiferensiasi menjadi tipe-tipe sel
tumbuhan yang lain di bawah kondisi-kondisi tertentu selama
penyembuhan luka, misalnya para saintis bahkan mungkin menumbuhkan
tumbuhan yang utuh dari suatu sel parenkim. Diagram sel tumbuhan yang
khas seringkali menggambarkan sel parenkim, karena mereka paling
sedikit terspesialisasi secara struktual.(8)
Menurut fungsinya ada beberapa macam parenkim.(7)
1. Parenkim untuk fotosintesis
Sel-selnya mengandung klotofil,misalnya pada jaringan
pagar(palisade) dan jaringan bunga karang (spon) pada mesofil
daun. Parenkim klorofil disebut kloenkim.
2. Parenkim untuk menyimpan bahan makanan
3. Parenkim transportasi

7
4. Parenkim untuk menyimpan air
5. Parenkim untuk menyimpan udara
Ciri ciri jaringan parenkim diantaranya(7)
1. Sel umumnya berukuran besar dan sel-sel parenkim dewasa
memiliki dinding sel yang tipis dan fleksible serta sebagian besar
tidak memiliki dinding sekunder.
2. Selnya hidup dan mangandung kloroplas
3. Banyak mengandung rongga-rongga antar sel
4. Memiliki vakuola, saat dewasa sel-sel parenkim umumnya memiliki
vakuola tengah yang besar
5. Letak selnya tidak rapat atau renggang

II. 2. 3 Jaringan Pengangkut


Jaringan pengangkut adalah jaringan yang berguna untuk
transportasi hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tumbuhan serta
mangangkut air dan garam-garam mineral dari akar kedaun. Jaringan
pengangkut terdiri dari xilem dan floem.(7)
a. Jaringan Xilem
Xilem terdiri atas unsur trakeal (trakea dan trakeida), serabut xilem
dan parenkima xilem. Trakea (elemen pembuluh) tersusun oleh sel-sel
berbentuk tabung yang berhubungan pada ujung-ujungnya. Dinding
ujung selnya telah lenyap dan berubah menjadi lubang perforasi.
Trakeida berupa sel lancip dan panjang dengan dinding sel yang
berlubang-lubang. Lubang ini disebut noktah. Dinding sel xilem tebal
karena mangandung zat lignin/zat kayu.Serabut xilem berupa sel-sel
panjang dengan ujung meruncing. Serabut xilem berdinding tebal dan
memiliki noktah yang lebih sempit dari pada noktah trakeida. Parenkim
kayu berisi bermacam-macam zat diantaranya makanan cadangan tanin
dan kristal.(6)
Sel xilem memilik 2 tipe pengangkut air yaitu trakeid dan unsur
pembuluh adalah sel-sel panjang yang berbentuk pipa yang mati saat
dewasa secara fungsional. Trakeid ditemukan didalam xilem hampir
semua tumbuhan vaskular. Sistem jaringan vaskular melaksanakan
transpor material jarak jauh antara sistem akar dan sistem tunas. Selain
trakeid sebagian besar angiosperma, serta segelintir gimnoserma dan
tumbuhan vaskular tak berbiji, memiliki unsur-unsur pembuluh
hancur,dinding-dinding sel yang menebal akan tersisa, membentuk
saluran tak hidup yang di aliri oleh air. Dinding sekunder trakeid dan
unsur pembuluh seringkali disela oleh ceruk, yaitu bagian-bagian tipis
tempat terdapatnya dinding-dinding primer saja. Air dapat bermigrasi
secara literal diantara sel-sel tetangga melalui ceruk.(8)

