Anda di halaman 1dari 5

JUDUL penduduk Indonesia menjadi suatu

Perencanaan Pembangunan Partisipatif permasalahan, atau malah menguntungkan.


Masyarakat Kelurahan Randusanga Pada Persoalan penatanaan pemukiman di
Program Penataan Lingkungan berbagai daerah kini ntelah menikmati
Pemukiman di Desa Randusanga Kulon hasil master plen dari para pendahulunya,
Kabupaten Brebes oleh Direktorat Jenderal ada daerah yang masih mengubah-ubah
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum tatanan lingkunagn dan ada pula yang
sudah menikmati. sebagai contoh kota
PENDAHULUAN surakarta dan yogyakarta, sebagai kota
Memasuki abad ke 21, kini jumlah bekas kerajaan besar di jawa telah
penduduk dunia sudah mencapai 12 memiliki penataan pemukiman lingkungan
miliyar dan telah menduduki sebagaian dengan baik, dengan di tandainnya suatu
besar wilayah dataran sebagai tempat pemukiman di kedua wilayah tersebut
tuinggal. Jumlah penduduk yang semankin seperti, wilayah kampung laweyan,
meningkat dan terus di prediksi akan selalu kampung arab dan lain sebagainya.
meningkat pada setiap tahunnya. Terutama berbeda dengan bekas kota kerjaaan, kota
bagi negara-negara berkembang di Asia brebes sebagai kota yang terletak di pesisir
dan Afrika peningkatan jumlah penduduk pantai utara, dan memiliki wilayah yang
merupakan hal yang terbiasa, Contoh, terluas di jawa tengah, dalam hal penataan
memasuki tahun 2105 berdasarkan data pemukiman semenjak era suharto hingga
yang dirilis Perserikatan Bangsa-Bangsa kini. Namun penataan pemukiman di
(PBB), penduduk Cina saat ini mencapai wilayah Kabupaten Brebes masih perlu di
1,38 miliar, sementara India 1,31 miliar. tinjau kembali, contohnya di desa
Namun, pada 2022, laju pertambahan randusanga penataan pemukiman di daerah
penduduk India akan melesat pesat. tersebut masih didasarkan kebutuhan
Indonesia sendiri, sebagai negara yang tempat tinggal masih belum di dasarkan
memiliki beragam kepulauan dan beragam pada keamanan dan kenyamanan, seperti
budaya, memiliki jumlah penduduk yang pendirian rumah di bantaran sungai, setiap
lebih banyak ketimbang India, dengan musim hujannya maka rumah-rumah yang
jumlah penduduk 220. Berikut negara ada di bantaran sungai terendam, hal
dengan populasi penduduk terbanyak di tersebut selalu menjadi PR bagi
2030; India (1,53 miliar), China (1,45 pemerintah daerah setiap tahunnya.
miliar), Amerika Serikat (356 juta), Secara subjektif, Mekanisme
Indonesia (295 juta), Nigeria (263 juta), penataan lingkungan pemukiman memiliki
Pakistan (245 juta), Brasil (229 juta), dua konsepan yaitu dengan konsepan Top-
Bangladesh (186 juta), Meksiko (148 juta), down dan Bottom-up. Kedua metode
Rusia (139 juta). Sedangkan pertumbuhan tersebut merupakan pendekatan subjektif
1,49% per tahun, jadi setiap tahunnya lahir yang sering digunakan pada perencanaan
empat sampai lima juta bayi atau kurang pembangunan pada suatu wilayah. Pada
lebih 10.000 bayi lahir perhari. negara-negara berkembang, sering
Fakta akan data tersebut ditemukan perencanaan subjektif dengan
mempengaruhi permintaan kebutuhan pendekatan top-down planning, misalnya
pemukiman, salah satunya di Indonesia. India, Indonesia serta negara-negara
sekarang ini telah banyak contoh kecilnya lainnya. Sedangkan pada negara-negara
dapat dilihat secara nyata di berbagai maju sering digunakan bottom-up planning
daerah yaitu konversi lahan sawah ke sebagai pendekatan perencanaan, semisal
lahan pemukiman, bahkan penataan rumah negara Inggris, Australia dan lain
susun bagi masyarakat kini telah sebagainya. Masing-masing pendekatan
dilakukan. Hal ini menjadikan pertanyaan perencanaan, baik pendekatan bottom up
apakah dengan banyaknya jumlah maupun top down memiliki kelebihan dan
kekurangan, sehingga pada dasarnya suatu masyarakat yang bertumpu pada nilai-nilai
kota atau wilayah memilih pendektan top universal. Pada tahap berikutnya PNPM
down dan bottom up lebih didasarkan atas Mandiri Perkotaan berorientasi untuk
kondisi sosial serta karakteristik wilayah membangun transformasi menuju
tersebut, bukan dikarenakan kelebihan masyarakat mandiri yang dilakukan
maupun kekurangan kedua jenis melalui sejumlah intervensi pembelajaran
pendekatan perencanaan tersebut. kemitraan dan sinergi antara pemerintah,
Dalam sistem perencanaan nasional, masyarakat dan kelompok peduli untuk
pertemuan antara perencanaan yang mengakses berbagai peluang dan sumber
bersifat top down dan bottom up diwadahi daya yang dibutuhkan masyarakat. Pada
dalam musyawarah perencanaan. tahap lanjutan, PNPM Mandiri Perkotaan
perencanaan makro dirancang pemerintah berorientasi untuk membangun
pusat disempurnakan dengan transformasi menuju masyarakat
memperhatikan masukan dari semua madani yang dilakukan melalui
stakeholders dan selanjutnya digunakan intervensi pembelajaran penataan
sebagai pedoman bagi daerah-daerah dan lingkungan permukiman secara
lembaga-lembaga pemerintah menyusun menyeluruh berbasis komunitas (PLPBK)
rencana kerja, karakteristik pengembangan atau Neighborhood Development.
