Anda di halaman 1dari 14

MITOSIS AKAR BAWANG

LAPORAN PRAKTIKUM
disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Genetika
yang diampu oleh Dr. Hj. Sri Anggraeni, M.S., Dr. Hj. Diah Kusumawaty, M.Si.,
Dr. Riandi, M.Si dan Drs. Suhara, M.Pd

oleh:
Kelas A
Kelompok 1

Husna Dita Rahmah (1505468)


Mutmaina Bauw (1404471)
Naufal Ahmad Muzakki (1505601)
Resti Wulandari (1500510)
Suchi Handayani K (1506770)
Zakia Nurhasanah (1505985)

DEPARTEMEN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2018
A. Judul
Mitosis Akar Bawang
B. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, tanggal : Rabu, 2 Mei 2016
Waktu : Pukul 07.00-09.30 WIB
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Gedung JICA FPMIPA UPI
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui fase-fase mitosis yang ada pada akar bawang.
2. Untuk mengetahui apa saja yang dapat ditemukan pada akar bawang.
D. Dasar Teori
Setiap sel berasal dari sel sebelumnya. Proses yang menyangkut
terbentuknya sel-sel anak baru dari induknya disebut pembelahan sel. Pada sel-
sel jaringan tubuh (sel somatis), suatu sel induk akan membelah menjadi dua
sel anak yang komponen-komponennya sama dan identik dengan sel induk,
peristiwa pembelahan sel somatis semacam ini disebut sebagai mitosis. Mitosis
adalah pembelahan sel di mana berlangsung pembelahan dan pembagian
nukleus beserta kromosom-kromosom di dalamnya (Suryo dalam
Fahruliansyah dkk., 2014).
Tumbuhan pada masa awal perkembangan mengalami pertumbuhan yang
sangat banyak, tumbuhan mengalami pembelahan sel secara tidak langsung
yang disebut juga dengan mitosis. Mitosis mempertahankan pasangan
kromosom yang sama melalui pembelahan inti dari sel somatis secara berturut-
turut. Proses ini terjadi bersama-sama dengan pembelahan sitoplasma dan
bahan-bahan di luar inti sel (sitokinesis). Proses ini mempunyai peranan
penting dalam pertumbuhan dan perkembangan pada hampir semua organisme
(Crowder dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Mitosis berlaku pada pembelahan inti, sedangkan pembelahan sitoplasma
disebut sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh jaringan
(Yatim dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Seluruh sel somatik pada organisme multiseluler adalah keturunan dari satu
sel awal, yakni telur yang terfertilisasi atau zigot, melalui proses pembelahan
yang disebut mitosis. Fungsi mitosis yang pertama adalah membran salinan
yang persis sama dari setiap kromosom, lalu membagikan set identik
kromosom kepada masing-masing dari kedua sel keturunan, atau sel anakan
melalui pembelahan sel awal (sel induk). Interfase adalah periode di antara dua
mitosis yang berurutan dan terdiri atas tiga fase yaitu G1, S dan G2. Selama fase
S (sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-masing kromosom mengalami
replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA identik yang disebut
kromatid (terkadang disebut kromatid saudari atau sister chromatid). Masing-
masing kromosom yang telah direplikasi itu lalu memasuki mitosis dengan dua
molekul DNA yang identik (Elrod dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Selama bertahun-tahun para ahli biologi sel lebih banyak mencurahkan
perhatiannya kepada fase pembelahan sel karena perubahan-perubahan yang
dramatis yang berlangsung di dalamnya dapat diamati dengan mikroskop
cahaya. Karena itu, mereka menganggap bahwa interfase merupakan “fase
istirahat”. Hasil-hasil penelitian yang mutakhir telah berhasil mengungkapkan
bahwa pada interfase sebenarnya berlangsung beberapa kegiatan yang sangat
intensif, antara lain biosintesis asam deoksiribonukleat (DNA) dan pembagian
komponen-komponen kromosom menjadi dua bagian yang sama. Sementara
itu, ukuran sel pun bertambah menjadi kurang lebih dua kali semula. Beberapa
sel yang telah terdiferensiasi jarang sekali membelah, misalnya limfosit,
sedangkan pada mamalia, sel saraf (neuron) tidak pernah membelah setelah
individunya lahir. Dengan demikian, selama hidupnya neuron tersebut tetap