8
Trakeid adalah sel-sel panjang dan tipis dengan ujung meruncing.
Air bergerak dari sel ke sel terutama melalui ceruk, sehingga air tidak
perlu menyebrangi dinding sekunder yang tebal. Dinding sekunder
trakeid diperkeras oleh lignin, yang mencegah sel-sel runtuh akibat
tegangan transpor air dan juga memberikan dukungan. (8)
Unsur-unsur pembuluh umumnya lebih besar, lebih
pendek,berdinding lebih tipis dan kurang meruncing dibandingkan
trakeid. Unsur-unsur pembuluh tersusun dengan ujung-ujung yang
bersentuhan, membentuk pipa mikro panjang yang disebut pembuluh.
Dinding ujung dari unsur pembuluh memiliki lempeng berlubang-lubang
yang mengalirkan air secara bebas melalui pembuluh.(8)
b. Jaringan Floem
Jaringan Floem memiliki sel yang tetap hidup saat dewasa secara
fungsional,berdinding selulosa dan dinding melintangnya berpori-pori.
Jaringan Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis berupa selulosa
atau gula dari daun keseluruh tubuh tumbuhan Jaringan floem terdiri
atas buluh tapis,pada bagian samping pembuluh tapis terdapat sel hidup
yang disebut sel pengiring, selain itu jaringan floem juga terdiri dari
parenkim dan serabut floem. Pada tumbuhan vaskular tak berbiji dan
gimnosperma, gula dan nutrien-nutrien organik yang lain ditranspor
melalui sel-sel yang panjang dan sempit disebut sel tapis. Sel-sel tapis
berbentuk tabung dengan bagian ujung yang berlubang-lubang. Pada
Floem angiosperma, nutrien-nutrien ini ditranspor melalui pembuluh
tapis, yang terdiri dari rangkaian sel-sel yang disebut unsur pembuluh
tapis atau anggota pembuluh tapis. Jaringan Floem memiliki serabut
floem berbentuk panjang dengan ujung-ujung yang saling berhimpit.
Dinding sel serabut floem tebal dan berfungsi sebagai penguat floem.(6)
Walaupun floem merupakan sel yang hidup, unsur pembuluh tapis
tidak memiliki nukleus, ribosom, vakuola yang jelas dan unsur
sitoskeletal. Reduksi isi sel ini memungkinkan nutrien-nutrien melewati
sel dengan mudah. Dinding ujung diantara unsur-unsur pembuluh tapis,
disebut lempeng tapis, memiliki pori-pori yang memfasilitasi aliran cairan
dari sel ke sel disepanjang pembuluh tapis. Di samping setiap unsur
pembuluh tapis, terdapat sebuah sel nonpengangkut yang disebut sel
pengiring, yang terhubung dengan unsur pembuluh tapis oleh banyak
saluran yang disebut plasmodesmata.Sel-sel pengiring berbentuk
silinder dan lebih besar daripada sel-sel tapis dan memiliki plasma yang
pekat. Nukleus dan ribosom dari sel pengiring tidak hanya berfungsi
untuk sel itu sendiri , namun juga untuk unsur pembuluh tapis
disebelahnya. Pada beberapa tumbuhan, sel-sel pengiring pada daun
juga membantu memuat gula kedalam unsur pembuluh tapis, yang
kemudian mentranspor gula kebagian-bagian lain tumbuhan.(8)

9
II. 2. 4 Jaringan Penguat
Jaringan penguat atau jaringan penunjang adalah jaringan yang
berfungsi untuk menunjang agar tanaman dapat berdiri dengan kokoh
dan kuat. Jaringan penguat dibagi menjadi jaringan kolenkim dan jaringan
sklerenkim.
a. Jaringan Kolenkim
Jaringan Kolenkim memiliki sel hidup dengan dinding sel mengalami
penebalan selulosa. Kolenkim biasanya berkelompok dalam bentuk
untaian atau silinder. Sel-sel kolenkim mempunyai protoplas dan
biasanya tidak mempunyai dinding sekunder, tetapi mempunyai dinding
primer yang lebih tebal daripada sel-sel parenkim, walaupun dinding-
dindingnya menebal secara merata. Jaringan kolenkim merupakan
jaringan penunjang yang banyak terdapat pada tumbuhan yang masih
muda (yang belum berkayu), sebagai contoh batang muda seringkali
mempunyai kolenkim silinder dibawah permukaannya atau dibawah
epidermisnya misalnya benang-benang pada batang seledri yang
sebenarnya adalah tangkai daun. Oleh karena kolenkim tidak memiliki
dinding sekunder dan bahan penguat (lignin) maka kolenkim dapat
menyongkong batang tanpa menghalangi pertumbuhan. Saat dewasa,
sel-sel kolenkim hidup dan bersifat fleksibel kolenkim tumbuh
memanjang mengikuti batang, daun dan akar yang disongkongnya.(8)
b. Jaringan Sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh bagian
dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan
sklerenkim sebagai unsur-unsur pendukung pada tumbuhan, namun
dengan dinding sekunder tebal yang biasanya diperkuat oleh lignin
sehingga sklerenkim lebih kuat dan lebih kaku dari pada kolenkim. Sel-
sel sklerenkim dewasa tidak dapat memanjang, dan mereka terdapat
pada daerah tumbuhan yang telah berhenti tumbuh memanjang. Sel-sel
sklerenkim sangat terspesialisasi sebagai pendukung sehingga
kebanyak sel-sel tersebut mati pada saat dewasa secara fungsional,
namun mereka menghasilkan dinding sekunder sebelum protoplas
(bagian sel yang hidup) mati. Dinding-dinding yang kaku tersisa sebagai
rangka yang mendukung tumbuhan, pada beberapa kasus sampai
ratusan tahun.(8)
Dua tipe sel-sel sklerenkim, dikenal sebagai sklereid dan serat
terspesialisasi seluruhnya untuk mendukung dan memperkuat
tumbuhan. Sklereid, yang lebih pendek daripada serat dan berbentuk
tidak teratur, memiliki dinding sekunder yang terlignifikasi dan sangat
tebal. Skereid menyebabkan kulit kenari dan selaput biji mengeras dan
buah pir berstruktur pasir. Serat, yang biasanya tersusun dalam benang-
benang, berukuran panjang, langsing dan meruncing. Beberapa