program pembangunan yang selama ini
dilaksanakan di negara berkembang METODE PENELITIAN
khususnya Negara Indonesia cenderung Dalam jurnal yang dibuat oleh
bersifat bottom up, karakteristik penulis, ada beberapa metode yang akan
pengembangan program kegiatan tersebut digunakan, antara lain;
cenderung berdasarkan kebutuhan mereka 1. Content analysis, yaitu metode yang
sendiri dan pemerintah hanya sebagai meliputi semua analisis mengenai isi
fasilitator (bersifat bottom up). tantangan dari sebuah data dan studi literatur,
kedepan adalah bagaimana pemerintah melalui teknik mengambil kesimpulan
dapat menjalankan sistem pendekatan dengan mengidentifikasi berbagai
tersebut dengan baik melalui sinergitas karakteristik khusus suatu pesan secara
antara peran utuh dari pemerintah dan objektif, sistematis, dan generalis.
keterlibatan masyarakat dalam proses Analisis ini merupakan studi tehadap
pembangunan sebagai ciri dari negara objek yang terekam baik berupa tulisan,
yang sedang berkembang, (keterpaduan situs internet, perundang-undangan, dan
antara bottom up dan top down). lain-lain.
Salah satu upaya yang dilakukan 2. Deskriptif, yaitu metode analisis dengan
untuk mengimplementasikan kebijakan cara melihat keadaan obyek penelitian
pembangunan yang mampu meningkatkan melalui uraian, pengertian atau
kualitas lingkungan permukiman dan penjelasan terhadap analisis yang
sekaligus meningkatkan kesejahteraan bersifat terukur maupun tidak terukur.
masyarakatnya adalah melalui pelaksanaan Dalam studi ini, metode deskriptif
Program Penanggulangan Kemiskinan dimaksudkan untuk menjelaskan
Perkotaan (P2KP) yang telah berlangsung informasi mengenai pelaksanaan
sejak tahun 1999. Sejak tahun 2007 PLPBK di wilayah studi guna
program tersebut menjadi PNPM Mandiri mengetahu hasil yang diharapkan dalam
Perkotaan. penelitian ini.
