Anda di halaman 1dari 7

MATA KULIAH MIKROTEKNIK

PEWARNAAN ALAMI PADA DAUN PEPAYA (Carica papaya L.)

Disusun oleh :

Nama : Panji Sukma

NIM : 201610070311128

Kelas : Biologi V-A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2018
Daun Pepaya ( Folium Carica papaya L.)

A. Habitat Pepaya (Carica papaya L.)


Daun pepaya merupakan tanaman yang sering digunakan masyarakat untuk obat
tradisional. Namun daun pepaya dapat pula digunakan sebagai zat pewarna alami
karena daun pepaya dapat menghasilkan warna hijau. Pepaya (Carica papaya L.)
adalah tumbuhan yang berasal dari Meksiko bagian selatan dan bagian utara dari
Amerika Selatan. Nama pepaya dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa
Belanda, "papaja", yang pada gilirannya juga mengambil dari nama bahasa Arawak,
"papaya". Buah pepaya (Carica papaya L.) merupakan buah tropis yang digemari.
Daging buah pepaya memiliki rasa manis, enak, dan menyegarkan, serta memiliki
nilai gizi yang cukup tinggi. Buah pepaya juga mengandung nutrisi yang diperlukan
oleh manusia antara lain karbohidrat, protein, vitamin serta mineral. Selain
memiliki nilai gizi yang cukup, pepaya dikenal sebagai buah yang mengandung
serat yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk mencegah konstipasi. Menurut
data BPS (Badan Pusat Statistik) tahun 2012, besarnya produksi buah pepaya di
Indonesia mencapai 675.801 ton pada tahun 2010. Indonesia merupakan negara
peringkat kelima sebagai penghasil pepaya terbesar setelah Brazil, Meksiko,
Nigeria, dan India. Besarnya produksi pepaya di Indonesia tidak diimbangi dengan
pemanfaatannya, hasilnya 10% dari produksi pepaya tercecer (loss) dan rusak
karena kurangnya penanganan pasca panen. Pemanfatan buah pepaya dewasa ini
dalam usaha pengawetan dengan cara mengubahnya menjadi produk yang lebih
awet masih terbatas pada produk seperti manisan, buah dalam sirup, selai, dan
koktail. Salah satu cara untuk memperpanjang umur simpan pepaya dengan
mengolahnya menjadi minuman serbuk.
Tanaman pepaya merupakan tanaman herba yang berasal dari Amerika Tengah,
Hindia Barat, Meksiko dan Costa Rica. Tanaman yang masuk kedalam famili
Caricaceae ini dapat tumbuh pada segala kondisi lingkungan, baik di daerah tropis
maupun subtropis, di daerah yang basah dan kering, atau di daerah dataran maupun
di daerah pegunungan. Pepaya merupakan salah satu buah yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan selain harganya yang cukup
terjangkau, pepaya juga mengandung vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh serta
memiliki khasiat yang sangat luar biasa. Setiap bagian dari tanaman pepaya dapat
dimanfaatkan, yaitu sebagai obat atau sebagai bahan makanan.

B. Klasifikasi Pepaya ( Carica papaya L. )


Pada suku Caricaceae memiliki empat marga, yaitu Carica, Jarilla, Jacaranta,
dan Cylicomorpha. Ketiga marga pertama merupakan tanaman asli Meksiko bagian
selatan serta bagian utara dari Amerika Selatan, sedangkan marga keempat
merupakan tanaman yang berasal dari Afrika. Marga Carica memiliki 24 jenis,
salah satu diantaranya adalah papaya. Kedudukan taksonomi tanaman pepaya
adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Class : Dicotyledoneae

Ordo : Caricales

Famili : Caricaceae

Genus : Carica

Spesies : Carica papaya L. (Rehena JF. 2010. )