saja dalam interfase (Bawa dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup,
kecuali pada jaringan yang menghasilkan sel gamet. Proses pembelahan satu
sel zigot menjadi sel tubuh yang banyak jumlahnya terjadi secara mitosis.
Dengan mitosis terjadi proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan dan
organ tubuh makhluk hidup. Pada pembelahan mitosis, gamet betina setelah
dibuahi oleh gamet jantan akan bersifat diploid (2n) dan dinamakan zigot.
Dalam perkembangannya zigot ini akan membelah berkali-kali dan proses
pembelahan sel ini dinamakan mitosis (Suryo dalam Fahruliansyah dkk.,
2014).
Berdasarkan kajian yang dilakukan Fahruliansyah dkk (2014), mitosis
berlangsung dalam beberapa fase, yaitu:
1. Profase
Pada tahap profase, kromosom tampak sebagai benang-benang halus yang
kadang-kadang saling melilit satu sama lain dan ternetang secara maksimal
sehingga kromomer tampak jelas. Kemudian kromosom akan memendek
dan menebal sehingga kromomer terletak begitu dekat satu sama lain. Tiap
bagian dari kromosom ganda itu disebut kromatid yang dihubungkan oleh
kinetokor sehingga kromosom tetap tunggal sampai metafase. Pada
permulaan profase sentriol bergerak ke sisi yang berlawanan dan terbentuk
benang-benang gelendong (spindel). Pada akhir profase sentriol berada di
kutub-kutub yang berlawanan, serta gelendong-gelendong mengatur diri
untuk menjadi penghubung antara sentriol dan kinetokor. Anak inti
menyusut dan akhinya menghilang demikian juga dengan selaput inti.
2. Metafase
Peristiwa yang paling penting dalam metafase adalah orientasi kromosom
pada bidang ekuator sel. Kadang-kadang peralihan di antara profase dan
merafase disebut prometafase, yang waktunya sangat singkat. Pada awal
metafase, membran nukleus hilang dan kromosom mula-mula seperti
tampak tidak teratur. Setelah itu, benang-benang spindel masuk ke dalam
daerah pusat sel, sedangkan mikrotubulusnya merentang di antara kedua
kutub sel. Kromosom melekat dengan kinetokornya pada bidang ekuator
sel. Benang-benang spindel yang berhubungan dengan kromosom dinamai
benang-benang spindel kromosom, sedangkan benang-benang spindel
yang lain merentang secara kontinu dari kutub ke kutub. Seluruh benang
spindel membentuk gambaran seperti sangkar burung pada daerah
nukleus. Pada sel hewan dan tumbuhan yang tingkatannya lebih rendah
spindel tersebut mempunyai sentriol dan aster. Adanya sentriol sebenarnya
tidak mutlak dalam pembentukan spindel sebab jika sentriol tersebut
sengaja dihancurkan dengan sinar laser, mitosis tetap saja berlangsung.
3. Anafase
Proses pembagian kromatid di daerah ekuator dilanjutkan dengan
membawa semua kromosom itu ke kutub sel masing-masing. Dengan
demikian, ciri penting dari anafase adalah adanya satu kromatid (berisi
satu set kromosom) yang sedang bergerak menuju ke kutub masing-
masing. Sebagaimana diuraikan sebelumnya, yang menyebabkan
kromosom itu bergerak adalah benang-benang spindel. Jumlah kromosom
yang menuju ke kutub yang satu sama dengan yang menuju ke kutub yang
lain. Jadi, jika sel induk memiliki 2n kromosom, setiap sel anak akan
memeroleh 2n kromosom.
4. Telofase
Pada tahap telofase, kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal
di dekat kutub masing-masing. Setelah terbentuk membran inti, kromosom
akan memanjang sehingga akan tampak seperti benang-benang kromatin
yang tidak teratur. Pada saat yang hampir bersamaan, akan terjadi
pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan pembentukan membran sel
(dinding sel) pada bekas bidang ekuatorial. Pada sel hewan membran sel
terbentuk dengan terjadinya lakukan pada daerah bidang ekuatorial.
Lekukan ini menjadi semakin dalam sehingga ujung-ujungnya akan
bersatu sehingga terbentuk dua sel anakan.
5. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis
yang satu dengan yang lainnya. Interfase bukan fase istirahat, karena justru
pada fase ini metabolisme sel giat dilakukan. Meskipun tingkah laku