Pada tahap pertama, PNPM Mandiri 3. Sedangkan metode kuantitatif dilakukan
Perkotaan berorientasi untuk membangun pada tahapan pengolahan data
pondasi masyarakat berdaya dengan selanjutnya dengan menggunakan
sejumlah kegiatan intervensi pada perhitungan statistik sederhana untuk
perubahan sikap, perilaku, cara pandang
mengolah data hasil yang nantinya merupakan langkah lebih lanjut dari
dijadikan rumusan kesimpulan analisis. Program Penanggulangan Kemiskinan
Perkotaan (P2KP) dikenal secara luas oleh
METODE PENGUMPULAN DATA masyarakat dengan nama Program
Metode pengumpulan data dalam Nasional Pemberdayaan Masyarakat
penelitian ini, mencakup teknik (PNPM- Mandiri). Program PLP-BK
pengumpulan data dan variabel penelitian adalah suatu program yang dirancang
1. Teknik Pengumpulan Data sebagai bentuk intervensi terhadap
Pengumpulan data dilakukan melalui peningkatan kesejahteraan masyarakat
pengumpulan data primer dan data terutama masyarakat miskin, atau dengan
sekunder, Pengumpulan data primer kata lain berpenghasilan rendah. Adapun
dilakukan melalui kuisioner dan alur pelaksanaannya sebagai berikut;
wawancara, kuisioner yang dilakukan
oleh peneliti dimaksudkan untuk
mengetahui tingkat partisipasi
masyarakat pada program PLPBK,
2. Variabel penelitian
Variabel penelitian diperoleh melalui
hasil telaah pustaka mengenai
partisipasi masyarakat, yang kemudian
disintesiskan dalam bentuk variabel-
variabel yang akan digunakan dalam
penelitian ini. Indikator utama dalam
penelitian ini adalah mengenai
partisipasi masyarakat menurut Cohen
dan Uphoff (1986) yang terdiri dari ide,
pengambilan keputusan, implementasi, Gambar 1. Proses pelaksanaan PLP-BK
dan evaluasi partisipasi. Indikator
tersebut menjadi tolok ukur untuk Melalui Program Penataan
mengetahui kondisi/aspek aktual. Lingkungan Permukiman Berbasis
Indikator legal diperoleh melalui telah Komunitas (PLPBK/ Neighbourhood
kebijakan, dokumen, peraturan, Development) dengan penekanan khusus
petunjuk teknis yang mengatur pada penataan prasarana lingkungan dan
pelaksanaan penataan lingkungan kualitas hunian guna mendukung
permukiman berbasis komunitas yang pengembangan kegiatan usaha ekonomi
dikeluarkan oleh Kementrian Pekerjaan masyarakat dan pemberdayaan sumber
Umum melalui Direktorat Jendral Cipta daya manusia dengan memperhatikan
Karya, tahapan pelaksanaan menjadi tatanan sosial masyarakat yang
ukuran dalam pembahasan penelitian. direncanakan dan dibangun dengan
Indikator ideal didasarkan pada pendekatan kolaboratif antara bottom up
tingkatan partisipatif menurut Arnstein approach (partisipasi masyarakat) dan top
(1969) berikut penjelasannya. down approach (partisipasi pemerintah
dalam hal ini pemda setempat dan
HASIL stakeholders lainnya) merupakan salah
Salah satu bentuk representasi dari satu alternatif pembangunan perkotaan
konsep pembangunan, Direktorat Jenderal yang optimal saat ini. Adapun
Cipta Karya Departemen Pekerjaan Umum Program PLP-BK di Desa
kemudian menerapkan Program Randusanga saat ini merupakan program
Pengembangan Lingkungan Permukiman pemerintah dengan pendekatan yang
Berbasis Komunitas (PLP-BK). yang dilakukan adalah dengan membentuk
nuansa program, dengan tujuan menggali c. kebijakan dan strategi pengembangan
aspirasi masyarakat, hasil akhir pada tahap kawasan strategis.
perencanaan program adalah dokumen
perencanaan yang proses penyusunannya PENGENDALIAN KEGIATAN
melibatkan masyarakat secara langsung PLPBK
sebagai subyek dari perencanaan sehingga Pengendalian kegiatan PLPBK
pembangunan dapat sesuai dengan harapan meliputi kegiatan monitoring
masyarakat, Peran serta masyarakat di (pemantauan), evaluasi kegiatan
Desa Randusanga di tunjukan dengan menyeluruh, pencapaian indikator
keikutsertaan masyarakat pada setiap keberhasilan, dan pelaporan.
tahapan program, mulai dari proses 1. Monitoring
sosialisasi sampai dengan tahap Monitoring adalah kegiatan menerus
penyusunan aturan bersama agenda untuk melihat dan memahami apakah
program. kegiatan yang dilaksanakan sudah
Adapun beberapa manfaat yang sesuai dengan prinsip dan prosedur
diperoleh masyarakat dalam mengikuti program. Kegiatan ini dilakukan di
Program PLP-BK di desa Randusanga seluruh tahapan kegiatan PLPBK, baik
sebagai berikut: siklus di tingkat kota maupun
a. Meningkatnya akses masyarakat miskin kelurahan/desa. Pelaku pemantauan
terhadap lingkungan permukiman yang adalah masyarakat, TKPKD, konsultan,
teratur, aman dan sehat fasilitator, lembaga donor, dan lain-lain.
