LAPORAN PRAKTIKUM
Dosen Pengampu:
oleh:
Kelompok 7
Biologi AB 2015
F. Langkah Kerja
Tabel 3. Langkah Kerja
No. Foto Deskirpsi Langkah Kerja
Penyamplingan:
Tanaman Richinus dan daun Zea mays yang akan di
sampling.
1.
3.
Dehidrasi:
Larutan alkohol 60%, 70%, 80%,90%, 96%, 100%,
Xilol : Alkohol (1:3), xilol : Alkohol (1:1), Xilol :
5. Alkohol (3:1), dan Xylol murni disiapkan.
Penanaman:
Kuningan yang berbentuk balok dengan beralaskan
kaca disiapkan.
11.
Pemotongan:
Mikrotom disiapkan.
13.
15.
16.
No. Foto Deskripsi Langkah Kerja
Penempelan:
Sedikit hauf dioleskan merata diatas kaca objek
yang telah bersih lalu ditetesi aquades dan
17. ditempatkan pada parafin heater 45oC.
20.
21.
22.
23.
No. Foto Deskripsi Langkah Kerja
Preparat dicelup pada larutan alkohol 100% I dan
alkohol 100% II, masing-masing selama 3 menit.
24
Pengentelan:
Preparat dicek dengan menggunakan mikroskop
untuk melihat kotor atau tidaknya. Bagian yang akan
26 di entel ditandai.
27
29
G. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Hasil Pengamatan Batang Richinus sp.
No. Spesifikasi Preparat Gambar Preparat Keterangan
Preparat ini merupakan
preparat sayatan melintang
batang Ricinus communis
Nama Preparat: Preparat dengan perbesaran 100x.
Sayatan Melintang Batang Preparat di samping bukan
Richinus sp. merupakan contoh preparat
Metode: Penanaman di yang representatif karena tidak
1. parafin terdapat parenkim korteks
Perbesaran: 100x serta kambium. Selnya seperti
Pewarnaan: Safranin dan Fast hilang atau terhapus, hal
Green Gambar 4.1 Preparat Sayatan tersebut dapat terjadi karena
Kualitas: Tidak bagus Melintang Batang Richinus sp. saat proses aspirasi, dehidrasi,
yang Tidak Bagus. infiltrasi, atau saat preparat
(Dok. Kelompok 7, 2017) dibersihkan dari kotoran-
kotoran yang menempel
Preparat ini merupakan
preparat sayatan melintang
batang Ricinus communis
Nama Preparat: Preparat dengan perbesaran 100x.
Sayatan Melintang Batang Preparat di samping bukan
Richinus sp. merupakan contoh preparat
Metode: Penanaman di yang representatif karena tidak
2. parafin terdapat parenkim korteks
Perbesaran: 100x serta kambium. Selnya seperti
Pewarnaan: Safranin dan Fast hilang atau terhapus, hal
Green Gambar 4.2 Preparat Sayatan tersebut dapat terjadi karena
Kualitas: Kurang bagus Melintang Batang Richinus sp. saat proses aspirasi, dehidrasi,
yang Kurang Bagus. atau infiltrasi. Ada beberapa
(Dok. Kelompok 7, 2017) kotoran sisa pewarnaan yang
masih belum bersih.
Preparat ini merupakan
preparat sayatan melintang
batang Ricinus communis
Nama Preparat: Preparat dengan perbesaran 100x.
Sayatan Melintang Batang Preparat di samping
Richinus sp. merupakan contoh preparat
Metode: Penanaman di yang representatif karena
3. parafin terdapat semua struktur dari
Perbesaran: 100x batang tersebut. Pada sekitar
Pewarnaan: Safranin dan Fast organnya pun tidak terdapat
Green kotoran hasil pewarnaan
Kualitas: Bagus Gambar 4.3 Preparat Sayatan
Melintang Batang Richinus sp. maupun debu. Tidak terdapat
yang Bagus. gelembung saat ditutup oleh
(Dok. Kelompok 7, 2017) cover glass.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Daun Zea mays
No. Spesifikasi Preparat Gambar Preparat Keterangan
Preparat ini merupakan
sayatan melintang dari daun
Zea mays dengan perbesaran
Nama Preparat: Preparat
100x. Preparat ini merupakan
Sayatan Melintang Daun Zea
contoh kurang bagus karena
mays.
warnanya terlalu hijau pekat
Metode: Penanaman di
diakibatkan oleh lamanya
1. parafin
pada proses pewarnaan di fast
Perbesaran: 100x
green. Pada preparat ini
Pewarnaan: Safranin dan Fast
Gambar 5.1 Preparat Sayatan terdapat sobek hingga
Green
Melintang Daun Zea mays yang bentuknya kurang
Kualitas: Kurang bagus
kurang bagus. representatif pada literatur
(Dok. Kelompok 7, 2017) yang ada. Terdapat kotoran di
sekitar organ.