C. Morfologi Pepaya (Carica papaya L.)
Pepaya merupakan tanaman berbatang tunggal dan tumbuh tegak. Batang
tidak berkayu. bulat, silindris, berongga dan berwarna putih kehijauan. Tinggi
tanaman berkisar antara 5-10 meter dengan akar yang kuat. Tanaman pepaya tidak
mempunyai percabangan. Ruas-ruas batang merupakan tempat melekatnya tangkai
daun yang panjang, berbentuk bulat dan berlubang. Daun papaya berkumpul di
ujung batang, bertulang menjari dengan warna permukaan atas hijau tua, sedangkan
warna permukaan bawah hijau muda. Buah berbentuk bulat hingga memanjang
tergantung jenisnya, buah muda berwarna hijau sedangkan buah tua berwarna
jingga/kekuningan, buah berongga besar di tengahnya, tangkai buah pendek. Biji
pepaya berwarna hitam dan diselimuti lapisan tipis. Ditinjau dari macam bunganya,
pepaya digolongkan menjadi tiga, yaitu pepaya jantan, pepaya betina, dan pepaya
sempurna. Pepaya jantan mudah dikenal karena ia memiliki bunga majemuk yang
bertangkai panjang dan bercabang-cabang. Bunga pertama yang terdapat pada
pangkal tangkai adalah bunga jantan. Bunga jantan ini memiliki ciri-ciri putik atau
bakal buah yang tidak berkepala karenanya tidak dapat menjadi buah, sedangkan
benang sari susunannya sempurna. Pepaya betina hanya menghasilkan bunga
betina, bakal buahnya sempurna dan tidak berbenang sari, untuk dapat menjadi
buah harus diserbuki bunga jantan dari luar. Pepaya betina berbunga sepanjang
tahun, buah bulat, bertangkai pendek. Pepaya sempurna memiliki bunga yang
sempurna susunannya, ia memiliki bakal buah dan benang sari. Oleh karena itu
pepaya sempurna dapat melakukan penyerbukan sendiri.

D. Anatomi Pepaya (Carica papaya L.)


1. Anatomi Akar Pepaya
Dari lapisan luar ke dalam, anatomi akar tumbuhan pepaya tersusun dari
jaringan jaringan sebagai berikut:
a. Epidermis
b. Korteks,
c. Endodermis,
d. Pembuluh tapis (floem)
e. Pembuluh kayu (xylem)
2. Kambium Anatomi Batang Pepaya
Batang pepaya tersusun dari tiga sistem jaringan :
a. Dermal, yaitu jaringan kulit yang terdiri dari epidermis, korteks,
endodermis, dan silinder pusat (stele)
b. Jaringan pembuluh, yaitu berupa silinder yang membatasi parenkim
empulur di bagian tengah dan korteks dibagian luar.
c. Jaringan penyokong, yaitu jaringan yang berfungsi untuk menujang agar
tanaman dapat berdiri kokoh dan kuat.
3. Anatomi Daun Pepaya
Anatomi daun pepaya tersusun atas satu lapis sel epidermis yang tidak
mengandung kloroplas. Epidermis menutup secara kontinu kedua permukaan daun
dan karena itu dibedakan menjadi epidermis atas dan epidermis bawah. Daun
pepaya memiliki satu ibu tulang daun dan cabang-cabangnya membentuk jala.
Fungsinya adalah menyalurkan hasil fotosintesis dan metabolisme ke bagian tubuh
daun lainnya. Dalam berkas pengankut, posisi xylem selalu berada di atas floem
(xylem di sebelah dalam, dan floem di luar). Di sekeliling berkas pengangkut
terdapat sarung berkas pengengkut. Jaringan penguat pada daun pepaya berupa
kolenkim yang biasanya terletak dekat tulang daun yang besar, di bawah epidermis.
Jaringan sekretori berupa buluh-buluh getah atau kelenjar getah, berupa masa sel-
sel parenkim padat. Secara garis besar struktur anatomi daun Dicotyledoneae adalah
yaitu, kolenkim tersusun atas sel-sel hidup yang bentuknya memanjang dengan
penebalan dinding sel yang tidak merata dan bersifat plastis, artinya mampu
membentang, tetapi tidak dapat kembali seperti semula bila organnya tumbuh.
Kolenkim terdapat pada batang, daun, bagian-bagian bunga, buah, dan akar. Sel
kolenkim dapat mengandung kloroplas yang menyerupai sel-sel parenkim.
4. Anatomi Buah Pepaya
Termasuk buah sejati tunggal yang berdaging (buah buni atau bacca). Daging
buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga merah, tergantung
varietasnya. Bagian tengah buah berongga. Peduncle (tangkai bunga) menjadi lebih
besar, dan tebal. Buah pepaya tersusun atas tiga bagian : Kulit buah (eksokarp),
daging buah (mesokarp), lapisan dalam buah (endokarp), plasenta (tempat dudukan
biji), stigma scar (bekas kepala putik), peduncle (tangkai bunga), berkas pembuluh
dorsal).
5. Anatomi Biji Pepaya
Biji merupakan perkembangbiakan utama, terdiri atas beberapa bagian. Kulit
biji merupakan bagian terluar biji. Terdiri atas kulit luar (sarkotesta), kulit tengah
(sklerotesta), dan kulit dalam (endotesta). Biji terbungkus semacam lapisan
berlendir (pulp) yang berfungsi agar biji tidak kering. Tali pusar atau tangkai biji,
inti biji atau isi biji.