kromosom tidak tampak karena terbentuk benang-benang kromatin yang
halus, sel anak yang baru terbentuk itu sudah melakukan metabolisme. Sel
perlu tumbuh dan melakukan berbagai sintesis sebelum memasuki proses
pembelahan berikutnya. Mula-mula sel mengalami pertumbuhan
sekunder. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
a. Fase Pertumbuhan Primer (Growth 1/G1)
Sel yang baru terbentuk mengalami pertumbuhan tahap pertama.
Organel-organel yang ada di dalam sel, seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, kompleks golgi, dan organel lainnya memperbanyak diri
guna menunjang kehidupan sel.
b. Fase sintesis (S)
Pada tahap ini, sel melakukan sintesis terutama sintesis materi
genetik. Materi genetik adalah bahan-bahan yang akan diwariskan
kepada keturunannya. Materi genetik yang disintesis adalah DNA.
c. Fase pertumbuhan sekunder (Growth 2/G2)
Menjelang mitosis berikutnya, sel melakukan pertumbuhan kedua
dengn memperbanyak organel-organel yang dimilikinya. Hal ini
dimaksudkan agar organel-organel itu dapat diwariskan kepada setiap
sel keturunannya.
Sifat-sifat dari pembelahan mitosis diantaranya adalah:
1) pembelahan yang memisahkan sister chromatids;
2) satu pembelahan tiap daun yaitu satu pembelahan sitoplasma
(sitokinesis) tiap satu pembelahan kromosom yang sama;
3) kromosom tidak berpasangan; biasanya tidak terbentuk kiasmata; tidak
terjadi pertukaran genetik antara kromosom homolog;
4) dari satu sel dihasilkan dua sel anak tiap daun;
5) kandungan genetik dari hasil mitosis identik;
6) jumlah kromosom sel anak sama dengan jumlah kromosom sel induk;
7) hasil dari mitosis ini dapat mengalami pembelahan mitosis lagi;
8) biasanya terjadi pada hampir semua sel somatis;
9) dimulai dari zigot dan berlangsung terus sepanjang kehidupan
organisme.
Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik sel tubuh, kecuali sel
kelamin mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina. Maka
sepasang kromosom tersebut disebut dengan kromosom homolog. Oleh karena
itu jumlah kromosom dalam sel tubuh dinamakan diploid (2n). Sel kelamin
(gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah kromosom yang terdapat
dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam gamet dinamakan
haploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu species dinamakan genom
(Suryo, dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Masalah pokok mengenai reproduksi sel dapat dilihat lebih jelas pada
organisme uniseluler. Satu sel khamir yang ditanamkan dalam medium yang
sesuai akan segera menghasilkan beribu-ribu keturunan. Kecuali satu kebetulan
yang kadang terjadi setiap sel dari keturunan ini akan bersifat sama dalam hal
struktur dan fungsinya sebagaimana yang dimiliki sel pertama (Kimball, dalam
Fahruliansyah dkk., 2014).
Transmisi kromosom dari sel induk ke sel-sel anak melalui mitosis adalah
proses aseksual di mana satu sel induk dapat menghasilkan sel melalui
pembelahn-pembelahan mitosis berturut-turut, klon sel yang secara genetik
identik. Pola perbanyakan sel vegetatif atau somatik semacam itu dilakukan
oleh organisme multiseluler, sedangkan sel eukariot melakukan cara transmisi
kromosom meiosis seling, cara ini tidak dapat dipisahkan dari penggabungan
dengan fase seksual dalam daur hidupnya yang di dalamnya gen-gen dari dua
induk yang berbeda berkumpul untuk menetap pada sel tunggal (Goodenough,
dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
Kromosom antar tanaman berbeda antara yang satu dan yang lainnya. Baik
dari bentuk, jumlah, dan panjangnya. Allium cepa atau bawang merah memiliki
jumlah kromosom 2n=16 (Sastrosumarjo dalam Fahruliansyah dkk., 2014).
E. Alat dan Bahan
Tabel 1. Alat yang digunakan
No. Alat Jumlah
1. Mikroskop 1 unit
Botol vial 5-10 ml dengan tutup
2. 6 unit
gabus atau tutup plastik
3. Kaca objek dan kaca penutup 1 unit
4. Cawan petri 1 unit
5. Pipet 1 unit
6. Water bath atau penangas air 1 unit
7. Silet 1 unit
Tusuk gigi atau batang korek
8. Seperlunya
api
9. Model Mitosis 1 unit