Preparat ini merupakan contoh
sayatan melintang daun Zea
mays yang kurang bagus
Nama Preparat: Preparat
dengan perbesaran 100x.
Sayatan Melintang Batang
Bagian-bagian yang terdapat
Ricinus sp.
di organ dapat dibedakan
Metode: Penanaman di
dengan mudah. Warna dari
2. parafin
organ daun ini sudah sesuai
Perbesaran: 10 x 10 kali
tetapi pada organ daun ini
Pewarnaan: Safranin dan Fast
Gambar 5.2 Preparat Sayatan terdapat patahan dikarenakan
Green
Melintang Daun Zea mays yang pada saat penutupan dengan
Kualitas: Kurang bagus
Kurang Bagus. cover glass. Tidak terdapat
(Dok. Kelompok 7, 2017) kotoran disekitar organ daun
ini.
Preparat ini merupakan contoh
sayatan melintang daun Zea
Nama Preparat: Preparat mays yang berkualitas dengan
Sayatan Melintang Daun Zea perbesaran 100x. Bagian-
mays. bagian yang terdapat di organ
Metode: Penanaman di daun ini dapat dibedakan
3. parafin dengan mudah. Warna dari
Perbesaran: 100x organ daun ini sudah sesuai.
Pewarnaan: Safranin dan Fast Tidak terdapat kotoran
Green Gambar 5.3 Preparat Sayatan
Melintang Daun Zea mays yang disekitar organ daun.
Kualitas: Sangat Bagus
Sangat Bagus.
(Dok. Kelompok 7, 2017)
H. Pembahasan
1. Preparat Sayatan Melintang Batang Richinus
Dalam pembuatan preaparat anatomi tumbuhan yang baik, mahasiswa
perlu mengetahui struktur dari anatomi tumbuhan itu sendiri dengan baik.
Dari mulai bagian epidermis, parenkim, stereom, jaringan pembuluh dan ciri-
ciri dari organ akar, daun dan batang harus diketahui. Dalam pengamatan ini
kami pertama kali memulai dengan mencoba membuat preparat dari batang
Richinus sp. Dari beberapa percobaan kami mengambil tiga sampel yang
memiliki kualitas tidak bagus, kurang bagus dan bagus. Pada kualitas tidak
bagus ini hal yang menjadi permasalahan utamanya ialah masih adanya udara
di dalam organ akibat dari proses aspirasi yang belum selesai. Udara tersebut
umumnya terperangkap pada ruang antar sel di bagian parenkim, adanya
udara tersebut menyebabkan proses infiltrasi tidak merata seluruh sel dilapisi
xilol, sehingga saat proses embedding parafin tidak masuk seutuhnya.
Akhirnya parafin block dari hasil tersebut tidak baik, atau berlubang dan
sobek saat dilakukan proses rotary microtome. Lubang dan sobekan dari hasil
sayatan ini dapat terlihat pada bagian epidermis yang umumnya tidak saling
menyatu dan pada bagian-bagian parenkim yang hilang.
Pada kualitas kurang bagus ditemukan hasil preparat yang tidak
memiliki jaringan parenkim yang representatif dan tidak adanya kambium.
Dari hasil ini, diketahui bahwa terdapat kesalahan saat penggunaan mikrotom
putar, yaitu penggunaan ukuran ketebalan yang terlalu tipis, yakni sekitar 12
mikrometer. Pada ukuran ini, bagian-bagian yang sangat tipis seperti
parenkim akan terhapus, sehingga menghasilkan ruangan yang cukup kosong
pada di bawah epidermis dan sebelum bagian seludang pembuluh, atau
dinamakan parenkim korteks. Parenkim korteks ini umumnya polihedral dan
memiliki ruang antar sel, sehingga bagian ini tidak terlalu tebal seperti bagian
lainnya. Penggunaan ketebalan mikrotom yang terlalu tipis akhirnya
menyebabkan hilangnya jaringan ini, sementara jaringan yang lain masih
dapat ditemukan. Maka dari itu penggunaan mikrotom putar untuk preparat
tumbuhan direkomendasikan menggunakan ukuran ketebalan sekitar 14
sampai 16 mikrometer.
Pada kualitas bagus, ditemukan hampir seluruh bagian dari sel batang
Richinus sp. Dari bagian terluar yakni epidermis, jaringan korteks, setele
yang terdapat jaringan pembuluh, dan jaringan empulur yang tersusun atas
parenkim. Walaupun dapat dikatakan representatif, namun pada preparat ini
masih memiliki kekurangan yakni kurangnya pewarnaan safranin, sehingga
sulit membedakan antara bagian jaringan pembuluh dan jaringan lainnya.