E. Kandungan Pepaya (Carica papaya L.)


Tanaman pepaya mengandung bahan kimia yang bermanfaat baik itu
pada organ daun, buah, getah, maupun biji dan kandungan kimia dari tanaman
pepaya (Carica papaya L).

Karbohidrat yang terkandung dalam buah pepaya sebagian besar adalah gula.
Komposisi gula dalam buah pepaya matang yaitu 48,3% sukrosa, 29,8% glukosa,
dan 21,9% fruktosa.

F. Potensi Pigmen Pepaya (Carica papaya L.)


Daun pepaya dapat pula digunakan sebagai zat pewarna alami karena daun
pepaya dapat menghasilkan warna hijau yang berasal dari klorofil. Klorofil
merupakan pigmen yang memberikan warna hijau pada daun.
G. Melalui Reaksi Kimia
Kegaiatan uji coba dilakukan dengan mengeksplorasi proses pembuatan zat
pewarna alami dari ekstraksi daun pepaya. Proses pengumpulan data menggunakan
instrumen berupa lembar pengamatan, catatan lapangan dan studi dokumen. Alat
yang digunakan untuk mengekstraksi daun pepaya yaitu, timbangan, kertas saring,
wadah tempat rendaman beker gelas, batang pengaduk, gelas ukur, dan gelas obyek.
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah daun pepaya dan larutan HCl
untuk melarutkan pigmen dari daun pepaya. Dan menguji dengan spektrometer UV
Vis NIR mengetahui tingkat transmitansi dan absorbansi pigmen.

H. Indeks
Pepaya (Carica papaya L.), Klorofil

I. Daftar Pustaka
Kwartiningsih, E., Setywardani, D.A, Wiyatno, A., dan Triyono A.,.2009. ”Zat
Warna Alami Tekstil dari Kulit Buah Manggis”. Jurnal Ilmiah Teknik
Ekuilibrium, p:1412-142
Nita Rosita et al. 2014. Sintesis Pigmen Alami Daun Tanaman Andong (Cordyline
Fruticosa L.) Sebagai Pewarna Batik Dan Analisis Sifat Optiknya.
Jurnal Fisika Vol. 4 No. 2.
Rehena JF. 2010. Uji Aktivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica papaya. LINN)
sebagai Antimalaria in vitro. Jurnal Ilmu Dasar. 11(1):96-100

Anda mungkin juga menyukai