10
diantaranya dimanfaatkan secara komersial misalnya serat rami untuk
membuat tali dan serat flax yang dipintal menjadi linen.(8)
II. 3 Struktur Jaringan-Jaringan Daun
II. 3. 1 Jaringan Pelindung

Bentuk sel epidermis dan stomata Bentuk sel epidermis dan


pada daun pakis giwang stomata pada daun puring
(Euphorbia mili). .(Codiaeum variegatum).

Bentuk sel
epidermis
dan
stomata
pada daun
Pinangan
coronata.

II. 3. 2 Jaringan Dasar

Sayatan melintang pada Jaringan parenkim pada


daun pinus. tangkai daun.

11
II. 3. 3 Jaringan Pengangkut

Penampang melintang Penampang melintang


jaringan pengangkut pada jaringan pengangkut pada
lamina daun A indica petiole daun A indica

II. 3. 4 Jaringan Penguat

Sel kolenkim pada tangkai


Jaringan penguat berupa sel
daun seledri.
sklerenkim.

II. 4 Struktur Penyusun Jaringan Daun Dikotil(9)


Bentuk daun Dicotyledoneae bermacam-macam, bertangkai daun, dan
urat daunnya menyirip atau menjari. Gambar struktur daun Dicotyledoneae
seperti dibawah ini.

12
Jaringan Penyusun Daun Dikotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya.
No Jaringan Letak Fungsi Ciri – Ciri
– Melindungi
lapisan sel di
Menyusun lapisan bagian dalam Terdiri dari satu lapis sel
permukaan dari kekeringan. kecuali
a) Epidermis
atas dan bawah – Menjaga tanaman Ficus (tanaman
daun. bentuk daun karet).
agar
tetap.
Zat kutin pada
kutikula
Melapisi
mencegah
permukaan
b) Kutikula penguapan air Penebalan dari zat kutin.
atas dan bawah
melalui
daun.
permukaan
daun.
– Sebagai jalan
masuk dan
keluarnya udara.
Melapisi
– Sel penjaga Mulut daun pada
permukaan
c) sebagai epidermis
Stomata atas dan bawah
pengatur dengan dua sel penutup
daun
membuka dan
menutupnya
stomata.
Rambut Permukaan atas
Alat Alat tambahan pada
d) dan dan
pengeluaran. epidermis
kelenjar bawah daun.
Di antara lapisan Tempat – Terdiri dari sel
e) Mesofil epidermis berlangsungnya parenkim,
atas dan fotosintesis. banyak ruang antarsel.

13
bawah. – Kebanyakan
berdiferensiasi
menjadi palisade
(jaringan
tiang) dan spons
(jaringan
bunga karang).
– Sel-sel jaringan tiang
berbentuk
silinder, tersusun rapat,
dan mengandung klorofil.
– Sel-sel jaringan bunga
karang
bentuknya tidak teratur,
bercabang-
cabang dan berisi
kloroplas, susunannya
renggang.
f) Urat daun Pada helai daun. Transportasi zat. Menyirip atau menjari.