Kesalahan ini terjadi saat proses perwanaan, dimana pada staining jar
safranin masih kurang lama, ataupun bagian alkohol yang terlalu lama
sehingga menyebabkan warna yang pudar. Selain itu walaupun struktur dari
organ batang sudah ada, namun pengambilan sediaan masih belum tepat,
kemungkinan pengambilan dilakukan pada bagian sekitar apeks, dimana
jaringan masih bermeristematik sehingga perbedaan antara jaringan korteks
dan pembuluh kurang jelas terlihat dibandingkan pada hasil pengamatan yang
kedua.
2. Preparat Sayatan Melintang Daun Zea mays
Pembuatan preparat sayatan melintang Daun Zea mays terdapat
tingkatan kualitas yang berbeda. Pada kualitas yang kurang bagus tidak dapat
menggambarkan representatif dari daun Zea mays itu sendiri, dikarenakan
bagian-bagian dari organ daun Zea mays tidak dapat dibedakan secara
spesifik. Kesalahan yang mengakibatkan hasil dari preparat tersebut
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya dalam proses pewarnaan pada
fast green warna yang ditimbulkan itu terlalu pekat sehingga menghasilkan
warna organ yang keseluruhannya berwarna hijau dan pada pelarut setelah
fast green yaitu alkohol bertingkat yang kualitasnya kurang bagus. Sefranin
membutuhkan waktu yang lama dalam proses pewarnaan agar terserap oleh
sel yang mengandung selulosa, tetapi pada praktiknya tidak sesuai dengan
prosedur yang ada sehingga hasilnya kurang baik.
Pada hasil preparat sayatan melintang daun Zea mays yang berkualitas,
organ ini sudah dapat dibedakan bagian-bagiannya seperti, epidermis, stoma,
sel kipas, jaringan pembuluh, parenkim, saluran harsa, dan tidak terdapat
kotoran disekitar organ.
I. Kesimpulan
1. Langkah-langkah dalam pembuatan preparat tumbuhan batang Richinus dan
daun Zea mays adalah:
a. Pengambilan jaringan (Diseksi/Collecting)
b. Fiksasi (Fixation)
c. Aspirasi (Vacuuming with Dessicator)
d. Dehidrasi (Dehydration)
e. Penjernihan (Clearing)
f. Infiltrasi
g. Penanaman (Embedding)
h. Penyayatan (Sectioning)
i. Penempelan dan Afiksasi (Afixing)
j. Deparafinasi dan Pewarnaan (Staining)
k. Penutupan dan Labelling
2. Bagian – bagian dari jaringan batang Richinus diantaranya jaringan epidermis,
jaringan korteks, jaringan pembuluh, jaringan empulur. Bagian – bagian dari
daun Zea mays diantaranya jaringan epidermis, jaringan pembuluh, sel kipas,
stoma, parenkim dan saluran harsa.
3. Beberapa hasil preparat yang rusak diantaranya organ yang hancur karena
proses aspirasi atau tersentuh sehingga bentuknya rusak, selanjutnya preparat
yang rusak karena proses aspirasi atau dehidrasi sehingga terdapat jaringan
yang rusak
4. Kesalahan yang umum terjadi ketika pembuatan diantaranya:
a. Pada saat pencuplikan organ tersentuh sehingga rusak.
b. Pada saat aspirasi tekanan terlalu tinggi sehingga organ rusak.
c. Asprasi terlalu lama dan kurang maksimal.
d. Dehidrasi terlalu lama pada satu tahap sehingga terlalu banyak larutan
yang masuk kedalam organ.
e. Parafin yang terlalu panas sehingga organ rusak.
f. Warna yang kurang terang karena proses pewarnaan yang salah atau
dehidrasi yang kurang masuk kedalam organ.
DAFTAR PUSTAKA
Amprasto. (2012). Batang. [Online] Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196607161991011-
AMPRASTO/bahan_kuliah/e-learningantum/batang_%2810%29.pdf
Amprasto. (2012). Daun. [Online] Diakses dari: http://file.upi.edu/Direktori/
FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196607161991011-AMPRASTO/
bahan_kuliah/e-learningantum/daun_%2811%29.pdf
Lestari, R. D. (2008). Pohon Jarak. Percik Yunior Edisi 6. Oktober 2008. ISSN 1978-
5429
Nugroho, H. L. (2006). Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Depok: Penebar
Swadaya.
Saefudin. (2012). Jaringan Tumbuhan. [Online] Diakses dari:
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._BIOLOGI/196307011988
031-SAEFUDIN/Jaringan_tumbuhan.pdf
Setjo, S, dkk. (2004). Common Textbook: Anatomi Tumbuhan. Malang: Jurusan
Biologi Universitas Negeri Malang
Sugiharto. (1989). Mikroteknik. Bogor: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat
Institut Pertanian Bogor.
Widjajanto dan Susetyoadi S. (2001). Mikroteknik Tumbuhan. Malang: Jurusan
Biologi Universitas Negeri Malang
Zainudhin, Z. (2015). Nama Ilmiah Jagung dan Klasifikasi Tanaman Jagung. [Online]
Diakses dari: http://www.agrotani.com/nama-ilmiah-jagung/