Tabel 2. Bahan yang digunakan


No. Alat Jumlah
1. HCL 4% / HCL 1N 1-2 ml
2. Kuteks bening Seperlunya
3. Bawang merah 10 siung
4. Asam asetat 10% Seperlunya
F. Langkah Kerja
Dipilih bawang
merah yang
Rendaman Rendaman
baik dan tidak Bawang merah
bawang merah bawang merah
berjamur tersebut
disimpan pada disimpan pada
sebanyak direndam dalam
tempat yang tempat yang
sepuluh siung, wadah berisi
gelap dan gelap dan
kemudian air. Dipastikan
hangat misalnya hangat misalnya
dibersihkan bagian bakal
dalam lemari. dalam lemari.
sisa-sisa akar akarnya
Air rendaman Air rendaman
dengan cara terendam semua
diganti setiap diganti setiap
mencabut dan dalam air
hari hari
mencukil sisa-
sisa akar

Diagram 1. Langkah Kerja Proses menanam bawang


2. Proses fiksatif
Akar bawang
Dimasukkan Mengisi 1-2 ml
yang telah Menginkubasi
akar ke dalam larutan HCl 4%
tumbuh Potongan akar botol-botol
botol vial berisi pada setiap
sepanjang 1,5 dalam botol berisi akar
larutan farmer, botol dan
cm, dikeringkan dicuci dengan air bawang pada
botol vial disimpan pada
dandipotong ledeng/kran suhu 600
ditutup dan suhu ruangan
sepanjang 0,5 sebanyak 7x Cselama tepat 8
disimpan dalam selama tiga
cm-1 cm dari menit
freezer menit
ujung akar

Ditambahkan
Meneteskan satu HCl dikeluarkan
Akar dalam sekitar satu ml
tetes air ke atas dari tabung,
tabung dicuci larutan metilen
kaca objek dan kemudian akar
Melakukan dengan air keran blue kedalam
diletakkan satu dalam botol
teknik sebanyak 8x masing-masing
akar bawang di dibilas dengan
squash kemudian akar botol vial dan
atasnya dengan air keran
dikeluarkan dari tabung disimpan
menggunakan sebanyak lima
tabung reaksi pada suhu ruang
pinset kali
2-3 menit

Sel-sel Meletakkan
Diletakkan
dipisahkan preparat di
Bagian ujung preparat pada
dengan cara antara kertas
akar yang meja mikroskop
mengetuk- tisu, kemudian
membulat untuk diamati
ngetuk penutup tekan hati-hati
dipotong sekitar pada perbesaran
kaca hingga dengan jari
2 mm objektif 4x, 10x-
warna bulatan tangan, jangan
menggunakan 40x/ 63x.
sampel dari biru gerakkan atau
silet tajam Preparat siap
tua menjadi menggeser jari
diamati
lebih muda tangan

Diagram 2. Langkah Kerja Proses fiksatif


G. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil pengamatan mitosis akar bawang
No. Tahapan mitosis Gambar

1 Profase

Gambar 1. Profase
(Dok. Pribadi kelompok 1, 2018)

2 Metafase

Gambar 2. Metafase
(Dok. Pribadi kelompok 1, 2018)

3 Anafase

Gambar 3. Anafase
(Dok. Pribadi kelompok 1, 2018)