b. Pemanfaat puas dengan upaya 2. Evaluasi
peningkatan kualitas pelayanan Evaluasi dilakukan untuk menilai dan
lingkungan perumahan, sarana dan mengukur apakah pendekatan dan hasil
prasarana. kegiatan di tingkat kelurahan/desa dan
c. Infrastruktur yang dibangun 20% lebih kabupaten/kota mengarah pada
murah dibandingkan dengan yang pencapaian tujuan program yang
dibangun tidak melalui pemberdayaan diharapkan. Lingkup evaluasi antara
masyarakat lain terkait kemanfaatan program bagi
d. Partisipasi warga miskin dan rentan perbaikan kesejahteraan masyarakat
terlibat aktif dalam perencanaan miskin, kualitas pelaksanaan dan
partisipatif dan pengambilan keputusan kualitas hasil program, termasuk di
e. Partisipasi perempuan terlibat aktif dalamnya adalah kinerja para pelaku
dalam perencanaan partisipatif dan program. Kegiatan evaluasi secara
pengambilan keputusan nasional akan dilakukan oleh PMU
f. Tersusunnya RTPLP Kawasan Prioritas P2KP dengan melibatkan para
yang sudah diuji publik di tingkat pemangku kepentingan di tingkat
kelurahan/desa dan disahkan oleh daerah untuk mendapatkan masukan
Bupati/Walikota perbaikan dalam penyelenggaraan
Adapun peraturan dalam Peraturan program secara lebih luas dan
Daerah (PERDA) Pemerintah Kabupaten berkelanjutan.
Brebes 2014 yang yang mengatur tentang 3. Indikator Penilaian Capaian
tataruang pemukiman, Pasal 4 Kebijakan Keberhasilan
dan strategi penataan ruang wilayah Indikator penilaian capaian
dilakukan melalui: keberhasilan ini disusun sesuai tujuan
a. kebijakan dan strategi pengembangan dan keluaran yang diharapkan dari
struktur ruang; implementasi kegiatan PLPBK.
b. kebijakan dan strategi pengembangan Indikator dirumuskan secara sederhana
pola ruang; dan dan mudah dilakukan penilaian yang
berbasis data SIM maupun dari hasil
kegiatan pemantauan (monitoring) dan partisipatif, pembentukan pokja PLPBK
evaluasi. (tim teknis), dan pada tahap sosialisasi
4. Pelaporan tingkat kelurahan.
Pelaporan merupakan proses
penyampaian data dan informasi DAFTAR PUSTAK
mengenai perkembangan atau kemajuan Adjar, Prajudi. 2008. Pedoman teknis
setiap tahapan dari pelaksanaan Penataan lingkungan permukiman
kegiatan PLPBK, kendala atau Berbasis komunitas (plpbk).
permasalahan yang terjadi, penerapan Direktorat jenderal cipta karya -
dan pencapaian dari sasaran atau tujuan kementerian pekerjaan umum.
program. Mekanisme pelaporan Pemerintah Kabupaten Brebes. 2011.
dilakukan melalui jalur struktural Peraturan Daerah Kabupaten Brebes
pemerintahan dan jalur fungsional Nomor 2 Tahun 2011 Tentang
konsultan, sebagai upaya untuk Rencana Tata Ruang Wilayah
mempercepat proses penyampaian data Kabupaten Brebes Tahun 2010
dan informasi dari lapangan atau 2030.
kelurahan/desa ke tingkat Kecamatan, Ardhi dan Ridwan. 2010. Evaluasi
Kabupaten/Kota, Provinsi, dan Pusat. Pembangunan Partisipatif Pada
Sistem laporan dibuat sesederhana Program Penataan Lingkungan
Permukiman Berbasis Komunitas di
KESIMPULAN Kelurahan Cibuntu Kota Bandung.
Sebagai representasi dari tujuan Jurnal. Institut Tekhnologi Bandung.
pelaksanan program dan belum adanya Anonym. 2015.Laporan Bulanan PNPM
evaluasi program pembangunan Support Facility Media Social.
partisipatif yang dapat menggambarkan PNPM Support Facility (PSF)
implementasi program kebijakan
pemerintah (PLPBK) adalah melalui
evaluasi program partisipasi pembangunan
yang mengkolaborasikan aspek ideal,
legal, dan aktual sehingga diketahui pada
tahapan apa saja evaluasi perlu dilakukan.
1. Tingkat partisipasi masyarakat di Desa
Randusanga termasuk kedalam
tingkatan partisipasi sedang (tokenism),
penghargaan masyarakat Desa
Randusanga cukup dihargai melalui
pemberian informasi, diajak konsultasi,
dan ditempatkan wakilnya dalam
lembaga-lembaga pengambil keputusan,
namun disi lain peran pemerintah masih
sangat berpengaruh dalam pengambilan
keputusan perencanaan.
2. Berdasarkan hasil analisis yang telah
dilakukan pada bahasan sebelumnya
evaluasi perlu dilakukan pada tahap
sosialisasi tingkat kota/kabupaten,
Pembentukan/revitalisasi Tim Inti
Perencanaan partisipatif dan pemasaran
Pemasaran (TIPP) dan Tim Relawan,
pemetaan swadaya, perencanaan

Anda mungkin juga menyukai