II. 5 Struktur Penyusun Jaringan Daun Monokotil(9)


Daun Monocotyledoneae berbentuk seperti pita dan pada pangkalnya
terdapat lembaran yang membungkus batang, serta urat daunnya sejajar.
Gambar struktur daun Monocotyledoneae seperti gambar dibawah ini.

Jaringan Penyusun Daun Monokotil Beserta Letak, Fungsi, dan Ciri-Cirinya


No Jaringan Letak Fungsi Ciri – Ciri
- Melindungi
Epidermis Lapisan lapisan sel di Terdiri dari satu sel
a) dan permukaan atas bagian dalam dengan penebalan dari
kutikula dan bawah daun dari kekeringan zat kutin

- Mencegah

14
penguapan air
melalui
permukaan daun

Sebagai jalan
Berderet diantara Mulut daun dengan dua
b) Stomata urat daun.
masuk dan
sel penutup.
keluarnya udara.

Tidak mengalami
diferensiasi, bentuknya
Pada cekungan Membuat zat seragam kecuali mesofil
c) Mesofil diantara urat makanan melalui berkas pengangkut lebih
daun. fotosintesis besar, kloroplasnya lebih
sedikit, dindingnya lebih
tebal.

d) Urat daun Pada helai daun. Transportas zat. Sejajar.

15
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari isi makalah ini, yaitu :
a. Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada
umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun dan berwarna
hijau, daun juga merupakan organ utama tempat berlangsungnya
fotosintesis
b. Secara anatomi jaringan penyusun daun terdiri atas jaringan pelindung,
jaringan dasar, jaringan pengangkut dan jaringan penguat.
c. Fungsi dari tiap-tiap jaringan berbeda, yaitu pada jaringan pelindung
berfungsi untuk melindungu jaringan di permukaan, jaringan dasar yaitu
sebagai pengisi diantara jaringan, jaringan pengangkut sebagai jaringan
yang mengangkut unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan
jaringan penguat untuk menguatkan tumbuhan agar dapat berdiri kokoh.
d. Struktur penyusun jaringan antara daun dikotil dan monokotil terdapat
perbedaan yaitu, pada tumbuhan dikotil dapat dibedakan antara jaringan
palisade dengan jaringan bunga pagar sedangkan pada tumbuhan
monokotil tidak dapat dibedakan antara jaringan palisade dan jaringan
bunga pagar, yang terlihat hanya jaringan parenkim.

III. 2 Saran
Saran untuk para pembaca yaitu diharapkan dapat mengambil pelajaran
dari makalh ini sebagai wawasan ilmu pengetahuan yang dapat
dikembangkan serta diajarkan kepada orang lain. Sehingga secara tidak
langsung, kita akan ikut melestarilan serta menjaga daun dan
memanfaatkannya untuk keberlangsungan kehidupan.
Kami juga menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kekeliruan maka saran untuk pembuatan makalah
selanjutnya yaitu lebih mempelajari lagi bagaimana cara pembuatan
makalah yang baik dan benar juga dari segi isi materi lebih menggali secara
mendalam lagi tentang materi-materi yang perlu dicapai sehingga informasi
tentang pengetahuan akan lebih luas lagi.

16
DAFTAR PUSTAKA

1. Tjitrosoepomo, Gembong. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada


University Press ; 2003.
2. Nugroho, Hartanto L, Purnomo, Sumardi I. Struktur dan Perkembangan
Tumbuhan. Jakarta : Penebar Swadaya ; 2006.
3. Abraham F. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Diterjemahkan oleh Ahmad
Soediarto, dkk. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Press ; 1995.
4. Mulyani S. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisius ; 2006.
5. Hidayat, Estiti. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung : ITB Press ; 1995
6. Pratiwi DA,Maryani S,Srikini,Suhareo, Bambang. Penuntun Biologi Jilid 2.
Jakarta. Erlangga ; 2000.
7. Saktiyo.Seribu Pena Biologi Jilid 2. Jakarta. Erlangga ; 1999.
8. Campbell NA,Reece JB.Biologi. Jakarta. Erlangga ; 2008.
9. Purnomo,Sudjiono,Joko,Hadisusanto. Buku Biologi Kelas XI SMA/MA .
Jakarta : Penerbit Pusat Perbukuan ; 2009

17

Anda mungkin juga menyukai