4 Telofase

Gambar 4. Telofase
(Dok. Pribadi kelompok 1, 2018)
Tabel 4. Indeks mitosis akar bawang
Jumlah sel dalam tahap mitosis Total sel
Jumlah sel
Jumlah total yang Indeks
No. pada tahap
sel Profase Matafase Anafase Telofase mengalami mitosis
interfase
mitosis
1 1000 105 150 83 50 10 383 73,5%
H. Pembahasan
Bahan utama yang dipakai dalam praktikum ini adalah sel yang melakukan
pembelahan mitosis. Sel-sel yang melakukan pembelahan mitosis, ditemukan
pada bagian tanaman yang aktif mengalami pertumbuhan atau sering disebut
meristematis. Akar bawang merah merupakan jaringan meristem yang
digunakan sebagai sarana untuk dapat mengamati beberapa fase mitosis.
Bawang merah yang akan digunakan direndam dalam air selama 24 hingga 72
jam agar tumbuh perakaran baru.
Setelah siap untuk dilakukan pengamatan, akar-akar bawang dimasukan ke
dalam botol vial lalu direndam dengan larutan HCl 4% di suhu ruangan selama
30 menit. Setelah diberi larutan HCl, akar bawang direndam dalam penangas
air bersuhu 600C. Perendaman dengan ini bertujuan untuk melunakkan jaringan
akar agar mudah ditekan saat pembuatan preparat. Setelah itu, akar kembali
dibilas dengan air lalu direndam dengan pewarna methylen blue. Pewarnaan
dilakukan untuk memudahkan proses pengamatan.
Bagian akar tersebut kemudian ditaruh di atas gelas objek yang telah ditetesi
aquades sebelumnya dan setelah itu di-“squash”, yaitu ditutup dengan kaca
penutup dan diketuk ketuk hingga sampel akar tidak bertumpuk. Akar yang
telah di-“squash” kemudian siap untuk diamati.
Dari hasil praktikum, didapatkan interfase dan fase-fase mitosis yang
lengkap yaitu profase, metafase, anafase, dan telofase. Pada profase, setiap
kromosom memendek dan memadat melalui mekanisme supercoiling.
Kromosom tersebut terdiri atas 2 kromatid yang terikat pada sentromer. Pada
fase profase terdapat sel sebanyak 150 sel. Pada metafase, kromosom tersusun
berjajar di pusat sel. Pada fase metafase terdapat sel sebanyak 83 sel. Pada
Anafase, kromosom berpindah 2 menuju benang spindel yang berlawanan dan
kromatid memisah. Pada fase anafase terdapat sel sebanyak 50 sel. Pada
telofase, kromosom berkumpul pada ujung kutub pembelahan, nuclear
envelope mulai terbentuk, dan kromosom pun mulai terurai dari bentuk yang
memadat. Pada fase telofase terdapat sel sebanyak 10 sel. Jadi total sel yang
mengalami mitosis yaitu 383 sel dan indeks mitosis yang didapat yaitu 73,5 %.
I. Kesimpulan
1. Fase-fase mitosis pada akar bawang terdapat fase profase yaitu kromosom
tampak sebagai benang-benang halus yang kadang-kadang saling melilit
satu sama lain dan ternetang secara maksimal sehingga kromomer tampak
jelas. Fase benang-benang halus yang kadang-kadang saling melilit satu
sama lain dan ternetang secara maksimal sehingga kromomer tampak
jelas. Fase anafase adanya satu kromatid (berisi satu set kromosom) yang
sedang bergerak menuju ke kutub masing-masing. Fase telofase,
kromosom-kromosom anakan itu akan menggumpal di dekat kutub
masing-masing. Fase interfase kromosom tidak tampak karena terbentuk
benang-benang kromatin yang halus.
2. Fase-fase yang ditemukan pada praktikum mitosis akar bawang adalah
fase profase, metaphase, anafase, dan telophase.
DAFTAR PUSTAKA

Fahruliansyah, dkk. (2014). Laporan Praktikum Biologi Dasar 2 Pembelahan


Mitosis Pada Akar Bawang Merah (Allium Cepa). [Online]. Diakses di:
http://wiwinseptiana.files.wordpress.com/2015/03/laporan-mitosis.docx

Anda mungkin juga menyukai